• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
165
0
0

Teks penuh

(1)

1

RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

ii

RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

vii

MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang

boleh direbut oleh manusia ialah menundukka ndiri-sendiri

(9)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan

dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya

persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan.

2. Untuk mas fendy, terimakasih sudah menjadi kakak yang hebat. Aku belajar

banyak darimu. Menjadi inspirasiku untuk setiap apa yang akan aku lakukan

diluar maupun jenjang pendidikan.

3. Untuk mbak lia,kakak pertama yang sering aku ajak berantem dirumah, tapi

aku sayang sama kamu, tetaplah berproses untuk kesuksesan usahamu.

4. Untuk dek fatia, terimakasih buat supportnya sampai sekarang ini, tetaplah

menjadi dirimu sendiri sampai kita halal.

5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal

yang tak bisa diukur dengan apapun. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Tanpa kalian mungkin aku tidak bisa

melanjutkan pendidikan lagi. Penyemangat diwaktu yang tepat.

6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra

lali pak. Pak bon yang selalu ramah dan membersihkan lingkungan belajar

kami, pak satpam yang tidak tau namanya tapi hafal wajah-wajahnya.

7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Abdul sukur terimakasih bantuan

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati

indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada

junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari

zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu

dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

“RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM”

Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah

penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis

utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya

atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan

ikhlas kepada:

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

3. Dosen pembimbing Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Siatas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

4. Dosen pembimbing akademik Dra. Nurhasanah, M.Pd. Terimaksih arahannya selama ini.

(11)

x

6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.

8. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua

pihak dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini

melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam

penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna

dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

Salatiga, 13 Febuari 2018

Penulis,

(12)

xi

ABSTRAK

Yazid, Abu. 2018. Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa dengantujuan Pendidikan Islam.Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing: Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si.

Kata kunci: Nilai Dasar Mapala Mitapasa, Pendidikan Islam pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yang ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari-hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini.

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...…… i

HALAMAN BERLOGO ………...…... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………...……... iii

HALAMAN PENGESAHAN ………...……... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………....…...… v

MOTTO ………...… vi

PERSEMBAHAN ………....….…... vii

KATA PENGANTAR……….………....…...… viii

ABSTRAK………...…...…...x

DAFTAR PUSTAKA ………....…...… xI DAFTAR LAMPIRAN ………....….…... xiI BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ………....…...… 1

B. Rumusan Masalah ………....…..…... 7

C. Kegunaan Penelitian ………...…...…7

D. Penegasa Istilah ………. …....……...…8

E. Metode Penelitian ………....…...…11

(14)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. NILAI DASAR MAPALA MITAPASA ………...…. 15 B. PENDIDIKAN ISLAM ...23

1. Pengertian Pendidikan Islam ………...……....……. 23 2. Landasan pendidikan islam ………... 25 3. Tujuan pendidikan Islam ………...………...…….……..26 BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum Mapala Mitapasa ………...……... 28 1.Identita Organisasi ………...…..……...28 2.Visi Misi Organisasi ………...………..….29 3.Struktu Organisasi ………...…..…...…31 4.Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ………...…..…...31 B. Penyajia Data ………...…...43 1. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama

Islam Negeri Salatiga ………...…43 2. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta

Alam Mitapasa IAIN Salatiga ………..…...48 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama

(15)

xiv

B. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam

Mitapasa IAIN Salatiga ………... 66 BAB V PENUTUP

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan

makhluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk

hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap

manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak

dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan

bahwa manusia adalah makhluk yang paling berkuasa adalah tidak benar.

Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasad renik menempati suatu ruang

tertentu.

Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup,

terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang

ditempati makhluk hidup dan tak hidup disebut lingkungan hidup. Dan dalam

penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga,

melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta

isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.

(17)

2

tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga,

melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan

tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di

bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi:

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.”

Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas,

meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakui Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas

dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau

ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi

dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada

pengawasam dan penegakan hukum.

Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik,

(18)

3

baik pula. Pemanfaatan, perlindungan, pengendalian, pengawasan dan

penegakan hukum hanya mungkin terlaksana dengan baik dan efektif kalau

didasarkan pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.

Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat empat: "Rencana Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) meliputi tentang; a) Pemanfaatan

atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) Pemeliharaan dan

perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) Pengendalian.

Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d)

Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat

aspek-aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan

lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan

jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil

dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.

Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan

sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan

maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan

hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari

perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan

mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung

(19)

4

Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang

bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam

gerakan environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup

sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih

menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau

melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan

hidup. Dari beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan

etika lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan

yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula

semua kehidupan dan lingkungan yang ada.

2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan

tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari

lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.

3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan

manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan

vital, bukan dipergunakan dengan serakah.

4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah

(20)

5

Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan

yang lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi :

landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola

hubungan guru dan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana,

evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat

dalam sistem pendidikan seringkali berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya

rasa kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering

kali diarahkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang hanya menguasai

ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya tujuan Pendidikan Islam sangatlah

luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Islam, memelihara

kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta membentuk pribadi

khalifah” . menyatakan bahwa:

“Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut. Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba Allah.”

Tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi :

tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan

umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan,

baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek

(21)

6

pandangan. Apabila penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai

tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa. Tujuan akhir dari pendidikanIslam dapat dipahami dalam firman Allah.

ْمُهَقيِذُيِل ِساَّىلا يِدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِز ْحَبْلاَو ِّزَبْلا يِف ُداَسَفْلا َزَهَظ

َنىُع ِج ْزَي ْمُهَّلَعَل اىُلِمَع يِذَّلا َضْعَب

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)(QS. Ar-Rum: 41)

Yakni telah tampak kerusakan di darat dan lautan, seperti rusaknya penghidupan mereka, turunnya musibah, dan turunnya penyakit yang menimpa diri mereka, dan lain-lain disebabkan perbuatan buruk (maksiat) yang mereka lakukan. Agar mereka mengetahui bahwa Allah memberikan balasan terhadap amal, Dia menyegerakan sebagiannya sebagai contoh pembalasan terhadap amal.

(22)

7

Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun

penelitian yang berjudul “Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa Dengan Tujuan Pendidikan Islam”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan

yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup

keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi

dan pembatasan masalah. Dari latar belakang yang terurai di atas dapat

diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujud

ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Nilai Dasar Mapala Mitapasa dalam Pendidikan Islam?

2. Bagaimana Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada mahasiswa

pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2018

dalam tujuan Pendidikan Islam?

C. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat,

(23)

8 1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para

pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Nilai Dasar

Mapala MITAPASA dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa

pecinta alam pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Manfaat Praktik

a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Nilai Dasar pada

mahasiswa pecinta alam MITAPASA InstitutAgama Islam Negeri

Salatiga 2018

b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan

sebagai salah satu wujud ketakwaan kepada Allah SWT.

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

dan ruang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun

kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain:

1. Relevansi

Relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n hubungan; kaitan: setiap mata

(24)

9

Pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik;

(KBBI). Relevansi pendidikan adalah hasil pendidikan sesuai dengan

pembangunan dan perkembangan zaman.

Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan

pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan

teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah yang

berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan,

keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan perkembangan zaman

dan pembangunan. Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait, dan

berguna secara langsung.

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia

untuk pembangunan. derap langkah pembangunan selalu diupayakan

seirama dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu

memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak

diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh mana sistem

pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan

pembangunan, Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor

(25)

10

pendidikan dianggap tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan

mengikuti alur input-proses-output.

2. Nilai dasar mapala mitapasa

Dalam peciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai

kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab

untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Pada dasarnya

manusia memiliki tiga hubungan. Pertama, hubungan manusia dengan

Allah. Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya, yang biasanya

diwujudkan dalam bentuk ibadah. Kedua, hubungan manusia dengan

manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan manusia. Meliputi

politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Ketiga, hubungan manusia dengan

alam. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan

dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.

3. Pendidikan Islam

Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas

dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam

bukunya, dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan

(26)

11 E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah proses penelitian

yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang

dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada

angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk

mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor-

faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

2. Sumber Data

Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam

penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Sumber data primer

Data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan

(27)

12

ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara,

observasi atau dengan cara lainnya.

b. Data sekunder

Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan

kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang

lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana

cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai

berikut:

a. Metode observasi

Dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data

melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang

fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

b. Metode wawancara (interview)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

(28)

13

makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan

wawancara dengan pihak terkait.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas

terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah

pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik

secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini, meliputi :

1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi

mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

2) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai nilai dasar

mapalaMITAPASAselaku yang bergerak di bidang pecinta alam.

3) Wawancara dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut

Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi.

c. Metode dokumentasi

Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang

(29)

14 F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahuipembahasan skripsi ini dengan baik, penulis

sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian,

dan sistematika pembahasan.

Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang

memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang

pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.

Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan

yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data

tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap nilai

dasar mapalamitapasa dalam Pendidikan Islam.

Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis nilai dasar

mapalamitapasa dengan pendidikan islam.

Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari

(30)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai Dasar Mapala Mitapasa

Dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai

kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.Tugas sebagai kholifah tidaklah

hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab

untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.

Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya,

yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan

manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga

dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang

dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga

kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan

lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya

alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari

eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu

sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor,

(31)

16

Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam.Alam

memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai

pemanfaatnya.

Ayat al – Quran yang berkenaan dengan pernyataan di atas adalah : LANDASAN DASAR

1. Al-Quran surah Al-An‟am ayat 99

(32)

17 2. Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

3. Al-Quran surat Al-A‟raf ayat 56

(33)

18

Bagan hubungan manusia dengan Allah, alam dan sesama manusia (trilogi kesinambungan)

KETERANGAN:

a. Hubungan Manusia Dengan Allah SWT.

Keimanan dan pengakuan kita terhadap Tuhan Penguasa Alam.Sehingga

kewajiban untuk tunduk dan berserah diri pada-Nya, dengan amal makruf

nahi munkar.Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME

sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari

segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada

manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan

menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia

berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi

(34)

19

mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara

lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban

ibadah-ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat,

membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya,

perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan

kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti

pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau

pembunuhan dan perampokan .

b. Hubungan Manusia Dengan Manusia.

Menciptakan keharmonisan sosial dengan mengimplementasikan sikap

kebersamaan, simpati, dan empati tanpa memandang perbedaan status

apapun.Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan

Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung

makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan

martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan

dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat

diri masing-masing

c. Hubungan Manusia Dengan Alam.

Tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam untuk

keberlangsungan kehidupan dengan melakukan interaksi yang seimbang

(35)

20

dalam UUno.32 tahun2009tentang asas, tujuan dan ruang lingkup

lingkungan hidup yang bersisi antara lain:

1.) Keserasian dan keseimbangan lingkungan hidup.

2.) Menjaga dan menjamin kelangsungan dan kehidupan makhluk hidup

dan kelestarian ekosistem.

3.) Menjamin terpenuhinya generasi masa kini dan masa depan.

a.) Konsep dasar organisasi Mapala MITAPASA

(1.) Loyalitas

Pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal),

sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau

menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan

kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, Kamus Besar

Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas sebagai

kepatuhan atau kesetiaan.

(2.) Kebersamaan

Dalam keadaan bersama, belum tentu ada rasa kebersamaan.

Namun rasa kebersamaan itu dapat muncul dan diawali dari

keadaan bersama. Rasa kebersamaan tersebut akan muncul ketika

kita bersama-sama dalam suatu kondisi, dalam kegiatan yang sama,

menanggung beban yang sama. Tentunya dalam periode tertentu,

rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah

(36)

21

akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan

akan indah pula kenangannya saat diingat

(3.) Kekeluargaan

Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan

di berbagai tempat, aspek, organisasi dan sebagainya. Kekeluargaan

merupakan satuan mendasar dari kekerabatan. Rasa kekeluargaan

tidak hanya ada pada kelompok dengan hubungan darah. Apabila

suatu perkumpulan masyarakat memiliki rasa solidaritas yang

cukup tinggi dan terus dipupuk, maka akan muncul istilah rasa

kekeluargaan. Satu keluarga saling memahami dan mengenal

anggota keluarganya, merasa terikat dengannya, sehingga hal

apapun yang terjadi dengan salah satu anggotanya berarti mengusik

satu kesatuan keluarga itu. Karena keluarga berarti tidak ada yang

ditinggalkan atau dilupakan.

(4.) Tanggung jawab

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).

Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat

baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak

lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk

memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu

ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan

(37)

22 (5.) Komitmen

Sikap atau bentuk perilaku seseorang terhadap organisasi

dalam bentuk loyalitas dan pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan

organisasi. Seseorang dikatakan memiliki komitmen yang tinggi

terhadap organisasi, dapat dikenali dengan ciri-ciri antara lain

kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan

nilai-nilai organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi

dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi.

(6.) Kritis

Kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang

terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk

mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan

pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan

menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,

membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji

dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna

b.) Sikap dasar anggota Mapala MITAPASA

(1.) Mendalami dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Mapala

MITAPASA dalam diri setiap kader.

(2.) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kepecintaalaman.

(38)

23 B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup

yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan

hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah

mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Dengan demikian bisa

terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya,

lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan

dan pendidikan adalah hidup itu sendiri.

Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi

dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk

pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus

makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas

pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas

nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan

disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, hal ini berkaitan dengan

kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang

menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. Dan

(39)

24

Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia

menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbalbalik

yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos,

tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga

mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar

mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya

sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui

bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal

dari alam. Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis

pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba. Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah ta’lim dengan kata kerja allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al-Qur‟an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada

anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah

semata. Beberapa ayat dalam Al-Qur‟an yang mengandung kata tarbuyah Al-Isra‟ (17: 24)

اًزيِغَص يِواَيَّبَر اَمَك اَمُهْمَحْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَمْحَّزلا َهِم ِّلُّذلا َحاَىَج اَمُهَل ْضِفْخاَو

(40)

25

Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana

istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat

dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.Zarkowi Soejoeti, sebagaimana

dikutip Malik Fadjar memberikan pengertian pendidikan islam: petama, jenis

pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan

semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam

adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan

ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai

ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.

2. Landasan Pendidikan Islam

Pendidikan islam merupakan kebutuhan mutlak bagi muslim untuk

dapat melaksanakan Islam secara baik dan benar. Sebab, pendidikan islam

bertujuan mempersiapkan manusia agar dapat melaksanakan amanat. Dengan

demikian landasan pendidikan islam adalah hukum islam (sumber hukum

islam), yakni Al-Qur‟an dan As-Sunah. Dengan dua landasan utama ini, dapat dikembangkan pola pengambilan hukum dengan ijtihad, mashlahah,

al-mursalah,istihsan, qiyas dan sebagainya.

Ismail Ali, dikutip Bahruddin (2007:149) dalam bukunya berpendapat

bahwa, landasan ideal pendidikan islam terdiri enam macam, yaitu:

(41)

26

kebiasaan masyarakat, dan hasil pemikiran para pemikir islam. Keenam daar

tersebut merupakan suatu herarki dan tidak dapat diubah susunannya. Namun

demikian, pada hakikatnya keseluruhannya telah tercakup dalam dua dasar

pertama, yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunah. 3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan yang paling utama adalah terciptanya manusia yang

berkepribadian muslim. Menurut Langgulung yang dikutip Heri Gunawan

(2014: 10) tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri,

sebagaimana yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai

khalifatullah dan Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan

kedudukan tersebut. Dengan demikian, tujuan pendidikan adalah membentuk

pribadi khalifah yang dilandasi dengan sikap ketundukan, kepatuhan dan

kepasrahan sebagaiana hamba Allah. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya

menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk

menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.

Abdurrahman Saleh Abdullah yang dikutip Ahmad Zayadi (2006: 56),

menyatakan bahwa tujuan pendidikan islam harus meliputi empat aspek,

(42)

27

a. Tujuan jasmani (ahdaf al-jismiyah). Bahwa proses pendidikan ditujukan

dalam kerangka mempersiapkan diri manusi sebagai pengemban tugas

khalifah fil ardh, melalui pelatihan ketrampilan fisik.

b. Tujuan rohani dan agama. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam

kerangka meningkatkan pribadi manusia dari kesetiaan yang hanya

kepada Allah semata, dan melaksanakan akhlak qurani yang diteladani

oleh Nabi SAW sebagai perwujudan perilaku keagamaan.

c. Tujuan intelektual. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam rangka

mengarahkan potensi intelektual manusia untuk menemukan kebenaran

dan sebab-sebabnya.

d. Tujuan sosial. Bahwa proses pendidikan ditujukan dalam kerangka

pembentukan kepribadian yang utuh. Pribadi di sini tercermin sebagai

(43)

28 BAB III

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mapala Mitapasa

Data yang diperoleh dengan metode observasi pada senin 12 Febuari

2018, maka diperoleh data sebagai berikut:

1. Identitas Organisasi

Tabel 1.tentang identitas organisai

NNama Organisasi : Mapala Mitapasa (Mahasiswa

Pecinta dan Pemerhati Alam Salatiga)

Bidang : Panjat tebing (rock climbing), susur gua (caving), pendakian gunung (gunung hutan) dan lingkungan

hidup

Alamat Kantor : Jl. Tentara Pelajar No.2 gd. PKM I lnt. 2 kampus 1 IAIN Salatiga, Kode Pos 50721

Email : mapalamitapasa@gmail.com

(44)

29

Kelurahan : Kalicacing

Kecamatan : Sidorejo

Kota : Salatiga

Provinsi : JawaTengah

Sumber : Draft AD & ART Mapala MITAPASA 2018

2. Visi dan Misi Organisasi a. Visi

Hamemayu hayuning bhawono, menghidupi dan memperindah, melestarikan alam sekitar. Dengan indikator visi sebagai berikut:

1) Mengembangkan kecintaan anggota Mapala Mitapasa terhadap

alam sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk Allah SWT.

2) Memperkokoh persatuan anggota dengan mensinergikan maupun

secara kekeluargaan.

b. Misi

1) Menumbuhkan rasa keagamaan melalui kegiatan kepecintaalaman.

a) Mengenali lingkungan sekitar.

b) Identifikasi terhadap kerusakan lingkungan dalam jangka pendek

/ panjang.

(45)

30

d) Melatih kedisiplinan beribadah.

2) Menumbuh kembangkan bakat dan minat kepecintaalaman.

a) Latihan survival setiap waktu dan tempat.

b) Melatih mental dan keberanian.

c) Mengembangkan jiwa yang lebih mementingkan kelompok dari

pada pribadinya dalam mengimplementasikan korsa.

3) Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkngan menyeluruh.

4) Meningkatkan sumber daya manusia tentang kepecintaalaman.

5) Prinsip Kode Etik

Untuk menjadi pedoman dan prinsip anggota Mapala Mitapasa

dalam membina pribadi dan wataknya.

6) Korsa

Menurut Kamus Besar Theasurus Indonesia (Pusar Bahasa

Kemendiknas, 2008) ialah menjunjung tinggi rasa empati terhadap

sesama anggota sebagai perekat dan pemersatu dalam menyelesaikan

suatu masalah, dalam melaksanakan kegiatan dan landasan gerak

(46)

31 3. Struktur Organisasi

Pengurus Mapala Mitapasa

IAIN Salatiga Per. 2017-2018

Tabel 2. tentang kepengurusan mapala MITAPASA

Ketua Umum : Dwita Endrayani

Sekertaris Umum : Nur Colis

Bendahara Umum : Aidha Kartikasari

Sie. Pendidikan dan Latihan : Bahtiar Rahman Saputro

Sie. Logistik : M. Faturokhim

Sukma Widyaningtiyas

Sie. Lingkungan Hidup : Devi Kartikasari

Shofi Arba‟atul Azmi Divisi Gunung Hutan : Rizal Irhamnanto

Divisi Rock Climbing : Zahrina Zulfati

Divisi Caving : Sunarti

Sumber : Sie. Logistik 2018

(4.) Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa

Alat penunjang kegiatan

a. RC (Rock Climbing)

(47)
(48)

33

Tabel 4.tentang peralatan divisi CAVING

(49)
(50)

35 c. GH (Gunung Hutan)

Tabel 5.tentang peralatan divisi GH (Gunung Hutan)

(51)

36 d. Alat dapur

Tabel 6. tentang peralatan memasak

(52)

37 e. Inventaris basecamp

Tabel 7. tentang pajangan di basecamp

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)

42

Bulan pelabelan alat

2018

(58)

43 B.Penyajian Data

1.Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya,

yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan

manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga

dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang

dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga

kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan

lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya

alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari

eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu

sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor,

banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.Manusia tidak dapat lepas dari

kebutuhannya terhadap alam.Alam memerlukan keseimbangan yang harus

(59)

44

Islam merupakan agama yang memandang lingkungan sebagai bagian

tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta termasuk bumi

yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu mengenal,

memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari keimanan seseorang

kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata lain, perilaku manusia

terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan dari akhlak dan keimanan

seseorang. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungan hidupnya ini

ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur‟an yang lain dan Hadist Nabi,

diantaranya adalah: hubungan keimanan dan peribadatan. Alam semesta

berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk mengenal kebesaran dan

kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui alam semesta, karena alam

semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah SWT. Manusia dilarang

memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali hanya kepada Allah

yang menciptakan alam.

Selanjutnya, hubungan pemanfaatan yang berkelanjutan. Alam

dengan segala sumber dayanya diciptakan Tuhan untuk memenuhi kebutuhan

hidup manusia. Dalam memanfaatkan sumber daya alam guna menunjang

kehidupannya ini harus dilakukan secara wajar (tidak boleh berlebihan atau

boros). Demikian pula tidak diperkenankan pemanfaatan sumber daya alam

yang hanya untuk memenuhi kebutuhan bagi generasi saat ini sementara

(60)

45

melakukan penyalahgunaan pemanfaatan dan atau perubahan alam dan

sumber daya alam untuk kepentingan tertentu sehingga hak pemanfaatannya

bagi semua kehidupan menjadi berkurang atau hilang.

Pemahaman Nilai Dasar Mapala MITAPASA pada Mahasiswa

Pecinta Alam Mitapasa merupakan hal yang sangat urgentbahkan beragam pemaknaanya. Sebagaiman dalam hasil dari wawancara yang dilakukan

kepada salah satu anggota organisasi tersebut pada: Selasa 13Febuari 2018,

12.30 WIB. Sebagai berikut: “Pemaknaan nilai dasar mapala dari anggota mapala MITAPASA beragam, pengalaman dan juga cara pandang seseorang

mempengaruhi. Menurut saya nilai dasar mapala adalah poin utama seorang

pecinta alam untuk lebih memahami sebenarnya apa peran pecinta alam,

harus bagaimana sifatnya, harus bagaiman kedepannya.” (01/DA/02/2018)

Koresponden DA mengungkapan bahwa mempunya ketertarikan

dengan lingkungan hidup dan saat ini sedang mendalami tentang lingkungan

dan konservasi. Dan juga jelasnya, ia juga sedang mendalami lingkungan

hidup dalam perpektif Islam mengingat Mitapasa di bawah lembaga IAIN

Salatiga.

Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota Mapala Mitapasa lain

dengan kode responden DO dalam wawancara pada hari yang sama, dengan

(61)

46

manusia itu bisa bermanfaat buat orang lain, alam, linkungan. Jadi bagaiman

kita bisa bermanfaat untu manusia sendiri maupun bermanfaat untuk menjaga

dan merawat alam.” (02/DO/02/2018)

Pendapat serupa juga di ungkapkan oleh DE, dimana ia adalah sorang

anggota baru mapala namun mempunyai pandangan yang cukup kritis

terhadap alam. Ungkapnya : “sebagai dasar dalam berorganisasi, untuk dasar yang pertama adalah Al-Qur‟an. Karena dalam salah satu ayat di Al-Qur‟an mengatakan bahwa manusia dibumi itu tugasnya adalah khalifah. Khalifah

disini diartikan pemimpin dan pemelihara. Untuk konteks di mapala,

khalifah diartikan dengan memelihara dan menjaga bumi. Dasar yang kedua

adalah kode etik pecinta alam yang ditunjukan khusus untuk pecinta alam.”

(03DE/02/2018)

Kemudian koresponden lain (MA) juga menjelaskan beberapa poin pada

hari yang sama pukul 18.30, yang isinya sebagai berikut: “nilai dasar mapala merupakan tujuan ataupun cita-cita tanpa mengurangi asas kemanusiaan.

Hubungan yang benar-benar mendasari dan tak mungkin bisa dihilangkan.

Dimana setiap perjalanan waktu, hubungan dimana Allah dengan manusia,

manusia dengan alam, alam dengan Allah itu sudah pasti dan tidak bisa diubah.

Dengan itu bisa dibilang sebagai acuan pecinta alam bergerak di indonesia.

(62)

47

Allah. Namun sebenarnya alam dan Allah tidak sebegitu butuh manusia.

Sehingga dakam siklus hidup ini, mau ataupun tidak mau, nilai dasar mapala

khususnya mitapasa tidak bisa mengesampingkan 2 pon lainnya.”

(04/MA/02/2018)

Hal yang sama diungkapkan oleh (WA), bagaimana sikap kita terhadap

sesama ciptan Allah SWT: “kita tidak bisa hidup sendiri. Karena pada dasarnya manusia adalah mahluk sosial, baik sesama manusia maupun dengan mahluk

ciptaan Allah SWT yang lain saling membutuhkan. di alam ini disadari atau

tidak ada hubungan simbiosis mutualisme. Tidak melakukan hal-hal negatif.

Karena saya percaya apa yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi bila

kita berlaku baik kepada sesama ciptaan Allah yang lain, mereka pun akan

berlaku baik pada kita. Mengingtkan saya pada hukum kausalitas dan dalam

agama pun juga ada ayat yang menerangkan bahwa kita akan mendapatkan

balasan atas perbuatan yang kita lakukan, dan itu bukan berlaku kepada sesama

manusia saja tapi juga yang lain.” (05/WA/02/2018) Ungkapnya, meskipun ia tinggal di kota dan bukan dari backgron religi, tapi ia hidup di tengah-tengah

keluarga yang menanamkan nilai religi sejak kecil. Lebih lagi ia tinggal satu

komplek dengan pondok pesantrel Al-Falah, yang terbiasa dengan lingkungan

(63)

48

Dari wawancara di atas dapat saya simpulkan, wujud tanggungjawab

akan lingkungan kepada Allah adalah bagaimana bersikap, peka dan beraksi

terhadap lingkungan. Membangun kesadaran tentang pentingnya lingkungan,

menyadari bahwa bukan hanya kita tapi anak cucu kita kelak juga akan

menempati lingkungan ini. Jadi bila kita bisa bijaksana terhadap lingkungan

yang akan menikmati sampai anak cucuk kita kelak. Kesadaran tentang

lingkungan. Bisa di bangun dari pembicaraan kecil mengenai lingkungan,

menyadari sampah-sampah terkecil dari kita sampai aksi-aksi yang lebih besar

lagi.

2. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga

Untuk mengetahui mengetahui pemahaman sebagai kalifah fil ardh oleh

Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga dalam menjaga anugerah

ciptaan Allah dan bagian dari masyarakat, maka penulis melakukan wawancara

kepada beberapa narasumber, berikut adalah hasil dari penelitian. Pertama

penulis mewawancarai anggota mapala, koresponden dengan kode SR dan

hasilnya sebagai berikut:

“sudah sejak lahir manusia di beri fitrah sebagai pemimpin, namun

kepemimpinan itu harus diasah agar tumbuh sesuai nilai-nilai islam.

(64)

49

dalam ingatan jangka panjang, sehinga kedepannya kita membentuk

generasi yang sadar lingkungan. Dalam usaha membentuk generasi sadar

lingkungan sejak dini, diperlukan usaha yang continuitas dan disini

memerlukan kerja sama berbagai elemen masyarakat.” (06/SR/02/2018) Hal tersebut juga diperkuat oleh anggota lain, AK misalanya. AK

menyebutkan dalam wawancara pada 16 Febuari 2018 pukul 11.00 WIB,

sebagai berikut: “Melihat dari perintah dan larangan tentang kelestarian

lingkungan. Memperhatikan etika kita terhadap lingkungan. Manusia adalah

makhluk sosial. Ia tidak bisa berdiri sendiri. Di alam maupun dengan sesama

manusia. Dengan berusaha menjaga keseimbangan dengan memegang teguh

memayu hayuning bawana.” (07/AK/02/2018)

Serupa dengan pernyataan di atas, hasil wawancara terhadap BR

sebagaimana yang dilakukan pada 18 Febuari 2018, sebagai berikut: “sebagai

seorang pemimpin di bumi, kita harus berusaha bagaimanapun juga

melestarikan ciptaan Allah, walau pun memang apa yang Allah ciptakan di

bumi ini untuk kepentingan manusia tapi juga harus sesuai mestinya. Kita

mengambil sesuai kebutuhan dan harusnya juga di imbangi dengan

melestarikannnya. Pun, semua itu tidak bisa jauh dengan hubungannya dengan

manusia yang lain. Baik dengan alam maupun dengan sesama manusia kita

(65)

50

Sependapat yang sama juga di sampaikan oleh anggota yang lain yaitu

DK, dalam wawancara yang dilakukan pada waktu yang sama menurutnya:

“Sebagai yang ditugaskan Allah sebagai khalifah di bumi, kita menjaga

,merawat alam dan sesama manusia kita adalah mahluk sosial. Kita saling

membutuhkan pertolongan orang lain dan sesama manusia kita bagaimana

bersama-sama menjaga alam karena kebutuhan manusia semua dari alam.

Misalnya dari padi, bagaiman kerjasama dari petani yang menanam sampai

dengan konsumen terjaga hubungannya. Dan semua itu merupakan

satu-kesatuan yang tidak dapat di pisahkan” (09/DK/02/2018) Anggota lain datang NC dan menambai, bahwa: “walau dalam Al-Qur‟an menegaskan bahwa manusia adalah seabagai pemimpin di bumi namun ini bukan berati kita bebas

mengeksploitasi alam, bertindak semena-mena dengan alam. Dan walau alam

ini di ciptakan untuk manusia tetapi adanya mereka untuk kita jaga. Tidak

bisa dipungkiri kita bergantung dengan alam. Kita berhidup semua

menggambil dari alam. Mulai dari kebutuhan primer sampai dengan tertier

semuanya dari alam. Memang alam diam ketika kita serakah mengeksploitasi

tetapi semua ada batasannya. Alam pun akan memberi reaksi atas perlakuan

kita terhadapnya. Terbukti bencana di bumi akibat ulah manusia, itu semua

karena kita lali, menglekplotasi tanpa mengimbangi dengan pelestariannya.

Semua itu kita tidak bisa bekerja sendiri. Seperti hanya untuk menjadi sebuah

baju, seorang membuat jarum, seorang yang lain mebuat benang, yang

(66)

51

disini, ada orang yang ke sekian yang bertugas menjadi distributor dan

penjual sampai akhirnya kita membeli dan memakainya. Itu baru satu contoh

padahal di dunia ini banyak sekali manusia yang bertugas dan saling

membantu menyediakan kebutuhan manusia. Disini kita saling membutuhkan

baik dengan alam maupun dengan manusia. Kita harus saling menghargai

baik dengan alam maupun dengan sesama manusia.” (10/NC/02/2018)

Dan dari pengamantan penulis di kantor kesekretariatan Mapala

Mitapasa, saat diskusi yang dilakukan pada 20 Febuari 2018 yang

bertemakan pecinta alam dalam kajian islam. Di dalamnya membahas

manusia sebagai pemimpin di bumi, etika lingkungan, dari kesimpulan yang

penulis dapat selama diskusi berlangsung bahwa pada dasarnya semua

pecinta alam meyakini adanya Tuhan. Semakin seseorang itu berpetualang

dan melihan alam yang begitu indah secara tidak langsung, ia meyakini

Allah yang indah ini ada penciptanya dan sudah tentu Sang Pencipta lebih

indah dari Yang Diciptakan-Nya.

Dan dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang membahas konsep dasar tentang alam. Diantaranya satu ayat berkaitan dengan khalifah fil ardh adalah bahwa alam ini ditundukkan Allah untuk kepentingan manusia

(untuk dihuni, dirawat dan dimanfaatkan oleh manusia). Walau alam

memang tercipta dan ditundukkan untuk manusia dan juga bahwa manusia

(67)

52

untuk manusia agar tidak serakah mengambil secara bebas dari alam. Walau

alam telah dijinakkan namun, ada batasannya. Alam pun akan marah bila

manusia serakah mengekploitasi tanpa di imbangi dengan perbaikan/

pelestariannya. Dan juga di lain ayat ada yang membahas bahwa alam ini

adalah warisan, sesuatu yang harus dipindahkan kepemilikannya ke generasi

selanjutnya. Jadi bisa dibilang kepemilikan alam ini estafer dari generasi ke

generasi. Bila di tangan kita alam kita rusak lalu apa yang kita tinggalkan

untuk anak-cucu nanti. Bila yang kita tinggalkan adalah alam yang rusak,

hutan yang gundul, air yang tercemar, polusi udara dimana-mana. Secara

tidak langsung kita menelantarkan mereka, dan dosa kita mengalir bahkan

walau sudah meninggal. Bagaimana tidak, karena kelalaian kita menjaga

alam. orientasi kita hanya keuntungan pribadi tanpa pikir panjang. Tugas

manusia sebagai pemimpin adalah menjaga kesimbangan bumi agar tetap

lestari.

Singkatnya manusia di bumi mempunyai 3 hubungan yang

berkesinambungan, dalam nilai dasar mapala Mitapasa di sebut trilogi

hubungan. Yang pertama manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam

dan yang terahir manusia dengan manusia. Dimana manusia harus menjaga

keharmonisan hubungan ini sesuai dengan kapasitasnya. Bila yang pertama

manusia sebagai hamba, yang kedua manusia sebagai pemimpin dan yang

(68)

53

Dari wawancara dan pengamatan penulis di sekretariat mapala

mitapasa, dapat penulis simpulkan pemahaman khalifah fil ardh anggota mapala mitapasa dalam menjaga anugerah ciptaan Allah dan bagian dari

masyarakat adalah walau memang sudah di tegaskkan dalam Al-Qur‟an bahwa, manusia dijadikan Allah sebagai wakil-Nya di bumi dan alam juga

sudah di tundukkan untuk kepentingan, keberlangsungan hidup manusia.

Namun bukan berarti kita bebas mengeksploitasi alam. Ada batasan tertentu

alam jinak atau tunduk. Keserakahanlah yang membuat manusia lalai

menjaga alam. Sebagai pemimpin di bumi manusia juga diberi amanah

untuk menjaga dan melestarikan alam. Karena kepemilikan alam ini estafet

dari generasi ke generasi. Pengertian estafet dari generasi ke generasi, secara

tidak langsung terjalin hubungan sesama manusia. Bagaimana dari generasi

ke generasi selanjutnya mengkomunikasikan untuk menjaga dan

(69)

54 BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang

diperoleh dari hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi.

Maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan

lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih oleh

peneliti yaitu penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif

(pemaparan) dengan mengalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari

wawancara, observasi dan dokumentasi selama peneliti mengadakan

penelitian dengan pihak terkait.

Data yang diperoleh dan dipaparkan oleh peneliti akan dianalisa

oleh peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan

masalah diatas. Di bawah ini adalah hasil analisa peneliti, yaitu

1. Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pemahaman Nilai Dasar Mapala pada Mahasiswa Pecinta Alam

(70)

55

Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga

terhadap sesama mahluk ciptaan Allah SWT.

Sesuai dengan isi Kode Etik Pecinta Alam poin pertama, pecinta

alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa. Dan islam merupakan agama yang memandang lingkungan

sebagai bagian tak terpisahkan dari keimanan kepada Tuhan. Alam semesta

termasuk bumi yang kita tempati ini adalah ciptaan Tuhan. Oleh karena itu

mengenal, memahami dan memelihara alam merupakan bagian dari

keimanan seseorang kepada Yang Maha Menciptakan alam. Dengan kata

lain, perilaku manusia terhadap alam lingkungannya merupakan cerminan

dari akhlak dan keimanan seseorang. Hubungan antara manusia dengan

alam lingkungan hidupnya ini ditegaskan dalam beberapa ayat Al Qur‟an

yang lain dan Hadist Nabi, diantaranya adalah: hubungan keimanan dan

peribadatan. Alam semesta berfungsi sebagai sarana bagi manusia untuk

mengenal kebesaran dan kekuasaan Tuhan (beriman kepada Tuhan) melalui

alam semesta, karena alam semesta adalah tanda atau ayat-ayat Allah.

Manusia dilarang memperhamba alam dan dilarang menyembah kecuali

hanya kepada Allah yang Menciptakan alam.

Sementara itu Mahasiswa Pecinta Alam Mapala Mitapasa IAIN

(71)

56

garis besarnya sama yaitu menghargai, menjaga. Ada dari mereka yang

menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan

ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan

Al-Qur‟an dan Hadis.

Sebagaiamana koresponden DA mengartikan nilai dasar mapala

adalah “Poin utama seorang pecinta alam untuk lebih memahami sebenarnya apa peran pecinta alam, harus bagaimana sifatnya, harus

bagaiman kedepannya”. Disini dapat ditarik satu benang merah yaitu

bagaimana bersikap kepada alam dan sesama ciptaan Allah. Kembali

kepada fitrah manusia di bumi dan salah satu tujuan pendidikan islam

adalah menjadikan manusia mempuanyai jiwa pemimpin/ khalifah fil ardh. Dalam penciptaannya, manusia di beri kelebihan oleh Allah berupa akal,

yang menjadi pembeda oleh penciptaan mahluk Allah yang lain. Dan

menjadi alasan mengapa Allah memberikan tanggng jawab sebagai

wakil-Nya di bumi. Sebagai wakil Allah, maka manusia harus bisa

merepresentasikan peran Allah terhadap alam semesta termasuk bumi

seisinya antara lain memelihara (al-rab) dan menebarkan rahmat di alam

semesta (rahmatan lil ‟alamin). Oleh karena itu kewajiban manusia

terhadap alam dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT adalah

melakukan pemeliharaan terhadap alam, untuk menjaga keberlangsungan

(72)

57

manusia diperkenankan oleh Tuhan untuk memanfaatkan segala

sumberdaya alam secara wajar, sesuai dengan kebutuhan, dan

bertanggungjawab.

Baharuddin dalam bukunya (2007:66), sebagai wakil Allah di bumi

manusia harus mewujutkan kesejahteraan bagai komunitas jagad raya.

Paling tidak menciptakan suasana kondusif. Baik bagi dirinya sebagai

eksistensi mikrokosmis, juga bagi alam sekitarnya sebagai mikrokosmis.

Sejalan dengan ini, Al-Qur‟an dalam surat Hud ayat 61 menyatakan :

اَهيِف ْمُكَرَمْعَ تْساَو ِضْرَْلْا َنِم ْمُكَأَشْنَأ َوُه

Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan

kamu pemakmurnya”

Dalam upaya memakmurkan kehidupan satu pihak mengisyaratkan

adanya tuntunan senangtiasa menjalin keharmonisan antara dirinya dengan

Allah sedang pihak lain mausia dituntut untuk meneruskan ciptaan Allah di

bumi dengan mengurusnya dan mengembangkannya sesuai dengan amanah

yang diberikan Allah. Dalam hal ini mengembangkan pola kehidupan

antarsesamanya, baik aspek lahir ataupun aspek spiritual.

Demikian pula keseimbangan ini bisa bersifat merugikan, bisa pula

menguntungkan bagi anggota komunitas atau kelompok yang bersangkutan.

(73)

58

diharamkan (dilarang), sebenarnya bertujuan agar keseimbangan atau

harmoni alam tidak mengalami gangguan. Larangan untuk tidak mengambil/

mengleksploitasi alam secara berlebih, tebang pilih, sebenarnya

mengandung pesan bahwa keseimbangan lingkungan dan harmoni

kehidupan tidak boleh diganggu dengan perbuatan-perbuatan yang merusak.

Alam diciptakan Allah dalam keberagaman kualitatif maupun kuantitatif

seperti ukuran, jumlah, struktur, peran, umur, jenis kelamin, masa edar dan

radius edarnya. Walaupun demikian, alam dan ekosistem ciptaan Tuhan

yang sangat beragam ini berada dalam keseimbangan, baik keseimbangan

antar individu maupun antar kelompok.

Sesungguhnya yang menimbulkan permasalahan lingkungan ialah

manusia itu sendiri yang dalam aktivitasnya tidak memperdulikan

keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Manusia yang selalu berusaha

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan melampai daya

dukung lingkungan. Dalam nilai dasar mapala Mitapasa (2017:34)

eksploitasi terhadap alam yang berlebihan itulah yang menyebabkan

terganggunya keseimbangan dan keserasian lingkungan. Tuntutan gaya

hidup, keserakahan dan didorong motivasi untuk mencari keuntungan

materi. Perilaku manusia yang menyebabkan harmonis dan dis-harmonis

Gambar

Tabel 1.tentang identitas organisai
Tabel 2. tentang kepengurusan mapala MITAPASA
Tabel 4.tentang peralatan divisi CAVING
Figure of CV/5.A/log-
+5

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Pengaruh Konsentrasi Lactobacillus plantarum dan Lama Fermentasi terhadap Nilai Kadar Asam Sianida Tepung Kulit Singkong Manihot esculenta Terfermentasi Penambahan

 Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak, seperti didefenisikan oleh delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta diungkapkan secara layak,

Metode yang digunakan adalah library research dengan analisis fuzzy sugeno untuk menentukan dan menghitung kebutuhan kalori pada wanita remaja dengan mempresentasikan

Pengajaran dan perilaku yangbenarialahpengajaran danperilaku yang sesuaidengan ajaran Alkitab atau dengan kata lain bahwa perrgajaran dan perilaku yang benar itu

sekolah dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia se-Kabupaten Cilacap.

Produk hasil pengembangan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu produk dapat menyesuaikan dengan layar android yang dimiliki dan media pembelajaran ini dapat digunakan

Nilai rata-rata uji hedonik petis limbah ikan pindang dengan penambahan tinta cumi-cumi (Loligo sp) yang berbeda tersaji pada Tabel 1. 1) Aroma.. Aroma merupakan salah

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (pengaruh bauran pemasaran) terhadap variabel terikat (minat beli) yang dilakukan pada 100