• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TRADISI BROKOHAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Brokohan

5. Nilai Dakwah

Dalam pelaksanaan tradisi ini, dihadiri oleh sanak saudara, pemuka agama, dukun bayi dan ibu-ibu yang merupakan tetangga sekitar.Seringkali para ibu mengajak anak-anaknya untuk ikut serta.Sehingga secara tidak langsung tradisi brokohan ini menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang yang hadir

58

termasuk anak-anak. Menjadikan mereka mengetahui bahwa tradisi brokohan tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Fushshilat ayat 33.





























Artinya:

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat ayat 33).

E. Kesimpulan

Ketika Islam datang tradisiBrokohan merupakan salah satu tradisi yangtetap dilaksanakan, salah satunya adalah di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.Hanya isinya diubah sesuai dengan unsur-unsur dari ajaran Islam.Maka terjadilah Islamisasi Jawa (keyakinan dan budaya Jawa) (Jamil, 2002:104).Pendekatan terhadap Islam Jawa menurut Roibin (2009:145) dibagi menjadi dua bagian pertama, Islam dan Jawa dipahami sebagai dua kekuatan yang saling berhadapan.Kedua, Islam dan Jawa dipahami sebagai sinkretis, yang menyatakan bahwa Islam dan Jawa berkembang secara bersama-sama, saling mengisi dan memaknai.Antara ajaran dan tradisi lokal saling menyapa. Model kedua inilah menurut Woodward sebagai masa depan agama, karena dianggap sebagai agama yang kreatif dan dinamis. Hubungan antara budaya Jawa dengan Islam dalam aspek kepercayaan dan ritual menunjukkan secara jelas baik secara langsung maupun tidak langsung dan memang telah terjadi sebagai suatu upaya

59

untuk mengakomodasikan nilai-nilai pendidikan Islam dengan budaya Jawa. Salah satunya melalui tradisi brokohan yang di didalamnya memuat ritual-ritual dengan warna Islami.Upaya ini masih terus berproses sampai saat ini.Sebagian dari nilai pendidikan Islam telah menjadi bagian dari budaya Jawa.

60 BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, berkaitan dengan kepercayaan dan merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat. Sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dan sesuai dengan fokus masalah, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

A. Kesimpulan

1. Sejarah tradisi Brokohan adalah tradisi turun temurun dan sudah ada sejak dahulu. Tradisi Brokohan ini bertujuan untuk menyambut kelahiran bayi dan mensyukuri karunia Allah SWT karena kelahiran tersebut selamat. Tradisi ini adalah meniru kebiasaan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

2. Dalam prosesi tradisi Brokohan banyak ritual yang dijalankan, yaitu ritual mendhem (mengebumikan) ari-ari, ritual slametan Brokohan dan ritual peletakan nasi brokohan. Dalam setiap pelaksanaannya, ritual tersebut memiliki tatacara masing-masing meliputi makna dan perlengkapan yang harus dipersiapkan.

3. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalamtradisi Brokohan adalah sebagai berikut:

a. Nilai Aqidah, yaitu masyarakat berkeyakinan bahwa yang memberikan segala nikmat hanyalah Allah SWT dan tidak ada

61

yang lain, dan tradisi ini merupakan ajaran Rasulullah SAW yang harus diterapkan dalam kehidupan.

b. Nilai Ibadah, yaitu dalam pelaksanaan tradisi brokohan terdapat pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat Nabi yang dapat meningkatkan kualitas beribadah masyarakat.

c. Nilai Amaliah, tradisi Brokohan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah, baik tuan rumah maupun masyarakat yang turut hadir dan berpartisipasi dalam acara tersebut.

d. Nilai Ukhuwah Islamiyah, partisipasi masyarakat yang berbaur menjadi satu mewujudkan rasa kebersamaan dan mempekuat tali silaturahmi antar umat beragama.

e. Nilai Dakwah, pelaksanaan tradisi brokohan melibatkan banyak orang sehingga secara tidak langsung tradisi ini menyampaikan ajaran Islam dalam bentuk budaya kepada masyarakat yang hadir. B. Saran

Pada akhir penulisan ini penulis berharap penelitian tentang nilai- nilai pendidikan Islam dalam tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro ini, dapat disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari pembahasan topik masalah.Sehingga mendapat gambaran yang lengkap mengenai ritual dalam tradisi Brokohan tersebut yang berupa upacara adat turun temurun dari nenek moyang dalam skala yang lebih luas. Dari hasil penelitian ini saya mengharapkan pada masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah, agar tetap menjaga, melestarikan dan mempertahankan

62

tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai pendidikan Islam dapat terus di lestarikan dari generasi ke generasi.

Sebagai generasi muda dan penerus berkepribadian muslim, dengan sendirinya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab akan kelangsungan agama, umat maupun masa depan bangsa, demi tegaknya ajaran agama Islam.

63

DAFTAR PUSTAKA

Aizid, Rizem. 2015. Islam Abangan Dan Kehidupannya. Yogyakarta: DIPTA. Al Qur’an Terjemah. 2007. Departemen Agama RI.

Beatty, Andrew. 2001. Variasi Agama Di Jawa Suatu Pendekatan Antropologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamari, 1993. (online), (http://blogspot.co.id/ritual-dan-institusi Islam.html, diakses 16 Mei 2015.

Geertz, Clifford. 1981. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Pustaka Jaya.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jamil, Abdul dkk. 2002. Islam Dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media. Khalil, Ahmad. 2008. Islam Jawa Sufisme dalam Etika dan Tradisi Jawa.

Malang:UIN Malang Press

Kinasih, Retna Wahyu. 2013. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Upacara- upacara Kelahiran Sejak Masa Prenatal Sampai Balita di Dusun Sojomerto Kidul Desa Sidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Skripsi ridak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Koentjaraningrat.1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKIS.

64

Milles, Mattew B dkk.1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: PT UI press.

Moleong, Lexy.J.2011. .Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin & Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis danKerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: PT Trigenda Karya. Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Imam. 2005. Terjemahan Hadits Arba’in dan Maknanya. Solo: Smart Media.

Pranoto, Tjaroko HP Teguh. 2009. Tata Upacara Adat Jawa. Yogyakarta: Kuntul Press.

Prasetyawan, Widi Agung. 2010. Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Hindu: Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam di Gununggangsir Beji Pasuruan. Tesis tidak diterbitkan. Fakultas Ushuludin dan Filsafat: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Purwadarminta, W.J.S. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roibin.2009. Relasi Agama dan Budaya Masyarakat Kontemporer. Malang:UIN- Malang Press.

Sarjono. 2005. Nilai-nilai Dasar Pendidikan Islam. Pendidikan Agama Islam, Vol. II (2):137.

65

Sudaryono, Gaguk Margono, & Wardani Rahayu. 2013. Pengembangan InstrumenPenelitian Pendidikan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Sulaeman, Munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT ERESCO.

Suprayoga, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syam, Nur. 2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LKis Yogyakarta.

Syukur, F dkk.1996. Formulasi Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Woodward, Mark. R. 1999. Islam Jawa: Kesalehan Normatif versus Kebatinan. Yogyakarta: LKis.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Silvana Diah

Tempat/tanggal lahir : Kabupaten Semarang, 20 juli 1992

Nim : 111 11 200

Alamat : Dusun Kadipiro RT/RW, 03/06, Desa Karangtengah Kec. Tuntang, Kab. Semarang Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Warga Negara : Indonesia Jenjang Pendidikan :

1. SDN Karangtengah 01 2. SMPN 3 Tuntang 3. SMK Negeri 1 Salatiga

4. S1 Jurusan Tarbiyah PAI IAIN Salatiga Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya:

Penulis

Silvana Diah Nim.11111200

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Responden Nama :……… Jenis Kelamin :……… Waktu Pelaksanaan :……… B. Panduan Wawancara

1. Bagaimana sejarah tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

2. Apa tujuan diadakan ritual tradisi brokohan di dusun Kadipiro?

3. Kapan tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dilaksanakan?

4. Siapa saja yang terlibat dalam Tradisi Brokohan?

5. Bagaimana prosesi pelaksanaan tradisi Brokohan yang ada di Dusun Kadipiro?

6. Doa apa saja yang dibaca dalam ritual tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro?

7. Apa saja sesaji dan perlengkapan yang ada dalam tradisi Brokohan? 8. Adakah nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi

Brokohan di Dusun Kadipiro?

9. Apa pengaruh positif dari pelaksanaan tradisi brokohan?

10. Apakah hikmah dari adanya tradisi Brokohan bagi masyarakat Dusun Kadipiro?

Keterangan: X : Peneliti Y : Responden

HASIL WAWANCARA

C. Identitas Responden

Nama : Turmiyati

Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 8 Juni 2015, Pukul 19.30 WIB D. Hasil Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Turmiyati, Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro merupakan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu. Tradisi Brokohan sudah ada sejak dahulu dan dilaksanakan pada saat bayi telah lahir ke dunia yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena bayi dan ibunya selamat. Di dalam tradisi Brokohan ini terdapat tiga ritual yang harus dilaksanakan dan berkaitan satu sama lain. Ritual tersebut yaitu ritual mendhem (mengebumikan) ari-ari, ritual slametan brokohan dan ritual peletakan nasi Brokohan. Dalam pelaksanannya biasanya orang-orang yang terlibat adalah pemuka agama, dukun bayi,ibu-ibu yng merupakan tetangga sekitar dan sanak saudara. Tradisi Brokohan memuat nilai pendidikan Islam yang bermanfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah meningkatkan keimanan kepada Allah SWT, karena masyarakat yakin bahwa yang memberikan segala nikmat adalah Allah SWT.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Karmin Sahri Jenis Kelamin : Laki-laki

Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2015, Pukul 13.00 WIB B. Hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Karmin Sahri, menurut beliau tidak ada yang mengetahui kapan tradisi Brokohan dimulai. Masyarakat Jawa termasuk salah satunya masyarakat Dusun Kadipiro terkenal dengan keteguhannya dalam nenpertahankan dan melestarikan tradisi peninggalan nenek moyangnya. Brokohan atau Barokahan artinya meminta doa dan keberkahan. Meminta keberkahan kepada Allah SWT agar anak yang baru lahir kelak menjadi anak yang berguna. Pelaksanaan tradisi Brokohan sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat muslim, sebab asal-usul tradisi ini sebenarnya meniru kebiasaan yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Masyarakat Jawa terkenal dengan keteguhannya dalam mempertahankan dan melestarikan tradisi nenek moyangnya. Setelah Islam masuk, para ulama seperti walisongo memodifikasi kebudayaan yang berbau mistik dengan tradisi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tradisi Jawa mengenai kelahiran seorang anak misalnya, sebenarnya sudah berlangsung sejak lama. Lalu oleh walisongo diubahlah kebiasaan tersebut menjadi sebuah tradisi yang Islami.

Brokohan artinya meminta doa dan keberkahan. Maksudnya ialah serangkaian acara mulai dari mendhem (mengebumikan) ari-ari, slametan dan peletakan nasi slametan brokohan ke tempat ari-ari ditanam.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Sunarti Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 9 Juni 2015 Pukul 16.30 WIB B. Hasil Wawancara

Pelaksanaan Tradisi Brokohan di dusun Kadipiro didasari dengan nilai- nilai agama yang kuat, karena di samping melaksanakan sunah dari Nabi Muhammad SAW, dalam tradisi Brokohan ini juga membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan ayat-ayat lainnya. Pelaksanaan tradisi brokohan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas beribadah masyarakat, karena pada dasarnya dalam pelaksanaan tradisi brokohan ini masyarakat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan membaca shalawat Nabi. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan shalawat Nabi tersebut sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT. Orang-orang yang terlibat dalam prosesi brokohan yaitu Pemuka Agama, dukun bayi, ibu-ibu tetangga sekitar dan sanak saudara dekat. Tradisi Brokohan meliputi serangkaian kegiatan dari mendhem (mengebumikan ari-ari), slametan Brokohan dan peletakan nasi brokohan di tempat-tempat tertentu.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Deni Hariyanto Jenis Kelamin : Laki-laki

Waktu Pelaksanaan : 10 Juni 2015 Pukul 10.00 WIB B. Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan bapak Deni Hariyanto, biasanya yang melaksanakan prosesi tradisi Brokohan dalam ritual mendhem (mengebumikan ari-ari) adalah dukun bayi. Waktu pelaksanaan tradisi brokohan yaitu pada sore hari setelah bayi lahir. Begitu bayi sudah dibawa pulang dari bidan atau rumah sakit. Prosesi brokohan ini dilakukan saat bayi berusia satu hari. Tetapi jika bayi lahir pada pagi hari maka pelaksanaan tradisi ini dimulai saat itu juga sampai siang hari. Waktu pelaksanannya berdasarkan waktu kelahiran bayi tersebut. Dalam pelaksanaan tradisi brokohan, masyarakat senantiasa meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah. Untuk keluarga yang sedang berbahagia karena kehadiran anggota keluarga baru, mereka menyediakan makanan untuk sajian brokohan seperti nasi ambeng, jenang merah putih, jajan pasar dan ingkung.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Darti

Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 10 Juni 2015 Pukul 15.30 WIB B. Hasil Wawancara

Masyarakat muslim Jawa meyakini bahwa tradisi mendhem ari-ari termasuk salah satu hal yang patut diutamakan. Sebab, mengebumikan ari-ari dapat disamakan dengan mengubur orang yang meninggal. Dalam ritual ini, ada beberapa perlengkapan sajian yang harus disediakan. Sajian untuk bayi laki-laki dan bayi perempuan tidak sama. Untuk bayi laki-laki sajian yang digunakan adalah ayam betina yang belum pernah kawin, sedangkan untuk bayi perempuan sajiannya adalah ayam jantan yang belum pernah kawin. Perlengkapan yang harus disediakan dalam pelaksanaan mendhem ari-ari yaitu bunga 7 rupa atau kembang setaman, minyak wangi (baru), kunyit, garam (sebaiknya yang sudah mempasir), benang putih dan jarum jahit (benang sebaiknya satu gulung), kemiri, ikan asin, sirih yang digulung dan diikat dengan benang, uang logam recehan (beberapa keping), alat tulis (buku dan pensil), kertas (bertuliskan nama bayi, tanggal lahir, ama orangtua, Asmaul Husna dam Ayat Kursi). Dalam pelaksanaan tradisi ini, dihadiri oleh sanak saudara, pemuka agama, dukun bayi dan ibu-ibu yang merupakan tetangga sekitar. Sehingga secara tidak

langsung tradisi brokohan ini menyampaikan ajaran islam kepada orang-orang yang hadir

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Siti Kholifatun Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 11 Juni 2015 Pukul 15.30 WIB B. Hasil Wawancara

Dalam slametan brokohan ini hidangan yang biasanya disajikan dan harus ada yaitua Jenang abang putih. Jenang disini diartikan sebagai bubur. Warna abang putih memiliki arti agar anak ini kelak selalu ingat dan hormat kepada kedua orangtuanya. Nasi ambeng adalah berupa nasi putih yang diletakkan di atas tampah dan diberi lauk pauk di sekelilingnya. Lauk pauk dapat berupa perkedel, ikan asin, urap, telur rebus dan tempe goreng. Jajan pasar disini diartikan seperti kue-kue manis dan makanan ringan lainnya yang dibeli di pasar. Ingkung adalah satu ekor ayam jantan jawa utuh yang dimasak. Sedangkan perlengkapannya yaitu kembang brokohan, ini biasanya banyak dijual di pasar. Dan terdiri dari beberapa macam jenis bunga, daun sirih, kinang dan gambir. Hikmah yang dapat dipetik dari tradisi brokohan ini adalah rasa kebersamaan, persatuan serta gotong-royong. Hal ini disebabkan slametan brokohan melibatkan banyak orang.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Mahmudi Jenis Kelamin : Laki-laki

Waktu Pelaksanaan : 11 Juni 2015 Pukul 20.00 WIB B. Hasil Wawancara

Bentuk sajian dan perlengkapan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Slametan Brokohan biasanya dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh tokoh agama. Doa yang biasanya diucapkan dalam slametan brokohan yaitu QS. Al- Fatihah, QS. Al-Insyiroh, QS. Al Qadr, Doa Keselamatan, Shalawat Nabi. Setalah itu dilanjutkan dengan makan bersama hidangan yang telah didoakan dan disediakan oleh tuan rumah. Jika memungkinkan biasanya tuan rumah juga menyiapkan hidangan yang akan dibawa pulang para tamu dengan memasukkan hidangan ke dalam besek. Besek yaitu suatu wadah yang terbuat dari sayatan bambu. Tradisi brokohan merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang masih dilaksanakan di Dusun Kadipiro sehingga dengan dilaksanakannya tradisi ini, budaya dapat terus dilestarikan.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Sulimah Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 12 Juni 2015 Pukul 13.00 WIB B. Hasil Wawancara

Setelah Slametan brokohan selesai, nasi brokohan dan kembang brokohan yang telah didoakan bersama-sama diletakkan di atas daun pisang dan dibagi menjadi 3 bagian yaitu, bagian pertama diletakkan di bawah tempat tidur sang bayi dan si ibu baru, bagian kedua diletakkan di tempat pencucian ari-ari sang bayi, bagian ketiga diletakkan di tempat ari-ari di tanam. Hal ini dilakukan karena ketiga rangkaian prosesi brokohan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Hikmah yang dapat diambil dari tradisi Brokohan adalah ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab, dalam pelaksanaannya, terdapat kegiatan doa bersama untuk mendoakan bayi dan ibu baru serta doa keselamatan untuk semua orang yang hadir. Selain itu, karena tradisi brokohan dilaksanakan setelah prosesi kelahiran bayi, maka tradisi ini dapat dikatakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran yang selamat.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Ratni Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 13 Juni 2015 Pukul 10.00 WIB B. Hasil Wawancara

Biasanya sajian atau perlengkapan yang digunakan di dalam selamatan brokohan terbagi menjadi 2, yaitu kalangan biasa dan kalangan menengah ke atas. Untuk kalangan biasa perlengkapannya seperti yang telah disebutkan di atas, sedangkan untuk kalangan atas selain perlengkapan tersebut di tambahkan pula perlengkapan lain yaitu kelapa, warna putih dari kelapa diyakini sebagai “sperma” atau benih laki-laki dari bapak. Gula Jawa, warna merah, diyakini sebagai “sel telur” yaitu benih perempuan dari ibu. Dawet, makna dari dawet yaitu, santan (sperma ayah), gula jawa (sel telur ibu) dan cendol (butir-butir kehidupan). Telur Bebek, makna dari penggunaan telur bebek adalah, kulit telur bebek berwarna biru. Sehingga telur bebek menggambarkan langit biru atau kuasa dari langit.

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Sarwiyani Jenis Kelamin : Perempuan

Waktu Pelaksanaan : 14 Juni 2015 Pukul 16.30 WIB B. Hasil Wawancara

Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah hanya dilaksanakan oleh masyarakat yang beragama Islam. Hal ini dikarenakan Tradisi Brokohan merupakan kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasululah SAW. Selain itu pada saat pelaksanaannya, di dalamnya terdapat pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dipimpin oleh pemuka agama secara langsung. Tradisi Brokohan memiliki pengaruh positif bagi kehidupan bermasyarakat di Dusun Kadipiro, yaitu masyarakat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan selalu bersukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Salah satu hikmah dari tradisi Brokohan adalah kepedulian terhadap orang lain. Hal ini dapat dilihat dari pembagian nasi kedalam besek kepada orang- orang yang hadir dan tetangga sekitar.

DOKUMENTASI

Dokumen terkait