• Tidak ada hasil yang ditemukan

Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali m eliputi:

1. Nilai akidah

Dalam pelaksanaan tradisi punggahan, masyarakat Dukuh Krangkeng Sari menyakini dengan sepenuh hati, bahwa Allah SWT adalah tempat satu-satunya untuk meminta pertolongan. Memohonkan ampunan para arwah leluhur, agar Allah SWT mengampuni segala dosa dan kesalahan para arwah leluhur sewaktu masih hidup di dunia. Karena Allah SWT adalah satu-satunya tempat untuk memohon pertolongan, sebagai m ana firman Allah SWT dalam QS. Al-fatihah ayat 5 :

Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

2. Nilai amaliah

Dalam pelaksanaan tradisi punggahan, masyarakat senantiasa meningkatkan amal baik melalui shadaqah, yakni menyediakan makanan berupa apem, ketan, pisang secara ikhlas. Apabila seseorang mengeluarkan shadaqah yang dilandasi dengan keiklasan maka Allah AW T akan melipat gandakan rezekinya, sebagaimana firman Allah AW T dalam QS. Al-baqarah ayat 261:

t'-.- ,u’t u 's ft i ' ■ i- • ' 'ff

Ji J**3 4^1 wH*

4'.-i 4wj

Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. A llah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah M aha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Amal seseorang belum dapat dikatan sempuma apabila belum menafkahkan sebagian harta yang dimiliki, sebagaimana firman Allah SW T dalam QS. Ali imron ayat 92:

-H i

4j <4i'! Sj* ijiii j Uj v • j ijiiit •.' yJl

Artinya: Kam u sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempuma), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.

3. Nilai ibadah

Dalam pelaksanaan ritual punggahan, masyarakat melantunkan rangkaian ayat-ayat suci al-qur’an yakni tahlilan. Lantunan ayat-ayat tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT, untuk mendapatkan ketenangan jiwa, serta mendoakan para arwah leluhur yakni para kelurga yang telah meninggal dunia, agar Allah SWT menempatkan arwahnya di tempat yang mulia, yakni di surganya A llah SWT.

4 . N il a i kearifan lo k a l

Masyarakat Dukuh Krangkeng Sari senantiasa menjaga setiap tradisi yang ada yang di tinggalkan oleh para leluhur, karena didalam tradisi tersebut terdapat nilai-nilai yang berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, termasuk diantaranya melestarikan tradisi punggahan

5. Nilai ukuwah islamiyah

Dalam setiap tradisi, termasuk tradisi punggahan tentunya melibatkan banyak orang, banyak interaksi yang terjadi antara individi satu dengan individu lain, sehingga terwujudlah rasa kebersamaan, rasa persatuan, rasa saling memiliki, sehingga kehidupan masyarakat Dukuh Krangkeng Sari senantiasa rukun, aman, dan bahagia.

D. Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Tradisi Kupatan

di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali m elip u ti:

1. N ilai akidah

Dalam pelaksanaan tradisi kupatan, masyarakat Dukuh Krangkeng Sari menyakini dengan sepenuh hati, bahwa Allah SWT adalah dzat yang maha pengampun, manusia tidak terlepas dari dosa dan salah, oleh karena itu sudah sepatutnya m anusia memohon ampun kepada Allah SW T atas dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Allah SWT adalah dzat yang maha pengampun- lagi maha

pennyayang, sebagaimana firman Allah SW T dalam QS. Al-maidah ayat 74:

Artinya: M aka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2. Nilai ibadah

Dalam pelaksanaan ritual kupatan, masyarakat melantunkan rangkaian ayat-ayat suci al-qur’an yakni tahlilan. Lantunan ayat-ayat tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT, untuk mendapatkan ketenangan jiwa, serta mendoakan para arwah lduhur yakni para kelurga yang telah meninggal dunia, agar A llah SWT menempatkan arwahnya di tempat yang mulia, yakni di surganya 3. Nilai amaliah

Dalam pelaksanaan tradisi kupatan, masyarakat senantiasa meningkatkan amal baik melalui shadaqah, yakni menyediakan makanan berupa ketupat, pisang, dll secara ikhlas. Apabila seseorang mengeluarkan shadaqah yang dilandasi dengan keiklasan m aka Allah AW T akan melipat gandakan rezeki, sebagaimana firman A llah AWT dalam QS. Al-baqarah ayat 261:

iiU JS" (J J^LL* ccajl aS- aBI j a! jS

' 1 ~u* J Aiiij

i

Li) aBIj

'Cj

-Artinya: Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang- orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah

serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah M aha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Amal seseorang belum dapat dikatan senpuma apabila belum menafkahkan sebagian harta yang dimiliki, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ali imron ayat 92:

. f > , ~ > > * ,**■*•> ,* * % o p & L*j d j y j - cJ

Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempuma), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.

4. Nilai kearifan lokal

Masyarakat Dukuh Krangkeng Sari senantiasa menjaga setiap tradisi yang ada, yang di tinggalkan oleh para leluhur, karena didalam tradisi tersebut terdapat nilai-nilai yang berdampak p o sitif bagi kehidupannya.

5. Nilai ukuwah islamiyah

Dalam setiap tradisi, termasuk tradisi kupatan tentunya melibatkan banyak orang, banyak interaksi yang terjadi antara individi satu dengan individu lain, sehingga terwujudlah rasa kebersamaan, rasa persatuan, rasa saling memiliki, sehingga kehidupan masyarakat senantiasa rukun, aman, dan bahagia.

B A B Y

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali tentang “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN D A N KU PATAN “ dapat disimpulkan sebagai b erikut:

1. Tradisi punggahan

punggahan itu adalah sebuah ritual yang dilakukan oleh masyatakat Dukuh Krangkeng Sari pada tanggal 25 bulan ruwah

(sya’ban) untuk memperingati orang-orang dekat yang sudah meninggal, yang betujuan untuk mengiringi arwah naik keatas, yakni naik kehadapan Allah SWT.

Dalam tradisi punggahan ini terdapat piranti atau sarana berupa makanan yang selalu dibuat oleh masyarakat dusun krangkeng sari yakni. Apem, pisang (pisang raja), dan ketan. makna yang terkandung dari piranti yang berupa sedekah tersebet diantaranya, yamg pertam a apem, maknanya mohon ampunan kepada Allah SW T

khususnya mbah-mbah, eyang-eyang, ibu, bapak dan semua keluarga yang telah meninggal mendapatkan ampunan dari Allah SWT atas kesalahan yang dilakukan sewaktu masih hidup. Ada lagi pisang kalo ada pisang rojo, makna dari pisang rojo tersebut adalah semoga para arwah leluhur bahagia di alam akhirat, karena rojo itu adalah orang yang mendapat kemuliaan atau kebahagiaan jadi semoga arwah leluhur kelak juga bahagia, kemudian ketan yang mempunyai makna supaya orang-orang yang hidup tidal lupa kepada keluarga atau leluhur yang telah meninggal.

2. Tradisi kupatan

Kupatan adalah sebuah ritual yang dilakukan masyarakat pada

tanggal 7 sawal, yang bertujuan untuk ngluwari dosa atau kesalahan. Dalam ritual kupatan ini masyarakat dukuh krangkeng sari menggunakan piranti atau sarana yang berupa ketupat, kupat ini menjadi simbol yang menandakan bahwa hamba-hamba Allah mengakui kalau mempunyai kesalahan. Kupat itu berasal dari kata bahasa jaw a yaitu ngaku lepat mengakui seluruh kesalahan supaya Allah SW T memberikan ampunannya.

3. Nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi punggakan

a. N ilai akidah yaitu menyakini sepenuh hati bahwa, Allah SWT adalah tempat satu-satunya untuk meminta pertolongan.

c. N ilai ibadah yaitu melantunkan rangkaian ayat-ayat suci al-qur’an yakni tahlilan, lantunan ayat-ayat tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT.

d. N ilai kearifan lokal yaitu masyarakat senantiasa menjaga setiap tradisi yang ada, yang di tinggalkan oleh para leluhur, karena didalam tradisi tersebut terdapat nilai-nilai yang berdampak po sitif bagi kehidupannya.

e. N ilai ukuwah islamiyah yaitu terwujudlah rasa kebersamaan, rasa persatuan, rasa saling memiliki, sehingga kehidupan masyarakat senantiasa rukun, aman, dan bahagia.

4. Nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi kupatan

a. N ilai akidah yaitu menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SW T adalah dzat yang maha pengampun

b. N ilai ibadah yaitu meningkatkan amal baik melalui shadaqah, yakni mengeluarkan shadaqah yang dilandasi dengan keiklasan c. N ilai amaliah yaitu meningkatkan amal baik melalui shadaqah,

yakni mengeluarkan shadaqah yang dilandasi dengan keiklasan d. N ilai kearifan lokal yaitu Masyarakat senantiasa menjaga setiap

tradisi yang ada, yang di tinggalkan oleh para leluhur, karena didalam tradisi tersebut terdapat nilai-nilai yang berdampak po sitif bagi kehidupannya

e. N ilai ukuwah islamiyah yaitu terwujudnya rasa kebersamaan, rasa persatuan, rasa saling memiliki, sehingga kehidupan masyarakat senantiasa rukun, aman, dan bahagia.

B. Saran- saran

Diharapkan studi tentang nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi punggahan dan kupatan ini, dapat disempumakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari pembahasan topik masalah. Sehingga dapat gambaran yang lengkap pada tradisi punggahan dan kupatan yang berupa upacara adat turun temurun dari nenek moyang tersebut, dalam skala yang lebih luas.

Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan saran yang mungkin dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan orang lain:

1. Masyarakat Dusun Krangkeng Sari agar tetap menjaga, melestarikan mempertahankan tradisi yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai pendidikan Islam dapat terns dilestarikan dari generasi ke generasi.

2. Perlunya masyarakat memupuk kesadaran untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, mendoakan arwah para keluarga yang telah meninggal dan memohon ampun kepada Allah ketika berbuat kesalahan.

Dokumen terkait