• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

H. Tahap Perkembangan Spiritual

I. Spirtiual Sufistik

7. Nafs Safiyah ( The Pure Self )

Mereka yang telah mencapai tahap akhir telah mengalami transedensi diri yang seutuhnya. Tidak ada nafas yang tersisa, hanya penyatuan dengan Allah. Pada tahap ini, seseorang telah menyadari kebenaran sejati, “Tidak ada Tuhan selain Allah”. Ia sekarang menyadari bahwa tidak ada apa-apa lagi kecuali Allah, dan hanya keilahian yang ada, dan setiap indra manusia atau keterpisahan adalah sebuah ilusi. Titik ini tanpa panjang dan lebar, tidak menutupi daerah atau ruang tertentu. Inilah kesucian. Tidak ada keinginan atau keluhan. Inilah yang awal dan yang akhir. Pada setiap titik, segala pengetahuan meliputinya. Jika mereka yang memiliki jiwa yang murni bergerak, gerakannya merupakan kekuatan yang penyayang; jika ia berbicara kata-katanya adalah kebijaksanaan dan musik yang indah didengar telinga. Jika ia muncul, terlihat indah dan menggembirakan yang melihatnya. Secara keseluruhan keberadaannya adalah ibadah, setiap sel dari tubuhnya tidak henti-hentinya memuji Allah. Dia sederhana, meskipun ia tidak berdosa, ia selalu mengeluarkan air mata pertaubatan. Kebahagiaannya adalah melihat manusia dapat mencapai Tuhannya. Rasa sakitnya adalah jika melihat manusia menjauhi-Nya. Ia mencintai orang yang mengabdi pada Allah lebih dari segalanya. Ia marah jika melihat orang durhaka. Ia seorang yanga adil, dan lebih daripada adil. Ia adalah orang yang berusaha untuk menyadarkan orang yang berdosa.

50

Dengan adanya tingkatan spiritual diatas menunjukkan bahwa untuk mendalami spiritual harus melalui beberapa tingkatan terlebih dahulu. Apabila proses tingkatan tersebut telah dilalui sampai pada tingkatakan yang tertinggi maka pada setiap titik pengetahuan meliputinya. Dalam setiap detik dan gerak ia tidak pernah luput dari mengingat Allah, prilaku yang berakhlak, akidah yang bertauhid serta syariat yang kokoh itulah yang tergambar dari orang telah sampai pada tingkatan yang paling tinggi, yaitu nafs safiyah.

J. MANFAAT SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN

Mengingat bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis. Melalui bukti-bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa pada manusia primitif yang kepadanya tidak pernah datang informasi mengenai Tuhan, ternyata mereka mmepercayai adanya Tuhan, sungguhpun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya khayalnya. Mereka misalnya, mempertuhan pada benda-benda alam yang menimbulkan kesan misterius dan mengagumkan. Pohon kayu yang usianya ratusan tahun tidak tumbang dianggap memiliki kekuatan misterius yang selanjutnya mereka pertuhankan.51

Proses perjalanan hidup manusia tidak lepas dari nilai-nilai ketuhanan dan spiritual. Dalam ilmu psikologi ada yang disebut dengan mekanisme coping. Mekanisme coping disini sering digunakan untuk tujuan mengurangi, menghilangkan serta menghidari dampak negatif dari suatu hubungan sosial.

51

Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet ke-9, 2004, h. 19.

Dalton (2001) mengemukakan tiga sumber kekuatan dari coping, yaitu:

1. Dukungan sosial (social support)52

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak hidup sendiri, bersama yang lain mereka membentuk komunitas. Di dalam komunitas inilah manusia mendapatkan dukungan sosial. Komunitas merupakan salah satu sumber daya sosial untuk mengatasi masalah. Dukungan sosial merupakan konsep penting di dalam Psikologi komunitas karena sangat berpengaruh untuk membantu kita dalam memahami hubungan antara individu dengan komunitas.

Dukungan sosial sangat diperlukan ketika seseorang menghadapi masalah. Ada tiga bentuk dukungan sosial yang mengarah pada problem

focused coping, (a) berupa dorongan atau pemberian semangat, (b) pemberian

informasi, petunjuk, atau pengetahuan, dan (c) berupa dukungan nyata.

Dukungan atau dorongan dapat diperoleh dari keluarga atau teman dekat. Informasi merupakan dukungan yang diberikan lewat nasehat atau bimbingan menekankan aspek kognitif daripada aspek emosional. Dukungan nyata merupakan dukungan sosial yang diberikan langsung dan dapat digunakan secara nyata, seperti uang atau barang yang dibutuhkan.

2. Kompetensi psikososial53

52

Dr. Istiqomah Wibowo, Dipl, Soc. Plan dkk, Psikologi Komunitas , (UI Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Cetakan Pertama, 2011), h. 34-35.

53

Kompetensi sosial terdiri dari dua bagian, yaitu kemampuan personal dan kemampuan sosial. Kemampuan personal misalnya mengatur emosi, motivasi, kognisi, dan hal lain yang berhubungan dengan mekanisme coping, dalam membina dan mempertahankan hubungan interpersonal. Kemampuan personal ini terdiri dari (a) self and emotional regulation, (b) self and

emotional awareness, dan (c) problem solving. Self and emotional regulation

merupakan pengetahuan emosi atau perasaan yang ada dalam diri individu melalui cara yang mudah diterima. Self and emotional awareness lebih menekankan pada kepekaan diri terhadap emosi dan intuisi yang dimiliki seseorang. Kedua bentuk kemampuan personal ini diperlukan untuk proses adaptasi.

Dalam mengatasi masalah, seseorang mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, membentuk tujuan, membuat strategi alternatif, mempertimbangkan konsekuensi, dan kemudian membuat keputusan.

3. Agama dan Spiritualitas.54

Agama dan spiritualitas memberikan ketrampilan personal dan sosial bagi individu. Keduanya merupkan hal penting dalam mengatasi stress berat dan situasi yang tidak dapat dikontrol. Religi dan spiritual merupakan metode yang dapat dijadikan prediktor yang signifikan dari keberhasilan coping. Tiga dampak positif yang diketahui yaitu: (1) subyek mencintai Tuhan, (2) menjadikan orang

54

Dr. Istiqomah Wibowo, Dipl, Soc. Plan dkk, Psikologi Komunitas , (UI Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3), Cetakan Pertama, 2011), h. 34.

rajin berdoa dan beribadah, (3) menigkatkan kesadaran yang tumbuh baik pengalaman stress, maupun dari dukungan teman-teman anggota kelompok religius tersebut.

Salah satu bukti bahwa spiritual ini memberikan manfaat, yaitu sebgaiamana Gus Badawi, putra K.H. Ahmad Basyir, seorang ulama ahli spiritual, menyatakan bahwa banyak pengusaha di Kudus yang sukses dan besar karena sebelumnya melakukan wirid, puasa dan, dalail al-Khayrat. Kebiasaan melakukan puasa tersebut sebagian telah mereka jalani sewaktu masih muda hingga saat ini. Mereka mengaku bahwa hikmah yang terkandung dalam puasa sangat besar manfaatnya, yang salah satunya adalah kesuksesan yang mereka raih saat ini.55

Dengan mengucapkan zikir tertentu, dan disertai dengan kesadaran transedensi (hudhur al-Qalb), maka makna yang terkandung di dalamnya akan masuk dalam arus kesadaran para pengusaha. Pengulangan zikir dan puasa adalah upaya untuk menumbuhkan komitmen, kesadaran dan konsentrasi, yakni upaya memusatkan dinamika arus kesadaran pada suatu titik yang dikehendaki, sebagaimana teknik meditasi sebagai salah satu cara untuk memperoleh pengalaman konsentrasi dengan mengulang-mengulang sesuatu atau kalimat.56

Selain penjelasan di atas masih banyak lagi manfaat yang ditemukan dari spiritual, seperti menjadikan manusia menikmati ketenangan, kebahagiaan,

55

Dr. Abdul Jalil, M. EI, Spiritual Enterpreneurship Transformasi Spiritualitas Kewirausahaan, (Yogyakarta: LkiS Cemerlang, 2013), h. 182.

56

keselamatan, kemuliaan, kesuksesan, dan kejayaan dalam perjalanan kehidupannya di bumi ini.57

Manfaat dari sisi lain juga dijelaskan bahwa kecerdasan spiritual dianggap sebagai kecerdasan tertinggi dari kecerdasan-kecerdasan lain dalam multiple intelligence seperti kecerdasan fisik (PQ), kecerdasan intelektual (IQ) maupun kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan batin dari pikiran dan jiwa untuk membangun diri menjadi manusia dengan seutuhnya dengan selalu berfikir positif dalam menyikapi setiap kejadian yang dialaminya.

Manfaat kecerdasan spiritual (SQ) :

a. Membantu seseorang melihat hal-hal dari sudut pandang yang lebih luas dan kompleks

b. Membantu berfikir lebih jernih c. Membuat pikiran lebih tenang

d. Membuka wawasan dan motivasi seseorang tentang bagaimana cara memaknai hidup

e. Menurunkan sifat egoisme dalam diri seseorang

f. Memunculkan sikap menghargai orang lain dengan menempatkan orang lain di posisi yang lebih tinggi daripada diri sendiri

g. Menyadari pentingnya nilai-nilai kehidupan seperti keadilan, kejujuran, kebenaran dan kehormatan

h. Memunculkan sikap belas kasih terhadap orang lain

57

i. Memunculkan rasa kasih terhadap diri sendiri, orang lain maupun pada alam semesta.58

Penjelasan di atas membuktikan bahwa manfaat kecerdasan spiritual sangatlah luas dan merupakan hala yang amat penting dalam setiap kehidupan manusia. Jika dalam kehidupan seseorang banyak hal yang dilakukannya melanggar hukum ataupun ketentuan Allah salah satu faktornya adalah seseorang tersebut belum sampai pada puncak spiritual yang sesungguhnya. Oleh karena itu, kecerdasan spiritual sangatlah berarti dalam kehidupan.

58

http://www.gelombangotak.com/manfaat- kecerdasan- spiritual (SQ).htm. Selasa, 26 Maret 2014, Pukul : 00:44.

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

Dokumen terkait