• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

F. Sistematika Penulisan

2. Nifas

Menurut Wulandari & Handayani (2011), masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.

Menurut Saleha (2009), masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

b. Klasifikasi masa nifas

Menurut Suherni (2008), klasifikasi masa nifas terbagi dalam tiga periode yaitu :

1) Puerperium dini

Masa kepulihan, yakni saat-saat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan biasanya 1 hari setelah melahirkan.

2) Puerperium intermedial

Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.

3) Remote purperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi, biasanya membutuhkan berminggu-minggu, bulan dan tahunan.

c. Perubahan fisiologis masa nifas

Menurut Wulandari & Handayani (2011), perubahan fisiologis pada masa nifas antara lain :

1) Perubahan sistem reproduksi a) Uterus

Uterus secara berangsur mengecil kembali 2 hari setelah melahirkan. Akhirnya setelah 2 bulan, keadaan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri (TFU) dan berat uterus menurut masa involusio

Involusio TFU Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi Pusar, 2 jari di bawah pusat 1.000 gr 1 minggu Pertengahan pusar simfisis 750 gr 2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gr

4 minggu Normal 50 gr

8 minggu Normal, sebelum hamil 30 gr Sumber : (Saleha, 2009)

b) Serviks

Setelah persalinan, bentuk serviks agak menyangga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat luka kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim dan setelah 8 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

c) Ovarium dan tuba falopi

Setelah kelahiran plasenta, produksi estrogen dan progesteron menurun, sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dari siklus menstruasi. Proses ovulasi dimulai kembali sehingga wanita bisa hamil lagi.

d) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan

mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan

waktu dan warnanya, diantaranya : (1) Lochea rubra

Lochea ini muncul pada hari ke-1 sampai hari ke-3 masa

setelah melahirkan. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.

(2) Lochea Sangulenta

Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir.

Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 setelah melahirkan.

(3) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung

serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul pada hari ke-7 sampai hari ke-14 setelah melahirkan.

(4) Lochea Alba

Lochea ini berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua,

sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 minggu sampai 6 minggu setelah melahirkan.

e) Perubahan vulva, vagina dan perineum (1) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu setelah melahirkan. (2) Perubahan pada perineum

Setelah melahirkan perenium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perineum akan kembali sebagian besar tonusnya pada hari ke-5 setelah melahirkan.

2) Perubahan pada sistem pencernaan

Setelah kelahiran plasenta, maka akan terjadi pula penurunan produksi progesterone, sehingga hal ini dapat menyebabkan

konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. Konstipasi disebabkan karena waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebihan, kurangnya asupan cairan dan makanan dan kurangnya aktivitas tubuh.

3) Perubahan sistem endokrin a) Hormon oksitosin

Oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin.

b) Hormon prolaktin

Berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi ASI. Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi.

c) Hormon estrogen dan progesteron

Volume darah normal selama kehamilan akan meningkat selama masa nifas. Hormon esterogen yang tinggi memperbesar hormon antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah, sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mempengaruhi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.

4) Perubahan sistem hematologi

Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai sebanyak 15.000 selama persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya selama beberapa hari pertama masa setelah melahirkan.

5) Perubahan sistem kardiovaskuler

Kardiak output meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama setelah melahirkan dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 setelah melahirkan.

6) Perubahan sistem muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.

7) Perubahan tanda-tanda vital pada masa nifas a) Suhu badan

Pada 24 jam setelah melahirkan suhu badan akan naik sedikit (37°C -38°C) sebagai akibat dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi.

b) Nadi

Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil, sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah melahirkan kemudian kembali seperti keaadaan semula.

c) Tekanan darah

Tekanan darah pada masa nifas biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan setelah melahirkan. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi, merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsi yang bisa timbul pada masa nifas.

Dokumen terkait