• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM

DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO

DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh: SILVANA DIAH

NIM 111-11-200

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

mOttO

beRSyuKuRLah dengan aPa yang Kamu miLiKi Saat ini

KaRena itu Semua meRuPaKan titiPan daRi aLLah Swt

JiKa Kita tidaK menSyuKuRinya maKa aLLah

(4)
(5)
(6)

vi

mOttO

beRSyuKuRLah dengan aPa yang Kamu miLiKi Saat ini

KaRena itu Semua meRuPaKan titiPan daRi aLLah Swt

JiKa Kita tidaK menSyuKuRinya maKa aLLah

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segenap ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan :

1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan skripsi ini

2. Kepada orangtua saya Bapak Mahmudi dan Ibu Siti Rohmiatun yang selalu banting tulang untuk pendidikanku, terimakasih telah memberikan yang terbaik untuk masa depanku dan kepada kakak ku Sulistiyani S.Pd.I serta kedua adikku tersayang Aji Firmansyah serta Novia Rahmadani yang telah memberikan motivasi setiap hari tanpa mengenal lelah

3. Kepada Bapak Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A. Selaku dosen pembimbing yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan saya, terimakasih telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Kepada seluruh dosenku yang telah memberikan bimbingan dan berbagai macam ilmu pengetahuan telah saya dapatkan disini, semoga ilmu ini bermanfaat bagiku dan masyarakat

5. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2011: Yogi, Hidayah, Miftach, Sinta, Rofiqoh, Cahyo dan yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang senantiasa memberikan semangat dan saling membantu demi keberhasilan kita bersama.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang peneliti susun dalam bentuk skripsi. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun umatnya dari zaman kegelapan sampai zaman yang terang benderang ini.

Skripsi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi tugas guna melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015”.

Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan berbagai dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati perkenenkan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Progdi PAI.

4. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta membantu kelancaran penyusunan skripsi ini

5. Segenap dosen dan civitas Akademik IAIN Salatiga yang telah membantu kelancaran peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh warga masyarakat Dusun Kadipiro Desa KarangTengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

(9)
(10)

x

ABSTRAK

Diah, Silvana, 2015. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan Di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:

Kata Kunci: Nilai Pendidikan Islam, Tradisi Brokohan

Pada dasarnya setiap manusia ditakdirkan untuk memperoleh keturunan dari suatu perkawinan yang sah menurut agama Islam. Oleh karena itu diperlukan adanya keturunan yang nantinya akan menjadi generasi penerus baginya. Proses untuk memperoleh keturunan dapat melalui beberapa fase yaitu perkawinan, kehamilan dan kelahiran. Dalam Agama Islam hari kelahiran Nabi Muhammad SAW selalu diperingati oleh umat Islam dan manusia harus selalu bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT masyarakat Jawa mengemasnya dalam bentuk tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak ke dunia ini. Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi Brokohan.

Penelitian ini hadir untuk mengungkap nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Brokohan. Fokus Penelitian ini adalah: 1) Bagaimana sejarah tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 2) Bagaimana Prosesi Tradisi Brokohan yang ada di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. 3) Nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam tradisi Brokohan.

(11)

xi

DAFTAR ISI

LOGO……….………...……….……… i

HALAMAN JUDUL…….………. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING …..………... iii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN …...………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ….………...………. v

HALAMAN MOTTO ………...……… vi

PERSEMBAHAN……… vii

KATA PENGANTAR....………... viii

ABSTRAK….……...………... x

DAFTAR ISI……….………... xi

DAFTAR TABEL………... xv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Fokus Penelitian………..………... 5

C. Tujuan Penelitian………... 5

D. Kegunaan Penelitian……..……… 5

(12)

xii

F. Metode Penelitian……….. 7

1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian………… 7

2. Kehadiran Peneliti……… 8

3. Lokasi Penelitian……….. 8

4. Sumber Data………. 8

5. Prosedur Pengumpulan Data……… 9

6. Analisis Data………. 10

7. Pengecekan Keabsahan Data……… 11

8. Tahap - tahap Penelitian……… 12

G. Sistematika Penulisan………... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam……….. 15

1. Pengertian Nilai……….... 15

2. Pengertian Pendidikan Islam……… 17

3. Pengertian Nilai Pendidikan Islam………... 19

B. Konsep Ritual………. 20

C. Penelitian Terdahulu……… 29

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data………. 32

1. Letak Geografis Dusun Kadipiro……… 32

2. Keadaan Demografi……… 33

3. Keadaan Sosial Budaya………... 36

(13)

xiii

B. Temuan Penelitian……… 38

1. Sejarah Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro………… 38

2. Prosesi Tradisi Brokohan……… 40

BAB IV TRADISI BROKOHAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM A. Pendahuluan……… 47

B. Tradisi Brokohan: Ritual Kolektif……….. 48

C. Ritual Dalam Tradisi Brokohan……….. 49

1. Mendem Atau Mengebumikan Ari-Ari………. 49

2. Ritual Slametan Brokohan……… 50

3. Peletakan Nasi Brokohan……… 54

D. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Brokohan……. 55

1. Nilai Aqidah………. 55

2. Nilai Ibadah…….………. 57

3. Nilai Amaliah……… 59

4. Nilai Ukhuwah Islamiyah………. 59

5. Nilai Dakwah……… 60

E. Kesimpulan……….. 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… 63

B. Saran……….. 64

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Lampiran 2. Daftar Nilai SKK

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap manusia ditakdirkan untuk memperoleh keturunan dari suatu perkawinan yang sah menurut agama Islam.Hal tersebut dilakukan karena adanya sebuah keinginan dari setiap individu baik itu laki-laki maupun perempuan untuk dapat memperoleh seorang keturunan yang berasal dari darah dagingnya sendiri. Hakikat dari sebuah perkawinan ialah untuk menjadikan dirinya sempurna karena telah memiliki seorang suami atau istri yang nantinya akan memberinya keturunan. Manusia tidak dapat menebak kapan ajal akan menjemputnya. Oleh karena itu diperlukan adanya keturunan yang nantinya akan menjadi generasi penerus baginya. Proses untuk memperoleh keturunan dapat melalui beberapa fase yaitu perkawinan, kehamilan dan kelahiran.

(17)

2

Mematuhi norma serta menjunjung tinggi nilai-nilai menjadi pentingdemi kelestarian hidup bermasyarakat.

Dalam masyarakat yang sudah berkembang, khususnya di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, norma-norma dan nilai-nilai kehidupan dapat dipelajari melalui jalur pendidikan, baik secara formal maupun nonformal.Di samping pendidikan formal dan non formal tersebut, ada satu sarana sosialisasi bagi masyarakat yang disebut upacara tradisional.Penyelenggaraan upacara ini penting untuk pembinaan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.Salah satu fungsinya antara lainadalah sebagai penguat norma-norma, serta nilai-nilai budaya yang telah berlaku turun-temurun (Purwadi, 2005:2).

Menurut Koentjaraningrat (1984:5), kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, yaitu:

(1) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat dan (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

(18)

3

kepada Tuhan masyarakat Jawa mengemasnya dalam bentuk tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak ke dunia ini. Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7:



Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Q.S. Ibrahim:7). Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan dan nilai-nilai pendidikan Islam dari tradisi Brokohan untuk menyambut kelahiran anak kedunia yang telah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dimana anggapan dari masyarakat setempat yang mayoritas beragama Islam bahwa pelaksanaan dari kegiatan tradisi Brokohan tersebut masih mengandung nilai-nilai pendidikan Islam.

(19)

4

pasarkomplit dan lain-lain. Sedekah atau sesaji tersebut masing-masing memiliki makna tersendiri.Kenduri ini terutama dihadiri oleh ibu-ibu yang secara bersama-sama mendoakan ibu baru dan bayi yang baru lahir tersebut.

Di beberapa daerah mungkin sesaji atau sedekah yang dikeluarkan berbeda-beda namun pada dasarnya adalah sama yaitu sebagai bentuk ucapan rasa syukur. Brokohan juga ada yan disertai dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an.Tujuan dari upacara brokohan ini pada dasarnya selain sebagai ucapan rasa syukur atas kelahiran bayi juga memiliki maksud agar bayi yang baru lahir tumbuh dengan kepribadian baik serta berguna bagi keluarga, agama dan negara.

(20)

5 B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka yang menjadi topik permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarahtradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana prosesi tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

3. Apa nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui sejarah tradisi Brokohan di Dususn Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui prosesi tradisi Brokohan yang ada di masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

(21)

6 D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah, Hasil penelitian ini dapat berguna untuk

melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia.

2. Bagi Masyarakat, Sebagai sumbangan informasi bagi semua lapisan masyarakat agar tetap menjaga tradisi dan adat istiadat peninggalan orang-orang Jawa yang ada sampai saat ini.

3. Bagi IAIN Salatiga, Untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Bagi Peneliti, Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis akan mengartikan beberapa kata yaitu:

1. Nilai

(22)

7 2. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani (Gunawan, 2014:8).

3. Tradisi

Istilah tradisi mengandung pengertian tentang adanya kaitan masa lalu dengan masa sekarang.Ia menunjuk kepada sesuatu yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan wujudnya masih ada hingga sekarang (Syam, 2005:277).

4. Brokohan

Brokohan itu asal katanya dari bahasa Arab yaituﺔﻛﺮﺑ ”barokah”

yang artinya adalah mengharapkan berkah dari Tuhan(Aizid, 2015:121) F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati ( Moleong, 2011:4).

(23)

8

peranan, nilai dan tindakan secara menyeluruh. Penelitian ini biasanya menggunakan metode yang biasanya dimanfaatkan oleh peneliti lain yaitu dengan metode wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti (Moleong, 2011:11).

Dalam penelitian kualitatif ini penulis hanya mencari gambaran dan data yang bersikap deskriptif yang berada di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, kehadiran peneliti sangatlah penting. Peneliti bertindak sebagai instrument langsung sekaliguspengumpul data. Peneliti dalam penelitian ini bertindak secara langsung ke lapangan sehingga mendapatkan data yang riil dan akurat.

3. Lokasi Penelitian

(24)

9 4. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis dapat memperoleh informasi data dari beberapa literatur buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik dan memperoleh sumber informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti lakukan secara langsung yang kemudian dianalisis.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode di antaranya:

a. Metode Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Sudaryono, 2013:38).Metode ini penulis gunakan untuk meperoleh data secara langsung tentang Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2015.Penulis melakukan pengamatan secara langsung mengenai keterkaitan antara nilai-nilai pendidikan Islam dengan tradisi Brokohan.

b. Metode Wawancara

(25)

10

mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai adalah orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

c. Metode Dokumentasi

Dalam memperluas pengumpulan data, tehnik ini sangat dibutuhkan. Jadi, “Tehnik ini adalah cara pengumpulan data langsung dari tempat penelitian, buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan (Sudaryono, 2013:41).Metode ini digunakan untuk lebih memperluas pengamatan dan pengumpulan data terhadap sesuatu yang diselidiki oleh peneliti.

6. Analisis Data

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis (Suprayogo dan Tobroni, 2001:192). Kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi:

a. Menetapkan fokus penelitian

b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul

c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya

d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya

(26)

11

Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Jadi,“ Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi)” (Milles, 1992:16-18).

Secara garis besar, teknik analisis data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi.Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi.Setelah data baru hasil reduksi baik, selanjutnya ditarik kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kredibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dala latar penelitian. Menurut Moloeng (2011:327), pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan b. Ketekunan pengamatan

(27)

12 d. Analisis kasus negatif e. Kecakupan referensional f. Pengecekan anggota g. Uraian rinci

h. Auditing

8. Tahap-tahap penelitian

Tahap-tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap Pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian

3) Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan:

1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2) Pengecekan keabsahan data

d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi

(28)

13 5) Ujian munaqosyah skripsi G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional,Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data serta Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam B. Konsep Ritual

C. Penelitian Terdahulu BAB III HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi gambaran umum Dusun Kadipiro, Keadaan Sosial Masyarakat, serta Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro. BAB IV ANALISIS DATA

(29)

14 BAB V PENUTUP

(30)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian Nilai

Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Purwadarminta, 1999:677). Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Pada hakikatnya nilai akan memberikan pengaruh dalam kehidupan sosial manusia sehari-hari.

Nilai bersifat ideal, abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indera, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut.Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret.Oleh karena itu masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikehendaki atau tidak, disenangi atau tidak, sehingga bersifat subjektif.Adapun dalam masyarakat yang dibahas adalah nilai inti (score value), nilai inti ini diikuti oleh setiap individu atau kelompok yang jumlahnya cukup besar, orang-orang itu benar-benar menjunjung tinggi nilai itu sehingga menjadi salah satu faktor penentu untuk berperilaku (Munandar, 1995:25).

Liliweri (2003:82) mendefinisikan nilai sebagai berikut,

(31)

16

Menurut Sykur (1996:22-13) pengertian nilai dari segi filsafat dipahami dalam dua arti yaitu,

yang pertama arti ekonomis yaitu yang berhubungan dengan kualitas atau harga suatu barang. Arti yang kedua yaitu tentang nilai Islami, ada dua cara untuk menentukan substansi nilai-nilai Islam; yang pertama lewat kajian ilmiah tentang sikap dan dan tingkah laku orang-orang muslim.Pendekatan nilai-nilai ajaran Islam semacam ini memang beguna untuk mengetahui sejauh mana seorang Muslim mengikuti ajaran.Cara kedua adalah merujuk kepada sumber aslinya, yaitu Al-Qur’an dan al-Hadits.

Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Sjarkawi (2009:29).

a. Nilai moral b. Nilai sosial

c. Nilai undang-undang d. Nilai agama

Keempat nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan, dari kebutuhan yang paling sederhana yakni kebutuhan akan fisik biologis, keamanan, harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri.

Menurut Thoha (1996:64) sumber nilai dalam kehidupan manusia yaitu,

a. Nilai Illahi (nilai religi) yaitu nilai yang dititahkan Tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk takwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu Illahi.

b. Nilai Insani yaitu nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup berkembang dari peradaban manusia.

(32)

17 2. Pengertian Pendidikan Islam

Definisi pendidikan Islam yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2007:24) yaitu, “secara sederhana kata Islamdalam pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami yaitu pendidikan yang pendidikan yang berdasarkan Islam”.

Pendidikan Islam menurut Gunawan (2014:8) adalah “suatu proses edukatif yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau secara utuh dan menyeluruh, menyangkut aspek jasmani dan rohani”.Pendidikan Islam adalah usaha yang lebih khusus dan ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengajarkan ajaran Islam.

Pendidikan Islam menurutn Muhaimin (2009:14) adalah “sistem pendidikan yang dikembangkan dan dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam”.

Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah sebagaimana yang dikutip oleh Gunawan (2014:10) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat aspek yaitu:

1. Tujuan Pendidikan jasmani ( al-ahdaf al jismiyah ). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah fi al-ardh.

(33)

18

dalam rangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qur’ani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perilaku perwujudan keagamaan.

3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-akliyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya, dengan menelaah ayat-ayatnya (baik qauliyah dan kauniyah).

4. Tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi disini tercermin sebagai al-nas yang hidup pada masyarakat plural .

Ke-empat tujuan pendidikan Islam ini harus diarahkan menuju pada kesempurnaan.Dan keempat tujuan ini tentu harus tetap dalam satu kesatuan yang tidak terpisah-pisah.

(34)

19

dengan aspek pengalaman dan sejumlah peristiwa sehari-hari. Biasanya melibatkan kepercayaan dan tanggapan pada sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia.

Oleh karena itu, secara sosiologis agama menjadi penting dalam kehidupan manusia bermasyarakat.Pembinaan nilai agama dalam masyarakat dapat dilihat dari akhlak keluarga yang berada di dalamnya. 3. Pengertian Nilai Pendidikan Islam

Menurut Ardhana dalam (Muhaimin, 1993:124), kehidupan manusia tidak lepas dari nilai, dan nilai itu selanjutnya perlu diinstitusikan.Institusionalisasi nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Hakikat pendidikan adalah proses tranformasi dan internalisasi nilai, proses pembiasaan terhadap nilai, proses rekonstruksi nilai, serta penyesuaian nilai.

Nilai Pendidikan Islam bermakna sebagai konsep-konsep pendidikan yang dibangun berdasarkan ajaran Islam sebagai landasan etis, moral dan operasional pendidikan (Sarjono, 2005:137).Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan Islam adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat dalam pendidikan Islam yang digunakan manusia sebagai dasar untuk mengabdi pada Allah SWT.

Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari Al-Qur’an yang dapat dikembangkan untuk penerapan pendidikan Islam (Muhaimin, 2011:64) yaitu:

a. Nilai Ibadah

Penerapan dan pengembangan pendidikan Islam merupakan Ibadah.

(35)

20

Pendidikan Islam hendaknya dikembangkan untuk berbuat baik kepada semua pihak pada setiap generasi, disebabkan karena Allah Swt. telah berbuat baik kepada manusia dengan aneka nikmat-Nya, dan dilarang berbuat kerusakan dalam bentuk apapun.

c. Nilai Kerahmatan

Pendidikan Islam hendaknya ditujukan bagi kepentingan dan kemaslahatan seluruh umat manusia dan alam semesta.

d. Nilai Amanah

Pendidikan Islam adalah amanah dari Alah Swt. Sehingga, pengembangandan penerapannya dilakukan dengan niat, cara dan tujuan sebagaimana dikehendaki-Nya.

e. Nilai Dakwah

Pengembangan dan penerapan pendidikan Islam merupakan wujud dialog dakwah menyampaikan kebenaran Islam.

B. Konsep Ritual

1. Pengertian Ritual

Menurut Koentjaraningrat (1990:190) upacara ritual atau ceremony adalah “sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku di masyarakat dan berhubungan dengan berbagai macam peristiwa yang biasanya terjadi di dalam masyarakat yang bersangkutan”.

Menurut Winnick dalam (Syam, 2005:17) ritual adalah “seperangkat tindakan yang dimantapkanmelalui tradisi. Ritus tidak sama dengan pemujaan, karena ritus merupakan tindakan yang bersifat keseharian”.

(36)

21

a. Ritual yang tujuannya bersyukur kepada Tuhan.

b. Ritual yang tujuannya mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan keselamatan dan rahmat.

c. Ritual yang tujuannya meminta ampun atas kesalahan yang dilakukan.

Adapun dari segi cara, ritual dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Individual

Sebagian ritual dilakukan secara perorangan, bahkan ada yang dilakukan dengan mengisolasi diri dari keramaian, seperti meditasi, bertapa, dan yoga.

b. Kolektif

Ritual yang dilakukan secara kolektif (umum), seperti khotbah, salat berjamaah, dan haji.

Menurut Dhavamony dalam (Syam, 2005:19), ritual dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

a. Tindakan magi, yang dikaitkan dengan penggunaan bahan-bahan yang bekerja karena daya-daya mistis.

b. Tindakan religius, kultus para leluhur juga bekerja dengan cara ini.

(37)

22

d. Ritual faktitif yang meningkatkan produktivitas atau kekuatan, atau pemurnian dan perlindungan, atau dengan cara lain meningkatkan kesejahteraan materi suatu kelompok.

2. RitualSlametan

Menurut Geertz (1981:11) “di pusat keseluruhan sistem agama Jawa, terdapat suatu ritus yang sederhana, formal, jauh dari keramaian dan dramatis itulah slametan”. Slametan adalah versi Jawa dari apa yang barangkali merupakan upacara keagamaan yang paling umum di dunia, ia melambangkan kesatuan mistis dan sosial mereka yang ikut serta di dalamnya.Slametan adalah ritus bagi mereka yang hidup (Beatty, 2001:42).

Menurut Khalil (2008:278) penertian slametan adalah,“salah satu adat istiadat, sebagai ritual keagamaan yang paling populer di dalam masyarakat Islam Jawa yaitu upacara ritual komunal yang telah mentradisi di kalangan masyarakat Islam Jawa yang dilaksanakan untuk peristiwa penting dalam kehidupan seseorang”. Slametan diyakini sebagai sarana spiritual yang mampu mengatasi segala bentuk krisis yang melanda serta bisa mendatangkan berkah bagi mereka. Menurut Aizid (2015:83) pengertian slametan adalah,

(38)

23

Kebanyakan slametan diselenggarakan di waktu malam, segera setelah matahari terbenam dan sembahyang magrib telah dilakukan oleh mereka yang mengamalkannya.Jika menyangkut kelahiran atau kematian, maka peristiwa itu sendirilah yang menentukan waktunya.

Menurut Gerrtz (1981:38)Slametan terbagi dalam empat jenisyaitu: a. yang berkisar sekitar krisis-krisis kehidupan atau lingkaran

hidup ( kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian). b. yang ada hubungannya dengan hari-hari raya Islam

(Maulud Nabi, Idul Fitri, Idul Adha dan sebagainya).

c. yang ada sangkutannya dengan integrasi sosial desa (bersih desa).

d. yang diselenggarakan dalam waktu yang tidak tetap, tergantung kepada kejadian luar biasa yang dialami seseorang (pindah tempat, ganti nama, sakit).

Secara umum, tujuan slametan adalah untuk menciptakan keadaan sejahtera, aman dan bebas dari gangguan makhluk yang nyata maupun halus (suatu keadaan yang disebut slamet) ( Beatty, 2001:43).

(39)

24

Interpretasi terhadap slametan yang sudah memiliki formulasi tertentu dalam sambutan-sambutan upacara menyelimuti posisi dan motivasi yang beraneka ragam.Dari sini ada dua titik garis ekstrim, yakni mistikal dan santri, dengan mayoritas terletak di antara keduanya.Adalah kaum mistik yang bergerak lebih jauh dalam mengembangkan gagasan dan penerjemahan yang berkenaan dengan simbol-simbol slametan (Khalil, 2008:280).

3. Brokohan

Brokohan atau Barokahan merupakan salah satu upacara adat Jawa untuk menyambut kelahiran bayi. Upacara adat ini mempunyai makna sebagai ungkapan rasa syukur dan sukacita karena proses kelahiran berjalan lancar. Brokohan berasal dari bahasa Arab yaitu

ﺔﻛﺮﺑ

“Barokah” yang maknanya mengharapkan berkah (Aizid,

2015:121) dantelah mengalami perubahan menurut lidah orang Jawa. Firman Allah SWT dalam Q.S. An Nahl:78



(40)

25

4. Dasar Hukum Pelaksanaan Tradisi Brokohan



Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, Sesunguhnya Aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya Aku Telah menamai dia Maryam dan Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk" (QS. Ali ‘Imran:36).

َﺴَﻓ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱠﻲِﺒﱠﻨﻟا ِﮫِﺑ ُﺖْﯿَﺗَﺄَﻓ ٌم َﻼُﻏ ﻲِﻟ َﺪِﻟُو

ُهﺎﱠﻤ

ِﺔَﻛَﺮَﺒْﻟﺎِﺑ ُﮫَﻟ ﺎَﻋَدَو ٍةَﺮْﻤَﺘِﺑ ُﮫَﻜﱠﻨَﺤَﻓ َﻢﯿِھاَﺮْﺑِإ

Artinya:

(41)

26

ﱠنِإ ُلﻮُﻘَﯾَو َﻦْﯿَﺴُﺤْﻟاَو َﻦَﺴَﺤْﻟا ُذﱢﻮَﻌُﯾ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُ ﱠﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ﱡﻲِﺒﱠﻧ

ِ ﱠﷲ ِتﺎَﻤِﻠَﻜِﺑ ُذﻮُﻋَأ َقﺎَﺤْﺳِإَو َﻞﯿِﻋﺎَﻤْﺳِإ ﺎَﮭِﺑ ُذﱢﻮَﻌُﯾ َنﺎَﻛ ﺎَﻤُﻛﺎَﺑَأ

ْﻦِﻣ ِﺔﱠﻣﺎﱠﺘﻟا

ٍﺔﱠﻣ َﻻ ٍﻦْﯿَﻋ ﱢﻞُﻛ ْﻦِﻣَو ٍﺔﱠﻣﺎَھَو ٍنﺎَﻄْﯿَﺷ ﱢﻞُﻛ

Artinya:

“Adalah Rasulullah saw memohon perlindungan bagi Hasan dan Husen (cucu beliau) dan bersabda: Sesungguhnya Nabi Ibrahim memohonkan perlindungan bagi Isma’il dan Ishaq sebagai berikut: A’udzu bikalimatillahit taam mati min kulli syaithani wa hammatin wamin kulli ‘ainiammatin. (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas).

ٍﺔﱠﻣ َﻻ ٍﻦْﯿَﻋ ﱢﻞُﻛ ْﻦِﻣَو ٍﺔﱠﻣﺎَھَو ٍنﺎَﻄْﯿَﺷ ﱢﻞُﻛ ْﻦِﻣ ِﺔﱠﻣﺎﱠﺘﻟا ِ ﱠﷲ ِتﺎَﻤِﻠَﻜِﺑ ُذﻮُﻋ

Artinya:

“Aku berlindung dengan firman-firman Allah yang sempurna dari seluruh syaitan, segala macam gangguan dan penggoda yang jahat.

a. Hubungan antara Tradisi Brokohan dengan Pendidikan Islam Hubungan antara Tradisi Brokohan dengan Pendidikan Islam sebagai berikut:

1. Dengan adanya tradisi Brokohan kita termasuk melestarikan budaya serta memberikan transformasi kebudayaan baru yang belum dikenal oleh masyarakat.

(42)

27

b. Pengaruh Positif Pelaksanaan Tradisi Brokohan

Pengaruh positif bagi kehidupan bermasyarakat di Dusun Kadipiro, yaitu:

1. Masyarakat semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan selal bersukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.

2. Terjalin kehidupan yang rukun antar umat Islam.

3. Adanya rasa kebersamaan yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat.

c. Hikmah Pelaksanaan Tradisi Brokohan

1. Takwa Kepada Allah SWT

Makna pertama yang dapat dipetik dari tradisi Brokohan adalah ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab, dalampraktiknya, terdapat kegiatan doa bersama untuk mendoakan bayi dan ibu baru serta doa keselamatan untuk semua orang yang hadir. Selain itu, karena tradisi brokohan dilaksanakan setelah prosesi kelahiran bayi, maka slametan ini dapat dikatakan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran yang selamat.

2. Kebersamaan dan Gotong-royong

(43)

28

tetangga sekitar yang bekerja sama dan bergotong- royong, mulai dari persiapan sampai akhir acara.

3. Kepedulian terhadap masyarakat sekitar 4. Melestarikan budaya

Tradisi brokohan merupakan salah satu dari sekian banyak tradisi yang masih dilaksanakan di Dusun Kadipiro DesaKarangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dengan dilaksanakannya tradisi ini, budaya akan terus dilestarikan. Orang-orang yang hadir dalam tradisi ini dapat menceritakan dan mencontokannya kepada anak dan cucu mereka kelak.

C. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Widi Agung Prasetyawan (2010), dengan judul Akulturasi Budaya Islam dan Budaya Hindu : StudiTentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam di

(44)

29

keagamaan ini banyak pembacaan mantra-mantra agama Hindu yang dipimpin oleh sesepuh desa. Namun keadaan masyarakat Gununggangsir sekarang sudah berubah dan mayoritas beragama Islam, ritual Brokohan mengalami pergeseran seperti digantinya mantra-mantra agama Hindu menjadi bacaan-bacaan ayat suci Al-Qur'an dan ditutup dengan do'a menurut agama Islam. Selain itu juga, sesaji tetap ada tetapi tidak sebesar pada masa Hindu melainkan sesuai kemampuan ekonominya. Dan melahirkan bayi dilaksanakan di dalam rumah tidak lagi di candi.

Letak perbedaan penelitian adalah fokus penelitian yang lebih mengarah pada proses akulturasi tradisi Brokohan menyangkut sesaji dan mantra-mantra Hindu menjadi bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an sehingga tidak terfokus pada nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi tersebut.

2. Penelitian skripsi oleh Retna Wahyu Kinasih (2013) dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Upacara-upacara Kelahiran Sejak Masa Prenatal Sampai Balita di Dusun Sojomerto Kidul

DesaSidomulyo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang”. Pada

(45)

30

dana lebih biasanya pelaksanaan upacara kelahiran itu dilaksanakan secara komplit. Tetapi kebanyakan dari masyarakat Dususn Sojomerto lebih memilih untuk melakukan selamatan secara sederhana.

(46)

31 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Letak Geografis Dusun Kadipiro

Dusun Kadipiro merupakan salah satu dusun yang terletak di Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Adapun dusun-dusun yang berbatasan dengan dusun Kadipiro adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Getas b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Beran c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kauman Lor d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Karanganyar

Luas Dusun Kadipiro kurang lebih 17 ha, yang terdiri dari tanah sawah, tanah pekarangan, tanah pemukiman, jalan, serta sungai (Sumber: Data Demografi Desa Karangtengah).

Menurut data monografi Januari 2015, jumlah penduduk Dusun kadipiro adalah 815 jiwa, dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

2. Keadaan Demografi

a. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

(47)

32

Tabel 1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No RT Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 RT.001 127 145 272

2 RT.002 56 63 119

3 RT.003 101 104 205

4 RT.004 43 41 84

5 RW.005 60 75 135

Jumlah RW : 006 387 428 815

Jumlah Total 387 428 815 Sumber :Data Demografi Desa Karangtengah

b. Agama

(48)

33

Tabel2

Data Pemeluk Agama

No RT Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah

1 01 216 42 5 9 272

2 02 101 16 2 119

3 03 182 22 4 205

4 04 84 84

5 05 122 4 5 4 135

JUMLAH 705 81 14 15

Sumber: Data Demografi Desa Karangtengah

c. Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

(49)

34 Tabel 3

Data Mata Pencaharian Penduduk

No Pekerjaan LK PR Jumlah

1 Belum/Tidak Bekerja 78 85 163 2 Mengurus Rumah Tangga 109 109 3 Pelajar/Mahasiswa 58 68 126

4 Pensiunan 2 1 3

5 Pegawai Negeri Sipil 7 2 9

6

Tentara Nasional

Indonesia 4 4

7 Perdagangan 1 1 2

8 Petani/Pekebun 25 21 46

9 Karyawan Swasta 116 65 181

10 Karyawan BUMN 1 1

11 Buruh Harian Lepas 41 46 87

12 Guru 1 1

13 Bidan 1 1

14 Perangkat Desa 1 1

15 Wiraswasta 53 28 81

JUMLAH 387 428 815

(50)

35 3. Keadaan Sosial Budaya

Pola sosial yang sekarang berkembang di wilayah Dusun Kadipiro adalah kehidupan masyarakat pedesaan.Artinya, budaya dan nilai-nilai tradisi masih terjaga.Masyarakat di Dusun Kadipiro memiliki sifat bergotong-royong yang tinggi. Sifat seperti ini, merupakan peran serta masyarakat dalam pembangunan sehingga hal ini sebagai modal yang besar bagi efisiensi dan produktivitas yang lebih terarah dan terencana untuk bersama-sama dalam pelaksanaan pembangunan di segala bidang di wilayah Dusun Kadipiro.

Aspek pemberdayaan mayarakat khususnya masyarakat lokal harus menjadi prioritas dalam pengembangan sosial budaya masyarakat. Proses pemberdayaan masyarakat yang utama adalah mengembangkan dan mempertahankan sikap parsitipatif masyarakat dalam proses pembangunan.

4. Kegiatan Keagamaan Masyarakat

Sebagian besar masyarakat Dusun Kadipiro beragama Islam. Sehingga ada banyak kegiatan yang dilaksanakan disisni (Sumber: Data Masyarakat Dusun Kadipiro). Kegiatan tersebut adalah:

a. Kegiatan Yasinan (pembacaan Surat Yasiin dan tahlil) setiap hari Kamis atau malam Jum’at

(51)

36

Selain Kegiatan para Bapak dan Ibu, Remaja Masjid juga melaksanakan Kefiatan membaca QS.Yasiin dan tahlil.Bedanya untuk tempat biasanya Remaja Masjid lebih memilih di masjid. Hal ini dikarenakan para remaja tidak ingin merepotkan tuan rumah dengan menyiapkan hidangan dan jamuan bagi mereka. c. Kegiatan Mujahadah

Kegiatan mujahadah ini diikuti oleh para orangtua terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis yaitu malam Jum’at Kliwon dan bertempat di masjid.Kegiatan ini dilaksanakan dari pukul 20.00 – 11.30 WIB.

d. Fatayat Ibu-ibu

Kegiatan ini biasanya dilaksanakan pada hari Minggu pagi dan diikuti oleh ibu-ibu. Biasanya bertempat dari satu dusun ke dusun lain, karena fatayat ini merupakan kegiatan dalam lingkup Desa.

e. Pengajian pada peringatan hari tertentu

Biasanya di Dusun ini rutin dilaksanakan baik pengajian lingkup Dusun maupun pengajian akbar untuk memperingati hari-hari tertentu. Misalnya isra’ mi’raj, Maulud Nabi dan lain-lain.

f. Kegiatan TPA

(52)

37

hari.Pelaksanaannya dari hari Senin - Jum’at, di Masjid. Di sini mereka belajar membaca iqra dan Al-Qur’an, menghafal bacaan shalat dan doa sehari-hari, belajar ilmu tajwid dan mendengarkan kisah-kisah teladan dari 25 Nabi.

g. Shalawatan

Setiap hari Senin malam, para remaja masjid membaca shalawat di masjid bersama-sama dan kegiatan ini dilaksanakan di masjid.

B. Temuan Penelitian

1. Sejarah Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro

Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro merupakan tradisi yang turun-temurun yang telah diwariskan oleh nenek moyang terdahulu.1Tradisi Brokohan sudah ada sejak dahulu dan dilaksanakan pada saat bayi telah lahir yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena bayi dan ibu selamat.Bersyukur artinya mengucapkan terima kasih (syukur) kepada Allah SWT atas nikmat yang diterima.

Tradisi brokohan merupakan tradisi yang tidak diketahui kapan pastinya tradisi ini dimulai.2Masyarakat Jawa terkenal dengan keteguhannya dalam mempertahankan dan melestarikan tradisi nenek moyangnya. Setelah Islam masuk, para ulama seperti walisongo memodifikasi kebudayaan yang berbau mistik dengan tradisi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Tradisi Jawa mengenai kelahiran

1 Wawancara dengan ibu Turmiyati pada hari senin, 8 Juni 2015 Pukul 19.30 WIB

(53)

38

seorang anak misalnya, sebenarnya sudah berlangsung sejak lama.Lalu oleh walisongo diubahlah kebiasaan tersebut menjadi sebuah tradisi yang Islami.Brokohan artinya meminta doa dan keberkahan. Maksudnya ialah serangkaian acara mulai dari mendhem (mengebumikan) ari-ari, slametan dan peletakan nasi slametanbrokohanke tempat ari-ari ditanam.

Pelaksanaan tradisi Brokohan sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh sebagian masyarakat muslim, sebab asal-usul tradisi ini sebenarnya meniru kebiasaan yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana acara “Brokohan” setiap bayi yang baru lahir kemudian oleh Rasulullah SAW didoakan.Doa merupakan salah satu komponen paling penting dalam Islam dan sebagai perisai orang-orang mukmin. Tak terkecuali bagi sang bayi, sangat dianjurkan untuk didoakan agar ia memperoleh kebaikan dalam beragama Islam dan kebahagiaan di dunia maupun akhiratnya.

Istri Rasulullah SAW, Aisyah r.a. menuturkan: “Setiap bayi yang dihadapkan kepada Rasulullah SAW, maka beliau menyuapinya dengan kurma yang sudah dikunyah, dan mendoakannya dengan keberkahan” (HR. Abu Daud).

(54)

39

Brokohan ini juga membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dan doa-doa lainnya.3

2. Waktu Pelaksanaan Tradisi Brokohan

Pelaksanaan tradisibrokohan yaitu pada sore hari setelah bayi lahir.Begitu bayi sudah dibawa pulang dari bidan atau rumah sakit.Prosesi brokohan ini dilakukan saat bayi berusia satu hari.4Tetapi jika bayi lahir pada pagi hari maka pelaksanaan tradisi ini dimulai saat itu juga sampai siang hari.Waktu pelaksanannya berdasarkan waktu kelahiran bayi tersebut.

3. Prosesi Tradisi Brokohan

Adapun serangkaian prosesi atau tahapan dalam pelaksanaan tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

a. Mendhem(Mengebumikan) Ari-ari

Dalam tradisi Islam, semua yang termasuk bagian tubuh manusia dianjurkan untuk dikubur atau dikebumikan. Masyarakat muslim Jawa meyakini bahwa tradisi mendhem ari-ari termasuk salah satu hal yang patut diutamakan. Sebab, mengebumikan ari-ari dapat disamakan dengan mengubur orang yang meninggal.

Dalam ritual ini, ada beberapa perlengkapan sajian yang harus disediakan. Sajian untuk bayi laki-laki dan bayi perempuan tidak sama. Untuk bayi laki-laki sajian yang digunakan adalah ayam betina yang belum pernah kawin, sedangkan untuk bayi

3 Wawancara dengan Ibu Sunarti pada hari Selasa, 9 Juni 2015 Pukul 16.30 WIB

(55)

40

perempuan sajiannya adalah ayam jantan yang belum pernah kawin.

Perlengkapan yang harus disediakan dalam pelaksanaan mendhem ari-ari adalah5:

1. Bunga 7 rupa atau kembang setaman 2. Minyak wangi (baru)

3. Kunyit

4. Garam (sebaiknya yang sudah mempasir)

5. Benang putih dan jarum jahit (benang sebaiknya satu gulung)

6. Kemiri, ikan asin

7. Sirih yang digulung dan diikat dengan benang 8. Uang logam recehan (beberapa keping) 9. Alat tulis (buku dan pensil)

10. Kertas (bertuliskan nama bayi, Tanggal lahir, Nama orangtua, Asmaul Husna dam Ayat Kursi)

Setelah ari-ari dicuci bersih, kemudian ari-ari dibungkus dengan kain putih dan dimasukkan ke dalam kendil yang terbuat dari tanah liat yang ada atau mempunyai tutup.Setelah ari-ari dimasukkan ke dalam kendil kemudian dimasukkan semua peralatan tadi.Setelah itu kendil yang terbungkus kain putih ditanam di halaman ataudi dalam rumah dengan kedalaman secukupnya agar tidak dibongkar anjing atau kucing.Untuk

(56)

41

menghindari gangguan dari binatang tersebut maka sebaiknya tempat tersebut diberi pagar.Selama 40 hari tempat ditanamnya ari-ari tersebut diberi lampu (jaman dahulu menggunakan lampu teplok) agar terang.

Biasanya yang menanam ari-ari adalah dukun bayi, jika tidak boleh dilakukan oleh ayah dari bayi tersebut.Setelah ari-ari ditanam kemudian dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah, QS.An-nas, Qs. Al Falaq dan QS.Al-Ikhlas.

b. Slametan Brokohan

Slametanbrokohan biasanya dihadiri oleh Pemuka Agama sebagai pemimpin doa, dukun bayi, tetangga sekitar khususnya ibu-ibu dan sanak saudara. Dalam slametan brokohan ini makanan yang biasanya disajikan adalah:6

1) Jenang merah-putih

Jenang disini diartikan sebagai bubur.Warna merah putih memiliki arti agar anak ini kelak selalu ingat dan hormat kepada kedua orangtuanya.

2) Nasi ambeng

Nasi ambeng adalah berupa nasi putih yang diletakkan di atas tampah dan diberi lauk pauk di sekelilingnya. Lauk pauk dapat berupa perkedel, ikan asin, urap, telur rebus dan tempe goreng. 3) Jajan pasar

(57)

42

Jajan Pasar disini diartikan seperti kue-kue manis dan makanan ringan lainnya yang dibeli di pasar.

4) Ingkung

Ingkung adalah satu ekor ayam jantan jawa utuh yang dimasak. Sedangkan untuk perlengkapannya yaitu:

Padaprinsipnya bentuk sajian dan perlengkapan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.Slametan ini biasanya dimulai dengan membaca doa yang dipimpin oleh tokoh agama. Doa yang biasanya diucapkan dalamslametan brokohan yaitu:7

1) QS. Al-Fatihah 2) QS. Al-Insyiroh 3) QS. Al Qadr 4) Doa Keselamatan 5) Shalawat Nabi

Setalah itu dilanjutkan dengan makan bersama hidangan yang telah didoakan dan disediakan oleh tuan rumah. Jika memungkinkan biasanya tuan rumah juga menyiapkan hidangan yang akan dibawa pulang para tamu dengan memasukkan hidangan

(58)

43

ke dalam besek.Besek yaitu suatu wadah yang terbuat dari sayatan bambu.

C. Peletakan Nasi Brokohan

Setelah Slametan brokohan selesai, nasi brokohan dan kembang brokohan yang telah didoakan bersama-sama diletakkan di atas daun pisang dan dibagi menjadi 3 bagian8:

1. Bagian pertama diletakkan di bawah tempat tidur sang bayi dan si ibu baru.

2. Bagian kedua diletakkan di tempat pencucian ari-ari sang bayi. 3. Bagian ketiga diletakkan di tempat ari-ari di tanam.

Hal ini dilakukan karena ketiga rangkaian prosesi brokohantersebut saling berkaitan satu sama lain.Biasanya sajian atau perlengkapan yang digunakan di dalam selamatan brokohan terbagi menjadi 2, yaitu kalangan biasa dan kalangan menengah ke atas. Untuk kalangan biasaperlengkapannya seperti yang telah disebutkan di atas, sedangkan untuk kalangan atas selain perlengkapan tersebut di tambahkan pula perlengkapan sebagai berikut9:

1. Kelapa

Warna putih dari kelapa diyakini sebagai “sperma” atau benih laki-laki dari bapak.

2. Gula Jawa

Gula Jawa berwarna merah, diyakini sebagai “sel telur” yaitu benih perempuan dari ibu.

8 Wawancara dengan Ibu Sulimah pada hari Jum’at, 12 Juni 2015 pukul 13.00 WIB

(59)

44 3. Dawet

Makna dari dawet yaitu, santan (sperma Ayah), gula jawa (sel telur ibu) dan cendol (butir-butir kehidupan).

4. Telur Bebek

Makna dari penggunaan telur bebek adalah, kulit telur bebek berwarna biru. Sehingga telur bebek menggambarkan langit biru atau kuasa dari langit.

Melalui sajian dan perlengkapan yang digunakan dalam slametan brokohantersebut, seluruh orang yang hadir ingin mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran bayi dan menganggap bahwa Allah telah merestui pasangan suami istri untuk memiliki keturunan.Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah hanya dilaksanakan oleh masyarakat yang beragama Islam. Hal ini dikarenakan Tradisi Brokohan merupakan kebiasaan yang dicontohkan oleh Rasululah SAW. Selain itu pada saat pelaksanaannya, di dalamnya terdapat pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dipimpin oleh pemuka agama secara langsung.10

(60)

45 BAB IV

TRADISI BROKOHAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM

A. Pendahuluan

Masyarakat Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang KabupatenSemarang merupakan daerah yang masih kental dengan tradisinya.Bagi orang jawa, hidup ini penuh dengan upacara dan tradisi, baik yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia maupun yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan (Jamil, 2002:131).Upacara tradisional adat Jawa dilakukan demi mencapai ketentraman hidup lahir batin.Dengan mengadakan upacara tradisional, masyarakat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Upacara-upacara itu semula dilakukan dalam rangka untuk menangkal pengaruh buruk dari daya kekuatan gaib yang tidak dikehendaki yang akan membahayakan bagi kelangsungan kehidupan manusia.

(61)

46

sebagainya (Koentjaraningrat, 1982:243).Upacara-upacara ini menekankan kesinambungan dan identitas yang mendasari semua segi kehidupan dan transisi serta fase-fase khusus yang dilewatinya (Geertz, 1981:48).Salah satu tradisi yang berkaitan dengan siklus kehidupan yaitu kelahiran dan masih dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Kadipiro adalah tradisi Brokohan.Tradisi Brokohan adalah warisan nenek moyang secara turun-temurun dan merupakan satu dari banyak tradisi yang harus dilestarikan. Pada bab ini akan diuraikan lebih jelas mengenai ritual dalam tradisi brokohan dan nilai-nilai pendidikan Islam yang ada di dalamnya.

B. Tradisi Brokohan: Ritual Kolektif

Tradisi Brokohanmerupakan salah satu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1984:5).Dalam kepercayaan lama, tradisi brokohan ini dilakukan dengan mengadakan sesaji, tentu dengan hal tersebut diharapkan orang yang melaksanakan tradisi ini senantiasa dalam keadaan selamat.Tradisi brokohan merupakan salah satu bentuk ritual kolektif karena dilakukan oleh banyak orang.Masyarakat dari berbagai kalangan turut berpartisipasi dalam setiap ritual dan berperan penting demi pelaksanaan acara ini.Tradisi Brokohan termasuk dalam ritual yang didefinisikan oleh Winnick dalam Syam (2005:17) yaitu “seperangkat tindakan yang selalu melibatkan agama, yang dimantapkan melaui tradisi dan bersifat keseharian”.

(62)

47

1982:243).Upacara peralihan (ritesof passage) orang Jawa menggambarkannya sebagai sebuah busur, mulai dari gerak-gerik isyarat kecil tak teratur yang melingkungi kelahiran, sampai kepada pesta dan hiburan besar yang diatur rapi pada khitanan dan perkawinan dan akhirnya upacara-upaca kematian yang hening dan mencekam perasaan. Tradisi Brokohan termasuk Ritualyang berkisar sekitar krisis-krisis kehidupan, yaitu kelahiran.( Geertz, 1981:38).

C. Ritual Dalam Tradisi Brokohan

Tradisi brokohan yang terdiri dari beberapa ritual dan dilaksanakan di Dusun Kadipiro menggambarkan ciri-ciri yang mirip dengan daerah lainnya di Jawa. Ada slametan, ada sesaji, sambutan (yang disampaikan oleh yang mewakili tuan rumah, bukan tuan rumah sendiri sebagaimana ditemukan di daerah lain), dan doa-doa (Beatty, 2001:42). Di dalam tradisi Brokohan terdapat tiga ritual, yaitu ritual mendhem (mengebumikan) ari-ari, ritual slametan brokohan dan ritual peletakan nasi brokohan .

1. Mendhem (Mengebumikan) Ari-ari

(63)

48

Ritual mendhem(mengebumikan) ari-ari ini merupakan perkara yang serius.Tali pusar dan tembuni yang keluar dianggap sebagai adik spiritual sang bayi sedangkan air ketuban yang mendahuluinya (terpancar ke atas) dianggap sebagai abang spiritualnya. Selama tiga puluh lima hari pertama mereka ini tinggal di dekat sang bayi untuk melindunginya dari penyakit, yang pertama penyakit dari bumi, sedang yang kedua penyakit yang datang dari langit( Geertz, 1981:59). Jika bayi itu laki-laki, tali pusar dan tembuni dikubur di depan rumah, jika perempuan dikubur di belakang rumah. Sebuah lampu kecil digantung dan dibiarkan menyala disana selama tiga puluh lima sampai empat puluh hari untuk mencegah gangguan roh-roh jahat.

2. Ritual Slametan Brokohan

(64)

49

memiliki kegunaan yang lebih luas. Antara lain, slametan meningkatkan rukun di antara peserta ritual (Geertz, 1960:66).

Rukun yang berarti harmoni sosial maupun pembentukan harmoni itu merupakan nilai sosial yang penting dalam kehidupan desa.Dalam slametan, rukun ditingkatkan melalui berbagai sarana yaitu keikutsertaan dalam acara.Partisipasi bermakna “ikut merasakan bersama” kesenangan pada saat itu, bantuan biaya dan tenaga dalam pelaksanaan ritual slametan.

a. Pola Slametan

(65)

50

pengetahuan tentang Islam, apakah modin atau kiai (Jamil, 2002:131).Doa tersebut bertujuan untuk mendoakan sang bayi dan memanjatkan syukur kepada Allah Swt.

Pertama, pemuka agama mengantarkan maksud dan tujuan upacara sesuai dengan pesan yang punya hajat atau sahibul hajat yaitu pelaksanaan slametanbrokohan ini bertujuan untuk bersyukur kepada Allah Swt karena kelahiran selamat dan menyambut kehadiran keluarga baru. Dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah sebanyak tiga kali, surat Al-Insyroh tiga kali,Surat Al-Qadr tiga kali, dan doa keselamatan. Acara dilanjutkan dengan bacaan barzanji. Pemimpin doa dengan caranya yang khas membaca shalawatan. Acara ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh pemimpin doa (Mbah Modin). Salah satuciri slametan yang menonjol dalam kajian antropologi adalah bagian doa dalam bahasa Arab yang tidak dimengerti, sehingga para tamu yang diundang hanya mengucapkan “Amin” di setiap doa.Karena sakralnya ritual ini, para tamu yang terdiri dari tetangga dan keluarga dekat harus melakukannya dengan khusyuk dan khidmad.

(66)

51

tempatnya.Tuan rumah berdiri, menyuruh hadirin mencicipi semua hidangan. Ia sendiri tidak makan, karena ini slametan untuk istri dan anaknya yang baru lahir.Selain itu, terdapat seperangkat makanan yang dihidangkan bagi para peserta ritual ini, serta makanan yang dibagikan kepada hadirin yang datang secara merata, dan dimasukkan ke dalam tas kresek yang berisi berkatyang berarti rahmat , suatu kata yang berasal dari bahasa Arab, Baraka (Beatty, 2001:46) untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing. Sebagai pertanda akan pulang maka mbah Modin mengucapkan bacaan Allahumma Shalli’ala SayyidinaMuhammad (semoga Allah memberikan keselamatan pada baginda Muhammad). Sembari bersalaman dengan tuan rumah, merka mengatakan kabulo khajate (semoga hajatnya terlaksana). Mbah Modin pulang paling belakang. Dengan penuh kesungguhan tuan rumah pun mengatakan matur nuwun rawuhipun (terima kasih atas kehadirannya). Setelah itu, upacara pun selesai.

b. Makna Simbolisme

(67)

52

berkenaan dengan gagasan dan penerjemahan simbol-simbol slametan salah satunya adalah sajian yang digunakan dalam ritual slametan brokohan yaitu kelapa yang berwarna putih diyakini sebagai unsur laki-laki, gula jawa berwarna merah yang diyakini sebagai unsur perempuan (Khalil, 2008:280).Jumlah undangan yang mengikuti slametan brokohan disesuaikan dengan kesanggupan tuan rumah dalam menyediakan makanan dan tingkat pentingnya slametan tersebut.

3. Peletakan Nasi Brokohan

(68)

53

D. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Brokohan

Nilai- nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam Tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, yaitu:

1. Nilai Aqidah

Nilai aqidah merupakan pokok atau dasar-dasar manusia dalam hidup di dunia.Iman memiliki arti keyakinan bahwa Allah SWT yang berkuasa atas segala sesuatu.Sebagaimana dalam pelaksanaan tradisi Brokohan memiliki tahapan acara yang bernuansa Islami.Pada acara pembukaan, pembawa acara mengawalinya dengan pembacaan basmalah bersama-sama yang bertujuan agar prosesi ritual dapat berjalan lancar.

Masyarakat Dusun Kadipiro yang sampai saat ini masih melaksanakan tradisi brokohan berkeyakinan bahwa di dalam tradisi ini banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya, seperti nilai aqidah yang diwujudkan masyarakat dengan enam rukun iman. Penerapan rukun iman dalam nilai aqidah tersebut adalah: a. Iman Kepada Allah

(69)

54

keselamatan dalam proses kelahiran sehingga bayi dan ibunya selamat adalah Allah SWT.Islam telah menganjurkan kepada umat manusia untuk berdoa kepada Allah SWT ketika ingin meminta sesuatu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam surat Al-Mu’min ayat 60,



Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Kuakan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

(70)

55 2. Nilai Ibadah

Syariah mengatur hidup manusia sebagai hamba Allah yang harus taat, tunduk dan patuh kepada Allah.Kataatan, ketundukan dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariat Islam. Esensi ibadah adalah penghambaan diri secara total kepada Allah sebagai pengakuan akankelemahan dan keterbatasan manusia di hadapan Allah. Secara umum Ibadah berarti mencakup semua perilaku dalam semua aspek kehidupan yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

Ibadah dibagi menjadi 2 yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah.Ibadah mahdhah atau yang bersifat khusus merupakan ibadah yang ditentukan syariat, contohnya wudhu, shalat, puasa dan sebagainya.Sedangkan ibadah ghairu mahdhah merupakan ibadah yang bersifat umum. Dengan kata lain semua amalan yang ditujukan kepada Allah SWT juga disebut dengan ibadah mahdhah. Contohnya bersyukur, tolong-menolong dan lain-lain.Dalam perspektif Islam, membagi-bagikan makanan seperti acara kenduri dan slametan dan termasuk tradisi brokohan tergolong dalam sedekah.

(71)

56

Nabi. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan shalawat Nabi tersebut sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT, dan mendoakan agar bayi yang baru lahir kelak menjadi anak yang berguna.Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS.Adz-Dzariyat ayat 56.

Dalam pelaksanaan tradisi brokohan, masyarakat senantiasa meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah.Untuk keluarga yang sedang berbahagia karena kehadiran anggota keluarga baru, mereka menyediakan makanan untuk sajian brokohan seperti nasi ambeng, jenang merah putih, jajan pasar dan ingkung.

(72)

57

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki.dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

4. Nilai Ukhuwah Islamiyah

Dalam setiap tradisi, termasuk tradisi Brokohan, tentunya melibatkan banyak orang dan di dalamnya terjadi interaksi antar individu .Sehingga terwujudlah rasa kebersamaan dan rasa persatuan seluruh individu yang terlibat.Menjadikan masyarakat Dusun Kadipiro sesantiasa hidup rukun, tentram dan bahagia.Masyarakat ikut terlibat mulai dari persiapan perlengkapan, mempersiapkan hidangan sampai pada tahap pelaksanaan tradisi tersebut.Silaturahmi yang begitu erat dapat terlihat saat acara selesai, orang-orang masih sibuk membersihkan tempat acara, perlengkapan yang dipakai dan sebagainya.

5. Nilai Dakwah

(73)

58

termasuk anak-anak. Menjadikan mereka mengetahui bahwa tradisi brokohan tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.Fushshilat ayat 33.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushshilat ayat 33).

E. Kesimpulan

(74)

59

(75)

60 BAB V PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang tradisi Brokohan di Dusun Kadipiro Desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, berkaitan dengan kepercayaan dan merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat. Sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dan sesuai dengan fokus masalah, maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

A. Kesimpulan

1. Sejarah tradisi Brokohan adalah tradisi turun temurun dan sudah ada sejak dahulu. Tradisi Brokohan ini bertujuan untuk menyambut kelahiran bayi dan mensyukuri karunia Allah SWT karena kelahiran tersebut selamat. Tradisi ini adalah meniru kebiasaan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

2. Dalam prosesi tradisi Brokohan banyak ritual yang dijalankan, yaitu ritual mendhem (mengebumikan) ari-ari, ritual slametan Brokohan dan ritual peletakan nasi brokohan. Dalam setiap pelaksanaannya, ritual tersebut memiliki tatacara masing-masing meliputi makna dan perlengkapan yang harus dipersiapkan.

3. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalamtradisi Brokohan adalah sebagai berikut:

(76)

61

yang lain, dan tradisi ini merupakan ajaran Rasulullah SAW yang harus diterapkan dalam kehidupan.

b. Nilai Ibadah, yaitu dalam pelaksanaan tradisi brokohan terdapat pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat Nabi yang dapat meningkatkan kualitas beribadah masyarakat.

c. Nilai Amaliah, tradisi Brokohan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan amal kebaikan melalui shadaqah, baik tuan rumah maupun masyarakat yang turut hadir dan berpartisipasi dalam acara tersebut.

d. Nilai Ukhuwah Islamiyah, partisipasi masyarakat yang berbaur menjadi satu mewujudkan rasa kebersamaan dan mempekuat tali silaturahmi antar umat beragama.

e. Nilai Dakwah, pelaksanaan tradisi brokohan melibatkan banyak orang sehingga secara tidak langsung tradisi ini menyampaikan ajaran Islam dalam bentuk budaya kepada masyarakat yang hadir. B. Saran

(77)

62

tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai pendidikan Islam dapat terus di lestarikan dari generasi ke generasi.

Gambar

Tabel 1
Tabel2
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang digunakan untuk perhitungan fuzzy pada sistem ini adalah variabel displin, loyalitas, komunikasi, absensi, probel solve dan hasil.. Adapun himpunan

Selain itu, ada pula yang menyambung hidupnya dengan cara meminta sedekah dari masyarakat sekitar. Tampaknya mereka yang meminta sedekah ini lebih suka melakukannya pada

Pelaksanaan inaportnet di pelabuhan Tanjung Perak dinilai telah dapat meningkatkan pelayanan kapal dengan baik. Bahkan, dengan adanya sistem online ini dapat menghindari

Dari keterangan di atas jelas bahwa percakapan tersebut termasuk dalam konsep implikatur yaitu konsep implikatur akan memberikan suatu penjelasan yang

3.8 Hasil Rekap Kuesioner pada bagian Suplai dan Distribusi PT Pertamina (Persero) UPms II Palembang

Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja secara parsial terhadap. motivasi

Berdasarkan hasil regresi, variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikan dibawah 0.05 dan variabel pengeluaran pemerintah sektor

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Akhir yang telah saya buat dengan judul “ SISTEM TIMER DAN KERJA SENSOR PROXIMITY PADA MINIATUR PEMISAH BALOK DENGAN MENGGUNAKAN