• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Lingkungan dalam Penelitian dan Dukungan terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)

Dalam dokumen BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 67-71)

Pertanian erat hubungannya dengan lingkungan alam, hal ini disebabkan penggunaan sumber daya alam dalam aktivitas pertanian. Intensifikasi pengelolaan pertanian dapat menyebabkan pencemaran sumber daya alam. Dimana lebih dari 40%

dari permukaan lahan di dunia adalah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.

(Wrzaszcz dan Konrad, 2015; Datta et al., 2016; Muhibuddin et al., 2011) sehingga dalam usaha budidaya pertanian sangat penting memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan dengan menjaga kesuburan dan kesehatan tanah melalui pemanfaatan sumber daya alam lokal yang ramah lingkungan dalam pengelolaan pertanian. Sudah banyak yang membuktikan bahwa penggunaan masukan (input) kimia dalam pengelolaan pertanian dapat mencemari lingkungan sehingga sudah saatnya mengoptimalkan sumber daya lokal yang ada di sekitar untuk mengurangi penggunaan masukan kimia tersebut. Para ahli lingkungan merasa cemas dengan penggunaan pupuk kimia yang menyebabkan pencemaran pada tanah dan mungkin bisa berdampak pada kesehatan manusia (Rosmarkam dan Nasih, 2002). Oleh karena itu, pertanian modern mempertimbangkan pemanfaatan bahan baku yang potensial untuk memproduksi pupuk organik dan pupuk hayati, hal ini tidak hanya untuk mempertahankan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian, namun lebih ramah lingkungan sehingga penerapan pupuk organik dan pupuk hayati lebih bermanfaat daripada pupuk kimia (Sutanto, 2002b).

Pemanfaatan sumber daya alam lokal dalam pengelolaan pertanian, yakni penggunaan limbah pertanian untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat merupakan perwujudan dari asas ketiga lingkungan, yaitu menyangkut sumber alam. Dimana materi, energi, ruang waktu dan keanekaragaman semuanya termasuk kategori sumber alam (Setyono, 2015). Perubahan wujud dari hanya sebuah limbah pertanian yang pada dasarnya merupakan sesuatu yang dibuang, tidak termanfaatkan, dan mungkin bisa jadi menyebabkan pencemaran lingkungan. Namun dengan maksud menjadikan sesuatu yang tidak bermanfaat menjadi sesuatu yang mempunyai nilai, maka limbah pertanian

116

tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk. Proses pengelolaan sumber daya alam lokal yang tidak termanfaatkan menjadi pupuk sehingga mampu mengurangi beban lingkungan yang ditimbulkan oleh bahan-bahan buangan tersebut merupakan perwujudan dari pertanian berkelanjutan ramah lingkungan. Jika dihubungkan dengan faktor-faktor dalam lingkungan yang berhubungan dengan konsep integrasi tiga ruang dimensi dalam lingkungan yaitu ABC (Abiotik, Biotik dan Culture) (Setyono, 2015) yang disampaikan melalui penelitian ini meliputi: faktor (1) Abiotik adalah sumber daya lokal (bonggol pisang, akar bambu, dan kotoran ternak) dan emisi gas metana (CH4); (2) Biotik adalah manusia, padi, dan mikroba; serta (3) Culture adalah penggunaan sumber daya lokal sebagai bahan baku pupuk dan minat petani menggunakan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian sehingga masing-masing faktor mempunyai peran penting mendukung pengembangan teknologi pengelolaan pertanian dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang ramah lingkungan. Tabel 30 menunjukkan faktor-faktor ABC dalam lingkungan yang ditelaah melalui penelitian ini.

Tabel 30. Faktor-faktor ABC Lingkungan dalam Penelitian Faktor

Lingkungan Uraian Substansi Penelitian

Abiotik Sumber daya lokal Identifikasi sumber daya lokal meliputi estimasi ketersediaan bahan baku, kemudahan untuk memperoleh, luasan lahan yang dapat tercover oleh pupuk ramah lingkungan (organik dan hayati) dari sumber daya lokal tersebut dan kesiapan teknologi yang mudah diaplikasikan oleh masyarakat di lokasi setempat.

Emisi gas metana (CH4) Upaya melakukan mitigasi gas metana (CH4) sebagai salah satu penyebab pemanasan global, dimana salah satu sumbernya adalah budidaya padi di lahan sawah.

Biotik Manusia Petani merupakan komponen utama dalam

penelitian ini, dimana salah satu tujuan dari pengelolaan pertanian adalah kesejahteraan petani, hal itu dapat diwujudkan dengan

117 Faktor

Lingkungan Uraian Substansi Penelitian

Culture

keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh.

Namun keuntungan ekonomi tersebut tidak hanya diukur dari produktivitas hasil saja, namun dapat dikompensasikan dari penghematan biaya produksi, nilai jual produk yang lebih tinggi, terpeliharanya kesuburan tanah serta kondisi lingkungan yang lebih baik.

Padi merupakan salah satu sumber bahan pangan utama bagi manusia, terutama di Indonesia sehingga permintaannya cukup tinggi.

Usaha pengelolaan pertanian bertujuan meningkatkan produktivitas padi, namun budidaya padi sawah dengan menggunakan masukan kimia menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pada tanah lahan pertanian sehingga memerlukan pengelolaan yang ramah lingkungan.

Lingkungan yang tercemar memperburuk struktur tanah dan berpengaruh pada produktivitas, aplikasi mikroba mampu memperbaiki kandungan psikokimia pada tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman yang terganggu oleh tanah yang tercemar (Vimal et al., 2017).

Percobaan lapangan dilakukan untuk mengubah mindset petani dengan secara langsung melihat bagaimana prakteknya di lapangan tentang pemanfaatan sumber daya lokal sebagai bahan baku pupuk. Petani akan lebih percaya dan yakin mantab untuk menggunakan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian dengan dibuktikan adanya peningkatan hasil dan lebih

118 Faktor

Lingkungan Uraian Substansi Penelitian

Minat petani menggunakan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian

ramah lingkungan.

Keinginan petani untuk menggunakan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian dapat dilihat dari minat mereka untuk mengaplikasikannya di lahan mereka masing-masing. Hal ini menjadi dapat dijadikan pertimbangan dalam edukasi dan pengenalan teknologi pemanfaatan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian, terutama limbah pertanian yang bisa menimbulkan pencemaran lingkungan jika tidak diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Sektor pertanian merupakan penunjang keberhasilan Sustainable Development Goals (SDGs) di suatu negara, terutama dalam hal kebijakan pengelolaan lahan pertanian dengan memperhatikan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Keberlanjutan berkaitan pada ketersediaan lahan subur dan sehat sehingga selalu tersedia lahan produktif yang dapat menghasilkan produksi yang meningkat. Ramah lingkungan dapat diwujudkan dengan melakukan pengelolaan pertanian secara organik, sehingga perlakuan budidaya tanaman tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Penggunaan sumber daya lokal dalam pengelolaan pertanian secara umum mampu mendukung perwujudan tujuan SDGs melalui upaya meningkatkan produksi pertanian, pemanfaatan sumber daya lokal yang tidak termanfaatkan, membentuk jiwa wirausaha, tanpa menggunakan masukan (input) kimia dalam pengelolaan pertanian, mengurangi emisi gas metana (CH4), menjaga keseimbangan ekosistem, dan menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan (seperti yang terlihat pada tabel 31).

119

Tabel 31. Keterkaitan Unsur-unsur dalam Penelitian Mendukung SDGs Unsur dalam Penelitian

Tujuan SDGs

Implikasi

No. Uraian

Peningkatan produksi pertanian 1

2 produksi pupuk ramah lingkungan

8 Pekerjaan layak dan pertumbuhan

15 Ekosistem darat Menjaga komponen biotik dan abiotik di

Pertanian modern menghadapi beberapa permasalahan, terutama yang berkaitan dengan lingkungan sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan ramah lingkungan. Dimana aktivitas pertanian tersebut memberikan hasil yang optimal dan berlangsung secara terus menerus tanpa mengabaikan pencemaran lingkungan. Oleh karena karena itu diperlukan strategi pengelolan pertanian yang tepat dengan mengurangi atau tidak menggunakan masukan (input) kimia dengan beralih

Dalam dokumen BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 67-71)