• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-nilai Sosiologi Pada Cerita Asal Pulau Simamora di Tipang 40

3.5.1 Iri hati

Iri hati merupakan salah satu sifat yang tidak baik, tidak senang melihat kebahagiaan orang lain ataupun kelebihan orang lain. Orang yang mempunyai sifat seperti ini biasanya kurang mengenal belas kasihan, tidak mempunyai perasaan, bahkan tidak mau membantu orang lain. Sifat seperti ini juga ditemukan pada tokoh yang ditampilkan pengarang dalam cerita Asal Pulau Simamora di Tipang, ini terlihat dalam kutipan berikut : “…….sai manginoni ma roha ni boru Pasaribu mangida boru Basopaet ima mulai sian hatutubuna sahat rodi na balga nasida ai tung asing do jala dorgis sian gelleng na lima i…..”(alinea 3)

“…….merasa irilah Boru Pasaribu melihat putra Si Boru Basopaet yaitu mulai dari sejak lahir sampai mereka dewasa karena sangat berbeda dan lebih sehat dari kelima putranya…….”(alinea 3)

“….…alai songon mangiburu ma boru Pasaribu mamereng tubu ni imbangna i ai asing andul lumingkat jala ummalo manjaga dirina dohot lao manampulhon hujurna maradophon musu na…...”(alinea 5)

“…….Boru Pasaribu menjadi cemburu melihat putra Boru Basopaet karena berbeda cara berlarinya dan lebih menjaga diri dan menghentakkan pedangnya atau melemparkan galahnya terhadap lawannya……”(alinea 5)

Tokoh Boru Pasaribu dalam cerita Asal Pulau Simamora di Tipang ini memiliki sifat iri hati dan tidak mempunyai perasaan.dia selalu berniat untuk mencelakai putra Boru Basopet padahal putra Boru Basopat putranya juga karena Boru Pasaribu dan Boru Basopaet mempunyai satu suami yang sama yaitu Tuan Sorba Ni Banua.

3.5.2 Kejujuran

Kejujuran merupakan salah satu sifat terpuji. Setiap manusia mempunyai sifat kejujuran akan tetapi kadang-kadang unuk jujur saja manusia sangat susah dan sifat kejujuran itu sangat sering disalah gunakan oleh manusia itu sendiri. Seseorang yang mampu mengatakan hal yang sebenarnya terjadi itulah yang dinamakan dengan jujur.

Dalam cerita Asal Pulau Simamora di Tipang ini, tokoh yang mempunyai sifat kejujuran adalah tokoh Simamora dan mertuanya marga Lubis. Simamora selalu jujur dan tidak mau berbohong kepada siapapun, dia slalu mengatakan peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi.

Dalam cerita ini juga mertua Simamora yaitu marga Lubis juga memiliki sifat yang jujur karena dia selalu jujur kepada menantunya Simamora. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan cerita berikut :

“……songon on ma hela tutu do adong mas palangkita, alai holan on na ma artanta molo tung dia I annon ndang adong be artanta, ninna ma mangalusi helana……”(alinea 19) “ ….. seperti ininya menantuku, benarnya apa yang kamu katakan itu perhiasan emas kita masih ada, tetapi cuma itulah harta kita. Kalau nanti habis maka kita tidak akan punya harta lagi.” Jawabnya kepada menantunya…….”(alinea 19)

“…….ro ma Simamora mangalusi.” palangki batu doi amang, molo argana do disungkun hamu ndang apala huboto mandok……”(alinea 21)

“…….lalu Simamora menjawab “ Batu serbuk campur emas ini? Pak, kalau soal harga kalian tanya saya tidak tahu membilangkannya…….”(alinea 21)

“……tutu do i raja nami na martiga-tiga do ahu tu huta ni halak on, na parjolo huboan ma jagung, disungkun nasida sadia arga ni jagung on, hudok mangalusi anggo argana amang ba asalma mulak pangka na…….”(alinea 26)

“…….. lalu Simamora berkata seperti ini : Betulnya itu Raja kami bahwa aku berjualan ke kampung mereka, yang pertama saya membawa jagung, lalu mereka menyayakan berapa harganya, saya bilang pangkalnya saja asal pulang pak……”(alinea 26)

3.5.3 Kesabaran

Kesabaran adalah salah satu sifat manusia. Manusia pada umumnya memiliki rasa sabar, namun ukuran kesabaran tersebut bagi setiap orang berbeda-beda. Sifat sabar merupakan salah satu sifat yang terpuji yang dimiliki manusia. Seseorang yang tahan menghadapi segala persoalan ataupun penderitaan yang menimpa dirinya maka dapat dikatakan bahwa dia mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi.

Dalam cerita Asal Pulau Simamora di Tipang ini tokoh utama yaitu Simamora adalah orang yang mmpunyai sifat sabar seperti dapat kita lihat pada kutipan berikut :

“……ba songon ido hape ninna rohangku ba hujalo do i. paduahalihon huboan eme, disungkun nasida argana hudok tingki i ba dodak dohot sobuanna pe mulak tu ahu ningku, songon i di bahen nasida ba hujalo do nang i……”(alinea 27)

“……. wah, begitu rupanya ya” dalam benak hatiku, akupun minta pangkal jagung itu. Yang kedua kalinya saya membaawa padi, merekapun menyayakan harganya dan pada waktu itu saya katakan kepada mereka kulit padi sama dedaknya sajalah asal kembali, merekapun membuat seperti itu dan sayapun menerimanya……”(alinea 27)

3.5.4 Permusuhan

Permusuhan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi permusuhan yang disebabkan oleh masalah yang berbeda-beda, ada permusuhan yang disebabkan karena perebutan kekuasaan, perebutan harta warisan, dan lain sebagainya. Sebenarnya diantara kita tidak ada yang menghendaki terjadinya permusuhan tetapi terkadang hal itu tidak dapat terelakkan. Bila hal itu terjadi kepada kita sebaiknya kita mencari jalan keluarnya bukan makin memperkeruh suasana.

Dalam cerita Asal Pulau Simamora di Tipang ini, kita meelihat bahwa ada permusuhan yang terjadi antara suatu kampung dengan kampung yang lain. Permusuhan dalam cerita ini adalah adanya perebutan wilayah yang satu dengan yang lain. Hal ini dapat kita lihat dalam kutipan berikut :

“……las do roha ni Omputta Doli Tuan Sorba Ni Banua umbege usul ni Omputta boru ima boru Pasaribu i, alai di tingki nunga adong masa parmusuon luat tu luat angka panamun nang angka pangarampok pe……..”(alinea 4)

“…….dengan senang hati Ompunta Tuan Sorba Ni Banua mendengar usul dari Ompunta Boru Pasaribu karena pada waktu itu sudah ada permusuhan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain yaitu para pembunuh dan perampok……”(alinea 4)

3.5.5 Keadilan

Di dalam suatu kepemimpinan, apalagi pemimpin sebuah negara, keadilan mutlak ditegakkan oleh pemimpinnya. Tanpa pemimpin yang adil maka tidak akan tercapai ketentraman.

Daryanto (1997 : 18) mengatakan : “adil adalah sikap yang berpihak kepada yang benartidak memihak salah satunya tidak berat sebelah.

Apabila kita mengikuti jalan cerita Asal Pulau Simamora di Tipang ini, maka kita akan melihat bahwa keadilan dalam memutuskan sebuah persoalan, penatua adat dan raja adat (bius) yaitu Marbun dan Sinambela merupakan contoh yang pantas untuk diikuti karena dalam cerita ini Marbun dan Sinambela tersebut adil dalam memutuskan sebuah masalah. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan berikut :

“……Onpe baen ma alusmu songon dia sasintongna jala asa huboto hami songon natua-tua manimbangi dohot mandabu uhum tu angka parsala, ninna…...”(alinea 26)

“…….nah, sekarang kamu jelaskanlah kepada mereka apa yang sebenarnya dan supaya kami mengetahui selaku kami penatua adat dapat mempertimbangkan dan menjatuhkan hukum kepada orang yang bersalah, katanya…..”(alinea 26).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait