• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Pendidikan a Hakikat Nila

Dalam dokumen Retno Triastut S841108020 (Halaman 64-69)

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori 1 Hakikat Novel

3. Nilai-nilai Pendidikan a Hakikat Nila

Nilai adalah sifat-sifat, hal-hal yang penting dan berguna bagi kehidupan. Dengan kata lain nilai adalah aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain (Atar Semi, 1993: 54). Lebih lanjut Atar Semi mangatakan bahwa nilai juga menyangkut masalah bagaimana usaha untuk menentukan sesuatu itu berharga dari yang lain, serta apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.

Nilai menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1991: 69) merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi secara fungsional mempunyai ciri mampu membedakan antara yang satu dengan lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan segala sesuatu tentang baik dan buruk yang memiliki sifat-sifat yang berguna untuk manusia.

b. Hakikat pendidikan

Pendidikan memiliki kekuatan (pengaruh) yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan

berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi

individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosiobudaya di mana dia hidup (Hera Lestari

commit to user

Driyarkara cit. Hera Lestari Mikarsa et a l. (2007: 1.2) menyatakan bahwa

pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf insane harus diwujudkan di dalam seluruh proses atau upaya pendidikan.

Tilaar cit. Hera Lestari Mikarsa et a l. (2007: 1.4) berpendapat bahwa

pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat dan membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, serta global.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat dan membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, serta global terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama. Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya atau mewujudkan manusia seutuhnya.

c. Nilai Pendidikan dalam Novel

Atar Semi (1993: 20) mengungkapkan bahwa nilai didik dalam karya sastra memang banyak diharapkan dapat memberi solusi atas sebagian masalah dalam kehidupan masyarakat. Sastra merupakan alat penting bagi pemikir- pemikir untuk menggerakkan pembaca pada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu keputusan apabila ia menghadapi masalah.

Mudji Sutrisna (1997: 63) menyatakan bahwa nilai-nilai dari sebuah karya sastra dapat tergambar melalui tema-tema besar mengenai siapa manusia,

keberadaannya di dunia dan di dalam masyarakat, apa itu kebudayaannya dan proses pendidikannya, semua itu dipigurakan dalam refleksi konkret fenomenal berdasar fenomena eksistensi manusia dan direfleksi sebagai rentangan perjalanan bereksistensi.

Karya sastra pada dasarnya selalu mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk pembaca. Pengarang melalui karya sastranya menyampaikan pesan yang berupa nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel diantaranya adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial, nilai budi pekerti dan nilai estetika atau keindahan Selain itu juga terdapat nilai budaya atau adat.

1) Nilai religius (agama)

Nilai religius (agama) dalam sebuah karya sastra merupakan peneguh batin bagi pembacanya, termasuk didalamnya yang bersifat keagamaan. Burhan Nurgiyantoro (2007: 326) menjelaskan bahwa agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum- hukum yang resmi. Seorang religius adalah orang yang mencoba memahami dan menghayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekedar yang lahiriah saja.

Religius adalah keterkaitan antara manusia dengan Tuhan.

Koentjaraningrat (1985: 145) menyatakan bahwa makin seseorang taat menjalankan syariat agama, maka makin tinggi pula tingkat religiusitasnya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai agama

merupakan nilai-nilai dalam kehidupan manusia yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan.

commit to user

2) Nilai Moral

yang berarti tata cara, adat istiadat, kebiasaan, atau tingkah laku (Sudarsono, 1985: 23). Sebuah karya sastra yang menawarkan nilai moral biasanya bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenali nilai-nilai estetika dan budi pekerti. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep moral, yakni aturan-aturan dalam bertingkahlaku sesuai dengan pola perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 321). Lebih lanjut Burhan Nurgiyantoro (2012: 322) menjelaskan bahwa sebuah karya fiksi yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal, biasanya akan diterima kebenarannya secara universal pula dan memungkinkan untuk menjadi sebuah karya yang bersifat sublim dan ditentukan oleh berbagai unsure intrinsik yang lain.

Moral dalam karya sastra, atau hikmh yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian baik. Pesan moral sastra tidak harus sejalan dengan hukum agama sebab sastra memang bukan agama.

3) Nilai Sosial

Hampir semua novel Indonesia sejak awal pertumbuhannya hingga dewasa ini, boleh dikatakan, mengandung unsur pesan kritik sosial walau dengan tingkat intensitas yang berbeda (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 330).

Nilai sosial dalam karya sastra adalah penggambaran suatu masyarakat sosial oleh karya sastra dalam sebuah masyarakat. Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan sesuatu hal yang dapat direnungkan dalam karya sastra dengan ekspresinya. Pada akhirnya dapat dijadikan cermin atau sikap para pembacanya. (Suyitno, 1986:31).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sosial dapat dilihat dari hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat.

4) Nilai budi pekerti

Budi pekerti adalah tingkah laku, perangai, akhlak, watak (Depdikbud, 1997: 157). Budi Pekerti merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau tatacara (moral, adat, sopan santun) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusia.

Secara umum budi pekerti menyaran pada pengertian baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya yang mengacu pada ajaran akhlak dan susila.

Ruang lingkup budi pekerti dapat mencakup masalah seluruh persoalan hidup atau kehidupan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya (Burhan Nurgiyantoro, 2012: 323- 324).

commit to user

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai kehidupan tentang hubungan manusis dengan diri sendiri, lingkungan dan Tuhannya.

Dalam dokumen Retno Triastut S841108020 (Halaman 64-69)