KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai Dasar Mapala Mitapasa
Dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.
Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.
16
Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam.Alam memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya.
Ayat al – Quran yang berkenaan dengan pernyataan di atas adalah : LANDASAN DASAR
1. Al-Quran surah Al-An‟am ayat 99
Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan(perhatikan pulalah) matangannya.Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda- tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”
17 2. Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
3. Al-Quran surat Al-A‟raf ayat 56
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
18
Bagan hubungan manusia dengan Allah, alam dan sesama manusia (trilogi kesinambungan)
KETERANGAN:
a. Hubungan Manusia Dengan Allah SWT.
Keimanan dan pengakuan kita terhadap Tuhan Penguasa Alam.Sehingga kewajiban untuk tunduk dan berserah diri pada-Nya, dengan amal makruf nahi munkar.Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang
19
mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban ibadah- ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya, perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau pembunuhan dan perampokan .
b. Hubungan Manusia Dengan Manusia.
Menciptakan keharmonisan sosial dengan mengimplementasikan sikap kebersamaan, simpati, dan empati tanpa memandang perbedaan status apapun.Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing
c. Hubungan Manusia Dengan Alam.
Tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam untuk keberlangsungan kehidupan dengan melakukan interaksi yang seimbang (Hamemayu Hayuning Bhawana) terhadap sumber kehidupan. Termaktub
20
dalam UUno.32 tahun2009tentang asas, tujuan dan ruang lingkup lingkungan hidup yang bersisi antara lain:
1.) Keserasian dan keseimbangan lingkungan hidup.
2.) Menjaga dan menjamin kelangsungan dan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.
3.) Menjamin terpenuhinya generasi masa kini dan masa depan. a.) Konsep dasar organisasi Mapala MITAPASA
(1.) Loyalitas
Pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal), sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas sebagai kepatuhan atau kesetiaan.
(2.) Kebersamaan
Dalam keadaan bersama, belum tentu ada rasa kebersamaan. Namun rasa kebersamaan itu dapat muncul dan diawali dari keadaan bersama. Rasa kebersamaan tersebut akan muncul ketika kita bersama-sama dalam suatu kondisi, dalam kegiatan yang sama, menanggung beban yang sama. Tentunya dalam periode tertentu, rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah menuntut untuk tidak bersama lagi. Meskipun tiap kebersamaan
21
akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan akan indah pula kenangannya saat diingat
(3.) Kekeluargaan
Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan di berbagai tempat, aspek, organisasi dan sebagainya. Kekeluargaan merupakan satuan mendasar dari kekerabatan. Rasa kekeluargaan tidak hanya ada pada kelompok dengan hubungan darah. Apabila suatu perkumpulan masyarakat memiliki rasa solidaritas yang cukup tinggi dan terus dipupuk, maka akan muncul istilah rasa kekeluargaan. Satu keluarga saling memahami dan mengenal anggota keluarganya, merasa terikat dengannya, sehingga hal apapun yang terjadi dengan salah satu anggotanya berarti mengusik satu kesatuan keluarga itu. Karena keluarga berarti tidak ada yang ditinggalkan atau dilupakan.
(4.) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
22 (5.) Komitmen
Sikap atau bentuk perilaku seseorang terhadap organisasi dalam bentuk loyalitas dan pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan organisasi. Seseorang dikatakan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, dapat dikenali dengan ciri-ciri antara lain kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai- nilai organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. (6.) Kritis
Kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna
b.) Sikap dasar anggota Mapala MITAPASA
(1.) Mendalami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Mapala MITAPASA dalam diri setiap kader.
(2.) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kepecintaalaman. (3.) Mengaplikasikan nilai-nilai kepecintaalaman.
23 B. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Dengan demikian bisa terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya, lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, hal ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. Dan hanya dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu.
24
Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbalbalik yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos, tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal dari alam. Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba. Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta’lim dengan kata kerja allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al-Qur‟an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur‟an yang mengandung kata tarbuyah Al- Isra‟ (17: 24)
اًزيِغَص يِواَيَّبَر اَمَك اَمُهْمَحْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَمْحَّزلا َهِم ِّلُّذلا َحاَىَج اَمُهَل ْضِفْخاَو
Artinya:“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil."
25
Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar memberikan pengertian pendidikan islam: petama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.
2. Landasan Pendidikan Islam
Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum islam), yakni Al-Qur‟an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad, al-mashlahah, al- mursalah,istihsan, qiyas dan sebagainya.
Ismail Ali, dikutip Bahruddin (2007:149) dalam bukunya berpendapat bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam, yaitu: Al-
26
kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam. Keenam daar tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah susunannya. Namun demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah tercakup dalam dua dasar pertama, yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunah.
3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri Gunawan (2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.
Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56), menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek, yaitu:
27
a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas khalifah fil ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik.
b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.
c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya.
d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai an- nas yang hidup bermasyarakat.
28 BAB III