• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Kinerja Keuangan Masa Lalu 1. Kinerja Pelaksanaan APBD

2. Neraca Daerah

Penilaian terhadap pencapaian kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2010 diperlukan suatu analisis terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Pemalang. Analisis tersebut dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Pemalang sesuai yang diharapkan, apakah perkembangan posisi keuangan mengalami peningkatan atau penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan menggunakan pendekatan/metode analisis yang lazim digunakan untuk melakulan analisis terhadap Rasio Antar Pos Neraca (Rasio Cair/ Quick Ratio, Rasio Hutang terhadap Total Aset, dan Rasio Ekuitas Dana terhadap Total Aset).

Hal III - 4 Tabel 3.2

Ringkasan Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2009 dan 2010

No Uraian 2009 2010

A Aset

1. Aset lancar 80.872.637.711 91.338.370.312,22

2. Investasi jangka panjang 49.633.480.732 53.469.722.732

3. Aset tetap 1.803.789.794.785 1.868.142.415.169

4. Dana cadangan 10.949.426.362 0

5. Aset lainnya 2.533.696.686 3.904.573.986

Jumlah aset 1.947.779.036.276 2.016.855.082.199

B Kewajiban

1. Kewajiban jangka pendek 2.715.449.535 2.175.449.535 2. Kewajiban jangka panjang 3.564.341.594 2.420.872.987

Jumlah kewajiban 7.641.663.411 5.136.322.522

C Ekuitas dana

1. Ekuitas dana lancar 76.795.315.894 88.622.920.776 2. Ekuitas dana investasi 1.852.392.630.608 1.923.095.838.899

3. Ekuitas dana cadangan 10.949.426.362 0

Jumlah ekuitas dana 1.940.137.372.864 2.011.718.759.676

Jumlah kewajiban dan

ekuitas dana 1.947.779.036.276 2.016.855.082.199

Sumber : DPPKAD Kabupaten Pemalang 2010

Analisis neraca daerah Kabupaten Pemalang tahun 2010 secara ringkas sebagai berikut:

a) Rasio Cair (Quick Ratio)

Rasio Cair (quick ratio) dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aset lancar, dan hasilnya dibagi dengan hutang jangka pendek. Biasanya aset lancar terdiri dari kas di kas daerah, kas di pemegang kas bagian lancar tagihan penjualan, bagian lancar pinjaman, bagian lancar TPTGR, piutang pajak, piutang lain-lain dan persediaan. Persediaan merupakan unsur aset lancar yang paling tidak likuid sehingga harus dikeluarkan dari perhitungan. Analisis rasio ini bertujuan menilai kemampuan pemerintah Kabupaten Pemalang untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Secara umum angka diatas 100% menunjukkan hasil yang baik, artinya Pemerintah Daerah dapat menjamin kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar non persediaan yang ada. Sementara itu angka dibawah 100% menunjukkan hasil yang kurang baik.

Rasio Cair

(Quick Ratio) = Aset Lancar – Persedian Hutang Jangka Pendek = 1.575,63%

Capaian rasio cair sebesar 1.575,63% menunjukkan kinerja keuangan Kabupaten Pemalang sangat baik, Artinya Pemerintah Kabupaten Pemalang per 31 Desember 2010 mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam menjamin pembayaran kewajiban jangka pendeknya.

b) Rasio Hutang Terhadap Aset (Debt Ratio)

Rasio Hutang terhadap total aset dihitung dengan membandingkan total hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan total aset yang dikuasai Pemerintah Kabupaten Pemalang. Kewajiban tersebut terdiri dari Hutang PFK, Hutang Luar Negeri, Hutang pada Pemerintah Pusat dan Hutang Bunga. Analisis ini bertujuan mengukur persentase jumlah dana yang berasal dari kreditor/donatur/pihak ketiga dalam membiayai pembangunan.

Rasio Hutang Terhadap

Hal III - 5 Angka rasio di Kabupaten Pemalang sebesar 0,45% menunjukkan tingkat rasio yang sangat baik, artinya pembiayaan pembangunan sebagian besar ditanggung hasil aktifitas operasi bukan dari pinjaman.

c) Rasio Ekuitas Dana Terhadap Total Aset

Rasio ekuitas dana terhadap total aset dihitung dengan membandingkan total ekuitas dana dengan total Aset yang dikuasai Pemerintah. Ekuitas dana tersebut terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Diinvestasikan, dan Ekuitas Dana Cadangan. Rasio ini merupakan kebalikan dari rasio hutang terhadap total Aset, sehingga yang diukur adalah persentase jumlah dana yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang sendiri dalam membiayai pembangunan.

Rasio Ekuitas Dana Aset

Terhadap Total Aset = Total Ekuitas Dana Total Aset = 99,55%

Angka yang mendekati 100% berarti baik, artinya pembiayaan pembangunan sebagian besar ditanggung oleh kemampuan sendiri. Capaian Rasio Ekuitas Dana Aset Terhadap Total Aset di Kabupaten Pemalang sebesar 99,55% menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Pemalang sangat baik, artinya hampir seluruh biaya pembangunan dibiayai dari dana hasil aktifitas operasi, bukan dari pinjaman.

d) Debt Service Ratio (DSR)

De

bt Service Ratio dihitung dengan membandingkan antara jumlah pembayaran pokok pinjaman dan bunga pinjaman dibanding total pendapatan. Unsur yang dimasukkan dalam perhitungan tersebut adalah Pembayaran Hutang dan Bunga, dan Biaya Pinjaman Lainnya yang dibayar dalam Tahun Anggaran.

Rasio yang tepat untuk menetapkan standart DSR yang baik dapat dihasilkan dari pengalaman yang dialami pemerintah daerah lainnya yang mempunyai tanggungan hutang. Pengalaman Indonesia yang kesulitan membayar pokok dan bunga hutang akhir-akhir ini dapat menjadi standar bahwa DSR yang ada di Indonesia sudah terlalu tinggi. Rasio DSR yang konservatif (Minimal) dapat diartikan baik, dan makin besar angka rasio maka makin jelek kondisi keuangan Pemda atau makin berat beban APBD.

DSR = Total Realisasi Pembayaran Pokok + Bunga Pinjaman = 0,46% Total Pendapatan

Angka DSR sebesar pada TA 2010 sebesar 0,46% menunjukkan kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan rasio pada TA 2009 yang sebesar 0,54%. Salah satu faktornya adalah telah dilunasinya satu dari dua hutang jangka panjang Pemerintah Kabupaten Pemalang kepada ADB (melalui Pemerintah Pusat) yakni Penerusan Pinjaman RDA-188/DP3/1994 tanggal 30 Maret 1994 telah lunas pada bulan maret 2009.

e) Debt Service Coverage Ratio (DCSR)

Debt Service Coverage ratio (DSCR) memiliki logika yang tidak berbeda dengan Debt Service Ratio, yaitu untuk mengukur kemampuan daerah dalam membayar hutang. Namun DSCR mengukur dari sisi kemampuan pendapatan daerah dalam menutup kewajiban pembayaran pokok pinjaman plus biaya pinjaman.

Debt Service Coverage Ratio (DSCR) adalah perbandingan antara penjumlahan PAD, bagian daerah dari PBB, Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan, penerimaan SDA, dan bagian daerah lainnya seperti PPh perseorangan, serta DAU setelah dikurangi Belanja Wajib, dengan penjumlahan angsuran pokok, bunga, dan biaya pinjaman lainnya yang jatuh tempo. Untuk memperoleh pinjaman jangka menengah atau jangka panjang, rasio DSCR dipersyaratkan minimal 2,5 atau 250% (Pasal 12, PP Nomor 54 tahun 2005 Tentang Pinjaman daerah).

Hal III - 6 DSCR = (PAD+Dana Bagi Hasil+DAU) - Belanja Wajib = 5.130,31%

Pembayaran Pokok+Bunga+Jasa Bank

Angka DSCR sebesar 5.130,31% menunjukkan bahwa dari sisi ini Pemerintah Kabupaten Pemalang dimungkinkan untuk mencari alternatif pembiayaan dalam bentuk pinjaman daerah, jika diperlukan. Meskipun perhitungan DSCR bukan satu-satunya faktor yang diperhitungkan ketika hendak melakukan pinjaman daerah. B. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu