• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan IAIN Salatiga

1IIIIIIIIIIHIII

15TD1021217.01

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA

MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI

DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

YUSUF FAIZAL

NIM: 11110120

JURUSAN T ARBI YAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

A G A M A ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM

TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA

MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI

DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

YUSUF FAIZAL

NIM: 11110120

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(3)

I

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersam a ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Y usuf Faizal NIM : 111 10 120 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan Pada masyarakat Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

(4)

SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKIJH KRANGKENG SARI

DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

DISUSUN OLEH

Yusuf Faizal 11110120

Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Februari

2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat gima memperoleh gelar saijana SI Kependidikan Islam

Ketua Penguji

Susunan Panitia Penguji : Ilya Muhsin, S. HI., M.Si Sekretaris Penguji : Drs. Juz’an, M.Hum Penguji I : Dr. Muh. Saerozi, M.Ag. Penguji II : Mufiq, M. Phil.

Salatiga, 24 Februari 2015 .Salatiga

(5)

KEMENTERIAN AGAMA

COLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

;ntara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706, 323433 Fax. 323433 Salatiga 50721 :bsite: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pem ah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dimaklumi.

DEKLARASI

Salatiga, 26 Desember 2014 Penulis

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta

mengerjakan amal yang saleh, semoga dia

termasuk orang-orang yang beruntung (al-Qashash:

67).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Ibu dan bapakku yang selama ini telah mencurahkan kasih sayang kepadaku, dan memberikan dukungan, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. K akakku, m bak arifah umma dan mas mujib yang selalu memberi motifasi untuk selalu optimis dalam menjalani hidup

3. Adikku iin rahmawati hasyim, fa ja r hidayat dan korib afnan abdillah, semoga kalian menjadi anak y a n g sholeh dan sholehah, selalu berbakti kepada kedua orang tua dan meraih cita-cita yang kalian impikan

4. Keponakanku fitr i kusuma dewi, smoga kamu kelak menjadi anak yang sholehah dan menjadi kebanggaan bagi kedua orang tuamu

5. Kakekku tercinta evang ngadini, semoga sehat selalu dan panjang umur 6. Bapak jo ko sutopo selaku orang tua saya di stain salatiga yang selalu

memberi motivasi agar selalu bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu 7. Bapak ju s ’an ya n g selalu sabar dalam membimbing dan menasehati saya

dalam membuat skripsi ini.

8. Tri wahyuni wulan ndari yang pernah singgah dalam hati, semoga dirimu slalu bahagia dan dapat membahagiakan ibundamu

(7)

sebutkan satu persatu, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan kepada saya sewaktu K K N .

(8)

KATA PENGANTAR

f l X j l l f j A * jJl 4&I

Alhamdulillahirobbiralamin, syukur kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan Pada Masyarakat Dukuh Rrangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014”

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Rosulullah SAW. yang telah kita tunggu-tunggu syafaatnya pada hari kiamat nanti.

Penyusunan skripsi ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan pihak- pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

(9)

2. Bapak Ketua Jurusan Tarbiyah yang telah memberi fasilitas dan kemudahan dalam tahap-tahap pengajuan permohonan penelitian, sehingga penelitian dapat penulis lakukan.

3. Bapak Rasim in selaku Kepala Program Study PAI yang telah membantu memudahkan dalam semua pengurusan yang bersifak akademik maupun non akademik, sehingga penelitian ini dapat selesai.

4. Ibu Asdiqoh selaku mantan Kepala Program Study PAI yang telah membimbing dan memberi persetujuan penulis untuk melakukan penelitian ini. 5. Bapak Drs Juz'an M.Hum selaku pembimbing yang telah membimbing dan

mengarahkan dalam penyusunan karya tubs ini dengan penuh ketelitian, kesababaran dan kesungguhan.

6. Segenap pengajar dan staf karyawan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang memberi ilm u dan membantu melancarkan dalam penyelesaian karya tubs ini. 7. Bapak Sunarto selaku kepala D esa Grogolan yang telah memberikan ijin untuk

melakukan penelitian di Dukuh Krangkeng Sari yang beliau pimpin dan telah menyediakan segala sesuatu yang penulis butuhkan guna menyelesaikan karya tubs ini.

8. Ibu, Bapak, kakak-kakak tersayang yang telah memberikan semangat dan menyadiakan sarana dan prasarana dalam proses penulisan karya tubs ini, membimbing dan mendorong serta tak henti-hentinya berharap yang terbaik untuk saya dalam menuntut ilm u dalam setiap do’anya.

(10)

Demikian ucapan terma kasih penulis untuk semuan pihak-pihak tersebut di atas yang telah ikut berperan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dan semoga selesainya penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan semua pihak-pihak yang telah memberi bantuannya dan memberikan pahala untuk mereka. Amin.

Salatiga, 26 Desember 2014

Penulis

(11)

ABSTRAK

Yusuf Faizal (NIM : 11110120). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan pada Masyarakat Dukuh Krangkeng Sari Desa Grorolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2014

Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi punggahan dan kupatan pada masyarakat Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali. Fokus penelitian yang dikaji adalah:

1. Bagaimana konsep punggahan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 2. Bagaimana konsep kupatan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 3. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi punggahan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali 4. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi kupatan di Dusun Krangkeng Sari Desa Grogolan Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif. Data yang berbentuk kata-kata diperoleh dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan ketekunan pengamatan triangulasi.

(12)

D A F T A R ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vii

A B ST R A K ... x

DAFTAR I S I ...xi

DAFTAR T A B E L ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah...1

B. Rumusan M asalah... 6

C. Tujuan Penelitian...6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi O perasional... 8

F. Metode Penelitian...9

(13)

3. Lokasi Penelitian,

10

4. Sumber Data...11

5. Prosedur Pengumpulan D ata... 11

6. Analisis Data...13

7. Pengecekan Keabsahan D ata... 14

8. Tahap-tahap Penelitian...16

G. Sistematika Penulisan Skripsi...17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian N ila i... 19

2. Ciri-ciri N ila i... 19

3. M acam-macam Nilai... 20

4. Pengertian Pendidikan Islam ...23

5. Landasan Pendidikan Islam...25

6. Tujuan Pendidikan Islam...30

7. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam...32

8. Tanggung Jawab Pendidikan Islam... 33

B. Tradisi Punggahan dan Kupatan 1. Agama di Jawa... 43

2. Proses Islamisasi di Jawa... 45

3. Tradisi Punggahan... 49

(14)

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan D ata... 57

1. Letak G eografis... ...57

2. Keadaan Penduduk...58

3. Keadaan Pendidikan...58

4. Keadaan Sosial Ekonomi... 59

5. Keadaan Sosial dan Agama... 60

B. Temuan Penelitian...61

1. Pemahaman Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 62

2. Pemahaman Tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 72

BAB IV PEMBAHASAN A. Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali...75

(15)

C. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi

Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten

Boyolali... 78

1. N ilai Aqidah... 78

2. Nilai Amaliah... 78

3. Nilai Ibadah...78

4. Nilai Kearifan lokal... 79

5. Nilai Ukinvah Islamiyah.,... 80

D. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali... 80

1. N ilai Akidah... 80

2. Nilai Ibadah... 81

3. N ilai Amaliah... 81

4. N ilai Kearifan lokal... 82

5. N ilai Ukuwah Islamiyah...82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 83

(16)

DAFTAR TABEL

(17)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Daftar Pertanyaan 2. Hasil Wawancara 3. Dokumentasi

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam agama Islam kata pendidikan mempunyai banyak makna. Kata “pendidikan” yang um um di gunakan sekarang ini dalam bahasa Arabnya adalah al-tarbiyah, dengan kata kerja rabba. Kata “pengajaran” dalam bahasa Araabnya adalah a l-ta ’lim dengan kata keijanya ‘allama. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah tarbiyah wa t a ’lim dan pendidikan Islam dalam bahasa arabnya adalah Tarbiyah islamiyah (Daradjat, 2011: 25).

Pengertian pendidikan Islam sendiri adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada padanya m enuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam (Achmadi, 2005:28). Pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman maupun perang dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatanya, manis dan pahitnya (Saebani, 2009:14).

(19)

yang baik bagi putra putrinya terutama dalam hal menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam.

Nilai-nilai pendidikan Islam yang ditanamkan orang tua tidak hanya mengarahkan putra-putriya untuk melaksanakan semua syariat Islam, contonya, menyuruh anak untuk mengerjakan shalat ketika telah masuk waktu shalat, mengajak anak untuk puasa di Bulan Ramadhan dll, namun juga bisa melalui tradisi-tradisi yang telah di tinggalkan para pendahulu. Suatu pewarisan serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai yang diwariskan dari suatu generasi kepada generasi berikutnya.

Begitu pula dengan masyarakat Jawa, masyarakat Jawa adalah masyarakat yang terkenal dengan prinsip hidup mereka yang kuat, diantara prinsip hidup masyakarakat Jawa yang kuat yakni dalam melestarikan tradisi- tradisi yang ditinggalkan para leluhur pendahulu mereka.

(20)

dapat digolongkan kedalam empat macam sesuai dengan peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari yaitu :

1. Selamatan dalam lingkaran hidup seseorang, seperti hamil tujuh bulan, kelahiran, upacara potong rambut pertama, upacara untuk menyentuh tanah pertama kali, upacara menusuk telinga, sunat, kematian, serta saat- saat setelah kematian.

2. Selamatan yang bertalian dengan bersih desa, penggarapan tanah pertanian, dan setelah panen padi.

3. Selamatan yang berhubungan dengan hari-hari serta bulan-bulan besar Islam.

4. Selamatan pada saat tidak tertentu, berkenaan dengan kejadian-kejadian. Seperti membuat perjalanan jauh, menempati rumah kediaman baru, menolak bahaya (ngruwat), janji kalau sembuh dari sakit (kaul), dan lain- lain (Koentjaraningrat, 2004: 347).

Dalam pelaksanaannya ritual selamatan biasanya dipimpin oleh seorang modin, yakni seseorang yang diberi amanat untuk menjadi pejabat Islam di Desa, atau orang tertentu yang dianggap mampu untuk memimpin acara selamatan yang ditunjuk oleh pihak yang membuat acara selamatan tersebut.

(21)

wilayah penting pantai utara pulau Jawa yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jaw a Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat (Wasino, 2007:16). Sebelum Islam, religi Animisme-Dinamisme merupakan akar budaya asli Indonesia terutama di Jawa, dikarenakan pengaruh budaya Hindu-Budha dalam kurun waktu yang lama sehingga di Jaw a mengalami proses jawanisasi. Ketika Islam datang, proses masuknya Islam sendiri berlangsung secara damai tanpa adanya kekerasan, sehingga agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Jawa yang sebelumnya menganut agama Hindu dan Budha. Hal ini dikarenakan metode yang dipakai oleh para wali dalam berdakwah menggunakan metode yang sangat lentur, yakni dalam menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hinduisme dan Budhisme), kemudian secara berangsur-ansur kedua budaya tersebut telah mengalami islamisasi (Wasino, 2007:40).

Tradisi punggahan dan kupatan merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang m asih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat, termasuk masyarakat di Dukuh krangkeng sari, D esa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Pada hakekatnya kedua tradisi tersebut merupakan kegiatan soial yang melibatkan seluruh masyarakat dalam usaha bersama untuk mendapatkan keselamatan, ketentraman bersama yang biasa dilakukan sebelum dan sesudah Bulan Ramadhan, yakni pada Bulan Ruwah dan Bulan Sawal.

(22)

tradisi bahkan kebudayaan yang dahulu berkembang dalam masyarakat. Bahkan karena ketidaktahuan tentang budayanya menganggap bahwa tradisi atau budaya tersebut sebagai bagian yang tidak perlu dilestarikan dengan berbagai macam alasan. Demikian halnya dengan pelaksanaan tradisi

punggahan dan kupatan di Dukuh Krangkeng sari, Desa Grogolan,

kecamatan karanggede, Kabupaten Boyolali yang akhir-akhir ini pelaksanaannya tidaklah mendapat banyak menyita perhatian warga, sehingga dalam melaksanakanya terkesan biasa-biasa saja. Bahkan para pemuda sendiri banyak yang tidak mengetahui makna peringatan tradisi punggahan dan

kupatan tersebut

Berkaitan dengan uraian tersebut diatas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan dan nilai-nilai keislaman dari tradisi punggahan dan kupatan yang telah mentradisi di kalangan masyarakat di Dukuh Krangkeng Sari yang beragama Islam, oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul skripsi tentang“N ILA I-N ILA I PENDIDIKAN ISLAM D A LA M TR A D ISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN (Studi kasus Masyarakatdi Dukuh krangkeng sari, Desa.Grogolan, Kec. Karanggede, Kab. Boyolali.)

B. Rumusan Masalah

(23)

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep punggahan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

2. Bagaimana konsep Kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

3. Adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Punggahan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

4. Adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka penulisan skripsi ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep punggahan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

2. Untuk mengetahui konsep kupatan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

3. Untuk mengetahui adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi

Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan

(24)

4. Untuk mengetahui adakah Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi

Kupatan di Dukuh Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan

Karanggede, Kabupaten Boyolali.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Dari Penelitian ini diharapkan sebagai penjelas dan memberikan manfaat yang baik, bagi siapa saja yang memahami kegiatan punggahan dan

kupatan ini dan tentunya bagi peneliti sendiri dan masyarakat. Dari

penjelasan tersebut diharapkan bisa menjadi pengetahuan tentang kegiatan

punggahan dan kupatan untuk siapa saja yang mau melaksanakan serta dapat

memberi manfaat secara teoritis maupun secara praktisnya. 1. Manfaat Teoritis

Lembaga dalam hal ini STAIN Salatiga, apabila hasil penelitian ini sesuai dengan manfaatnya dan merupakan sebagai salah satu sumbangan terhadap perkembangan pengetahuan khususnya di bidang sosial keagamaan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian dapat mengetahui manfaat yang terkandung dalam kegiatan

punggahan dan kupatan secara sosial kemasyarakatan ataupun secara

(25)

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam menafsirkan kata- kata istilah yang digunakan penulis, maka penulis mendifinisikan istilah- istilah sebagai b erik u t:

1. Nilai Pendidikan Islam

M enurut Milton Rokeach James Bank yang dikutip oleh Thoha (1996: 60) Nilai adalah suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sisitem dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikeijakan. Sedangkan Pepper mendifinisikan nilai sebagai segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk (Sulaiman, 1995:19)

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai norma Islam (Achmadi, 2005:28).

2. Tradisi Punggahan

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia “Tradisi” berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang.

Kata punggahan dalam bahasa Jawa berasal dari kata munggah,

(26)

diselenggarakan pada akhir bulan Ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari (Moertjipto, 1995: 23)

3. Tradisi Kupatan.

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia “Tradisi” berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek moyang.

Dalam bahasa Jawa ketupat memiliki arti telu ( tiga ) dan empat. Hal ini mengarah pada aturan agama / rukun Islam ketiga dan keempat, yaitu puasa dan zakat yang dilakukan umat Islam dibulan ramadhan (Boyolali.com/lebaran ketupat). Upacara selamatan kupat (kupat luwar) yang diselenggarakan pada tanggal 1 Syawal yang berfungsi untuk

ngluwari dosa atau kesalahan (Moetjipto, 1995: 24).

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

(27)

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu berupa dokumen- dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrumen pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan atau sumber data lainnya disini m utlak dilakukan.

3. Lokasi dan W aktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Krangkeng Sari, Desa Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali pada Bulan Mei -N opem ber Tahun 2014.

4. Sumber Data.

(28)

penelitian ini adalah dokumen yang berisi nilai-nilai pendidikan islam, tradisi punggahan dan tradisi kupatan. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau lainnya. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud adalah dokumen dan observasi. Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak pertama, yakni hasil wawancara.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung beberapa faktor. Paling tidak ditentukan oleh kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/ metodologi, ketelitian dan kelengkapan data/ informasi itu sendiri. Dalam penelitian ini dipergunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

a. Metode Observasi

(29)

Karanggede, Kabupaten Boyolali pada Bulan Mei dan Juli Tahun 2014.

b. Metode Wawancara

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber. Menurut Hasan (Emzir, 2011:50) wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinannya. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber informasi. Metode wawancara digunakan untuk menggali informasi tentang bentuk tradisi punggahan dan kupatan di Dusun Krangkeng Sari, Kelurahan Grogolan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan buku-buku. (Arikunto, 1993: 236). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh penulis dalam hal ini adalah berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto- foto pelaksanan tradisi

(30)

6. Analisis Data

Menurut Bogdan dan biklen Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data , mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang pentingyang dapat dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ( Moleong, 2009:248).

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara, observasi, dokumen pribadi maupun resmi, gambar, foto dll. Tentu tidak semua data dapat dipindah dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis dengan menggunakan analisis tertentu. Menurut Moleong (2009, 247-257) menjelaskan langkah-langkah analisis data kualitatif sebagai berikut:

a. Reduksi data

(31)

b. Penyusunan satuan

Pada tahap ini dilakukan penyusiman hal-hal pokok yang ditemukan kemudian menggolongkanya kedalam pola, unit, tema atau kategori, sehingga tema utama dapat diketahui dengan mudah kemudian diberi m akna sesuai materi penelitian.

c. Kategori sasi

Pada tahap ini dilakukan pengkategorian dari tema utama yang telah ditemukan termasuk melakukan koding, dengan cara mengelompokkan tema- tema utama berdasarkan keterkaitan antara satu tema dengan tem a yang lain.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan Kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpilkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar belakang penelitian. Menurut Moleong (2009 :327) mengatakan, pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan

(32)

b. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada isu yang di cari tersebut.

c. Triangulasi

Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatun yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan cara:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan 2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

3) Memanfatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan dapat dilakukan.

d. Pengecekan sejawat

Teknik ini dilakukan dengan cara menyampaikan hasil sementara atau hasil akhir penelitian kepada rekan-rekan sejawat. e. Kecukupan referensial

f. Kajian kasus negatif

(33)

/

informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

g. Pengecekan anggota

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Dalam hal ini pengecekan yang dilakukan dengan anggota yang terlibat dalam pengumpulan data meliputi data, Kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan.

8. Tahap-tahap penelitian

Tahap- tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan

1) Mengajukan judul penelitian 2) Menyusun proposal penelitian

b. Konsultasi penelitian kepada pembimbing c. Tahap pekeijaan lapangan, yang meliputi:

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan d. Tahap analisis data , meliputi kegiatan:

(34)

e. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisan hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Ujian munaqosah skripsi

G. Sitematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan dpakai sebagai aturan yang saling terkai dan saling melengkapi, adapun sitematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi oprasional, Metode Penelitian meliputi Metode Pemilihan Subyek, M etode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data serta Sistematika Penulisan

BAB I I : Kajian Pustaka

A. Tinjauan tentang Nilai Pendidikan Islam meliputi Definisi Nilai dan Pendidikan Islam

B. Tinjauan tentang Tadisi Punggahan dan Kupatan

(35)

BAB IV Analisis Data, meliputi analisis tentang Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Punggahan dan Kupatan serta Pembahasan

BAB V Penutup

Dalam hal ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Pengertian Nilai

Menurut Milton Rokeach James Bank Nilai adalah suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sisitem dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.(Thoha, 1996: 60)

Sedangkan Pepper mendifinisikan nilai sebagai segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk (Sulaiman, 1995:19).

Jadi pengertian nilai adalah suatu keyakinan yang menjadikan seseorang melakukan atau menghindari sesuatu yang baik dan yang buruk.

2. Ciri-Ciri Nilai

Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986:20) adalah sebagai berikut:

(37)

2) Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal ( das sollen).

3) Nilai berfungsi sebagai daya dorong / motivator dan manusia adakah pendudukung nilai. Manusia dalam tindakan dan tingkah laku peruatanya digerakkan oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketaqwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketaqwaan.

3. Macam-Macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya: 1) Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham

Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: a. Nilai biologis

b. Nilai keamanan c. Nilai cinta kasih d. N ilai harga diri e. Nilai jati diri

Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63)

(38)

a. Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor.

b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa.Thoha (1996 :63)

3) Dilihat dari sumbemya

Menurut Muhaimin (1993: 111), sumber nilai yang berlaku dalam kehidupan manusia di golongkan menjadi dua macam yaitu:

a. Nilai ilahi

Nilai yang dititahkan tuhan melalui para rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil yang diabadikan dalam wahyu ilahi. Religi ( agama ) merupakan sumber yang pertama dan utama bagi para penganutnya, dari agam a inilah manusia menyebarkan nilai-nilai untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Nilai insani

Nilai insani yaitu nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia, serta hidup dan berkembang dalam kehidupan manusia. Nilai insani ini bersifat dinamis, sedangkan keberlakuan dan kebenaranya bersifat relatif (nisbi) yang dibatasi oleh ruang dan w aktu.

4) Dilihat dari sifatnya

(39)

b. Nilai material

Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : 1. Nilai rohani, nilai rohani ini terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi. 2. Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai agama. (Muhaimin, 1993: 116)

4. Pengertian Pendidikam Islam

Pendidikan Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia yang ada pandangan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai norma Islam (Achmadi, 2005:28).

Manusia telah menjadi manusia seutuhnya ( insan kamil) apabila dalam pribadinya telah menyakini dengan sepenuh hati tentang keesaan Allah, menjalankan segala perintahnya, menjauhi segala larangannya serta mampu berbuat baik terhadap sesama manusia serta alam sekitar.

Menurut Djumransah(2007: 19-20) pengertian pendidikan Islam adalah:

a. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam.

(40)

kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidika dalam proses latihan-latihan, akal pikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan serta pancaindera dalam selumh aspek kehidupan manusia

c. Bimbingan secara sadar dan terns menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar), bak secara individual maupun kelompok sehingga manusia mampu memahami, dan mengamalkan ajaran islam secara utuh dan benar. Ajaran Islam secara utuh meliputi: aqidah (keimanan), syariah (ibadah, muamalah), dan akhlak (budi pekerti).

Disamping itu untuk mempermudah dalam memahami pendidikan Islam, m aka akan lebih baik kita memahami makna Islam itu sendiri, sebagai agam a yang memberi wama pada sebuah peradaban manusia, yang m ana salah satu buah dari peradabannya adalah pendidikan.

Kata ‘Islam’ yang bersumber dari A l-Q ur’an memiliki banyak pengertian, di antaranya:

1) “Silmi” artinya damai (perdamaian) 2) “Salaamun” artinya selamat (keselamatan)

3) “Taslim” artinya serah (penyerahan) diri kepada Allah

(41)

Islam juga dapat diartikan sebagai undang-undang tuhan yang menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji kearah perbaikan ta ra f hidup mereka di dunia dan di akhirat (Muhyidin, 1981: 7)

Dengan demikian, pengertian pendidikan Islam seagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian Islam di atas adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga akan bahagia baik di dunia dan juga di akhirat kelak.

5. Landasan Pendidikan Islam

Setiap usaha, kegiatan dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan tentunya harus mempuyai landasan atau tempat berpijak yang baik dan kuat. Demikian pula pendidikan Islam sebagai usaha untuk membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya (insan kamil), haruslah mempunyai sebuah landasan yang digunakan dalam melaksanakan setiap kegiatan.

Menurut Daradjat (2011: 19-24), landasan pendidikan Islam adalah bersumber pada Al-Qur’an, As -sunnah dan Ijtihad.

a. Al-Qur’an

(42)

terkandung dalam Al-Qur’an dibagi menjadi dua, yakni sesuatu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syariah.Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, yang banyak dibicarakan dalam AL- Qur’an adalah yang berkaitan dengan amal perbuatan. Hal ini menunjukkan bahwa amal itulah yang banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubunganya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, sesama manusia (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, kesemuanya itu adalah termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu syari’ah ini ialahsebagai berikut:

1) Ibadah

Yaitu istilah yang digunakan untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah.

2) Mu’amalah

Yaitu istilah yang digunakan untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah.

3) Akhlak

(43)

Pendidikan Islam hams menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utam a dalam merumuskan sebuah teori tentang pendidikan islam, artinya pendidikan islam ham s berlandaskan ayat-ayat Al- Qur’an yang penafsiranya dapat dilakukan berdasarkan Ijtihad yang disesuaikan dengan kondisi yang ada

b. As-Sunah

As-Sunah adalah segala perkataan, perbuatan ataupun pengakuan dari Rasulullah SAW. Yang dimaksud pengakuan adalah perbuatan atau kejadian aorang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan perbuatan atau kejadian tersebut berlangsung. Sunah merupakan sumber hukum kedua sesudah Al- Qur’an. Seperti Al-Qur’an, sunah ju g a berisi akidah dan syari’ah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspek, untuk membina um at menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. (Daradjat, 2011: 20).

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam pendidikan islam dapat diketahui melalui beberapa hal, diantaranya:

(44)

2) Nabi telah menugaskan orang —orang tawanan dari kaum Quraish Makkah dalam peperangan badar yang tahu tentang baca tubs agar mengajarkan anak-anak muslim membaca dan menulis sebagai tebusan dari kebebesan mereka dari tawanan. 3) Nabi mengutus para sahabat untuk pergi ke daerah-daerah

yang barn masuk Islam, dalam rangka menyampaikan dakwah Islamiyah (Djumransjah, 2007:55)

Oleh karena itu Sunah merupakan landasan kedua untuk melakukan pembinaan pribadi seorang muslim, Sunah tidak menutup kemungkinan penafsirannya selalu berkembang, untuk itu mengapa Ijtihad sangatlah perlu dilakukan untuk memahami Sunah termasuk diantaranya Sunah yang berkaitan dengan pendidikan. c. Ijtihad

(45)

*

l'J]

1

©

o*

<3^

0 3 ^ <J$

[/I

f*-*- ^ ^ iy -^ > y ^ Ja^ - j*1c.

(^ujT

^

f^Vi

JXj j

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang M aha pemurah. 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

d. Pendidikan akhlaq

Akhlaq adalah buahnya Islam yang diperuntuhkan bagi seorang individu dan umat manusia, akhlaq menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlaq, yang merupakan kaidah- kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakat, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan.

e. Pendidikan sosial kemasyarakatan

(46)

7. Tujuan Pendidikan Islam

Pendidikan islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesatna manusia, serta dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 29).

Menurut A1 Ghazali tujuan pendidikan Islam adalah kesempumaan manusia yang berujung taqarrub kepada allah dan kesempumaan yang berujung kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat (Supriyanto, 2001: 40).

Menurut Thoha (1996: 100), Pendidikan Islam juga bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi, baik jasm ani maupun rahani, emosional maupun intelektual serta keterampilan agar manusia mampu mengatasi problema hidup secara mandiri serta sadar bahwa manusia dapat hidup secara bebas. Sehingga nantinya dapat bertanggung jawab terhadap dirisendiri dan masyarakat serta dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatanya di hadapan Allah SWT.

Begitu halnya menurur Al-Syaibani, yakni salah satu tokoh pendidikan Islam, bahwa tujuan pendidikan Islam berkaitan dengan

beberapa hal, yaitu:

(47)

rohani, dan kemampuan-kemampuan yang hams dimiliki untuk hidup di dunia dandi akhirat.

b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, yakni mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, pembahan kehidupan dalam masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.

c. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat (Tafsir, 1994:49).

Jadi, pendidikan Islam bertujuan untuk mencetak insan yang berakhlah mulia dan berguna bagi sesama dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki yang telah di karuniakan Allah kepadanya, agar ia selalu bahagia baik didunia maupun di akhirat kelak

8. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam

Menurut Roqib (2009 : 32), bahwa sesungguhnya tujuan pendidikan Islam tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-ailai Al-Qur’an dan As-Sunah. Dalam hal ini ada lima prinsip pendidikan dalam Al-Qur’an, yaitu :

a. Prinsip integrasi (tauhid)

(48)

b. Prinsip keseimbangan

Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proposional antara muatan rohaniah dan jasmaniah, antara ilmu mumi dan ilmu terapan, antara teoritik dan praktik dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari'at dan akhlak.

c. Prinsip persamaan dan pembebasan

Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid bahwa tuhan adalah Esa. Oleh karena itu setiap individu dan bahkan semua mahluk hidup diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah SWT). Pendidikan Islam adalah satu upaya ntuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia menuju pada nilai tauhid yang bersih dan mulia.

d. Prinsip kontinuitas dan berkelanjutan (istiqamah)

Prinsip ini dikenal konsep pendidikan seumur hidup (life

long education) sebab di dalam Islam, belajar adalah satu

(49)

e. Prinsip kemaslahatan dan keutamaan

Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan akhlak seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran m aka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat atau berguna bagi kehidupan.

Dengan demikian, berkaitan dengan prinsip pendidikan Islam yang telah dijabarkan diatas, haruslah diaplikasikan dalam kehidupan orang-orang muslim, terutama dalam dunia pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, sekolah, m aupun m asyarakat.

B. Tradisi Punggahan dan Kupatan 1. Agama di Jawa

Para pengamat dan peneliti telah membuktikan bahwa orang jaw a memiliki kepercayaan yang beragam. Menurut catatan Van Hien ketika Islam masuk di pulau jawa, kepercayaan yang dianut masyarakat Jawa terbagi dalam beberapa sekte, seperti sekte Hindu, Brahmana dan Budha. Perbedaan sekte tersebut memang berasal dari perbedaan yang ada di negeri asal mereka yaitu India, dan kedatangan Islam tidak merubah keseluruhan keyakinan mereka walaupu secara formal mereka telah berpindah ke agama Islam ( Khalil, 2008: 47).

(50)

golongan pegawai dan orang orang yang dianggap berpendidikan (kaum intelektual). Sementara itu atas dasar sosial-keagamaan masyarakat Jawa dikelompokkan ke dalam dua kelompok yang keduanya secara formal Islam, yaitu golongan santri dan abangan.

Santri adalah orang yang memahami dirinya sebagai orang Islam

yang berusaha memenuhi kualitas hidupnya sesuai ajaran Islam, sedangkan abangan (kejawen) adalah orang yang dalam kehidupannya lebih diwamai oleh keyakinan dan tradisi pra-Islam. Oleh karena itu, Menurut Profesor Veth, penganut Islam yang merupakan golongan terbesar di pulau Jawa tidak seluruhnya memeluk agama Islam secara mumi. Veth mengklasifikasikan penganut Islam dalam empat kelompok: 1) penganut Islam yang masih memegang kepercayaan Brahmana dan Budha, 2) penganut Islam yang memiliki kepercayaan magik dan dualisme, 3) penganut Islam yang memiliki kepercayaan Animisme, dan 4) penganut Islam yang memegang ajaran Islam secara mumi. Menurut Veth ketiga kelompok yang pertama diklasifikasikan kedalam penganut kejawen. ( Khalil, 2008: 48- 49).

2. Proses Islamisasi di Jawa

(51)

budaya Hinduisme-Budhisme yang masih dipertahankan oleh masyarakat (khalil, 2008: 78).

Proses Islamisasi di pulau Jawa tidak bisa terlepas dari peran sembilan wali, masyarakat Jawa menyebut kesembilan wali ini dengan sebutan walisongo. Walisongo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah jaw a pada abad ke 17, mereka tinggal diwilayah penting pantai utara pulau Jawa yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Para walisongo Pengaruhnya amat besar dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok tanam, pemiagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga kepemerintahan. Meskipun perbedaan pendapat mengenai siapa saja yang termasuk sebagai walisongo, pada umumnya terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai walisongo, yaitu:

a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

c. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim d. Sunan Drajat atau Raden Qasim

e. Sunan Kudus atau Jafar Shadik

f. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin g. Sunan Kali Jaga atau Raden Said

(52)

i. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (wasino, 2007: 16- 18).

Sebelum Islam datang, Animisme-Dinamisme merupakan akar budaya asli Indonesia terutama di Jawa, dikarenakan pengaruh budaya Hindu-Budha dalam kurun waktu yang lama sehingga di Jawa mengalami proses Hindunisasi. Ketika Islam datang, proses masuknya Islam sendiri berlangsung secara damai tanpa adanya kekerasan, sehingga agama Islam dapat diterima oleh masyarakat Jawa yang sebelumnya menganut agama Hindu dan Budha. Hal ini dikarenakan metode yang dipakai oleh para walisongo dalam berdakwah menggunakan metode yang sangat lentur, yakni dalam menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hinduisme dan Budhisme), kemudian secara berangsur-ansur kedua budaya tersebut telah mengalami Islamisasi. Diantara cara-cara yang digunakan para walisongo untuk proses Islamisasi tradisi lama (Hindu-Budha), antara lain sebagai berikut:

a. Menjaga, memelihara (keping) upacara-upacara, tradisi-tradisi lama. Contoh: menerima upacara tingkeban, mitoni, mitung dino,

dan sebagainya

(53)

c. Menginterpretasikan tradisi lam a ke arah pengertian yang bam (modification) terhadap budaya lama. Misalnya, wayang disamping sebagai sarana hiburan namun juga sebagai sarana pendidikan.

d. Menurunkan tingkatan status atau kondisi sesuatu (devaluation) dari budaya lama. Misalnya, satus dewa dalam wayang diturunkan deraj atnya dan diganti dengan Allah.

e. Mengganti (exchange) sebagian unsur lama dalam suatu tradisi dengan unsur bam. Misalnya, selamatan kenduren motivasinya diganti

f. Mengganti secara keselumhan (subtitution) tradisi lama dengan tradisi bam. Misalnya, sembahyang di kuil di ganti dengan sembahyang di masjid/ mushola.

g. Menciptakan tradisi, upacara b am (creation o f new ritual) dengan menggunakan unsur lama. Contohnya: penciptaan gamelan dan upacara sekaten. (Wasino, 2007: 39-41).

(54)

Bulan dan Hari juga disesuaikan dengan perhitingan Bulan dan Hari Hijriyah, sehingga menhhasilkan bulan suro, sapar, mulud, dan seterusnya, serta menghasilkan hari senin wage, selasa kliwon, rabu legi dan sebagainya (Wasino, 2007: 41-42).

Usaha lain terkait dengan Islamisasi agama dan budaya di Jawa yang dilakukan oleh kalangan elit muslim Jawa adalah gerakan pembaharuan dan pemumian . gerakan yang berusaha mewamai budaya dan ajaran masyarakat Jaw a dengan mengubah tradisi Jawa menjadi tradisi Islam, misalnya tradisi semedi berubah menjadi shalat

wajib, tradisi sesaji berubah menjadi sedekah, dan tradisi ritual

seputara cara perkawinan berubah dengan cara mengadakan tradisi

walimatu al- ‘ars. Selain pendekatan diatas, pendekatan lain yang tidak

(55)

muslim tersebut. Suatu perubahan yang sarat dengan pembacaan dan perhitungan konteks serta situasi dan kondisi kulturalnya (Roibin, 2009:154).

3. Tradisi Punggahan

a. Pengertian Punggahan

Punggahan yaitu suatu tradisi yang diselenggarakan pada akhir bulan ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari (Moertjipto,

1995: 23)

(56)

kesyukuran tersebut. Kegembiraan atas datangnya rahmat Allah SWT, karunia-Nya, dianjurkan oleh Allah SWT, sebagaimana firman-NYA (QS. Yunus : 58)

Artinya: Katakanlah, "Dengan kumia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kum ia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

(http://waspadamedan.com/index.php?option=com content&view =article&id=13224:tradisi-punggahan-menurut-

islam&catid=61:mimbar-iumat&Itemid=230. diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 12:35 WIB)

b. Simbol atau Makna yang Terkandung dalam Tradisi Punggahan

Tradisi punggahan yang dilaksanakan pada Bulan Ruwah yaitu kebiasaan masyarakat Jawa sebagai wujud rasa suka cita dalam menyambut Bulan Ramadhan, memiliki simbol-simbol atau m akna yang dapat ditafsirkan sebagai b erik u t:

(57)

yang akan meninggal antara tanggal 15 Syaban tahun itu sampai tanggal 14 Syaban tahun berikutnya.

2) Apem berasal dari kata afuan, yang artinya ampunan, maaf. Tafsimya adalah umat Islam harus banyak memohon ampunan kepada Allah SWT antara lain dengan banyak membaca istighfar sehingga ketika memasuki Bulan Ramadhan sudah dalam keadan suci.

3) Ketan berasal dari kata K hoto’an. Yang artinya suci, putih,

bersih, jadi setelah ingat sang Kholik kemudian memohon ampunan maka kita akan kembali menjadi bersih mengingatkan menyambut Ramadhan.

4) Gedang berasal dari kata ghodan. Yang artinya esok hari

atau waktu mendatang, jadi setelah bertaubat dan memohon maaf, maka telah tiba waktu "esok hari" nya untuk kita memulai 'ibadah di bulan yang penuh berkah yakni Bulan Ramadhan.

(http://gadingp ermai.org/berita-253-penghayatan-arti-ruwahan-- punggahan.html diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul

12:50 WIB)

4. Tradisi Kupatan

a. Pengertian Kupatan

(58)

masyarakat Jawa menyelenggarakan selamatan kupat (kupat luwar) yang bertujuan untuk ngluwari dosa atau kesalahan.

Menurut Clifford Geertz, dalam bukunya yang beijudul

Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa ” , kupatan

yaitu tradisi yang dilaksanakan pada Bulan Sawal, yang dilakukan oleh masyarakat yang memiliki anak kecil yang telah meninggal.

Dalam bahasa Jawa ketupat memiliki arti telu ( tiga ) dan empat. Hal ini mengarah pada aturan agama / rukun Islam ketiga dan keempat, yaitu puasa dan zakat yang dilakukan umat Islam dibulan Ramadhan (Bovolali.com/lebaran ketupat. diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 12:20 WIB).

Tradisi Bodho kupat/Bodho Syawal/kupatan/ merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Jaw a pada hari ke 8 setelah hari raya Idul Fitri, yakni tradisi membuat ketupat kemudian masyarakat ramai-ramai membawa ketupat masing- masing dan berdoa bersama di Musholla atau Masjid. (http://karysmafm.com/web/wisata-dan-kuliner/masvarakat- kedesen-masih-nguri-uri-tradisi-kupatan.html. diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 13:00 WIB)

(59)

riyoyo berasal dari bahasa Indonesia “ria” yang artinya riang gembira atau suka cita. Selanjtnya kata “lebaran” berasal dari akar kata lebar yang berarti selesai. Maksud kata lebar di sini adalah sudah selesainya pelaksanaan Ibadah puasa dan memasuki Bulan

Saw al atau Idul Fitri. Relevansinya, hari ini di sebut “riyaya”

karena umat Islam merasa bersuka cita sebagai ekspresi kegembiraan mereka lantaran menyandang predikat kembali kefitrah atau asal kesucian. http://ahlussunah-wal- iamaah.blogspot.com/2011/08/tradisi-kupatan.html. diakses pada tanggal 1 oktober 2414 pukul 13:10 WIB1

b. Simbol atau Makna yang Terkandung dalam Tradisi Kupatan

Tradisi kupatan yang dilaksanakan pada Bulan Sawal (hari ke 8 setelah idul fitri) yaitu untuk ngluwari dosa atau kesalahan. Tradisi yang masih dilakukan masyarakat jaw a ini, di dalamnya memiliki simbol-simbol atau makna yang dapat ditafsirkan sebagai berikut:

(60)

sikap saling memaafkan, dijamin dalam hidup ini kita akan merasakan kedamaian, ketenangan dan ketentraman.

2) Bungkus kupat yang terbuat dari ja n u r (sejatine nur), ini

melambangkan kondisi umat muslim setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan suci Ramadlan secara pribadi-pribadi mereka kembali kepada kesucian/jati diri manusia (fitrah insaniyah) yang bersih dari noda serta bebas dari dosa.

3) Isi kupat yang bahannya hanya berupa segenggam beras,

namun karena butir-butir beras tadi sama menyatu dalam seluruh slongsong janur dan rela direbus sampai masak, maka jadilah sebuah menu makanan yang mengenyangkan dan enak dimakan. Ini satu simbol persamaan dan kebersamaan persatuan dan kesatuan. Dan yang demikian itu merupakan sebuah pesan moral agar kita sama-sama rela saling menjalin persatuan dan kesatuan dengan sesama muslim. (http://ahlussunah-wal-jamaah.blogspot.com/2011/08/tradisi- kupatan.html. diakses pada tanggal 1 oktober 2014 pukul 13:20 WIB1

(61)
(62)

BAB III

Paparan Data dan Temuan Penelitian

A. Paparan Data 1. Letak Geografis

Dukuh Krangkeng Sari Desa Grogolan termasuk dalam wilayah Kecamatan Karanggede, jarak tempuh dari kecamatan karanggede menuju desa krangkeng sari kurang lebih 1,5 km . apabila ditempuh menggunakan sepeda montor m aka waktu tempuhnya kurang lebih 10 m enit saja.

Desa grogolan memiliki luas wilayah desa 206.4040 Ha, kemudian batas wilayah Desa Grogolan y a k n i:

a. Sebelah utara : Desa sendang b. Sebelah timur : Desa mojosari c. Sebelah selatan : Desa klumpit d. Sebelah barat : Desa sranten

Sedangkan untuk batas wilayah Dukuh Krangkeng Sari yaitu a. Sebelah utara : dukuh grogolan

(63)

2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk 2480 jiw a dan terdiri dan penduduk yang sudah meningkah sebanyak 1427 jiwa dan penduduk yang belum meningkah sebanyak 1053 jiwa.

Tabel 3.1

data penduduk desa grogolan berdasarkan jenis kelamin

No Nama kadus Penduduk

251 jiwa 265 jiwa 516 jiwa

2 Kadus II (Dukuh

Jumlah 1277 jiwa 1203 jiwa 2480 jiwa

Sumber : Profil Desa Grogolan

3. Keadaan Pendidikan

(64)

menempuh pendidikan sampai ke jenjang SLTA. Bahkan ada yang sampai keperguruan tinggi walaupun hanya beberapa orang saja

Di Dukuh Krangkeng Sari tidak ada pendidikan formal maupun swasta, karena dalam satu kelurahan pendidikan formal dan swasta hanya terdapat di Desa Grogolan saja, yakni SDN Grogolan dan MI Ma’arif

4. Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagian besar masyarakat Dukuh Krangkeng Sari mata pencahariannya adalah petani. Karena, wilayah Dukuh Krangkeng Sari termasuk pedesaan yang memiliki tanah yang termasuk subur sehingga sangat cocok untuk pertanian. W arga yang tidak memiliki lahan garapan (sawah) biasanya menyewa lahan milik orang lain untuk di jadikan lahan garapan.

Dalam satu tahun masyarakat Dukuh Krangkeng Sari, melakukan cocok tanam sebanyak dua kali yakni pada bulan oktober- januari dan pada bulan januari-april, setelah bulan april ladang milik masyarakat biasanya ditanami tanaman palawija, seperti jagung, ketela rambat, kacang panjang, kacang tanah dll.

(65)

Seluruh masyarakat Dukuh Krangkeng Sari adalah muslim. Terdapat kegiatan keagamaan yang senantiasa dilakukan oleh masyarakat setempat, diantaranya:

a. Yasinan

Pengajian yasin dzikir tahlil setiap malam K am is yang dilakukan bergilir setiap rumah .

b. Pengajian Muslimatan

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari minggu legi dan

jum 'at p a h in g di Masjid, yakni masjid di Dukuh yang telah

ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan terseb u t. Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu muslimat satu Kecamatan. Pada hari Minggu giliran tiap Dusun satu Desa, sedangkan j u m ’at pah in g giliran tiap Desa satu Kecamatan

c. Tahlilan Setiap Malam Jum ’at

D zikir tahlil setiap malam Jum ’at ditambah shalat rahmat yang dilakukan di Masjid. Adapun jamaahnya adalah warga Dusun Krangkeng Sari

d. Pengajian Rabu Ron

pengajian yang dilaksanakan pada hari Rabu pon

bergiliran setiap Dukuh di satu Kelurahan Grogolan. Adapun jamaahnya adalah seluruh warga D esa Grogolan

(66)

e. Pengajian Setiap Hari Senin

pengajian yang dilakukan setiap hari Senin di Mushola Desa Grogolan. Adapun jamaahnya adalah seluruh ibu-ibu Desa Grogolan

f. Pengajian Qomit Qur’an Al-Mizan

pengajian menghatamkan Al-Qur’an dan dzikir tahlil di Bank BM T Dukuh Tretes. Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu satu Kecamatan

g. Pengajian Kamis Wage di Masjid al-marhum Bapak KH. Royani Jamas

Pengajian dzikir tahlil dan belajar membaca Al-Qur’an yang di lakukan di Masjid al-marhum bapak KH. Royani Jamas. Adapun jamaahnya adalah ibu-ibu satu Kecamatan

h. Tafsir A l-Q ur’an Pada Hari M inggu di Masjid al-marhum Bapak KH. Royani Jamas

Tafsir alquran setiap m inggu di masjid al-marhum bapak Royani KH. Jamas. Adapun jam aahnya adalah bapak-bapak satu Kecamatan

B. Temuan Penelitian

(67)

pengaruh dari tradisi tersebut dalam kehidupanya, karena diyakini apabila terus melestarikan dan menjaga tradisi yang ada maka akan berdampak positif bagi kehidupannya serta sebagai simbol keberadaan suatu masyarakat yang senantiasa menjaga warisan leluhur. Penyelenggaraan dalam sebuah tradisi pada umunya mempunyai tujuan tertentu, diantaranya mohon keselamatan akan arwah leluhur kepada Tuhan, wujud rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan dan lain-lain. Untuk itu tradisi atau budaya yang ada harus senantiasa dijaga dan dilestarikan agar tidak punah. Begitu juga dengan tradisi punggahan dan kupatan yang menjadi tradisi kebudayaan orang Jawa, yang harus selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.

1. Pemahaman Tradisi Punggahan di Dukuh Krangkeng Sari

Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali

Ibu Parsinah salah seorang warga yang ditemui pada hari selasa tanggal 18 Nopember 2014 pada pukul 14:15 WIB, menjelaskan bahwa tradisi punggahan itu adalah sebuah ritual yang dilakukan pada tanggal 25 bulan ruwah untuk memperingati orang- orang dekat yang sudah meninggal, yang betujuan untuk menigringi arwah naik keatas, yakni naik kehadapan Allah SWT. Menurut bapak Tohir, sebagai sekertaris desa yang ditemui pada hari rabu, tanggal 19 Nopember tahun 2014 pada pukul 11:15 WIB menjelaskan bahwa

punggahan adalah suatu ritual yang terkait dengan Bulan Ramadhan.

(68)

karena memang yang tadinya kemungkinan disiksa oleh Allah dialam kubumya pada hari ramadhan terlepas dari seluruh siksaan maka dinamakan punggahan. Menurut Moertjipto (1995: 23) bahwa Punggahan itu adalah suatu tradisi yang diselenggarakan pada akhir bulan ruwah, yang berfungsi untuk mengantarkan arwah munggah (naik kembali ke asalnya) pada esok hari.

Pelaksanaan acara punggahan menurut bapak Tohir, sebagai Sekertaris Desa yang ditemui pada hari rabu, tanggal 19 Nopember tahun 2014 pada pukul 11:15 W IB menjelaskan bahwa, pelaksanaan tradisi punggahan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memohonkan ampunan Allah kepada orang yang telah meninggal dunia. Sebagaimana menurut bapak Rahmat, sebagai tokoh masyarakat yang di temui pada hari rabu tanggal 19 Nopember 2014 pada pukul 06:10 WIB, menjelaskan bahwa pelaksanaan tradisi punggahan untuk memohonkan ampunan Allah kepada orang yang telah meninggal dunia, dengan membuat piranti atau sedekah, menyangkut sedekah atau piranti yang di buat untuk pelaksanaan tradisi punggahan diantaranya dengan mengeluarkan sedekah berupa tumpeng, apem, ketan, pisang dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan tradisi Punggahan, Piranti atau sarana yang berupa sedekah yang digunakan diantaranya, tumpeng, apem,

(69)

pada pukul 16:10 WIB, m akna yang terkandung dari piranti yang berupa sedekah tersebet diantaranya, yamg pertama apem, maknanya mohon ampunan kepada Allah SW T yakni berasal dari bahasa arab yaitu affun kalo sekarang ya afuxvun yakni memohon ampun kepada Allah SWT, agar arwah para leluhur khususnya mbah-mbah,

eyang-eyang, ibu, bapak dan semua keluarga yang telah meninggal

mendapatkan ampunan dari A llah SWT atas kesalahan yang dilakukan sewaktu masih hidup. Ada lagi pisang kalo ada pisang rojo, makna dari pisang rojo tersebut adalah semoga para arwah leluhur bahagia di alam akhirat, karena rojo itu adalah orang yang mendapat kemuliaan atau kebahagiaan jadi semoga arwah leluhur kelak juga bahagia, kemudian ketan yang mempunyai makna supaya orang-orang yang hidup tidal lupa kepada keluarga atau leluhur yang telah meninggal,

ketan itu-kan kraket jadi maknanya kurang lebih seperti itu.

(70)

ritual punggahan, kemudian dilanjutkan dengan tahlilan. Bacaan tahlilannya adalah sebagai berikut:

4ill

AaLxl-ialj 4 ilj 4j]c. <Ull ^alal^xxJl

fla jjU l (j a 4 jlji.l J l ^ 6gUjlj 4^.1 j j f j

(ja ju lS lj 4j1^1*o]|j t ^ l l j f f U )jU lj

J .oil j (jlLoUtll f LalxJl j

J M £ “} ^ y ^ ...4kjUiJl J jla il Jj c. l l - a j i / i \

1 >i<a (_jx (Jjl-Lajjxllj (jjiojpdl

j

^jjx>.Ln<dl

^

j a j

j UjI ^ Ij UfrU! ll^a^jj-^aa. lA ^J l_£Jjl*Ja ^^1 (^yiajVl

(_y^$ ISSAjoiI OjLuiIj IS S U Jj 1 jUjoa ^cjUobaj IjijljuLaj Ijjl-la.j

4 ^jII3I 4_nxuJ la^A 1 Vi-vl

S ki 4l ^ f J j . s y f J j SS . S^Lall ifcl . Skt f t l > $

(Vx)

^juoJ

(71)

I

M j

i

ll V! All V

(j-aiJjil ill

^ 1

j j o ij

II

j a

I

(

j a

m

^jjolil Ail _ (jjllll cila #

(J

jj

IISI

JjC-l JJ1

( y

x ) .(J-Ullj A iJl Ck» .

. L>jl^il

j £ l i i i j ill V! Ail V

.

(j^L^)]l _ (_jiait*il

c

_

j j

All - l i i l ^^Pk^il ^j^-N-^ll Alii

^

jujj

Jal^jliil

IP

a

I

_ (jja~i t»i ilUl

j

P u iilll _ (jjiil

kiilUa

(jilLk^all V j jlr- (_]j)jL^->a i l uLl xuuI (jjiil Jal^)ju<a

U*0'

. o i £ i i i l l &i ii U i . j j i . ^ j i i t > k j i i i i ^

(jj.Hlj _ j j l j n iALlS j j La-aj <iL^ajl j j ) .a j j j j L_11*JU j p a j j (jlAll

‘i i . O J ^ J i ‘i ^ Lk° D i» J ‘i i ! D. j j f UjA°JfcJ

p - 0 : ® j j - M l i i j f j ^ j j [>» ti^A ( ^ i i

> VJ

a

JJ

V Alii .

£=SJ\ iy ^ J \

> V! Ail V i P j Ail ^ i i j

(t_pajVl ^ l i j p i j L o l i l <_g3 l i Ai V j Aiuj aAklj V ^ j i i l (_giil

Gambar

Tabel 3.1data penduduk desa grogolan berdasarkan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 8 Tahun 2007 tentang Badan Usaha Milik Desa adalah usaha desa yang didirikan

Dengan memahami pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan pertumbuhan, pengembangan, pembinaan dan pemakaian bahasa daerah itu

Setelah berdirinya Sinode Gereja Masehi Injili di Bolaang Mongondow (GMIBM) tahun 1950, maka gereja Kotamobagu tergabung dalam anggota GMIBM bersama dengan gereja

penting yaitu beras, tebu, jagung, jeruk, kedele, kopi, rempah-rempah, susu, teh dan tepung terigu untuk SSM serta coklat, sawit, dan kopi untuk NTB. Adapun hasil dari kajian ini

Mereka akan ditawarkan masuk sekolah yang dekat dengan rumahnya dan menjadi guru batik di sana.“Selain belajar, mereka mendapatkan honor karena sekaligus mengajari batik

Selain itu, ada pula yang menyambung hidupnya dengan cara meminta sedekah dari masyarakat sekitar. Tampaknya mereka yang meminta sedekah ini lebih suka melakukannya pada

Untuk membuktikan komite audit berpengaruh positif terhadap

Variabel yang digunakan untuk perhitungan fuzzy pada sistem ini adalah variabel displin, loyalitas, komunikasi, absensi, probel solve dan hasil.. Adapun himpunan