• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

B. Nilai-nilai Kedisiplinan

a. Pengertian Nilai

Nilai artinya harga, angka kepandaian, isi, kadar, mutu, sifat/hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Haryanta, 2012: 178). Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

47

(Poerwadarminto, 1999: 667). Thoha (1996: 61) mengartikan nilai sebagai berikut:

“Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia idea, nilai bukan benda

konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang

dikehendaki dan tidak dikehendaki.”

Nilai (value/qimah) dalam pandangan Brubacher tidak terbatas ruang lingkupnya. Nilai tersebut sangat erat dengan pengertian-pengertian dan aktivitas manusia yang kompleks sehingga sulit ditentukan batasannya. Maksudnya kualitas yang membangkitkan respon penghargaan. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara obyektif di dalam masyarakat (Muhaimin, 1993:109-110).

Manusia menganggap sesuatu bernilai karena ia merasa memerlukannya atau menghargainya. Dengan akal dan budinya manusia menilai dunia dan alam sekiranya untuk memperoleh kepuasan diri baik dalam arti memperoleh apa yang diperlukannya, apa yang menguntungkannya, atau apa yang menimbulkan kepuasan batinnya. Wujud atau bentuk kebudayaan sebagai pendukung nilai hidup/ kehidupan itu paling sedikit ada tiga macam, yaitu sebagai suatu komplieks dari ide- ide, pemikiran-pemikiran, gagasan, niali-nilai, norma-norma ,peraturan- peraturana dan sebagainya yang semua itu mencerminkan alam pikiran yang memancarkan nilai- nilai yang diyakini oleh masyarakat pendukungnya ( Muslich, 2011: 19).

48

Berbagai pengertian serta pemikiran tentang nilai diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk berguna bagi kehidupan manusia. b. Macam-macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang menyebabkan terhadap bermacam-macam nilai, antara lain:

1) Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: Nilai biologis, nilai cinta kasih, dan nilai harga diri. Kelima nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntunan kebutuhan.

2) Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

(a) Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor

(b) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi, motivasi berkuasa (Thoha, 1996: 63).

Adapun macam-macam nilai menurut Spranger antara lain sebagai berikut:

1) Nilai keilmuan merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang yang bekerja terutama atas dasar pertimbangan rasional. Nilai keilmuan ini dipertentangkan dengan nilai agama.

49

(2) Nilai agama ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu dipandang benar menurut ajaran agama.

(3) Nilai ekonomi adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai akibat dari perbuatannya itu. Nilai ekonomi ini dikontraskan dengan nilai seni. (4) Nilai Seni merupakan salah satu dari macam-macam nilai yang

mendasar perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari berbagai pertimbangan material.

(5) Nilai Solidaritas ialah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang terhadap orang lain tanpa menghiraukan akibat yang mungkin timbul terhadap dirinya sendiri, baik itu berupa keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Nilai solidaritas ini dikontraskan dengan nilai kuasa.

(6) Nilai Kuasa adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari perbuatan seseorang atau sekelompok orang atas dasar pertimbangan baik buruknya untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.

Berbagai macam-macam nilai yang disebutkan di atas, nilai yang dominan pada masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai seni

50

dan nilai agama. Nilai yang dominan pada masyarakat modern ialah nilai keilmuan, nilai kuasa dan nilai ekonomi. Sebagai konsekuensi dari proses pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus, yang memungkinkan terjadinya pergeseran nilai-nilai tersebut. Pergeseran nilai keilmuan dan nilai ekonomi akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya jika menggunakan model dinamik-interaktif. Ini merupakan konsekuensi dari kebijakan pembangunan yang memberikan prioritas ada pembangunan ekonomi dan ditunjang oleh cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi (Ali, 2010).

2. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Istilah disiplin berasal dari bahasa inggris “discipline” yang mengandung beberapa arti. Diantaranya ialah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan sanksi, serta kumpulan beberapa tata tertib untuk mengatur tingkah laku (Rahman, 2013: 64). Kedisiplinan berasal dari kata disiplin berawalan ke- dan berakhiran –an, yang berarti “tata tertib ketaatan kepada peraturan”;

“latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib”; kontrol terhadap kelakuan, baik oleh kekuasaan luar ataupun oleh individu itu sendiri (Purwadarminto, 1982: 254).

51

Arikunto (1993: 114), mengatakan disiplin merupakan suatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang-orang yang bersangkutan maupun berasal dari luar. Djamarah (2002: 12), mendefinisikan disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Dengan demikian disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuahan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya.

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai- nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan atau ketertiban. Karena sudah menyatu dengannya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan membebani dirinya bilamana tidak berbuat sebagaimana lazimnya ( Prijodarminto,1994).

Sukadji (2000), mengatakan bahwa kedisiplinan dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas atau latihan yang dirancang karena dianggap perlu dilaksanakan untuk dapat mencapai sasaran tertentu. Budiono (2006), berpendapat bahwa kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan kepada suatu aturan atau ketentuan. Kedisiplinan juga berarti suatu tuntutan bagi berlangsungnya

52

kehidupan yang sama, teratur dan tertib,yang dijadikan syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perubahan- perubahan ke arah yang lebih baik.

Disiplin identik dengan konsistensi dalam melakukan sesuatu. Ia merupakan simbol dari stamina yang powerful, kerja keras yang tidak mengenal malas, orang yang selalu berfikir pencapaian target secara perfect, dan tidak ada dalam pikirannya kecuali hasil terbaik dari pekerjaan yang dilakukannya (Asmani, 2009: 88), Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor sesorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan keteraturan dalam kehidupan, dengan disiplinlah menghilangkan kekecewaan orang lain, dengan disiplinlah orang lain mengaguminya, dan sebagainya (Djamarah, 2002: 12).

Ketika membangun tradisi disiplin yang baik, guru adalah figur panutan peserta didik. Kedisiplinan menjadi suatu keniscahayaan baginya untuk elahirkan anak- anak cerdas dan berprestasi (Asmani, 2009: 102). Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman- pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Disiplin akan menciptakan kemauan untuk bekerja secara teratur (Liang, 1977: 51).

Berdisiplin selain akan membuat seseorang mahasiswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur. Hanya dengan

53

menggabungkan pengetahuan yang sempurna dan watak yang baik di dala m dirinya, barulah seseorang mahasiswa kelak dapat menjadi warga yang banyak berguna bagi masyarakat dan negara (Liang, 1977: 51).

Arikunto (1993 :114), di dalam pembicaraan kedisiplinan dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya.

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikapdan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib,norma-norma yang berlaku,baik tertulis maupun yang tidak tertulis.

b. Macam-macam Kedisiplinan

Macam-macam kedisiplinan yaitu disiplin dalam menggunakan waktu, dalam beribadah, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai berikut: 1) Disiplin dalam Menggunakan Waktu

54

Disiplin menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.

2) Disiplin dalam Beribadah

Menjalankan ajaran agama juga menjadi parameter utama dalam kehidupan ini. Maksudnya ialah senantiasa beribadah dengan peraturan- peratuaran yang terdapat didalamnya. Kedisiplinan dalam beribadah amat dibutuhkan, Allah SWT senantiasa menganjurkan manusia untuk Disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT (Asmani, 2009: 94-95). 3) Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Kedisiplinan merupakan hal yang amat menentukan dalam proses pencapaian tujuan pendidikan, sampai terjadi erosi disiplin maka pencapaian tujuan pendidikan akan terhambat, diantara faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor tuntutan materi lebih banyak sehingga bagaimana pun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup.

Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru memerlukan pemahaman tentang landasan Ilmu kependidikan akan keguruan sebab saat ini banyak terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin.

55

Adapun macam-macam disiplin berdasarkan ruang ligkup berlakunya ketentuan atau peraturan yang harus dipatuhi, dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Disiplin diri

Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi diri seseorang. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin beribadah.

2) Disiplin sosial

Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau peraturan- peraturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat. Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat.

3) Disiplin nasional

Disiplin nasional adalah apabila peraturan-peraturan atau ketentuan- ketentuan itu merupakan tata laku bangsa atau norma kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyat. Misalnya, disiplin membayar pajak dan disiplin mengikuti upacara bendera (Mas‟udi, 2000: 88-89).

c. Tujuan Kedisiplinan

Rimm (2003: 47), mngemukakan bahwa tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal- hal yang baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung

56

kepada disiplin diri. Diharapakan, kelak disiplin diri akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.

Bernard dalam Shochib (98: 3), menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan pengembangan minat anak dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang akan menjadi sahabat, tetangga, dan warga negara yang baik. Nizar ( 2009: 22), disiplin bisa membentuk kejiwaan pada anak untuk memahami peraturan sehingga ia pun mengerti kapan saat yang tepat untuk melaksanakan peraturan, kapan pula harus mengesampingkan. Hurlock (1978: 82), mengatakan bahwa tujuan seluruh disiplin ialah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan sesuai dengan peran- peran yang ditetapkan kelompok budaya, tetap individu itu diidentifikasikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah untuk mengembangkan anak terhadap kemampuan yang dimiliki, serta untuk memahami setiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukannya akan di tanggung sendiri konsekuensinya.

d. Fungsi Kedisiplinan

Hurlock (1978: 97), menyatakan bahwa disiplin mempunyai dua fungsi yaitu fungsi disiplin bermanfaat dan Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat sebagai berikut

a. Fungsi disiplin yang bermanfaat adalah sebagai berikut:

1) Mengajarkan siswa bahwa setiap perilaku akan diikuti hukuman dan pujian.

57

2) Mengajarkan kepada siswa mengenai tingkatan penyesuaian yang wajar, tanpa menuntut konformitas yang berlebihan kepada individu. 3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengendalian dan pengarahan

diri sehingga memberi pengajaran dalam mengembangkan hati nurani mereka untuk dapat membimbing tindakan mereka.

b. Fungsi disiplin yang tidak bermanfaat adalah sebagai berikut.

1) Untuk menakut-nakuti siswa setiap tindakan dan perilaku yang mereka lakukan

2) Sebagai pelampiasan agresi seseorang dalam mendisiplinkan orang lain.

Tu‟u (2004:38-44), menyatakan bahwa fungsi disiplin antara lain: a. Menata kehidupan bersama

Disiplin mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Hubungan atara satu dengan yang lainnya akan menjadi baik dan lancar dengan adanya disiplin.

b. Membangun kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik akan sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. c. Melatih kepribadian

58

Kepribadian yang tertib, teratur, taat, dan patuh perlu dibiasakan serta dilatih.

d. Mencipta lingkungan kondusif

Peraturan sekolah yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menyimpulkan bahwa fungsi disiplin mempunyai manfaat yaitu mengajarkan bahwa setiap perilaku selalu diikuti oleh hukuman maupun pujian. Selain disiplin memberi manfaat untuk mengembangkan pengendalian diri, serta berfungsi membangun serta melatih kepribadian seseorang.

e. Unsur-unsur Pembentuk Kedisiplinan

Hurlock (1978: 84-92), menjelaskan bahwa disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang ditetapkan oleh kelompok sosial tertentu, sehingga dalam setiap kelompok sosial harus mempunyai empat unsur pokok disiplin, yaitu:

1) Peraturan sebagai pedoman perilaku,

2) Konsistensi dalam peraturan tersebut dan dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajarkan dan memaksakannya, 3) Hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan

4) Penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku

59

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa unsur- unsur disiplin ini berfungsi membentuk kedisiplinan siswa melalui peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi yang dibentuk dalam kelompok sosial tertentu seperti di rumah, sekolah dan lingkungan masyarakat. Keempat unsur disiplin tersebut sangat penting untuk diterapkan dalam kelompok sosial, salah satunya dengan memulainya terlebih dahulu di rumah dengan adanya penerapan kedisiplinan melalui empat unsur di atas dapat membantu pendidik dalam menanamkan sikap disiplin terhadap aegala hal dalam kehidupan sehari-hari.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Permasalahan disiplin belajar siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau hasil belajarnya. Permasalahan- permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pada umumnya berasal dari faktor intern yaitu dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern yang berasal dari luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi disiplin adalah sebagai berikut:

1) Kesadaran diri,

Sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Selain kesadaran diri menjadi motif sangat kuat bagi terbentuknya disiplin.

60

Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku individunya. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat.

3) Alat pendidikan

Sebagai alat untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai yang ditentukan dan diajarkan.

4) Hukuman

Sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan (Tu‟u, 2004:48-49).

61 BAB III BIOGRAFI

Dokumen terkait