• Tidak ada hasil yang ditemukan

• Saksi tinggal di Pendopo Bupati Aceh Tengah;

• Saksi dilantik menjadi Pj Bupati pada tanggal 4 Maret 2012; • Pada saat itu tahapan Pilkada masuk pada tahap kampanye;

• Pada tanggal 7 Maret 2012 Saksi melaksanakan pertemuan bersama muspida dan para kandidat.

• Bahwa 10 kandidat memohon kepada Saksi sebagai Pj Bupati untuk menunda pilkada dikarenakan ada beberapa alasan, yaitu karena DPT yang tidak valid dan adanya keberpihakan aparat pemerintah selama berlangsungnya kampanye.

• Bahwa Pemilukada harus dilaksanakan dan Saksi berjanji sebagai Pj Bupati untuk berusaha senetral mungkin untuk menghadapi Pemilukada.

• Pada tanggal 9 Maret 2012 ada pertemuan Pj Bupati beserta dengan Muspida, KIP, dan panwas membicarakan persiapan-persiapan yang akan dilaksanakan pemungutan suara.

• Pada saat itu, ada beberapa kejadian yang Saksi tegaskan kepada KIP menyangkut DPT dan surat dari KIP Aceh terkait sistem pelaksanaan Pemilukada tentang boleh mencoblos pada hari H.

• Bahwa ada surat yang menyatakan Pemilukada akan dilaksanakan dan nama di undangan tersebut terdapat di dalam DPT.

• Kemudian muncul lagi surat dari KIP Aceh menyatakan bahwa pemilih yang tidak mendapatkan undangan boleh dengan menunjukkan KTP bahkan yang di daftar dalam DPT juga berhak untuk mengikuti Pemilukada.

• Kemudian menjelang hari H muncul lagi surat dari KIP Aceh menyatakan bahwa boleh memilih dengan menggunakan KTP atau undangan asal mendapatkan nama dalam daftar DPT atau daftar DPS.

• Pada waktu itu Saksi minta kepada KIP untuk memfotokopi seluruh daftar DPS dan meletakkannya di TPS-TPS yang tersedia. Namun Ketua KIP Aceh Tengah menyatakan tidak memiliki dana dan memohon kepada Saksi untuk menyiapkan dana Rp 100.000.000.

• Saksi memperoleh berita bahwa ada beberapa warga dari Majalengka, Bandung ditangkap dan dibawa ke Panwas dinyatakan tidak memiliki daftar undangan untuk memilih pencoblosan.

• Saksi mendapatkan informasi bahwa Pemilukada di TPS Pegasing terhenti; • Ada pernyataan dari empat kandidat bahwa ada 200 orang dari masyarakat

yang tidak terdapat di dalam DPT termasuk di dalamnya adalah Keuchik-nya.

• Saksi menegaskan kepada para kandidat bahwa yang boleh memilih adalah yang terdapat di dalam daftar DPT dan daftar TPS.

• Saksi meminta kepada KIP dan Panwas agar pelaksanaan Pemilukada tetap dijalankan dan memanggil kembali seluruh masyarakat untuk melanjutkan Pemilukada.

• Pada malam hari setelah pencoblosan para kandidat meminta pertemuan di Pendopo dengan Bupati, Muspida, dan Panwas.

• Bahwa inti dari pertemuan tersebut adalah membicarakan dibukanya kotak suara di Kecamatan Bies tanpa saksi.

• Bahwa ada rekomendasi DPRK Kabupaten Aceh Tengah Nomor 170, tanggal 13 April 2012 tentang rekomendasi kepada KIP Kabupaten Aceh Tengah untuk menghentikan tahapan-tahapan Pemilukada.

• Pada tanggal 24 Maret 2012 KIP Aceh menyurati KIP Aceh Tengah untuk melaksanakan tahapan Pemilukada intinya rekap perhitungan.

2. Taqwa

• Saksi adalah Wakil Ketua DPRK dari Partai Golkar yang mendukung Pasangan Calon Nomor Urut 11. Saksi juga memiliki hubungan darah dengan salah satu Pemohon;

• Terkait dengan pemekaran kampung sesuai instruksi Gubernur Nomor 4 INSTR 2011 tanggal 7 Juni 2011 tentang Penundaan Pembentukan dan Pemekaran Kampung dan Penundaan Pemilihan Umum dan Mukim dalam rangka pemilukada gubernur dan wakil gubernur, dan bupati/wakil bupati, dan walikota dan wakil walikota.

• Selanjutnya diteruskan oleh Surat Sekda Khairul Asmara atas nama Bupati Aceh Tengah Nomor 141/48 … 878/PPMPK pada tanggal 23 Juni 2011 yang isinya sama dengan intruksi Gubernur. Selanjutnya Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 140 pada tanggal 13 Januari 2011 perihal Moratorium Pemekaran Desa dan Kelurahan;

• Kemudian Sekda menerbitkan surat Nomor 140/2429 tanggal 6 Februari 2011 yang perihalnya sama dengan surat Mendagri;

• Atas adanya surat-surat tersebut Bupati Kabupaten Aceh Tengah (Kandidat Nomor Urut 10) tetap memekarkan kampung kampung dengan mengirimkan surat kepada DPR Nomor Surat 141/1122/PPMPK perihal Mohon Persetujuan Penetapan Kampung Persiapan sebanyak 28 Kampung. Kemudian Bupati Aceh Tengah mengirimkan surat Nomor 1411434 pada tanggal 22 November 2011. Dalam surat yang pertama kampung yang dimekarkan berjumlah 45, sedangkan dalam surat yang kedua berjumlah 52 kampung;

• Saksi kemudian mengeluarkan surat pada tanggal 24 November 2011 yang intinya menolak instruksi Gubernur, namun setelah Pemilukada Aceh dapat diajukan kembali;

• Bahwa satu bulan setelah saksi mengeluarkan surat Ketua DPRK Aceh Tengah mengeluarkan surat pada tanggal 27 Desember 2011 yang intinya menyetujui pemekaran kampung tersebut. Surat tersebut sesuai dengan rekomendasi dari Komisi A DPRK Aceh Tengah;

• Pemekaran kampung dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2012 dengan Peraturan Bupati Nomor 1 Tahun 2012. Hal itu dilakukan ketika tahapan Pemilukada sudah tahapan pencalonan;

• Bahwa pada tanggal 20 Januari 2012, Bupati atau Kandidat Nomor Urut 10 mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kampung Persiapan Blang Permata, Kampung Persiapan Melala Tanjung, Kampung Persiapan Blang Pirab, Kampung Persiapan Blang Mancung Timur, Kampung Persiapan Blang Mancung Barat dalam Kabupaten Aceh Tengah. Peratruan tersbut tidak pernah dikonsultasikan ke Pimpinan DPRK;

• Sepengetahuan saksi, ada surat persetujuan pemekaran yang diseliipkan untuk ditandatangani tetapi M. Nazar tidak menandatangani surat tersebut; • Pemekaran tersebut tidak berimplikasi kepada Pemilukada karena TPS

kembali kepada induk kampung;

• Bahwa KIP Kabupaten Aceh Tengah tidak mengadakan debat kandidat padahal sudah dijadwalkan dengan alasan tidak tersedia dana untuk itu. Padahal anggarannya sudah diberikan. Selain itu, KIP Kabupaten Aceh juga beralasan tidak adanya SDM untuk acara debat kandidat dimaksud;

3. M. Nazar

• Saksi membenar keterangan saksi Taqwa;

• Saksi hanya menambahkan keterangan saksi Taqwa berkait dengan anggaran Pemilukada Kabupaten Aceh Tengah tahun 2011 adalah lebih kurang Rp. 16.000.000.000,- untuk satu putaran. Kemudian untuk tahun 2012 dianggarkan lebih kurang Rp. 7.000.000.000,-. Selanjutnya dianggarkan kembali lebih kurang Rp. 28.000.000.000,-. dan anggaran tersebut sudah dicairkan;

• Bahwa terkait dengan Polindes ada permohonan dari Kampung Blang Kolak I untuk pembangunan Polindes yang ditujukan kepada Bupati Kabupaten Aceh Tengah;

• Menurut saksi terdapat keanehan, karena permohonan bertanggal 7 Desember 2011 tetapi oleh Kepala Dinas Kesehatan disetujui tanggal 6 Desember 2011. Terhadap penyetujuan Polindes tersebut, saksi tidak mengetahui pelaksanaan pembangunan fisik dari Polindes tersebut;

• Sepengetahuan saksi pembangunan Polindes menggunakan anggaran APBD;

Dokumen terkait