• Tidak ada hasil yang ditemukan

5277

Drs. Amal Sitohang8

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses menyusun strategi dan model pembelajaran melalui workshop, serta meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah melalui workshop di SMP Negeri 22 Medan Tahun 2014/2015. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan respon guru terhadap kegiatan yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni : perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator kinerja yang ditetapkan adalah : bila minimal terdapat 85 % guru tergolong sangat baik dan baik dalam aspek penilaian strategi pembelajaran, maka sudah dapat dikatakan tindakan yang diterapkan berhasil. Aspek yang diukur dalam menilai keberhasilan tindakan adalah kesiapan guru mengikuti workshop dan hasil pelaksanaan workshop.

Dari analisis diperoleh bahwa terjadi peningkatan kesiapan dan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran dan siklus I ke siklus II. Ketercapaian indikator kinerja terdapat pada tindakan ke II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan Kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah pada guru kelas VII di SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

Kata kunci : Kinerja guru, strategi pembelajaran karya ilmiah, workshop.

A. Pendahuluan

Guru dikatakan tidak saja semata-mata sebagai pengajar (transfer of knowledge), tetapi pendidik (transfer of value) dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan penghargaan dan menuntun murid dalam belajar (Sardiman, 1990). Para pakar pendidikan seringkali menegaskan bahwa guru adalah sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa strategi pembelajaran karya ilmiah yang tepat akan berdampak positifbagi siswa. Namun kenyataan yang ada di kelas VII Semester II di SMP Negeri 22 Medan menunjukkan hal yang terbalik. Dari hasil supervisi menunjukkan bahwa 90 % guru di kelas VII masih dominan menggunakan strategi pembelajaran karya ilmiah yang tidak sesuai dengan karaketristik siswa dan situasi kelas. Penyusunan strategi pembelajaran sangat penting, karena perencanaan yang baik berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah melalui kegiatan workshop di SMP Negeri 22 Medan khususnya pada guru kelas VII semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Rumusan Masalah adalah: 1. Bagaimanakah proses pelaksanaan workshop dalam kaitannya dengan kinerja guru kelas VII semester II dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah tahun 2014/2015 ? 2. Apakah melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru dalam

8

menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah pada kelas VII semester II dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah tahun 2014/2015 ?

Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan workshop dalam kaitannya dengan kinerja guru kelas VII semester II dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah tahun 2014/2015. 2. Meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah pada kelas VII semester II tahun 2014/2015. 3. Mendeskripsikan respon guru setelah diterapkannya workshop dalam kaitanya dengan kinerjanya dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah.

Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Melalui workshop dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, karena melalui workshop guru dilatih menemukan menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah sesuai dengan karaketristik siswa dan situasi kelas yang ada. 2. Guru kelas VII memiliki kinerja dalam melaksanakan penyusunan strategi pembelajaran karya ilmiah sehingga dapat dijadikan alternatif bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.

B. Kajian Pustaka

Strategi merupakan suatu kata kerja yang memberikan arti kepada sesuatu untuk memposisikan suatu dengan cara-cara tertentu. Strategi adalah cara untuk menempatkan sesuatu sehingga menjadi suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses dalam melakukan sesuatu sehingga terjadi suatu perubahan. Pembelajaran adalah proses, cam menjadikan orang untuk belajar (Rasyid, 2005: 42). Dengan demikian, kinerja menyusun strategi pembelajaran adalah kapasitas seorang guru dalam membuat perencanaan pembelajaran yang membuat cara- cara melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran mencapai tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Workshop adalah suatu pertemuan ilmiah dalam bidang sejenis (pendidikan) untuk menghasilkan karya nyata (Badudu, 1988: 403). Lebih lanjut, Harbinson (1973: 52) mengemukakan bahwa pendidikan dan pelatihan secara umum diartikan sebagai proses pemerolehan keterampilan dan pengetahuan yang terjadi di luar sistem persekolahan, yang sifatnya lebih heterogen dan kurang terbakukan dan tidak berkaitan satu dengan lainnya, karena memiliki tujuan yang berbeda.

Dalam banyak bidang pelatihan (workshop), hal tersebut memang sangat sulit untuk tidak mengatakannya mustahil (dilakukan validasi dan evaluasi). Bidang yang dimaksud misalnya manajemen atau pelatihan hubungan manusia umum sifatnya. Dalam hal ini, semua bentuk pelatihan (workshop) tidak dapat memperlihatkan hasil yang objektif. Pelatihan umumnya mempunyai masalah mengenai prestasi penatar dalam mengajar, yaitu masalah evaluasi dan validasi kelangsungannya. Jika pelajaran telah diajarkan dengan baik dan penatar telah belajar pelajaran tersebut sesuai dengan ukuran penatamya maka efektifitas pelatihan sudah dianggap

5279 valid. Penilaiannya juga dilakukan langsung, karena jika si penatar selalu menjawab enam untuk soal tiga kali dua maka Ia selalu benar.

Pelatihan merupakan proses perbantuan (facilitating) guru untuk mendapatkan keefektifan dalam tugas-tugas mereka sekarang dan masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan berpikir, bertindak, keterampilan, pengetahuan dan sikap yang sesuai (Dahana and Bhatnagar, 1980: 672). Pelatihan pada dasamya berkenaan dengan persiapan pesertanya menuju arah tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat ia bekerja serta sekaligus memperbaiki unjuk kerja, sedang pendidikan berkenaan dengan membukakan dunia bagi peserta didik untuk memilih minat, gaya hidup dan kariemya.

Penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan workshop sebagai salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja guru yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti seperti : Sudhiana (2007) meneliti tentang upaya meningkatkan kemampan guru dalam menyusun RPP di SD Negeri Sukun Kota Malang melalui kegiatan workshop. Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas peserta dalam kegiatan workshop di SD Negeri Sukun Kota Malang. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui pembinaan berupa workshop di SD Negeri Sukun Kota Malang dari siklus I ke siklus III dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 80%, artinya 80% guru telah efektif dalam menyusun RPP pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP di SD Negeri Sukun Kota Malang.

Penelitian yang sejenis dilakukan oleh Nilawati (2007), yang meneliti tentang kinerja guru menganalisis hasil belajar melalui workshop. Berdasarkan hasil analisis pada masing- masing siklus menunjukkan peningkatan kinerja guru dalam membuat alat evaluasi, yakni peningkatan banyak guru yang mampu membuat pre tes 3 butir, postes 6 butir, ulangan harian sebanyak 20 dan tes blok 40 butir dan siklus I ke siklus II dan dan siklus II ke siklus III. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan workshop dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengevaluasi hasil belajar pada guru kelas.

Dalam kaitannya dengan pembinaan kinerja guru melalui workshop, maka Amstrong (1990: 209) bahwa tujuan workshop adalah untuk memperoleh tingkat kinerja yang diperlukan dalam pekerjaan mereka dengan cepat dan ekonomis dan mengembangkan kinerja-kinerja yang ada sehingga prestasi mereka pada tugas yang sekarang ditingkatkan dan mereka dipersiapkan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar di masa yang akan datang. Siswanto (1989 : 139) mengalakan workshop bertujuan untuk memperoleh nilai tambah seseorang yang bersangkutan, terutama yang berhubungan dengan meningkatnya dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersangkutan. Workshop dimaksudkan untuk mempertinggi kinerja dengan mengembangkan cara-cara berpikir dan bertindak yang tepat serta

pengetahuan tentang tugas pekerjaan termasuk tugas dalam melaksanakan evaluasi diri (As‟ad, 1987: 64).

Dari paparan di atas, menunjukkan bahwa peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalui kegiatan workshop yang lebih menekankan pada metode kolaboratif konsultatif akan memberikan kesempatan sharing antara satu guru dengan guru lain. Dengan demikian, pemahaman terhadap strategi pembelajaran dapat ditingkatkan baik dalam teoretisnya maupun implementasinya. Dengan demikian dapat diduga bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru dan menyusun strategi pembelajaran.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah melalui workshop di SMP Negeri 22 Medan. Tindakan yang akan dilakukan adalah workshop penyusunan strategi pembelajaran karya ilmiah. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan model Kemmis yang terdiri dan atas empat langkah, yakni: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi (Wardhani, 2007: 45).

Subjek penelitian ini guru-guru kelas VII semester 2 berjumlah 24 orang yang terdiri atas : 4 orang guru Bahasa Indonesia, 2 orang guru fisika, 2 orang guru biologi, 1 orang guru sejarah, 2 orang guru kimia, 3 orang guru Pendidikan Agama Islam, 2 orang guru Kesenian, 1 orang guru PPKn, 2 orang guru matematika, 1 orang guru Bahasa Inggris, 2 orang guru penjaskes, 1 orang guru geografi, dan 1 orang guru TIK. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah.

Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan mulai dan bulan Agustus sampai bulan Oktober 2015 mulai dari persiapan sampai dengan pembuatan laporan.

Indikator Keberhasilan : a. Proses Pelaksanaan Workshop, guru minimal : 1) Siap secara mental dan fisik = 85% , 2) Kesiapan bahan = 85%, 3) Kehadiran = 90%, 4) Kesiapan laptop 60%. b. Hasil Pelaksanaan Workshop : 85% guru memperoleh skor minimal baik. Apabila kurang dan 85% guru tidak memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, berarti tindakan dianggap belum berhasil. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dan dilaksanakan pada siklus II.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta yang berjumlah 30 orang dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru dalam Mengikuti Workshop pada Siklus I

Aspek Yang Diamati Kesiapan Mental dan Kesiapan Bahan Kehadiran Guru Kesiapan

5281

Fisik Guru Laptop

S TS S TS H TH S TS Persentase (%) 83,33 13,33 66,67 33,33 93,33 6,67 16,67 83,33 Pencapaian indikator keberhasilan Belum Tercapai Belum Tercapai Sudah Tercapai Belum Tercapai Keterangan :

S = Siap; TS = Tidak Siap; H = Hadir; TH = Tidak Hadir

Dan Tabel 4.1 di atas, tampak bahwa : pada aspek kesiapan mental dan fisik : 18 orang atau 85,33% peserta siap dan 6 orang atau 13,33% tergolong belum siap. Pada aspek kesipan bahan ; tampak bahwa 15 orang guru atau 66,67% siap dan 9 orang atau 33,33% belum siap. Pada aspek kehadiran guru tampak bahwa 22 orang atau 93,33% hadir dan 2 orang atau 6,67% tidak hadir. Pada aspek kesiapan laptop tampak bahwa 3 orang atau 16,67% siap dan 21 orang atau 83,33% belum siap. Berdasarkan dekripsi ini tampaknya kesiapan guru dalam mengikuti workshop belum memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek.

Dari hasil evaluasi terhadap penyusunan strategi pembelajaran karya ilmiah yang dibuat oleh 24 orang guru setelah diadakan workshop pada tahap awal (siklus I) diperoleh kinerja guru menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah seperti tampak pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penilalan Komptensi Guru dalam Menyusun strategi pembelajaran pada Siklus I (Pertama)

No. Aspek yang Dinilai Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian dengan format 3 16,67 3 16,67 9 33,33 9 33,33 2. Relevansi antara waktu dengan

bahan ajar

2 6,67 7 23,33 7 30,33 10 37,67

3. Pembukaan (Apersepsi, Pre- test)

3 16,67 3 16,67 7 30,33 11 37,67

4. Inti (kesesuaian antara pembelajaran sesuai dengan bahan ajar, kualitas urutan penyajian, kualitas penugasan siswa dan waktu)

2 6,67 5 16,67 7 40,00 10 37,67

5. Penutup (Kesimpulan dan Post- Test)

1 3,33 8 26,67 6 33,33 9 36,67

Keterangan:

4 = sangat baik 2 = cukup 3 = baik 1 = tidak baik

Dari Tabel 4.2 di atas, pada aspek format; 3 orang atau 16,67% guru dalam kategori tidak baik, 3 orang atau 16,67 tergolong cukup, 9 orang atau 33,33% tergolong baik dan 9 orang atau

33,33% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 20 orang atau 66,67%. Pada aspek relevansi antara waktu dengan bahan ajar, tampak bahwa 2 orang atau 6,67% tergolong tidak baik, 7 orang atau 23,33% tergolong cukup, 10 orang atau 33,33% tergolong baik dan 11 orang atau 36,67% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang baik dan sangat baik mencapai 21 orang atau 70,00%. Pada aspek pembukaan; 3 orang atau 16,67% guru dalam kategori tidak baik, 3 orang atau 16,67% tergolong cukup, 7 orang atau 33,33% tergolong baik dan 11 orang atau 37,67% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapal 21 orang atau 70%. Pada aspek inti pembelajaran; 2 orang atau 6,67% guru dalam kategori tidak baik, 5 orang atau 16,67% tergolong cukup, 7 orang atau 40,00% tergolong baik dan 10 orang atau 33,67% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 23 orang atau 76,67%. Pada aspek penutup pembelajaran; 1 orang atau 3,33% guru dalam kategori tidak baik, 8 orang atau 26,67% tergolong cukup, 10 orang atau 38,83% tergolong baik dan 9 orang atau 40,00,67% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 21 orang atau 70,00%.

Berdasarkan dekripsi pada tabel 4.1 dan 4.2 tampaknya kinerja guru menyusun strategi pembelajaran para guru IPS belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkut kesiapan maupun kinerja menyusun strategi pembelajaran.

Dari hasil yang diperoleh menunjukkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran pada siklus I belum menunjukkan basil sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Dari masalah tersebut, diputuskan untuk memperbaiki beberapa langkah dalam siklus I, yakni memfokuskan pada penjelasan tentang format dan aspek penilaian dalam kaitannya dengan menyusun strategi pembelajaran. Langkah-langkah ini dijalankan pada siklus II dengan tetap mempertahankan kegiatan yang lain yang sudah dianggap baik. Untuk meningkatkan kesiapan guru, fasilitator memberikan kesadaran bahwa betapa penting perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sebelum melaksanakan pembelajaran. Mengenai aftmatif untuk menambah laptop diputuskan untuk memanfaatkan komputer (PC) yang ada di sekolah sehingga semua guru mendapatkan satu persatu.

Pada siklus II, langkah-langkah yang diambil sesuai dengan refleksi hasil siklus I mengikuti langlah-langkah seperti siklus I dengan memfokuskan pada penjelasan aspek-aspek yang belum dipahami guru dalam menyusun strategi pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek pembimbingan secara individu. Dari 24 orang guru semua dilibatkan dalam siklus II untuk memperdalam pengetahuan tentang penyusunan strategi pembelajaran. Sctelah siklus II dijalankan yang mengacu pada refleksi dan pemecahan masalah pada sikuls I diperoleh data tentang seperti tampak pada Tabel 4.3 berikut.

5283

Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Observasi Tentang Kesiapan Guru dalam Mengikuti Workshop pada Siklus II

Aspek Yang Diamati Kesiapan Mental dan Fisik Guru Kesiapan Bahan Kehadiran Guru Kesiapan Laptop S TS S TS H TH S TS Persentase (%) 93,33 6,67 90,00 10,00 100 0,00 67,67 33,33 Pencapaian indikator

keberhasilan Tercapai Tercapai Tercapai

Tercapai

Keterangan :

S = Siap; TS = Tidak Siap; H = Hadir; TH = Tidak Hadir

Dari Tabel 4.1 di atas, tampak bahwa: pada aspek kesiapan mental dan fisik; 22 orang atau 93,33% peserta siap dan 2 orang atau 6,67% tergolong belum siap. Pada aspek kesiapan bahan; tampak bahwa 22 orang guru atau 90,00% siap dan 3 orang atau 10,00% belum siap. Pada aspek kehadiran guru tampak bahwa 30 orang atau 100% hadir dan tidak ada orang atau 0,00% tidak hadir. Pada aspek kesiapan laptop tampak bahwa 18 orang atau 66,67% siap dan 6 orang atau 33,33% belum siap. Berdasarkan dekripsi ini tampaknya kesiapan guru dalam mengikuti worksop belum telah memenuhi kriteria keberhasilan untuk semua aspek. Namun belum sepenuhnya tercapal seratus persen.

Dari hasil evaluasi terhadap penyusunan strategi pembelajaran yang dibuat oleh 24 orang guru setelah diadakan workshop pada siklus II diperoleh kinerja guru menyusun strategi pembelajaran seperti tampak pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Penilalan Komptensi Guru dalam Menyusun strategi pembelajaran pada Siklus II (Kedua)

No. Aspek yang Dinilai Skor

1 2 3 4

1. Kesesuaian dengan format 0 0,00 1 3,33 11 46,67 12 50,00 2. Relevansi antara waktu

dengan bahan ajar

0 0,00 2 6,67 6 40,00 16 53,33

3. Pembukaan (Apersepsi, Pre- test)

1 3,33 2 6,67 8 43,33 14 46,67

4. Inti (kesesuaian antara pembelajaran sesuai dengan bahan ajar, kualitas urutan penyajian, kualitas penugasan siswa dan waktu)

0 0,00 1 3,33 11 46,67 12 50,99

5. Penutup (Kesimpulan dan Post-Test)

0 0,00 2 6,67 6 43,33 16 53,33

4 = sangat baik 2 = cukup 3 = baik 1 = tidak baik

Dan Tabel 4.4 di atas, pada aspek format; tidak ada orang atau 0,00% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 3,33% tergolong cukup, 11 orang atau 46,67% tergolong baik dan 12 orang atau 50,00% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 23 orang atau 96,67%. Pada aspek relevansi antara waktu dengan bahan ajar, tampak bahwa 0 orang atau 0,00% tergolong tidak baik, 2 orang atau 6,67% tergolong cukup, 6 orang atau 40,00% tergolong baik dan 16 orang atau 53,33% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang baik dan sangat baik mencapai 22 orang atau 93,33%. Pada aspek pembukaan; 1 orang atau 3,33% guru dalam kategori tidak baik, 2 orang atau 6,67% tergolong cukup, 8 orang atau 43,33% tergolong baik dan 11 orang atau 46,67% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 21 orang atau 90,00%. Pada aspek Inti pembelajaran; tidak ada orang atau 0,00% guru dalam kategori tidak baik, 1 orang atau 3,33% tergolong cukup, 11 orang atau 46,67% tergolong baik dan 12 orang atau 50,00% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapai 23 orang atau 96,67%. Pada aspek penutup pembelajaran; tidak ada orang atau 0,00% guru dalam kategori tidak baik, 2 orang atau 6,67% tergolong cukup, 6 orang atau 43,33% tergolong baik dan 16 orang atau 53,33% tergolong sangat baik. Bila dijumlahkan antara yang berkategori baik dan sangat baik mencapal 23 orang atau 96,67%.

Berdasarkan dekripsi pada tabel 4.3 dan 4.4 tampaknya kinerja guru menyusun strategi pembelajaran para guru sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan pada semua aspek, baik menyangkut kesiapan maupun kinerja menyusun strategi pembelajaran. Dengan hasil seperti itu, berarti tindakan yang diberikan efektif dalam meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran.

Untuk menentukan klasifikasi respon guru terhadap kegiatan menyusun strategi pembelajaran melalul workshop terlebih dahulu dihitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = ½ (skor maksimum + skor minimum) = ½ (75+1) = 38, dan SDi = 1/6 (skor maksimum – skor minimum) = 1/6 (75-1) = 12,333. Berdasarkan hasil ini dibuat klasifikasi sebagai berikut.

a.  Mi + 1,5 SDi  sangat baik

b. Mi + 0,5 SDi -- < Mi + 1,5 SDi  baik c. Mi – 0,5 SDi -- < Mi + 0,5 SDI  cukup baik d. Mi – 1,5 SDI -- < Mi – 0,5 SDi  kurang baik e. < Mi – 1,5 SDi  sangat kurang baik

Dengan memasukkan Mi dan SDi diperoleh: a.  56  sangat positif

5285 c. 32 -- < 44  cukup positif

d. 20 -- < 32  kurang positif

e. < 20  sangat kurang positif

Rata-rata skor guru terhadap kegiatan menyusun strategi pembelajaran dengan melalui workshop adalah 60,07 dan standar deviasi sebesar 4,051 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5). Bila dicocokkan dengan klasifikasi di atas, respon guru tergolong sangat positif. Dengan demikian kegiatan workshop menyusun strategi pembelajaran mendapat respon yang sangat positif dan guru SMP Negeri 22 Medan. Oleh karena itu, penerapannya perlu dilanjutkan dalam kegiatan-kegiatan yang lain.

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas peserta dalam kegiatan workshop tentang penyususnan strategi pembelajaran bagi guru di SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran melalul workshop di SMP Negeri 22 Medan dan siklus I ke siklus II pada masing-masing aspek dengan target ketercapaian sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran guru di SMP Negeri 22 Medan.

E. Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Terjadi peningkatan kesiapan peserta dalam kegiatan workshop di SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015. Di samping itu juga, terjadi peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah melalui pembinaan berupa workshop di SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 dari siklus I ke siklus II dan mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni 85%, artinya 85% guru telah efektif dalam menyusun strategi pembelajaran pada masing-masing aspek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui workshop dapat meningkatkan kinerja guru kelas VII dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah di SMP Negeri 22 Medan Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Guru kelas VII memberikan respon sangat positif terhadap kegiatan penyusuan strategi pembelajaran melalui workshop. Dengan demikian kegiatan workshop memberikan dampak positif terhadap kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran karya ilmiah.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarakan beberapa hal. antara lain: (1) para guru sebaiknya menyusun strategi pembelajaran berdasarkan kebutuhan siswa dan memperhatikan proporsi waktu yang ada dan tidak hanya mencontoh strategi pembelajaran yang telah ada, (2) agar pembinaan melalui workshop dapat berjalan secara efektif, maka semua guru harus mampu bekerjasama dengan peserta lain yang bersifat kolaboratif konsultatif, (3) peningkatan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran akan berjalan dengan efektif bila semua komponen sekolah memfasilitasi kegiatan tersebut secara rutin, (4) sebaiknya pemerintah senantiasa memfasilitasi dalam semua kegiatan dalam rangka meningkatkan kinerja guru dalam menyusun strategi pembelajaran, (5) membiasakan untuk mengembangkan budaya mutu di sekolah sehingga target dalam peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai, dan (6) pembinaan penyusunan strategi pembelajaran melalui workshop, dapat dijadikan salah satu alternatif dalam meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun strategi pembelajaran.

Daftar Pustaka

Badudu, J.S. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.

Mathis dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat

Prokton and W.M. Thornton. 1983. Latihan Kerja Buku Pegangan Bagi Para Manager. Jakarta: Bina Aksara