• Tidak ada hasil yang ditemukan

JUDUL: HUTANKU HUTANMU JUA, SELAMATKAN DIA

Lokasi : Sebuah kampung di kaki Gunung Seulawah BABAK 1:

PERKENALAN BONEKA DAN PENGANTAR CERITA Abdullah:

Assalamualaikum teman-teman! Apa kabar semuanya?Perkenalkan namaku Abdullah, teman-teman biasanya memanggilku Dolah. Aku tinggal di kampung yang terletak di pinggir hutan lindung di kaki Gunung Seulawah. Hari ini aku ingin bercerita kepada teman-teman semua tentang pengalaman menarik yang tak akan kulupakan. Semoga teman-teman dapat pelajaran berharga dari pengalamanku ini. Dengarkan ceritaku ya....!!! Narator: Pagi itu, Dolah terlambat bangun pagi karena malamnya di kampung Dolah ada ribut-ribut. Ya, malam itu di kampung Dolah ada harimau yang turun ke kampung dan memakan 4 ekor sapi milik tetangga Dolah. Gara-gara ikut Ayah melihat sapi yang dimakan harimau, Dolah jadi terlambat tidur dan akhirnya jadi terlambat bangun pagi. (Dolah menguap dan terkejut melihat jam dinding)

Dolah : “Masya Allah, sudah jam 7..bisa terlambat ini” (Dolah buru buru ke kamar mandi)

Dolah: “Ya Allah, lagi-lagi tidak ada air,huh...terpaksa mandi ke sungai, kenapa ya sekarang sumur di rumahku sering kering? (gumam Dolah)”

(Dolah pun setengah berlari menuju sungai karena sumur di rumahnya kering, Dolah membawa serta baju seragam dan tas sekolahnya).

Narator: Tidak lama kemudian Dolahpun berangkat menuju sekolah, tapi dalam perjalanan Dolah mendengar suara percakapan antara Gajah dan Harimau.

(Dolah mengintip dari balik pohon)

Cupo Meurah:” Hai kawan, kamu si Harimau Sumatera yang sering dipanggil Datuk bukan?

Datuk : “ Iya, kalau kamu si Gajah Sumatera yang sering dipanggil Po Meurah bukan?

Cupo Meurah: “ Iya, nama asliku ELEPHAS MAXIMUS SUMATRANUS . Aku adalah pemimpin dari kelompok gajah yang ada di sini. Ngomong-ngomong kenapa kamu kelihatan marah sekali?

Datok: “Begini cupo, bagaimana aku tidak marah,aku tidak bisa beristirahat karena suara sinsaw dari si Ajo yang sedang menebang pohon bising sekali. Aku kan juga butuh istirahat, seperti manusia”

Cupo Meurah: “ O, begitu. Ternyata masalah kita sama. Sabar ya? Mungkin mereka belum tahu, kalau suara sinsaw itu mengganggu kita”

Narator: Karena takut terlambat, Dolah meninggalkan percakapan Ibu Gajah dan Harimau dan berlari-lari ke sekolah.

Tiba di sekolah...

Dolah: Assalamualaikum Bu Guru! (suaranya terputus-putus karena capek dan takut dimarahi Ibu guru)

Ibu Murniati: Waalaikumsalam, Dolah? Kenapa kamu terlambat sekali?

Dolah: Ma...ma-af Bu, Dolah terlambat karena sumur di rumah Dolah kering sehingga Dolah harus mandi ke sungai. Ibu tahu kan sungai itu jauh dari rumah Dolah”

Ibu Guru: Iya, ibu tahu.Lalu..apa lagi?

Dolah: “Terus, di jalan menuju sekolah Dolah berhenti, karena mendengar percakapan Cupo meurah dan datok bu, mereka sedang bersedih hati”

Ibu Murniati: “ Siapa itu Cupo Meurah dan Datok?

Dolah :” Ooo, ibu belum tahu ya? Cupo Meurah itu adalah panggilan untuk Gajah Sumatera dan Datok itu panggilan untuk Harimau Sumatera. Mereka tinggal di hutan yang ada di sekitar rumah kita Bu, tapi sayangnya Dolah belum pernah berjumpa dengan mereka.”

Ibu Murniati: “ O, ya..ya..Lalu apa yang membuat mereka sedih?”

Dolah: “ Dolah dengar mereka sedih karena suara sinsaw.Kok bisa ya Bu?”

Ibu Murniati: “ O, benar itu. Suara sinsaw yang bising memang membuat hewan-hewan di hutan terganggu, Ya sudah...nanti kita ngobrol lagi, silakan duduk di tempatmu ya?” Narator: Lalu Dolah belajar bersama teman-teman dan ketika jam sekolah usai, Dolah menceritakan pengalamannya tadi pagi kepada Siti, teman sekelasnya. Siti adalah teman baik Dolah, mereka sering belajar bersama di rumah. Siang itu, Dolah tidak langsung pulang ke rumah. Dolah mengajak Siti bermain ke pinggir hutan dengan harapan bisa berjumpa langsung dengan Cupo Meurah.Tiba-tiba..

BABAK II

Eeeeeeeeeenggggg...(suara sinsaw),

Narator: Dolah dan Siti mengikuti suara sinsow dan secara tidak sengaja mereka bertemu dengan turis yang sedang berjoget.

Dolah: “Siapa kamu”?

Paul: “Saya Paul, dari Inggris, saya bekerja di Banda Aceh tapi hari ini saya libur dan ingin jalan-jalan ke hutan ini”

Turis: “Karena hutan di sini masih bagus dan di negara saya tidak ada hutan seperti ini, lihat...pohonnya besar-besar, ada suara burung...indah sekali”

Siti : “Pak Turis kenapa berjoget”?

Turis: “wow good...good music ... suara musik baguuuss sekali” Siti:” Itu bukan musik Pak ... “

Turis: “ HAAAH? Bukan musik? Kenapa begitu keras suaranya” Siti: “Lihat Pak di balik pohon!”

Narator: Dari balik pohon mereka melihat Pak Ajo sedang menebang pohon besar.

Pak Ajo:”Ha..ha..senang sekali rasanya, tidak perlu menanam dan merawat, tinggal ambil saja, bisa dapat uang banyak,ha..ha”

Turis: “Betul, bukan musik dangdut?”

Dolah: Ya, ini dia orangnya yang suka bikin ribut di hutan. Gara-gara dia, Cupo dan Datok tidak bisa istirahat.Huh...”

Narator: (Tiba-tiba, kreeek..Dolah menginjak ranting pohon sehingga keberadaannya diketahui oleh Pak Ajo).

Pak Ajo: Hei..!Kamu anak kecil, untuk apa di dalam hutan sini hah? Mau ngintip ya? Hayo, anak nakal..saya kasih kamu pelajaran ya?”

Dolah: “Jangan, jangan Pak”

Turis:”... Bukan Pak .. no Pak no. saya hanya sedang berjoget” Pak Ajo: “ Aah, alasan, pergi kalian dari sini..cepaaat, pergiiii!!!”

Narator: Karena ketakutan, Dolah, Siti dan Paul lari meninggalkan pak Ajo, tapi sayangnya mereka tersasar di dalam hutan. Dolah dan Siti berteriak minta tolong. Dari kejauhan Cupo Meurah mendengar teriakan mereka.

Turis: “ Haaah, lihat !! hewan apa itu? Besar sekali, waaah ada belalainya, di kampung saya tidak ada hewan seperti ini”

Cupo Meurah: “Tenang, tenang semua.. saya akan membantu kalian keluar dari hutan ini.”

Dolah: “Wah,...terima kasih” Cupo Meurah: “Ya..ya” Dolah: “Kamu siapa?”

Cupo Meurah: “ Saya adalah Gajah Sumatera, nama asli saya Elephas maximus sumatranus, tapi orang-orang di sini biasanya menyebut saya Po Meurah, kalian boleh memanggil saya Cupo”

Dolah: “O, kalau begitu kamu Gajah yang saya dengar suaranya tadi pagi” Maaf, tadi pagi Dolah mendengar percakapan Cupo dengan Datok”

Siti: “Ya cupo, Dolah tadi bercerita pada Siti kalau Cupo dan datok sangat terganggu dengan suara bising seperti suara sinsow,kenapa Cupo?

Cupo: “Iya benar, hewan-hewan di hutan terganggu kalau mendengar suara bising seperti sinsaw, selain itu kalau pohon ditebang semua kami mau istirahat dimana? Lagian kalau hutan rusak, kami mau makan apa?

Dolah: Jadi...kalau sekarang Harimau sering makan ternak karena makanannya di hutan sudah sedikit ya Cupo, berarti hutan kita sudah rusak ya?”

Cupo Meurah: Iya Dolah, Siti

INTERAKSI DENGAN PENONTON

Dolah (bertanya ke penonton): Kawan-kawan, kasihannya Cupo Meurah dan Datuk, karena hutan rusak jadi tidak punya tempat tinggal dan tempat bermain

Dolah: Kalau begitu tidak bisa dibiarkan Cupo, ayo kita jumpai Pak Muhammad, mungkin beliau bisa membantu menyadarkan Pak Ajo. Pak Paul mau ikut dengan kami? Turis: O..no no, terima kasih..saya mau keliling lagi,mau lihat pemandangan di sini. Terim akasih ya Cupo...senag sekali bisa jumpa dengan kamu. Sampai jumpa lagi ya anak-anak, bye..bye.

Siti: “Siti juga pamit duluan ya, takut dicari Mamak nanti, nanti Siti sampaikan ke Mamak Dolah kalau Dolah mau ke rumah Pak Muhammad, Terima kasih ya Cupo, Sampai Jumpa lagi..”

BABAK III

Narator/pembawa cerita: Dolah dan Cupo Meurah bersama-sama menuju rumah Pak Muhammad. Kebetulan Pak Muhammad baru pulang dari kantor dan masih berseragam dinas.

Dolah: Assalamualaikum Pak Muhammad!

Pak Muhammad: Waalaikumsalam Dolah, ada apa?

Dolah: Pak, Bapak kenal Pak Ajo kan? Perbuatan pak Ajo sudah membuat resah orang kampung Pak, mungkin beliau tidak tahu. Yuk, kita ke rumah Pak Ajo, beritahu beliau akibat perbuatannya”

Pak Muhammad: “Siap Dolah”

Kemudian Cupo, Pak Muhammad, dan Dolah bertemu Pak Ajo di jalan. Pak Muhammad::Assalammualaikum Pak Ajo, boleh kita bicara sebentar?”

Pak Ajo: “Eh,eh..boleh Pak”

Pak Muhammad: “ Begini pak Ajo, apa Bapak melihat kalau akhir-akhir ini harimau sering turun ke kampung?

Pak Ajo: “I..iya Pak”

Pak Muhammad: “Bapak juga merasakan kan kalau sekarang air bersih sulit sekali?” Pak Ajo: “Iya Pak, saya kadang-kadang harus beli air aqua untuk masak”

Pak Muhammad: “Nah, itu semua terjadi karena kita tidak mau memelihara hutan lindung kita. Penebangan merajalela. Akibatnya hutan lindung seperti Tahura Pocut Meurah Intan, Cagar Alam dan Hutan Lindung Jantho perlahan akan rusak. Salah satu fungsi hutan itu adalah pengatur sumber air bersih. Kalau kegiatan hanya mengambil hasil tanpa mau memelihara maka hutan akan rusak, kita semua akan kesulitan mendapatkan air. Maukah Pak Ajo selalu membeli air? Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan kalau kemudian hari kita tidak punya sumber air lagi, dan harus selalu membeli air?

Pak Ajo: Wah, saya tidak pernah memikirkan hal seperti itu. Jadi hutan yang baik akan menjamin air di sungai kita tetap mengalir?

Pak Muhammad: Iya betul sekali Pak Ajo. Selain itu hutan lindung kita adalah rumah bagi satwa seperti Gajah sumatera. Gajah Sumatera selalu berjalan melalui rute yang sama setiap kalinya. Sama seperti labi-lagi, jurusan Saree ke Banda yang selalu melewati jalan yang sama. Kalau rumah mereka dijadikan kebun atau dibangun rumah, tentu saja gajah akan merusaknya, karena itulah jalan yang biasa mereka tempuh.

Pak Ajo: kalau harimau bagaimana Pak Muhammad?

Pak Muhammad: OOO kalau harimau sumatera sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Jika hutan dirusak dan habis, tentunya satwa yang menjadi mangsanya pun tidak tersedia, sehingga harimau pun turun ke kampung untuk memakan ternak kita. Apalagi jika kita kurang baik mengelola ternak dan tidak mengawasi ternak kita, tentunya harimau sangat senang menemukan makanannya.

Pak Ajo: Wah, kalau ternak kita lepaskan tanpa penjagaan dan tanpa kandang yang baik, berarti sama seperti Pante Pirak untuk harimau ya?

Pak Muhammad: Wah, lucu juga Pak Ajo ini, tapi ada betulnya. Harimau adalah hewan pemakan daging dan senang berburu. Kalau kita lengah atau tidak menjaga ternak kita dengan baik maka harimau akan mudah memburunya.

INTERAKSI DENGAN PENONTON

Dolah (bertanya ke penonton): Kawan-kawan, mengerti tidak dengan penjelasan Pak Muhammad? Selain menjadi tempat tinggal Datuk dan Cupo Meurah, hutan juga berguna untuk mengatur apa coba? .... Sesuatu yang dipakai untuk mandi, minum, dan memasak? Apa coba? .... Yang keras ....

Pak Ajo: “Maaf Pak, saya salah...saya tidak tahu akibat perbuatan saya telah merugikan orang banyak. Tapi saya harus kerja apalagi Pak?Keluarga saya butuh makan”

Pak Muhammad: “Ajo..ajo, masih banyak hasil hutan yang bisa dimanfaatkan selain kayu, tapi begini saja...mari kita membuat diskusi bersama di kampung, nanti kita cari tahu bersama bagaimana cara mengelola hutan kita”

Pak Ajo: “Baik Pak, Terima Kasih”

Cupo Meurah: “ Terima kasih Pak Ajo, hutan itu milik bersama. Mari kita jaga Tahura Pocut Meurah, Hutan Lindung dan Cagar Alam Jantho bersama-sama sehingga semua dapat hidup berdampingan dan aman. Hutanku Hutanmu Jua, Selamatkan Dia...Oke?” Semuanya: Okeeeeeeeee

Dokumen terkait