• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

4. Nanohybrid Komposit

Merupakan komposit yang mempunyai filler dengan rentang ukuran dari 0,4 – 5 micron. Resin komposit ini memiliki sifat fisik yang mirip dengan hybrid komposit. Keuntungan resin komposit ini yaitu dapat dipolish dengan sangat baik, sifat mekanis yang optimal, mudah digunakan, tahan terhadap perubahan warna, dan dapat

digunakan pada anterior dan posterior.2,22

2.1.2.2 Berdasarkan Viskositas a. Resin Komposit Packable

Resin komposit packable merupakan komposit dengan viskositas yang tinggi. Resin komposit packable direkomendasikan untuk digunakan pada kavitas klas I dan klas II. Resin komposit packable terdiri dari resin dimethacrlate dengan filler yang memiliki konten filler sebesar 66% -70% dari total volume resin komposit dan ukuran partikel sebesar 0.7 - 20μm.2,22

b. Resin Komposit Flowable

Resin komposit flowable memiliki filler konten berkisar 41-53% dari total volume. Kandungan filler yang rendah mengakibatkan berkurangnya viskositas resin

Gambar 3. Pembagian resin komposit berdasarkan ukuran filler (a) dddddddddmacrofill, (b) microfill, (c) hybrid 21

a b c

komposit ini sehingga bahan ini dapat digunakan secara injeksi pada preparasi dan hal ini membuat resin komposit flowable menjadi pilihan yang baik sebagai restorasi pit dan fissure.2

2.1.3 Polimerisasi Resin Komposit

Proses polimerisasi terjadi melalui 3 tahap yaitu : inisiasi, propagasi dan terminasi. Pada tahap inisiasi akan dihasilkan radikal bebas aktif dimana radikal bebas aktif ini akan beraksi dengan monomer dan menghasilkan monomer radikal dengan inti yang aktif. Selanjutnya adalah tahap propagasi, tahap ini berlangsung pada saat molekul monomer sedang bereaksi dengan cepat dengan inti yang aktif untuk menghasilkan reaksi berantai. Reaksi ini akan terus berkelanjutan menjadi rangkaian yang panjang atau dapat juga bereaksi dengan rantai lainnya membentuk rantai silang. Proses terminasi terjadi apabila semua radikal bebas telah selesai bereaksi.22,23 Keseluruhan proses ini dapat dilihat pada (gambar 4).

a

b c d

Gambar 4. Proses polimerisasi (a) aktivasi, (b) inisiasi, (c)

2.1.4 Resin Komposit Bulk-fill

Resin komposit bulk-fill merupakan komposit dengan peningkatan kemampuan dalam mengurangi shrinkage polimerisasi dan kedalaman penyinaran.

Bulk-fill merupakan resin jenis baru nano-hybrid komposit yang dapat digunakan

untuk gigi posterior dan dapat juga digunakan untuk restorasi klas V. Setiap merek

bulk-fill memiliki mekanisme kerja yang berbeda namun memiliki keunggulan yang

sama yaitu dapat diaplikasikan dengan ketebalan mencapai 4 mm sekali aplikasi. Resin komposit bulk-fill mempunyai beberapa mekanisme kerja yaitu :

a. Menggunakan tipe filler yang berbeda

Pada bulk-fill untuk mengurangi polimerisasi shrinkage produsen menambahkan suatu bahan yaitu shrinkage stress reliever, merupakan suatu filler khusus yang sebagian fungsinya dijalankan oleh silane, kadar filler ini sebesar 17% prepolymers, Ba-Al-F (ukuran partikel 0,4-0,7 μm), YbF3 (ukuran partikel 200 nm) dan filler loading sebesar 61% dan 17% isofillers dari total volume. 15

Shrinkage stress reliever ini mempunyai modulus elastisitas yang rendah yaitu sebesar 10 Gpa sehingga menyebabkan bulk-fill memiliki sifat lebih fleksibel dan dapat berperan seperti pegas saat polimerisasi berlangsung.15,16 (Gambar 5).

Gambar 5. Shrinkage stress reliever berperan seperti pegas saat proses polimerisasi sehingga shrinkage akan berkurang dan resin akan tetap melekat pada dinding kavitas 15

Pada pabrikan lain juga menggunakan tipe filler nanocluster dimana tipe filler ini dapat meningkatkan sifat mekanis resin komposit karena nanocluster dapat meredam stress akibat load yang diberikan dengan memecah diri dari struktur cluster utama.

b. Menggunakan tipe monomer yang berbeda

Produsen lainya menggunakan dua jenis monomer baru yang apabila dikombinasikan dapat mengurangi polimerisasi shrinkage. Monomer pertama yaitu AUDMA (aromatic dimethacrylate) akan mengurangi kelompok resin reaktif, hal ini akan sedikit mengurangi shrinkage volumetric. Monomer kedua yaitu AFM (addition fragmentation monomer) akan membelah proses fragmentasi yang sedang berlangsung sehingga akan mengurangi terbentuknya jaringan pada saat polimerisasi terjadi sehingga akan mengurangi stress.25

c. Menggunakan foto inisiator yang berbeda

Pada bulk-fill untuk mencapai kedalaman yang lebih besar dilakukan peningkatan translusensi pada bahan ataupun menggunakan jenis inisiator tambahan yang baru yaitu ivocerin – dibenzoyl germanium derivative yang dapat menyerap sinar biru secara maksimal yang berada dalam rentang panjang gelombang 370-460 nm. Ivocerin (370-460 nm) bersifat lebih reaktif terhadap cahaya daripada camporquinone (400-500 nm) dan Lucirin TPO (300-400 nm) sehingga menyebabkan polimerisasi lebih cepat dan kedalaman penyinaran yang lebih besar.15

Gambar 6. Koefisien absorbsi ivocerin yang lebih tinggi dan lebih reaktif terhadap cahaya mengakibatkan

d. Menggunakan modulator polimerisasi

Resin komposit bulk-fill dapat ditemukan dalam dua konsistensi yaitu high

viscous dan low viscous. Low viscous mengandung fluoride yang dapat digunakan

sebagai basis pada klas I dan II. Resin ini dapat diaplikasikan setebal 4 mm dengan

stress polimerisasi yang minimal. Teknologi resin ini dapat mengurangi shrinkage volumetric sebesar 20% dan stress polimerisasi sebesar 80% jika dibandingkan

dengan resin komposit low viscous tradisional.16,26 Hal ini dapat dicapai karena terdapat resin urethane dimethacrylate yang merupakan resin ukuran lebih besar (berat molekul 849 g/mol dibandingkan Bis-GMA 513 g/mol) lalu dikombinasikan dengan modulator polimerisasi yang tertanam pada bagian tengah resin. Molekul besar dan pembentukan fleksibilitas disekeliling pusat modulator akan memaksimalkan fleksibilitas dan struktur jaringan kimia flowable. Selain itu formulasi filler loading (68% berat, 45% volume) juga mengurangi shrinkage volume dan meningkatkan kekuatan bahan.26

2.2Sistem Adhesif

Sistem adhesif merupakan syarat utama pada restorasi untuk mendapat perlekatan antara bahan restorasi dan enamel atau dentin tanpa perlu membuang lebih banyak struktur gigi.2

Gambar 7. Kombinasi modulator dan molekul resin berukuran besar akan memaksimalkan fleksibilitas dan pembentukan jaringan 26

2.2.1 Mekanisme Sistem Adhesif

Terdapat beberapa sistem adhesif yaitu adhesi secara fisik, kimia dan mekanis. Pada adhesi fisik terdapat gaya Van der Waals yang merupakan gaya tarik antara ion yang berbeda muatan, pada adhesi secara kimia terdapat gaya tarik menarik yang disebabkan karena penggunaan elektron secara bersamaan antara dua atom atau molekul, sehingga menimbulkan ikatan yang kuat, disebut dengan ikatan kovalen. Adhesi mekanis yaitu ikatan yang terjadi akibat penetrasi satu material terhadap material lainnya dalam ukuran mikro.2

2.2.2 Klasifikasi Sistem Adhesif 2.2.2.1Total Etch Sistem

Dokumen terkait