• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMBOL RELIGIUS DALAM NOVEL DIORAMA SEPASANG

5.1 Simbol Religius

5.1.12 Musala dan Masjid

”Anda pikir, Kan Petra sesuai dengan idealisme itu? Dari mana anda bisa tau?” ”terus terang saya tidak tahu, tapi segalanya bisa dicoba. Saya lihat Kan Petra mempunyai musala, sebuah fenomena yang menarik.” (DSA:15)

”Masjid Sultan. Sebuah masjid berkubah emas. Sang minaret menjulang genit mencubit langit. Di puncaknya terdapat garduberatap kubah kecil dengan titisan bagian bawah.” (DSA:205)

Analisis :

Musala adalah tempat salat; langgar; surau (KBBI, 2007:592). Musala atau Musholla adalah tempat atau rumah kecil menyerupai masjid yang digunakan sebagai tempat mengaji dan salat bagi umat Islam. Musala juga sering disebut dengan surau atau langgar (http://id.wikipedia.org/wiki/Musala).

Fungsinya menyerupai masjid, namun ada beberapa hal yang membedakannya dengan masjid, yaitu Tidak dapat dipergunakan untuk shalat Jumat, Tidak dapat digunakan untuk iktikaf, kadangkala musala adalah milik pribadi seseorang, dan umumnya berukuran lebih kecil daripada masjid.

Musala adalah tempat yang tidak dikhususkan untuk shalat saja, seperti halnya musala di rumah-rumah yang terkadang digunakan untuk shalat keluarga, dengan teman dan terkadang untuk belajar, menyambut tamu atau untuk aktivitas lainnya. Ini berarti juga bahwa seorang wanita yang sedang haidh atau nifas diperbolehkan masuk dan menetap di tempat seperti ini dan tidak diperlukan adanya shalat tahiyat masjid. Shalat tahiyatul masjid iala sembahyangmenghormati masjid. Disunnahkan sembahyang tahiyatul masjid bagi orang yang masuk ke masjid, sebelum ia duduk (Sulaiman Rasjid, 1985:146).

Sedangkan masjid adalah rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam. Masjid merupakan tempat yang dikhususkan untuk shalat saja yang berarti disunnahkan bagi setiap orang yang memasukinya untuk melaksanakan shalat tahiyat masjid dan tidak boleh seorang wanita yang sedang haidh maupun nifas memasuki atau menetap di dalamnya. Termasuk dari masjid adalah bagian-bagian yang bersambung dengan ruangan masjid apabila memang bagian itu juga dipakai khusus untuk shalat.

Musala dan Masjid adalah simbol dari rumah Allah SWT karena musala dan masjid adalah sebuah tempat yang digunakan oleh umat Islam untuk melaksanakan ibadah hanya kepada Allah SWT. Di sanalah aktifitas peribadahan dilakukan. Oleh karena itu musala dan mesjid juga dimaknai sebagai rumah Allah SWT.

5.1.13 Puasa

”Kamu minum apa?” ”Nggak. Aku nemenin aja.” ”Bener nih? Kamu puasa ya? Orang kayak kamu biasanya begitu.” (DSA:17)

Analisis :

Puasa dikatakan sebagai simbol dari berperang. Yang dimaksud disini bukanlah berperang dengan kekerasan, akan tetapi berperang dengan diri sendiri untuk mengalahkan nabsu, baik itu nabsu yang buruk ataupun nabsu yang baik (makan dan minum).

Puasa adalah tidak makan dan tidak minum dengan sengaja, terutama dengan pertalian dengan keagamaan: puasa yang diwajibkan yaitu pada bulan Ramadhan (KBBI, 2007:676). Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan,

minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu (http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa).

Sulaiman Rasjid (1985:216) mengatakan bahwa puasa adalah menahan diri daripada sesuatu yang membukakan, satu hari lamanya mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat. Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haid dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

Berpuasa juga merupakan sarana untuk melatih diri dalam berbagai masalah seperti jihad nafsi, melawan gangguan setan, bersabar atas malapetaka yang menimpa. Bila mencium aroma masakan yang mengundang nafsu atau melihat air segar yang menggiurkan kita harus menahan diri sampai waktu berbuka. Kita juga diajarkan untuk memegang teguh amanah Allah SWT, lahir dan batin, karena tiada seorangpun yang sanggup mengawasi kita kecuali Ilahi Rabbi.

5.1.14 Salib

Begitulah masa perkenalan, selalu mengundang keceriaan. Ada si cantik Siva yang selalu tersenyum ramah; si Mungil Dinda yang cerdas; dan; Vivi seorang katolik yang taat, ketara dari bandul salib yang tergantung dikalungnya. (DSA:18)

Analisis :

Salib adalah kayu silang, kayu palang: dua batang kayu yang bersilang; garis bersilang seperti palang merah (KBBI, 2007:746). Salib bukanlah kata yang asing bagi banyak orang, terutama bagi orang Kristen, karena salib telah menjadi lambang

yang melekat sebagai identitas rohani jadi salib dan kekristenan adalah identik, dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Biasanya di rumah-rumah seorang kristiani banyak terdapat lambang-lambang salib. Lambang salib dapat juga dijadikan bentuk beraneka ragam perhiasan misalnya bandul salib, gelang, kalung dan anting-anting yang menjadikan simbol dari keyakinan sepiritual orang tersebut.

Salib merupakan simbol dari sebuah hubungan. Alasannya dalam kepercayaan Nasrani, lambang salib yang berbentuk vertikal (tegak lurus) melambangkan hubungan manusia dengan tuhannya. Yaitu semua bentuk proses peribadahan dan lain sebagaiya yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhannya. Sedangkan lambang salib yang berbentuk horizontal (datar) melambangkan hubungan antar sesama manusia yang menyangkut dengan kehidupan bermasyarakat.

5.1.15 Doa

Azan zuhur berkumandang. Rani menghentikan pekerjaannya mengheningkan cipta sejenak dan berdoa sesudahnya. (DSA:21)

Analisis :

Simbol yang terdapat dalam data diatas adalah doa. Doa dikatakan sebagai simbol harapan. Hal ini didasari oleh anggapan sebagian besar masyarakat yang mengidentikkan doa sebagai sebuah permintaan/permohonan.

Arti doa adalah permohonan langsung kepada Allah SWT tentang segala sesuatu yang baik (M. Nasikhin, 2000:8). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:198), Doa adalah permohonan, harapan, puji-pujian kepada tuhan. Sudah menjadi fitrah manusia bahwasannya manusia hidup selalu

mengharapkan perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT, apalagi kedudukannya sebagai makhluk di hadapan Khaliqnya (Pencipta-Nya).

Dalam menghadapi masalah dalam kehidupan, biasanya manusia sering merasa lemah dan tak berdaya. Kelemahan dan ketidakberdayaan ini dapat diatasi jika manusia mendekatkan dan berserah diri kepada Allah, kerena hakikat kekuatan itu secara lahir dan batinnya bersumber dari Allah SWT.

Oleh karna itu manusia tidak boleh terpisah dari Allah SWT, maka manusia perlu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembah dan mengingati-Nya di setiap waktu dan tempat. Sedangkan cara untuk mendekatkan diri tersebut adalah melalui perantaraan doa, sebab dengan berdoa membuktikan penghambaan kepada Allah SWT. Orang yang selalu berdoa berarti dia mengetahui hakikat dirinya dan hakikat Pencipta-Nya yang mesti disembah dan ditaati.

5.1.16 Shalat

”Shalat yuk, Siv!” Ekpresi mukanya berubah. ”Lagi ... lagi nggak!” ”Dinda shalat?” ”Duluan, deh. Tanggung, nih satu jam lagi bos keliling. Takut ngk selesai.” (DSA:21)

Analisis :

Dalam data diatas shalat merupakan sebuah simbol ketaatan seorang muslim yang ditunjukan dengan beribadah kepada tuhannya. Seorang muslim yang taat akan selalu menjalankan semua perintah yang diberikan oleh Allah SWT. Dengan mendirikan shalat maka seorang muslim sudah membuktikan ketaatannya kepada Allah SWT.

Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagi ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syaratyang telah ditentukan syara’ (Moh Rifai, 2008:32). Salat adalah rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah SWT, wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam (KBBI, 2007:746).

Salat dapat diartikan dengan doa, karena pada hakikatnya shalat adalah suatu hubungan vertikal antara hamba dengan Tuhannya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad, yang artinya: “Sesungguhnya hamba, apabila ia berdiri untuk melaksanakan shalat, tidak lain ia berbisik pada Tuhannya. Maka hendaklah masing- masing di antara kalian memperhatikan kepada siapa dia berbisik”. Lebih jauh, definisi ini merupakan hasil rumusan dari apa yang disabdakan Nabi Muhammad : yang artinya: “Shalatlah kalian, sebagaimana kalian melihat aku shalat”.

Adapun secara istilah, definisi shalat adalah sebuah ibadah yang terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang sudah ditentukan aturannya yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat yaitu ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam (Sulaiman Rasjid, 1985:64). Dengan demikian, dasar pelaksanaan shalat adalah shalat sebagaimana yang sudah dicontohkan Nabi Muhammad mulai bacaan hingga berbagai gerakan di dalamnya, sehingga tidak ada modifikasi dan inovasi dalam praktek shalat.

5.1.17 Hijab

Musala itu sangat bagus, tapi sepi. Sayang tidak ada hijabnya. Orang yang shalat bisa dihitung dengan jari. (DSA:21)

Analisis :

Hijab atau satar sering diartikan sebagai penghalang, penutup atau terselubung. Hijab adalah dinding yang membatasi sesuatu dengan yg lain: isi dinding yang membatasi hati manusia dan Allah (KBBI, 2007:323). Dilihat dari makna dasar ini, maka apapun yang berfungsi sebagai penutup atau penghalang sesuatu disebut hijab. Misalnya, kain yang menutup meja makan bisa kita sebut sebagai hijab. Hijab juga bisa disematkan kepada cashing komputer, karena ia membungkus atau menutupi segala unsur yang dikandung di dalam komputer, dan sebagainya.

Tetapi, hijab yang dimaksudkan dalam konteks wacana diatas adalah dalam kaitannya dengan proses peribadatan yang di dalamnya dipisahkan antara jamaah laki- laki dan perempuan oleh kain pembatas yang disebut hijab.

Simbol yang terdapat pada data di atas adalah hijab. Hijab merupakan simbol batas. Batas yang dimaksud adalah adanya pemisah atau jarak antara pria dan wanita. Jadi antara pria dan wanita muslim tidak bisa berinteraksi secara sembarangan, ada batasan yang memisahkan antara mereka.

Pengertian hijjab sendiri sebenarnya adalah dalam kaitannya dengan pakaian yang menutup aurat kita, khususnya aurat perempuan. Pada beberapa negara berbahasa arab serta negara-negara barat, kata hijab lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tatacara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.

5.1.18 Yaa Sin

Percikan hawa segar memenuhi wajahnya. Perlahan dibukanya Al-Quran pocket yang tak pernah tertinggal dari tasnya. Menu makan siang bapak kali ini Surah Ya Sin, oke? (DSA:21)

Analisis :

Yaa Sin dikatakan sebagai sebuah simbol. Hal ini dikarenakan Yaa Sin dilambangkan selalu untuk membacakan doa yang dialamatkan untuk orang yang sudah meninggal. Konvensi bersama dalam masyarakat Islam.

Sebenarnya membaca surat yasin pada malam tertentu, saat menjelang atau sesudah kematian seseorang tidak pernah dituntunkan oleh syari’at Islam. Tetapi seperti sudah menjadi tradisi dan kebiasaan masyarakat dengan ada yang namanya yasinan.

Kegiatan yang sudah menjadi tradisi di masyarakat kita ini biasanya diisi dengan membaca surat Yasin secara bersama-sama. Mereka bermaksud mengirim pahala bacaan tersebut kepada orang yang telah meninggal untuk meringankan penderitaannya.

5.1.19 Setan

Dasar bule licik! Menguntungkan Indonesia? Proyek sosial? Persetan! Kau pikir aku bodoh? Jangan harap aku mau menjual diri pada bangsa asing! (DSA:24)

Analisis :

Setan merupakan sebuah simbol kejahatan. Hal ini dikarenakan setan merupakan sebuah gambaran dari semua prilaku yang buruk. Setan adalah ruh jahat

yang selalu membujuk manusia supaya berbuat jahat; orang yang sangat buruk tabiatnya, suka mengadu sebagainya (KBBI, 2007:807).

Setan, menurut ajaran agama Islam diciptakan Allah SWT dari api, awalnya setan adalah makhluk yang taat kepada Allah SWT, sampai suatu ketika setan disuruh bersujud pada Nabi Adam yaitu manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dari tanah. Setan tidak mau melaksanakan perintah Allah SWT tersebut karna merasa ia lebih mulia dari manusia karena diciptakan dari api bukan dari tanah. Akibatnya setan diusir Allah SWT dari surga.

Setelah diusir dari surga, setan memohon satu permintaan kepada Allah SWT ia bersumpah akan menjerumuskan anak-anak cucu Adam sampai kiamat agar dapat bersama-sama dia (setan) menjadi penghuni neraka. Maka dari itu setan melakukan segala upaya dan daya untuk merayu dan mengoda manusia agar berbuat keburukan.

Setan memiliki banyak sifat-sifat buruk dan selalu berusaha menjerumuskan manusia untuk senantiasa berbuat dosa dan mengajak manusia untuk meninggalkan semua perintah Allah SWT.

Menurut agama Kristen, Setan adalah malaikat yang diusir dari Surga. Ini membedakannya dari malaikat-malaikat lain. Disebabkan karena mereka menentang perintah Allah SWT, dia diusir dari golongan malaikat dan dari Surga, kerana ingkar akan perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam sebagai penghormatan sebagai ciptaan-Nya yang mulia.

5.1.20 Jumat

“Selamat pagi, Pak.” Ryan mengalihkan dari laptop-nya, “duduklah! Ke mana Jum’at kemarin?” (DSA:24)

Analisis :

Di dalam agama Islam, hari Jumat memang mempunyai temnpat yang spesial dari hari-hari lainnya. Namun, bukan berarti hari-hari lainnya tidak penting. Semua hari itu penting, namun Islam mengistimewakan hari Jumat sebagai penghulunya hari.

Memuliakan hari Jumat dalam agama Islam tidak berdasarkan penalaran manusia belaka melainkan petunjuk langsung dari Allah melalui Nabi Muhammad. Di antara keistimewaan bagi hari Jumat adalah: Hari Jumat adalah yaumul mazid, yaitu hari saat Allah menampakkan diri di hadapan kaum mukminin di surga nanti. Allah berfirman: Mereka di dalam surga memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya. (QS. Qaaf: 35).

Pada hari jumat terdapat waktu mustajab. Nabi Muhammad, bersabda: Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat suatu saat yang tidak ada seorang muslimpun yang melaksnakan shalat sambil meminta sesuatu kepada Allah kecuali dikabulkan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hari terjadinya kiamat juga dikatakan jatuh pada hari jumat. Nabi Muhammad bersabda: Tidak terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jumat. (HR. Muslim). Dari Jumat yang satu sampai Jumat berikutnya adalah pelebur dosa yang terjadi di antaranya ditambah tiga hari. Nabi, bersabda: Siapa saja yang mandi lalu mendatangi shalat Jumat. Kemudian shalat semampunya terus mendengarkan khutbah hingga selsesai lalu shalat bersama imam, maka diampunkan dosanya yang terjadi antara dua Jumat ditambah tiga hari. (HR. Muslim).

Meninggal pada hari atau malam Jum’at termasuk tanda husnul khatimah. Nabi Muhammad bersabda: Siapa saja yang meninggal pada hari atau malam Jum’at maka dia terpelihara dari fitnah kubur. (HR. Ahmad).

Selain itu, umat muslim juga menyadari bahwa penetapan hari yang dimuliakan akan berbeda untuk setiap umat dari Nabi Muhammad yang membawa wahyu Allah. Yang terpenting adalah ketauhidan umat dari para Nabi tersebut. Yang menjadi simbol pada data diatas adalah Jumat. Jumat merupakan simbol hari yang paling baik dalam Islam.

5.1.21 Malaikat

Bapak ...

Apa kabar alam barzakh? Maaf, tadi aku tidak bisa mengirimmu makan siang. Tugasku doble karna ku tinggal pulang. Insya Allah, besok aku rapel. Semoga malaikat tidak menyiksamu. (DSA:26)

Analisis :

Simbol yang terdapat pada data diatas adalah malaikat. Sifat-sifat yang dimiliki malaikat sangat berlawanan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh setan. Karena setan merupakan simbol keburukan, maka sebaliknya malaikat memiliki makna simbol kebaikan. Malaikat itu disucikan dan terhindar dari naluri-naluri hewani dan terhindar sama sekali dari keinginan-keinginan atau hawa nabsu serta dijauhkan dari perbuatan dosa dan salah (Margiono, 2007:131)

Malaikat adalah utusan Allah sebagai perantarapenyampai wahyu Allah kepada nabi; orang halus, ruh di surga, terutama dalam kepercayaan Islam, Kristen, Yahudi (KBBI, 2007:562).

Malaikat merupakan sosok gaib yang digambarkan selalu dengan hal-hal yang penuh dengan kebaikan tetapi ada malaikat yang tugasnya menanyai dan menyiksa manusia di alam kubur yaitu malaikat Munkar dan Nakir.

Menurut bahasa, kata ‘Malaikat’ merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar al-alukah yang berarti risalah atau misi malaikat diciptakan oleh Allah terbuat dari cahaya (nuur)

Iman kepada malaikat adalah bagian dari rukun iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT. Allah SWT menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah. pasti malaikat, hanya Allah SWT saja yang mengetahui jumlahnya.

Dalam ajaran agama Islam, ada sepuluh malaikat yang wajib untuk diketahui. Mereka adalah : Jibril, Mikail, Israfil, Munkar, Nakir, Raqib, Atid, Izrail, Ridwan, dan Malik. Malaikat yang dimaksudkan dalam konteks wacana di atas adalah malaikat Munkar dan Nakir.kedua malaikat ini memiliki tugas mengadili dan menanyakan apa yang telah dilakukan atau diperbuatmakhluk manusia pada masa hidup di dunia (Margiono, 2007:134)

5.1.22 Ruhiyah

Satu hal yang semua orang pasti mengalaminya, tapi belum tentu merasakan. Kebutuhan jiwa. Dia menyebutnya kebutuhan ruhiyah. (DSA:27)

Analisis :

Ruhiyah dikatakan sebagai simbol. Hal ini dikarenakan ruhiyah merupakan simbol atau lambang dari keimanan batin yang terdapat dalam diri manusia. Ruhiyah berasal dari kata roh yang artinya sesuatu yang hidup yang tidak berbadan jasmani,

yang hidup yang tidak berperasaan seperti malaikat, setan, dan sebagainya (KBBI, 2007:731).

Ruhiyah merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan tingkat kedekatan seorang hamba kepada tuhan-Nya. Sebuah kata yang mewakili seberapa besar tercurahkannya pikiran seorang hamba kepada pencipta-Nya.

Ruhiyah bagi seorang muslim berperan sebagai motivator, penggerak, dan evaluator dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh dirinya. Keberadaan ruhiyah yang baik dalam diri seorang muslim akan menentukan kualitas hidupnya. Jika ruhiyah itu stabil maka motif, semangat, kemauan, dan kesadaran diri akan segala apa yang diperbuatnya akan berputar dalam putaran positif saja.

Namun, tidak bagi orang-orang yang labil. Kondisi semangat dan kesadaran dirinya akan hilang, bahkan bisa terjadi kondisi yang lebih parah lagi yaitu perbuatannya cenderung mengarah kepada hal-hal yang negatif.

5.1.23 Hadis

Ada hafalan Quran, hadis, bacaan-bacaan Islam, dan juga muhasabah. Penyucian jiwanya yang terasa keruh. Suasana di tempat kerja dan kehidupan disekitar cukup mengkontaminasi jiwanya. (DSA:27)

Analisis :

Hadis merupakan sebuah simbol. Dikarenakan hadis merupakan gambaran tingkah pola kehidupan Rasulullah yang diteladani untuk kemaslahatan hidup seluruh umat manusia.

Pengertian hadits adalah sabda atau perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW, termasuk perkara-perkara yang di-taqrir (dibiarkan/disetujui) oleh

beliau, juga sifat-sifat dan segala sesuatu yang khusus pada pribadi beliau (KBBI, 2007:302). Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Quran, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.

Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.

5.1.24 Jihad

Kepingan pertama, jihad fisik. Dilakukan oleh orang-orang yang berjuang dijalannya dengan berperang. Keping kedua, orang-orang yang berjuang dengan hartanya. (DSA:24)

Analisis :

Simbol yang terdapat dalam data di atas adalah jihad. Jihad dikatakan sebagai sebuah simbol karena jihad merupakan lambang dari sebuah perjuangan. Jihad adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memperoleh kebaikan atas ridho Allah; perjuangan, berjuang untuk menengakkan kesucian agama Allah baik secara fisik, lisan, maupun dalam bentuk lain (KBBI, 2007:396).

Jihat artinya peperangan terhadap kafir yang dipandang musuh, karena membela agama Allah (Sulaiman Rasjid, 1985:422). Jihad menurut Islam adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah SWT atau menjaganya agar tetap tegak, dengan cara-cara sesuai dengan garis perjuangan para Rasul dan Al-Quran.

Jihad lebih sering diartikan sebagai perjuangan untuk agama, itu tidak harus berarti perjuangan fisik. Jika mengartikan jihad hanya sebagai peperangan fisik dan extrem, untuk membela agama, akan sangat berbahaya, sebab akan mudah dimanfaatkan dan rentan terhadap fitnah. Jika mengartikan jihad sebagai perjuangan membela agama, maka lebih tepat bahwa berjihad adalah perjuangan manusia untuk menegakkan syariat Islam dijalan Allah SWT.

BAB VI SIMPULAN Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dibahas pada bab sebelunnya yaitu analisis strukturalisme semiotik terhadap novel Diorama Sepasang Albanna karya Ari Nur Utami, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Novel Diorama Sepasang Albanna mengandung nilai-nilai religius dan unsur dakwah, sehingga keberadaan novel ini dapat bermanfaat bagi pembaca 2. Tema yang terdapat dalam novel Diorama Sepasang Albanna adalah tentang

kisah cinta yang dibalut dengan unsur-unsur dakwah Islami yang sangat kental.

3. Kesatupaduan unsur-unsur intriksik yang membangun novel ini sangat baik sehingga membuat cerita menarik dan mudah dipahami oleh pembaca. 4. Secara keseluruhan dalam novel Diorama Sepasang Albanna ini banyak

terdapat simbol-simbol religius terutama yang bernafaskan Islam dan dapat berfungsi sebagai salah satu contoh dalam membangun kehidupan yang selalu berlandaskan keimanan kepada Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Bahasa Dan Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Djojosantoso.1991. Unsur Religius Dalam Sastra Jawa. Semarang: Aneka Ilmu. Jabrohim. 2003. Metodelogi Penelitian Sastra. Pengantar Teori sastra. Jakarta:

Dokumen terkait