• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I: PENDAHULUAN

E. Bagan Teoritis

2. Nilai

a. Pengertian Nilai

Nilai (value) berasal dari bahasa latin “valere” yang berarti berguna, berdaya, dan berlaku. Dalam hal ini mengandung beberapa pengertian, bahwa nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang disukai, diinginkan, dimanfaatkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Misalnya dalam konteks keagamaan, nilai merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada

17

Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Golo Riwu, 2000), h. 721.

beberapa masalah pokok di kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadi pedoman tingkah laku keagamaan warga masyarakat bersangkutan.18

Seperti yang dikutip Andreas A. Danandjaja berpendapat bahwa nilai adalah pengertian-pengertian (conseptions) yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar.19 Masih dalam buku yang sama, J. M Soebijanta menyatakan bahwa nilai hanya dapat dipahami jika dikaitkan dengan sikap dan tingkah laku dalam sebuah model metodologis:

Nilai Sikap Tingkah Laku

Sebuah nilai dapat dikategorikan sebagai:

1) Nilai Subjektif

Sesuatu yang oleh seseorang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya pada suatu waktu dan oleh karena itu (seseorang tadi) berkepentingan atasnya (sesuatu itu), disebut bernilai atau mengandung nilai bagi orang yang bersangkutan. Oleh karena itu ia dicari, diburu, dan dikejar dengan mengunakan berbagai cara dan alat. Dalam hal ini nilai dianggap subjektif dan ekstrinsik.

18

Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 713.

19

32

Nilai ekstrinsik sesuatu atau suatu barang berbeda menurut seseorang dibanding orang lain.

2) Nilai Objektif

Nilai yang didasarkan pada standar dan kriteria tertentu, yang objektif, yang disepakati bersama atau ditetapkan oleh lembaga berwenang. Dalam hal ini nilai dianggap intrinsik.

Dari berapa definisi nilai yang telah disebutkan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa nilai adalah kualitas dari sesuatu yang membuat sesuatu itu dihargai dan nilai tinggi sebagai suatu kebaikan dan dapat dijadikan pedoman oleh seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku. 20

2. Nilai Berita

Nilai berita (news values), menurut Downie JR dan Kaiser, merupakan istilah yang tidak mudah didefinisikan. Istilah ini meliputi segala sesuatu yang tidak mudah dikonsepkan. Ketinggian nilainya tidak mudah untuk dikonkritkan. Nilai berita juga menjadi tambah rumit bila dikaitkan dengan sulitnya membuat konsep apa yang disebut berita.21

Jurnalisme adalah bercerita dengan suatu tujuan. Dalam cerita atau berita itu tersirat pesan yang ingin disampaikan wartawan kepada pembaca. Ada tema yang diangkat dari suatu peristiwa. Dalam berita ada karakter intrinstik yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai

20

Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 713.

21

Septian Santana K, Journalisme Kontemporer (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.17

berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang bisa diterapkan, untuk menentukan layaknya berita (newsworthy).22

Maksud penjelasan di atas mengenai nilai berita tersebut adalah peristiwa atau informasi yang didapat dari lapangan disampaikan oleh wartawan melalui media. Baik itu media cetak (koran, majalah), media elektronik (radio, TV) ataupun melalui media online (Internet) dan peristiwa tersebut sudah memiliki kelayakan berita.

3. Kriteria Umum Nilai Berita a. Keluarbiasaan (unusualness)

Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa, berita adalah suatu peristiwa luar biasa (news is unusual). Untuk menunjukan berita bukanlah suatu peristiwa biasa, Lord Northchliffe pujangga dan editor di Inggris abad 18, menyatakan: Apabila orang digigit anjing maka itu bukanlah berita, tetapi sebaliknya apabila orang menggigit anjing, maka itulah berita (if a dog bites a man it is not news, but if a man bites a dog, it is news) (Mot dalam Luwi, 2002:53). Prinsip seperti itu hingga kini masih berlaku dan dijadikan acuan para reporter dan editor di manapun.

b. Kebaruan (impact)

Berita adalah semua apa yang terbaru. Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru, seperti sepeda motor baru, mobil baru, rumah baru, gedung baru, walikota baru, bupati baru, gubenur baru,

22

Luwi Ishwara, Catatan-catatan: Jurnalisme Dasar (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2002), h. 53.

34

presiden semua hal yang baru, apa pun namanya, pasti memiliki nilai berita.

c. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat.

d. Kedekatan (proximity),

Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti. Kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat dengan suatu peristiwa yang terjadi dengan domisili kita, maka semakin terusik dan semakin tertarik kita untuk menyimak dan mengikutinya. Kedekatan psikologis lebih bayak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau berita.

e. Informasi (information)

Berita adalah informasi. Menurut Willbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan ketidakpastian. Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita. Setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita, menurut pandangan jurnalistik tidak layak untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita, atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media.

Berita adalah layak berita. Konflik fisik seperti perang atau perkelahian adalah layak berita karena biasanya ada kerugian dan korban. Kekerasan itu sendiri membangkitkan emosi dari yang menyaksikan dan mungkin ada kepentingan langsung. Selain konflik fisik ini, adapula debat-debat (konflik) mengenai pencemaran, rektor nuklir dan ratusan isu yang menyangkut kualitas dari kehidupan mendapat tempat yang penting.23

g. Orang penting (prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pensohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting dan terkemuka dimana pun selalu membuat berita. Jangankan ucapan dan tingkah lakunya, namanya saja sudah mebuat berita. Teori jurnalistik menegaskan, nama menciptakan berita (name makes news).

h. Kejutan (surprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya.

i. Ketertarikan manusia (human interest)

Banyak cerita disurat kabar yang bila dilihat sepintas tidak seperti berita karena tidak memenuhi unsur-unsur konflik, konsekuensi, progres dan bencana, keganjilan, atau nilai berita khusus lainnya. Cerita-cerita itu disebut human interest atau feature. Secara sederhana bisa dijelaskan bahwa nilai berita dari cerita-cerita demikian merupakan kombinasi dari berbagai unsur yang sudah disebutkan

23

36

seperti bencana, progres, konflik, dan sebagainya. Dalam hal ini maka wartawan akan bertindak lebih dalam mengenai unsur-unsur kemanusiaan dengan mengumpulkan bahan-bahan tambahan seperti yang menyangkut emosi, fakta biografis, kejadian-kejadian yang dramatis, deskripsi, motivasi, ambisi, kerinduan, dan kesukaan dan ketidaksukaan umum dari masyarakat. Semua ini bukan peristiwa (the background of events). Sebenarnya, cerita human interest berisi nilai cerita (story vaule) dan bukan nilai berita.24

j. Seks (sex)

Berita dalah seks. Seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan, pasti menarik dan menjadi sumber berita. Seks memang identik dengan perempuan. Perempuan identik dengan seks. Dua sisi mata uang yang tak terpisah, selalu menyatu. Tak ada berita tanpa perempuan, sama halnya dengan tak ada perempuan tanpa berita. Seks ini umum dipertimbangkan oleh para editor sebagai nilai berita.

Tabel 1.1

MATRIKS KARAKTERISTIK BERITA DAN FEATURE25 No

.

Berita Feature Keterangan

1. Ditulis dengan menggunakan teknik melaporkan (to report) suatu peristiwa secara faktual.

Ditulis dengan teknik mengisahkan (to tell) suatu situasi, peristiwa, atau keadaan secara faktual.

Berita ditulis dengan gaya laporan yang sifatnya kaku, tegak lurus, ringkas, tegas. Feature ditulis dengan gaya menulis cerita pendek

24

Luwi, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, h. 57.

25

(cerpen) yang sifatnya lentur, hidup, memikat. 2. Berisi laporaan peristiwa yang sifatnya aktual, faktual, objektif, benar, akurat.

Berisi tentang suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya faktual, objektif, benar, akurat.

Laporan fakta atau peristiwa pada berita bersifat tembak langsung (to the point). Cerita faktual

pada feature menggunakan alur dan pemantik. 3. Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi dan konfirmasi

dengan pihak nara sumber.

Hasil karya liputan jurnalistik melalui proses proyeksi, observasi, investigasi, komunikasi dan konfirmasi dengan pihak nara sumber.

Liputan jurnalistik untuk berita sering dilakukan secara tiba-tiba, tak terduga, tanpa perencana, singkat. Liputan jurnalistik untuk cerita feature lebih banyak direncanakan sebelumnya. Cukup lama. 4. Bertujuan hanya ingin memberitahu atau menyampaikan informasi kepada khalayak (informatif). Bertujuan untuk memberitahu atau menyampaikan informasi tetapi sekaligus juga menghibur khalayak (informatif dan rekreatif).

Laporan berita hanya menyentuh wilayah kognitif khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Cerita feature tak hanya menyentuh kognitif tetapi juga wilayah efektif khalayak. 5. Rangkaian fakta

disajikan secara informasi atau formal.

Rangkaian fakta atau informasi secara tidak resmi, informal.

Laporan berita hanya memaparkan

peristiwa secara singkat dan lugas. Cerita feature melukiskan peristiwa secara naratif memikat. 6. Sangat terikat kepada faktualitas. Berita adalah laporan tercepat peristiwa faktual terkini. Cepat tetapi tak abadi (out of

Tidak terikat pada aktualitas. Cerita

feature bisa

dipersiapkan, diliputi, ditulis, dan disajikan kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Tahan lama. Awet.

Hanya feature news yang peliputan dan penyajiannya yang sangat terikat kepada konsep aktualitas. Pemuatan atau penyajian feature news (soft news)

38

date). bisaanya

digandengkan dengan straight news (hard news). 7. Nama lengkap wartawan atau reporter peliput biasanya tidak dicantumkan. Cukup dengan nama inisial (singkatan atau akronim) Nama lengkap wartawan atau reporter penulis cerita feature biasanya dicantumkan lengkap.

Pada berita, nama lengkap wartawan tidak dicantumkan lebih banyak karena pertimbangan teknis jurnalistik dan alasan politis keamanan. 8. Berita mencerminkan karya kolektif institusional suatu media massa. Cerita feature diceritakan sebagai cermin karya kreatif individual seorang reporter atau wartawan. Karena berita dianggap karya kolektif institusional, maka pada berita tidak ada hak cipta penulisnya itu ada, dihargai, dihormati. 9. Selalu

mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal teras berita (lead).

Tidak mencantumkan baris tanggal (date line) pada awal intro cerita atau paragraf pertama.

Sebagian media

cetak, hanya

mencantumkan nama tempat cerita feature, hak cipta penulisnya itu ada, di hargai, dihormati.

10. Karena disajikan dengan pola piramida terbalik, maka berita dapat dipotong pada bagian bawah sesuai dengan keperluan tanpa mengubah dan mengganggu isinya.

Karena ditulis dengan teknik mengisahkan di luar pola piramida terbalik, maka setiap bagian cerita feature sama pentingnya satu sama lain sehingga pada bagian bawah tidak bisa dipotong begitu saja.

Berita disusun dengan skala prioritas dimulai dari urutan pesan sangat penting (lead, teras berita), penting (bridge, perangkai) cukup penting (body, tubuh berita), dan kurang penting (leg, kaki). Cerita feature ditulis dengan urutan pesan bagian awal-atas (intro) dan bagian akhir-bawah

(penutup) tetap sama penting 11. Tidak menyampaikan pesan moral tertentu, kecuali Selalu membawa pesan moral tertentu

yang ingin

disampaikan kepada

Laporan berita hanya untuk mengisi kepala (pengetahuan atau dimensi kognitif)

informasi atau laporan fakta peristiwa semata.

khalayak seperti nilai-nilai kejujuran, kesetiaan, sikap tulus tanpa pamrih, pengorbanan, kegigihan, suatu perjuangan, kebersihan hati, keluhuran budi, pengabdian cinta kasih. khalayak. Cerita feature lebih banyak bersifat menusuk dada dan hati (emosi, perasaan, empati) khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.

40

Gambar I.26 Anatomi Feature

Anatomi feature sebagai sebuah cerita, feature memiiki anatomi atau susunan rangka cerita yang tidak sulit dan rumit. Sederhana sekali. Susunan bangunan cerita feature terdiri atas: judul, intro, perangkai, tubuh, dan penutup. Bahkan secara garis besar, susunan cerita feature terbagi dalam tiga bagian saja: pembukaan, penceritaan, penutup. Bagian pembukaan disebut

26

intro, bagian penceritaan dinamakan tubuh cerita. Pada bagian inilah cerita dikembangkan. Bagian penutup lazim disebut juga klimaks.

Cerita featrue ditulis dengan menggunakan teknik mengisahkan. Selain itu, menurut teori jurnalistik sastra, sebagai sebuah cerita kreatif yang berpijak kepada fakta objektif maksudnya sesuatu yang faktual, benar, nyata, adalah rangkaian informasi yang dibangun dari hasil visitasi (kunjungan), konfirmasi dan adakalanya investigasi (penyidikan). Inilah yang disebut proses jurnalistik. feature tidak dapat ditulis dengan menggunakan pola piramida terbalik. Asumsinya jelas dan tegas: bagian bawah feature tidak berarti tidak penting dan bisa dibuang kapan saja. Feature justru sebaliknya. Bagian penutup sama pentingnya dengan bagian intro. Pola khas feature ini disebut pola benjana sein.

Dokumen terkait