1
RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
ii
RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii
MOTTO
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang
boleh direbut oleh manusia ialah menundukka ndiri-sendiri
viii
PERSEMBAHAN
Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan
dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya
persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan.
2. Untuk mas fendy, terimakasih sudah menjadi kakak yang hebat. Aku belajar
banyak darimu. Menjadi inspirasiku untuk setiap apa yang akan aku lakukan
diluar maupun jenjang pendidikan.
3. Untuk mbak lia,kakak pertama yang sering aku ajak berantem dirumah, tapi
aku sayang sama kamu, tetaplah berproses untuk kesuksesan usahamu.
4. Untuk dek fatia, terimakasih buat supportnya sampai sekarang ini, tetaplah
menjadi dirimu sendiri sampai kita halal.
5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal
yang tak bisa diukur dengan apapun. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Tanpa kalian mungkin aku tidak bisa
melanjutkan pendidikan lagi. Penyemangat diwaktu yang tepat.
6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra
lali pak. Pak bon yang selalu ramah dan membersihkan lingkungan belajar
kami, pak satpam yang tidak tau namanya tapi hafal wajah-wajahnya.
7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Abdul sukur terimakasih bantuan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati
indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada
junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari
zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu
dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul
“RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM”
Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah
penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis
utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya
atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan
ikhlas kepada:
1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.
3. Dosen pembimbing Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Siatas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.
4. Dosen pembimbing akademik Dra. Nurhasanah, M.Pd. Terimaksih arahannya selama ini.
x
6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.
7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.
8. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua
pihak dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini
melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam
penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna
dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.
Salatiga, 13 Febuari 2018
Penulis,
xi
ABSTRAK
Yazid, Abu. 2018. Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa dengantujuan Pendidikan Islam.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si.
Kata kunci: Nilai Dasar Mapala Mitapasa, Pendidikan Islam pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yang ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari-hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………...…… i
HALAMAN BERLOGO ………...…... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………...……... iii
HALAMAN PENGESAHAN ………...……... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………....…...… v
MOTTO ………...… vi
PERSEMBAHAN ………....….…... vii
KATA PENGANTAR……….………....…...… viii
ABSTRAK………...…...…...x
DAFTAR PUSTAKA ………....…...… xI DAFTAR LAMPIRAN ………....….…... xiI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………....…...… 1
B. Rumusan Masalah ………....…..…... 7
C. Kegunaan Penelitian ………...…...…7
D. Penegasa Istilah ………. …....……...…8
E. Metode Penelitian ………....…...…11
xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. NILAI DASAR MAPALA MITAPASA ………...…. 15 B. PENDIDIKAN ISLAM ...23
1. Pengertian Pendidikan Islam ………...……....……. 23 2. Landasan pendidikan islam ………... 25 3. Tujuan pendidikan Islam ………...………...…….……..26 BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ………...……... 28 1.Identita Organisasi ………...…..……...28 2.Visi Misi Organisasi ………...………..….29 3.Struktu Organisasi ………...…..…...…31 4.Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ………...…..…...31 B. Penyajia Data ………...…...43 1. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama
Islam Negeri Salatiga ………...…43 2. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta
Alam Mitapasa IAIN Salatiga ………..…...48 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama
xiv
B. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam
Mitapasa IAIN Salatiga ………... 66 BAB V PENUTUP
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan
makhluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk
hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap
manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak
dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan
bahwa manusia adalah makhluk yang paling berkuasa adalah tidak benar.
Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasad renik menempati suatu ruang
tertentu.
Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup,
terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang
ditempati makhluk hidup dan tak hidup disebut lingkungan hidup. Dan dalam
penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga,
melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta
isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.
2
tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga,
melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan
tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di
bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.
Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi:
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”
Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas,
meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakui Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas
dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau
ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi
dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada
pengawasam dan penegakan hukum.
Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik,
3
baik pula. Pemanfaatan, perlindungan, pengendalian, pengawasan dan
penegakan hukum hanya mungkin terlaksana dengan baik dan efektif kalau
didasarkan pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.
Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat empat: "Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) meliputi tentang; a) Pemanfaatan
atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) Pemeliharaan dan
perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) Pengendalian.
Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d)
Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat
aspek-aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan
jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil
dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.
Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan
sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan
maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan
hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari
perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan
mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung
4
Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang
bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam
gerakan environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup
sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih
menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau
melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan
hidup. Dari beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan
etika lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan
yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula
semua kehidupan dan lingkungan yang ada.
2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan
tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari
lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.
3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan
manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan
vital, bukan dipergunakan dengan serakah.
4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah
5
Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan
yang lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi :
landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola
hubungan guru dan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana,
evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat
dalam sistem pendidikan seringkali berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya
rasa kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering
kali diarahkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang hanya menguasai
ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya tujuan Pendidikan Islam sangatlah
luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Islam, memelihara
kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta membentuk pribadi
“khalifah” . menyatakan bahwa:
“Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.”
Tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi :
tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan
umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan,
baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek
6
pandangan. Apabila penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai
tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa. Tujuan akhir dari pendidikanIslam dapat dipahami dalam firman Allah.
ْمُهَقيِذُيِل ِساَّىلا يِدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِز ْحَبْلاَو ِّزَبْلا يِف ُداَسَفْلا َزَهَظ
َنىُع ِج ْزَي ْمُهَّلَعَل اىُلِمَع يِذَّلا َضْعَب
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)(QS. Ar-Rum: 41)
Yakni telah tampak kerusakan di darat dan lautan, seperti rusaknya penghidupan mereka, turunnya musibah, dan turunnya penyakit yang menimpa diri mereka, dan lain-lain disebabkan perbuatan buruk (maksiat) yang mereka lakukan. Agar mereka mengetahui bahwa Allah memberikan balasan terhadap amal, Dia menyegerakan sebagiannya sebagai contoh pembalasan terhadap amal.
7
Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun
penelitian yang berjudul “Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa Dengan Tujuan Pendidikan Islam”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan
yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup
keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah. Dari latar belakang yang terurai di atas dapat
diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujud
ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Nilai Dasar Mapala Mitapasa dalam Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada mahasiswa
pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2018
dalam tujuan Pendidikan Islam?
C. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat,
8 1. Manfaat Teoritis
Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para
pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Nilai Dasar
Mapala MITAPASA dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa
pecinta alam pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Manfaat Praktik
a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Nilai Dasar pada
mahasiswa pecinta alam MITAPASA InstitutAgama Islam Negeri
Salatiga 2018
b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan
sebagai salah satu wujud ketakwaan kepada Allah SWT.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
dan ruang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun
kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:
1. Relevansi
Relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n hubungan; kaitan: setiap mata
9
Pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik;
(KBBI). Relevansi pendidikan adalah hasil pendidikan sesuai dengan
pembangunan dan perkembangan zaman.
Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan
pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan
teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah yang
berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan perkembangan zaman
dan pembangunan. Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait, dan
berguna secara langsung.
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia
untuk pembangunan. derap langkah pembangunan selalu diupayakan
seirama dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu
memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak
diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor
10
pendidikan dianggap tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan
mengikuti alur input-proses-output.
2. Nilai dasar mapala mitapasa
Dalam peciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai
kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab
untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Pada dasarnya
manusia memiliki tiga hubungan. Pertama, hubungan manusia dengan
Allah. Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya, yang biasanya
diwujudkan dalam bentuk ibadah. Kedua, hubungan manusia dengan
manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan manusia. Meliputi
politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Ketiga, hubungan manusia dengan
alam. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan
dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.
3. Pendidikan Islam
Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas
dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam
bukunya, dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan
11 E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah proses penelitian
yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang
dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada
angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk
mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor-
faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam
penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Sumber data primer
Data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan
12
ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara,
observasi atau dengan cara lainnya.
b. Data sekunder
Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan
kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana
cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai
berikut:
a. Metode observasi
Dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data
melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang
fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Metode wawancara (interview)
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
13
makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan
wawancara dengan pihak terkait.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas
terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah
pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik
secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini, meliputi :
1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi
mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai nilai dasar
mapalaMITAPASAselaku yang bergerak di bidang pecinta alam.
3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut
Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi.
c. Metode dokumentasi
Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang
14 F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahuipembahasan skripsi ini dengan baik, penulis
sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika pembahasan.
Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang
memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang
pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.
Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan
yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data
tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap nilai
dasar mapalamitapasa dalam Pendidikan Islam.
Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis nilai dasar
mapalamitapasa dengan pendidikan islam.
Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari
15 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai Dasar Mapala Mitapasa
Dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai
kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.Tugas sebagai kholifah tidaklah
hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab
untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.
Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya,
yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan
manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga
dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang
dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga
kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan
lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya
alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari
eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu
sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor,
16
Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam.Alam
memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai
pemanfaatnya.
Ayat al – Quran yang berkenaan dengan pernyataan di atas adalah : LANDASAN DASAR
1. Al-Quran surah Al-An‟am ayat 99
17 2. Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
3. Al-Quran surat Al-A‟raf ayat 56
18
Bagan hubungan manusia dengan Allah, alam dan sesama manusia (trilogi kesinambungan)
KETERANGAN:
a. Hubungan Manusia Dengan Allah SWT.
Keimanan dan pengakuan kita terhadap Tuhan Penguasa Alam.Sehingga
kewajiban untuk tunduk dan berserah diri pada-Nya, dengan amal makruf
nahi munkar.Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME
sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari
segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada
manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan
menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia
berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi
19
mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara
lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban
ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat,
membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya,
perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan
kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti
pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau
pembunuhan dan perampokan .
b. Hubungan Manusia Dengan Manusia.
Menciptakan keharmonisan sosial dengan mengimplementasikan sikap
kebersamaan, simpati, dan empati tanpa memandang perbedaan status
apapun.Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan
Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung
makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan
martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan
dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat
diri masing-masing
c. Hubungan Manusia Dengan Alam.
Tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam untuk
keberlangsungan kehidupan dengan melakukan interaksi yang seimbang
20
dalam UUno.32 tahun2009tentang asas, tujuan dan ruang lingkup
lingkungan hidup yang bersisi antara lain:
1.) Keserasian dan keseimbangan lingkungan hidup.
2.) Menjaga dan menjamin kelangsungan dan kehidupan makhluk hidup
dan kelestarian ekosistem.
3.) Menjamin terpenuhinya generasi masa kini dan masa depan.
a.) Konsep dasar organisasi Mapala MITAPASA
(1.) Loyalitas
Pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal),
sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau
menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan
kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, Kamus Besar
Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas sebagai
kepatuhan atau kesetiaan.
(2.) Kebersamaan
Dalam keadaan bersama, belum tentu ada rasa kebersamaan.
Namun rasa kebersamaan itu dapat muncul dan diawali dari
keadaan bersama. Rasa kebersamaan tersebut akan muncul ketika
kita bersama-sama dalam suatu kondisi, dalam kegiatan yang sama,
menanggung beban yang sama. Tentunya dalam periode tertentu,
rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah
21
akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan
akan indah pula kenangannya saat diingat
(3.) Kekeluargaan
Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan
di berbagai tempat, aspek, organisasi dan sebagainya. Kekeluargaan
merupakan satuan mendasar dari kekerabatan. Rasa kekeluargaan
tidak hanya ada pada kelompok dengan hubungan darah. Apabila
suatu perkumpulan masyarakat memiliki rasa solidaritas yang
cukup tinggi dan terus dipupuk, maka akan muncul istilah rasa
kekeluargaan. Satu keluarga saling memahami dan mengenal
anggota keluarganya, merasa terikat dengannya, sehingga hal
apapun yang terjadi dengan salah satu anggotanya berarti mengusik
satu kesatuan keluarga itu. Karena keluarga berarti tidak ada yang
ditinggalkan atau dilupakan.
(4.) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat
baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak
lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk
memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu
ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan
22 (5.) Komitmen
Sikap atau bentuk perilaku seseorang terhadap organisasi
dalam bentuk loyalitas dan pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan
organisasi. Seseorang dikatakan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap organisasi, dapat dikenali dengan ciri-ciri antara lain
kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan
nilai-nilai organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi
dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.
(6.) Kritis
Kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang
terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk
mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan
pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji
dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna
b.) Sikap dasar anggota Mapala MITAPASA
(1.) Mendalami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Mapala
MITAPASA dalam diri setiap kader.
(2.) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kepecintaalaman.
23 B. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup
yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan
hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah
mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Dengan demikian bisa
terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya,
lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan
dan pendidikan adalah hidup itu sendiri.
Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi
dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk
pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus
makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas
pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas
nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan
disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, hal ini berkaitan dengan
kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang
menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. Dan
24
Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbalbalik
yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos,
tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga
mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar
mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya
sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui
bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal
dari alam. Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis
pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba. Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta’lim dengan kata kerja allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al-Qur‟an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada
anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah
semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur‟an yang mengandung kata tarbuyah Al-Isra‟ (17: 24)
اًزيِغَص يِواَيَّبَر اَمَك اَمُهْمَحْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَمْحَّزلا َهِم ِّلُّذلا َحاَىَج اَمُهَل ْضِفْخاَو
25
Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana
istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat
dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.Zarkowi Soejoeti, sebagaimana
dikutip Malik Fadjar memberikan pengertian pendidikan islam: petama, jenis
pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan
semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam
adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan
ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai
ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.
2. Landasan Pendidikan Islam
Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk
dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam
bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan
demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum
islam), yakni Al-Qur‟an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad, mashlahah,
al-mursalah,istihsan, qiyas dan sebagainya.
Ismail Ali, dikutip Bahruddin (2007:149) dalam bukunya berpendapat
bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam, yaitu:
26
kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam. Keenam daar
tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah susunannya. Namun
demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah tercakup dalam dua dasar
pertama, yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunah. 3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang
berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri Gunawan
(2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri,
sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai
khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan
kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk
pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan
kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya
menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk
menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.
Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56),
menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek,
27
a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan
dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas
khalifah fil ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik.
b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam
kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya
kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani
oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.
c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka
mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran
dan sebab-sebabnya.
d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka
pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai
28 BAB III
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa
Data yang diperoleh dengan metode observasi pada senin 12 Febuari
2018, maka diperoleh data sebagai berikut:
1. Identitas Organisasi
Tabel 1.tentang identitas organisai
NNama Organisasi : Mapala Mitapasa (Mahasiswa
Pecinta dan Pemerhati Alam Salatiga)
Bidang : Panjat tebing (rock climbing), susur gua (caving), pendakian gunung (gunung hutan) dan lingkungan
hidup
Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No.2 gd. PKM I lnt. 2 kampus 1 IAIN Salatiga, Kode Pos 50721
Email : mapalamitapasa@gmail.com
29
Kelurahan : Kalicacing
Kecamatan : Sidorejo
Kota : Salatiga
Provinsi : JawaTengah
Sumber : Draft AD & ART Mapala MITAPASA 2018
2. Visi dan Misi Organisasi a. Visi
Hamemayu hayuning bhawono, menghidupi dan memperindah, melestarikan alam sekitar. Dengan indikator visi sebagai berikut:
1) Mengembangkan kecintaan anggota Mapala Mitapasa terhadap
alam sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Allah SWT.
2) Memperkokoh persatuan anggota dengan mensinergikan maupun
secara kekeluargaan.
b. Misi
1) Menumbuhkan rasa keagamaan melalui kegiatan kepecintaalaman.
a) Mengenali lingkungan sekitar.
b) Identifikasi terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka pendek
/ panjang.
30
d) Melatih kedisiplinan beribadah.
2) Menumbuh kembangkan bakat dan minat kepecintaalaman.
a) Latihan survival setiap waktu dan tempat.
b) Melatih mental dan keberanian.
c) Mengembangkan jiwa yang lebih mementingkan kelompok dari
pada pribadinya dalam mengimplementasikan korsa.
3) Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkngan menyeluruh.
4) Meningkatkan sumber daya manusia tentang kepecintaalaman.
5) Prinsip Kode Etik
Untuk menjadi pedoman dan prinsip anggota Mapala Mitapasa
dalam membina pribadi dan wataknya.
6) Korsa
Menurut Kamus Besar Theasurus Indonesia (Pusar Bahasa
Kemendiknas, 2008) ialah menjunjung tinggi rasa empati terhadap
sesama anggota sebagai perekat dan pemersatu dalam menyelesaikan
suatu masalah, dalam melaksanakan kegiatan dan landasan gerak
31 3. Struktur Organisasi
Pengurus Mapala Mitapasa
IAIN Salatiga Per. 2017-2018
Tabel 2. tentang kepengurusan mapala MITAPASA
Ketua Umum : Dwita Endrayani
Sekertaris Umum : Nur Colis
Bendahara Umum : Aidha Kartikasari
Sie. Pendidikan dan Latihan : Bahtiar Rahman Saputro
Sie. Logistik : M. Faturokhim
Sukma Widyaningtiyas
Sie. Lingkungan Hidup : Devi Kartikasari
Shofi Arba‟atul Azmi Divisi Gunung Hutan : Rizal Irhamnanto
Divisi Rock Climbing : Zahrina Zulfati
Divisi Caving : Sunarti
Sumber : Sie. Logistik 2018
(4.) Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa
Alat penunjang kegiatan
a. RC (Rock Climbing)
33
Tabel 4.tentang peralatan divisi CAVING
35 c. GH (Gunung Hutan)
Tabel 5.tentang peralatan divisi GH (Gunung Hutan)
36 d. Alat dapur
Tabel 6. tentang peralatan memasak
37 e. Inventaris basecamp
Tabel 7. tentang pajangan di basecamp
42
Bulan pelabelan alat
2018
43 B.Penyajian Data
1.Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya,
yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan
manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga
dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang
dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga
kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan
lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya
alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari
eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu
sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor,
banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.Manusia tidak dapat lepas dari
kebutuhannya terhadap alam.Alam memerlukan keseimbangan yang harus
44
Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian
tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi
yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal,
memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang
kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia
terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan
seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini
ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur‟an yang lain dan Hadist Nabi,
diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta
berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan
kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam
semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah SWT. Manusia dilarang
memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah
yang menciptakan alam.
Selanjutnya, hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam
dengan segala sumber dayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Dalam memanfaatkan sumber daya alam guna menunjang
kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan atau
boros). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumber daya alam
yang hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara
45
melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan
sumber daya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfaatannya
bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang.
Pemahaman Nilai Dasar Mapala MITAPASA pada Mahasiswa
Pecinta Alam Mitapasa merupakan hal yang sangat urgentbahkan beragam pemaknaanya. Sebagaiman dalam hasil dari wawancara yang dilakukan
kepada salah satu anggota organisasi tersebut pada: Selasa 13Febuari 2018,
12.30 WIB. Sebagai berikut: “Pemaknaan nilai dasar mapala dari anggota mapala MITAPASA beragam, pengalaman dan juga cara pandang seseorang
mempengaruhi. Menurut saya nilai dasar mapala adalah poin utama seorang
pecinta alam untuk lebih memahami sebenarnya apa peran pecinta alam,
harus bagaimana sifatnya, harus bagaiman kedepannya.” (01/DA/02/2018)
Koresponden DA mengungkapan bahwa mempunya ketertarikan
dengan lingkungan hidup dan saat ini sedang mendalami tentang lingkungan
dan konservasi. Dan juga jelasnya, ia juga sedang mendalami lingkungan
hidup dalam perpektif Islam mengingat Mitapasa di bawah lembaga IAIN
Salatiga.
Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Mapala Mitapasa lain
dengan kode responden DO dalam wawancara pada hari yang sama, dengan
46
manusia itu bisa bermanfaat buat orang lain, alam, linkungan. Jadi bagaiman
kita bisa bermanfaat untu manusia sendiri maupun bermanfaat untuk menjaga
dan merawat alam.” (02/DO/02/2018)
Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh DE, dimana ia adalah sorang
anggota baru mapala namun mempunyai pandangan yang cukup kritis
terhadap alam. Ungkapnya : “sebagai dasar dalam berorganisasi, untuk dasar yang pertama adalah Al-Qur‟an. Karena dalam salah satu ayat di Al-Qur‟an mengatakan bahwa manusia dibumi itu tugasnya adalah khalifah. Khalifah
disini diartikan pemimpin dan pemelihara. Untuk konteks di mapala,
khalifah diartikan dengan memelihara dan menjaga bumi. Dasar yang kedua
adalah kode etik pecinta alam yang ditunjukan khusus untuk pecinta alam.”
(03DE/02/2018)
Kemudian koresponden lain (MA) juga menjelaskan beberapa poin pada
hari yang sama pukul 18.30, yang isinya sebagai berikut: “nilai dasar mapala merupakan tujuan ataupun cita-cita tanpa mengurangi asas kemanusiaan.
Hubungan yang benar-benar mendasari dan tak mungkin bisa dihilangkan.
Dimana setiap perjalanan waktu, hubungan dimana Allah dengan manusia,
manusia dengan alam, alam dengan Allah itu sudah pasti dan tidak bisa diubah.
Dengan itu bisa dibilang sebagai acuan pecinta alam bergerak di indonesia.
47
Allah. Namun sebenarnya alam dan Allah tidak sebegitu butuh manusia.
Sehingga dakam siklus hidup ini, mau ataupun tidak mau, nilai dasar mapala
khususnya mitapasa tidak bisa mengesampingkan 2 pon lainnya.”
(04/MA/02/2018)
Hal yang sama diungkapkan oleh (WA), bagaimana sikap kita terhadap
sesama ciptan Allah SWT: “kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk
ciptaan Allah SWT yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari atau
tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif.
Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi bila
kita berlaku baik kepada sesama ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan
berlaku baik pada kita. Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam
agama pun juga ada ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan
balasan atas perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku kepada sesama
manusia saja tapi juga yang lain.” (05/WA/02/2018) Ungkapnya, meskipun ia tinggal di kota dan bukan dari backgron religi, tapi ia hidup di tengah-tengah
keluarga yang menanamkan nilai religi sejak kecil. Lebih lagi ia tinggal satu
komplek dengan pondok pesantrel Al-Falah, yang terbiasa dengan lingkungan
48
Dari wawancara di atas dapat saya simpulkan, wujud tanggungjawab
akan lingkungan kepada Allah adalah bagaimana bersikap, peka dan beraksi
terhadap lingkungan. Membangun kesadaran tentang pentingnya lingkungan,
menyadari bahwa bukan hanya kita tapi anak cucu kita kelak juga akan
menempati lingkungan ini. Jadi bila kita bisa bijaksana terhadap lingkungan
yang akan menikmati sampai anak cucuk kita kelak. Kesadaran tentang
lingkungan. Bisa di bangun dari pembicaraan kecil mengenai lingkungan,
menyadari sampah-sampah terkecil dari kita sampai aksi-aksi yang lebih besar
lagi.
2. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga
Untuk mengetahui mengetahui pemahaman sebagai kalifah fil ardh oleh
Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah
ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat, maka penulis melakukan wawancara
kepada beberapa narasumber, berikut adalah hasil dari penelitian. Pertama
penulis mewawancarai anggota mapala, koresponden dengan kode SR dan
hasilnya sebagai berikut:
“sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun
kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam.
49
dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk
generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar
lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini
memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.” (06/SR/02/2018) Hal tersebut juga diperkuat oleh anggota lain, AK misalanya. AK
menyebutkan dalam wawancara pada 16 Febuari 2018 pukul 11.00 WIB,
sebagai berikut: “Melihat dari perintah dan larangan tentang kelestarian
lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah
makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama
manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh
memayu hayuning bawana.” (07/AK/02/2018)
Serupa dengan pernyataan di atas, hasil wawancara terhadap BR
sebagaimana yang dilakukan pada 18 Febuari 2018, sebagai berikut: “sebagai
seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun juga
melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah ciptakan di
bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai mestinya. Kita
mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di imbangi dengan
melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh dengan hubungannya dengan
manusia yang lain. Baik dengan alam maupun dengan sesama manusia kita
50
Sependapat yang sama juga di sampaikan oleh anggota yang lain yaitu
DK, dalam wawancara yang dilakukan pada waktu yang sama menurutnya:
“Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga
,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling
membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana
bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam.
Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai
dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan
satu-kesatuan yang tidak dapat di pisahkan” (09/DK/02/2018) Anggota lain datang NC dan menambai, bahwa: “walau dalam Al-Qur‟an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas
mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam
ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak
bisa dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua
menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier
semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi
tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan
kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua
karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya.
Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah
baju, seorang membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang
51
disini, ada orang yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan
penjual sampai akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh
padahal di dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling
membantu menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan
baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai
baik dengan alam maupun dengan sesama manusia.” (10/NC/02/2018)
Dan dari pengamantan penulis di kantor kesekretariatan Mapala
Mitapasa, saat diskusi yang dilakukan pada 20 Febuari 2018 yang
bertemakan pecinta alam dalam kajian islam. Di dalamnya membahas
manusia sebagai pemimpin di bumi, etika lingkungan, dari kesimpulan yang
penulis dapat selama diskusi berlangsung bahwa pada dasarnya semua
pecinta alam meyakini adanya Tuhan. Semakin seseorang itu berpetualang
dan melihan alam yang begitu indah secara tidak langsung, ia meyakini
Allah yang indah ini ada penciptanya dan sudah tentu Sang Pencipta lebih
indah dari Yang Diciptakan-Nya.
Dan dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang membahas konsep dasar tentang alam. Diantaranya satu ayat berkaitan dengan khalifah fil ardh adalah bahwa alam ini ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia
(untuk dihuni, dirawat dan dimanfaatkan oleh manusia). Walau alam
memang tercipta dan ditundukkan untuk manusia dan juga bahwa manusia
52
untuk manusia agar tidak serakah mengambil secara bebas dari alam. Walau
alam telah dijinakkan namun, ada batasannya. Alam pun akan marah bila
manusia serakah mengekploitasi tanpa di imbangi dengan perbaikan/
pelestariannya. Dan juga di lain ayat ada yang membahas bahwa alam ini
adalah warisan, sesuatu yang harus dipindahkan kepemilikannya ke generasi
selanjutnya. Jadi bisa dibilang kepemilikan alam ini estafer dari generasi ke
generasi. Bila di tangan kita alam kita rusak lalu apa yang kita tinggalkan
untuk anak-cucu nanti. Bila yang kita tinggalkan adalah alam yang rusak,
hutan yang gundul, air yang tercemar, polusi udara dimana-mana. Secara
tidak langsung kita menelantarkan mereka, dan dosa kita mengalir bahkan
walau sudah meninggal. Bagaimana tidak, karena kelalaian kita menjaga
alam. orientasi kita hanya keuntungan pribadi tanpa pikir panjang. Tugas
manusia sebagai pemimpin adalah menjaga kesimbangan bumi agar tetap
lestari.
Singkatnya manusia di bumi mempunyai 3 hubungan yang
berkesinambungan, dalam nilai dasar mapala Mitapasa di sebut trilogi
hubungan. Yang pertama manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam
dan yang terahir manusia dengan manusia. Dimana manusia harus menjaga
keharmonisan hubungan ini sesuai dengan kapasitasnya. Bila yang pertama
manusia sebagai hamba, yang kedua manusia sebagai pemimpin dan yang
53
Dari wawancara dan pengamatan penulis di sekretariat mapala
mitapasa, dapat penulis simpulkan pemahaman khalifah fil ardh anggota mapala mitapasa dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari
masyarakat adalah walau memang sudah di tegaskkan dalam Al-Qur‟an bahwa, manusia dijadikan Allah sebagai wakil-Nya di bumi dan alam juga
sudah di tundukkan untuk kepentingan, keberlangsungan hidup manusia.
Namun bukan berarti kita bebas mengeksploitasi alam. Ada batasan tertentu
alam jinak atau tunduk. Keserakahanlah yang membuat manusia lalai
menjaga alam. Sebagai pemimpin di bumi manusia juga diberi amanah
untuk menjaga dan melestarikan alam. Karena kepemilikan alam ini estafet
dari generasi ke generasi. Pengertian estafet dari generasi ke generasi, secara
tidak langsung terjalin hubungan sesama manusia. Bagaimana dari generasi
ke generasi selanjutnya mengkomunikasikan untuk menjaga dan
54 BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang
diperoleh dari hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi.
Maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan
lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh
peneliti yaitu penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif
(pemaparan) dengan mengalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari
wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan
penelitian dengan pihak terkait.
Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa
oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan
masalah diatas. Di bawah ini adalah hasil analisa peneliti, yaitu
1. Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pemahaman Nilai Dasar Mapala pada Mahasiswa Pecinta Alam
55
Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga
terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT.
Sesuai dengan isi Kode Etik Pecinta Alam poin pertama, pecinta
alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa. Dan islam merupakan agama yang memandang lingkungan
sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta
termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu
mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari
keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata
lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan
dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan
alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur‟an
yang lain dan Hadist Nabi, diantaranya adalah: hubungan keimanan dan
peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk
mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui
alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah.
Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali
hanya kepada Allah yang Menciptakan alam.
Sementara itu Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN
56
garis besarnya sama yaitu menghargai, menjaga. Ada dari mereka yang
menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan
ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan
Al-Qur‟an dan Hadis.
Sebagaiamana koresponden DA mengartikan nilai dasar mapala
adalah “Poin utama seorang pecinta alam untuk lebih memahami sebenarnya apa peran pecinta alam, harus bagaimana sifatnya, harus
bagaiman kedepannya”. Disini dapat ditarik satu benang merah yaitu
bagaimana bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah. Kembali
kepada fitrah manusia di bumi dan salah satu tujuan pendidikan islam
adalah menjadikan manusia mempuanyai jiwa pemimpin/ khalifah fil ardh. Dalam penciptaannya, manusia di beri kelebihan oleh Allah berupa akal,
yang menjadi pembeda oleh penciptaan mahluk Allah yang lain. Dan
menjadi alasan mengapa Allah memberikan tanggng jawab sebagai
wakil-Nya di bumi. Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa
merepresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi
seisinya antara lain memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat di alam
semesta (rahmatan lil ‟alamin). Oleh karena itu kewajiban manusia
terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah
melakukan pemeliharaan terhadap alam, untuk menjaga keberlangsungan
57
manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala
sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan
bertanggungjawab.
Baharuddin dalam bukunya (2007:66), sebagai wakil Allah di bumi
manusia harus mewujutkan kesejahteraan bagai komunitas jagad raya.
Paling tidak menciptakan suasana kondusif. Baik bagi dirinya sebagai
eksistensi mikrokosmis, juga bagi alam sekitarnya sebagai mikrokosmis.
Sejalan dengan ini, Al-Qur‟an dalam surat Hud ayat 61 menyatakan :
اَهيِف ْمُكَرَمْعَ تْساَو ِضْرَْلْا َنِم ْمُكَأَشْنَأ َوُه
Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikankamu pemakmurnya”
Dalam upaya memakmurkan kehidupan satu pihak mengisyaratkan
adanya tuntunan senangtiasa menjalin keharmonisan antara dirinya dengan
Allah sedang pihak lain mausia dituntut untuk meneruskan ciptaan Allah di
bumi dengan mengurusnya dan mengembangkannya sesuai dengan amanah
yang diberikan Allah. Dalam hal ini mengembangkan pola kehidupan
antarsesamanya, baik aspek lahir ataupun aspek spiritual.
Demikian pula keseimbangan ini bisa bersifat merugikan, bisa pula
menguntungkan bagi anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan.
58
diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar keseimbangan atau
harmoni alam tidak mengalami gangguan. Larangan untuk tidak mengambil/
mengleksploitasi alam secara berlebih, tebang pilih, sebenarnya
mengandung pesan bahwa keseimbangan lingkungan dan harmoni
kehidupan tidak boleh diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak.
Alam diciptakan Allah dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif
seperti ukuran, jumlah, struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan
radius edarnya. Walaupun demikian, alam dan ekosistem ciptaan Tuhan
yang sangat beragam ini berada dalam keseimbangan, baik keseimbangan
antar individu maupun antar kelompok.
Sesungguhnya yang menimbulkan permasalahan lingkungan ialah
manusia itu sendiri yang dalam aktivitasnya tidak memperdulikan
keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Manusia yang selalu berusaha
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan melampai daya
dukung lingkungan. Dalam nilai dasar mapala Mitapasa (2017:34)
eksploitasi terhadap alam yang berlebihan itulah yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan dan keserasian lingkungan. Tuntutan gaya
hidup, keserakahan dan didorong motivasi untuk mencari keuntungan
materi. Perilaku manusia yang menyebabkan harmonis dan dis-harmonis