• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Nilai Pendidikan Akhlak 1.Pengertian Nilai

Nilai berasal dari bahasa Latin Vale‟re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atas kelompok orang. Nilai adalah kualitas sesuatu hal yang itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayati menjadi bermartabat.

Menurut Steeman ( Eka Darmaputera, 1987:65) nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika. ( Adisusilo, 2013: 56)

Nilai akan selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan dan keluhuran budi serta akan menjadi sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi serta dikejar oleh seseorang sehingga ia merasakan adanya sesuatu kepuasan, dan ia merasa menjadi manusia yang sebenarnya. ( Adisusilo, 2013: 57)

Nilai tidak selalu sama bagi seluruh warga masyarakat, karena dalam suatu masyarakat sering terdapat kelompok-kelompok yang

berbeda secara sosio-ekonomis, politik, agamis, budaya, di mana masing-masing kelompok sering memiliki sistem nilai yang berbeda-beda. Konflik dapat muncul antara pribadi, atau antarkelompok karena sistem nilai yang tidak sama berbenturan satu sama lain. Oleh karena itu, jika terjadi konflik, dialog merupakan salah satu solusi terbaik sebab dalam dialog terjadi usaha untuk saling mengerti, memahami dan menghargai. ( Adisusilo, 2013: 57)

2. Pengertian Pendidikan

Dalam buku kapita selekta pendidikan Islam, bahwa untuk memahami pengertian pendidikan dengan benar, pendidikan dapat dibedakan dari dua pengertian, pengertian yang bersifat filosofis dan pengertian yang bersifat pendidikan dalam arti praktis. ( Nata, 3003:210)

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. (Hamalik, 2010: 14)

Pengertian pendidikan dalam arti teoritik filosofis adalah pemikiran manusia terhadap masalah-masalah kependidikan untuk memecahkan dan menyususn teori-teori baru dengan mendasakan pada pemikiran normatif.

( Nata, 2003: 14)

Pendidikan dalam arti praktis adalah suatu proses pemindahan pengetahuan ataupun pengembangan pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subyek didik untuk mencapai perkembangan secara

optimal serta membudayakan manusia melalui proses transformasi nilai-nilai utama. ( Nata, 2003: 211)

Pendidikan dalam Bahasa Arab biasa disebut dengan istilah tarbiyah yang berasal dari kata rabba. ( Raqib, 2009:14). Dalam bahasa Arab, kata tarbiyah memiliki tiga akar kebahasaan yaitu rabba, yarubbu, tarbiyah yang memiliki makna memperbaiki, menguasai urusan, memelihara, merawat, memperindah, memberi makna, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur, dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. ( Mujib dan Mudzakkir, 2010:11). Pengertian ini juga didasarkan

QS. Asy-Syuara: 18, yaitu:

ِلَو اَنيِف َكِّبَرُػن ْمَلَأ َؿاَق

َنيِنِس َؾِرُمُع ْنِم اَنيِف َتْثِبَلَو اًدي

“Firaun menjawab: "Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. (QS. Asy-Syuara: 18)

Artinya, pendidikan ( tarbiyah) merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peseta didik, agar ia dapat survice lebih baik dalam kehidupannya. (Mujib dan Mudzakkir, 2010:11)

Menurut Musthafa al-Maraghi yang membagi aktivitas tarbiyah dengan dua macam: ( a) tarbiyah khalqiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pertumbuhan jasmani manusia, agar dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan rohaninya. ( b) tarbiyah

diniyyah tahdzibiyyah, yaitu pendidikan yang terkait dengan pembinaan dan pengembangan akhlak dan agama manusia untuk kelestarian rohaninya. (Mujib dan Mudzakkir, 2010:17)

Pendidikan adalah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan dan pencerahan pengetahuan. Dalam arti luas pendidikan baik formal maupun informal meliputi segala hal yang memperluas pengetahuan manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup.

( Abdullah, 2007: 21-23)

Pendidik merupakan kunci kesuksesan dalam menjelaskan kehidupan, baik berkeluarga, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Jadi, pendidikan itu merupakan suatu yang mendasar bagi manusia yang harus diberikan.

3. Pengertian Akhlak

Akhlak dari sudut kebahasaan berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tabi‟at ( kelakuan atau watak dasar), kebiasaan atau kelaziman dan peradaban yang baik. Kata akhlak merupakan jamak dari

khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlak

sebagaimana telah disebutkan di atas. Kata akhlak dan khuluq keduanya dapat dijumpai pemakaiannya dalam QS. Al-Qalam: 4. ( Yusuf, 2003:174)

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat yang tetanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. ( Al-Ghazali,tt.:99)

Dari beberapa definisi di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa Akhlak adalah satu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembaannya, ia menerima pengaruh pendidikan kepadanya, baik maupun jelek.

Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan kebenaran, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga manjdi wataknya, maka keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlak yang baik. ( Al-Jaza‟iri, tt: 223)

Perbuatan indah yang keluar dari kekuatan jiwa tanpa paksaan itu disebut Akhlak yang baik, seperti kemurahan hati, lemah lembut, sabar, teguh, mulia, berani, adil, dan akhlak-akhlak mulia serta kesempurnaan jiwa lainnya. (Al-Jaza‟iri, tt: 223)

Menurut Dr. M. Abdullah Daraz, perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai akhlak apabila memenuhi dua syarat sebagai berikut: pertama, perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulangkali sehingga perbuatan itu menjadi kebiasan, kedua,

perbuatan-perbuatan itu dilakukan dengan kehendak sendiri bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar seperti ancaman dan paksaan atau sebaliknya melalui bujukan atau rayuan. ( Assegaf, 2014:42)

Kedudukan akhlak dalam pendidikan Islam amat penting,

sebagaimana disebutkan dalam Hadits Rasulullah saw: “ Sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia” ( HR. Bukhari). Bahkan, dikatakan bahwa definisi agama adalah berakhlak mulia, sebagaiamana Hadits Rasulullah saw: “ Rasulullah ditanya: “Apakah agama itu? Beliau menjawab: „Agama adalah akhlak mulia”. ( A l-Hadis). Berakhlak mulia adalah bukti kesempurnaan iman, sebagaimana Hadits Rasulullah saw,: “ Sesungguhnya orang Mukmin yang paling mulia adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya”. ( Al-Hadis). Berakhlak mulia menjadi penyebab masuk surga dan selamat dari api neraka, sebagaimana Hadist Rasulullah saw: “ Sesungguhnya Rasulullah saw, ditanya tentang ( penyebab) banyaknya orang masuk surga, beliau

menjawab:” Bertaqwalah kepada Allah swt, danberakhlak mulia”. Dan

beliau ditanya tentang ( penyebab) banyaknya orang masuk neraka, beliau menjawab: “mulut dan kemaluan akhlak tercela.”

( HR. Tirmidzi). (Assegaf, 2014:43)

Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. Jika kita mengatakan bahwa si A misalnya sebagai orang yang berakhlak dermawan, maka sikap dermawan tersebut telah mendarah daging,

kapan dan dimanapun sikapnya akan dibawanya, sehingga menjadi identitas yang membedakan dirinya dengan orang lain. Jika si A tersebut kadang-kadang dermawan, dan kadang-kadang bathil, maka si A tersebut belum dapat dikatakan sebagai orang yang dermawa. Demikian juga jika si B kita mengatakan bahwa ia termasuk orang yang taat beribadah, maka sikap taat beribadah tersebut telah dilakukannya di manapun ia berada.

Dari beberapa pengertian akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan lebih dahulu, serta tidak ada dorongan dari luar. Jadi pada hakekatnya akhlaka adalah sutu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak diartikan sebagai latihan mental dan fisik yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah swt. pendidikan akhlak juga menumbuhkan kepribadian dan menanamkan tanggung jawab. ( Abdullah, 2007: 22)

Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara, memebentuk, dan memberikaan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Pada sistem pendidikan Islam ini khusus memberikan pendidikan tentang akhlak dan moral

yang bagaimana yang seharusnya dimiliki oleh seorang muslim agar dapat mencerminkan kepribadian seorang muslim. ( FIP-UPI, 2007: 39)

Beberapa hikmah yang dapat diraih apabila pendidikan akhlak menanamkan pada anak antara lain: pertama, pendidikan akhlak mewujudkan kemajuan rohani. Kedua, pendidikan akhlak menuntun kebaikan. Ketiga, pendidikan akhlak mewujudkan kesempurnaan iman. Keempat, pendidikan akhlak memberikan keutamaan hidup di dunia dan kebahagiaan di hari kemudian. Kelima, pendidikan akhlak akan membawa kepada kerukunan rumah tangga, pergaulan di masyarakat dan pergaulan umum.

Jadi, pendidikan akhlak adalah suatu usaha mengembangkan diri sesuai kebutuhan yang diyakini benar oleh seseorantg atau kelompok sehingga menjadi kebiasaan yang terbentuk dengan sendirinya tanpa dipikirkan dan tanpa direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian akan tercapailah tatanan kehidupan dunia yang damai dan sejahtera antara penghuninya saling mengasihi, menghormati, juga melindungi serta mengajak ke arah perilaku yang diridhoi Allah dan utusannya.

Bila bentuk dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan kebenaran, cinta kbajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga mnjadi wataknya, maka keluarlah darinya perbuatan-perbuatanyang indah dengan mudah tanpa keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlak yang baik. ( Al-Jaza‟iri, tt:223)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam karena nila-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kehidupan. Pendidikan akhlak berwatak akomodatif kepada tuntutan kemajuan zaman yang ruang lingkupnya berada di dalam kerangka acuan norma-norma kehidupan Islam. Pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan kepada ajaran-ajaran Islam.

Setelah dijelaskan secara terpisah dari pengertian nilai, pengertian pendidikan, dan pengertian akhlak di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan akhlak adalah sesuatu yang dipandang baik dalam pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan keutamaan kekuatan jiwa yang berasal dari dalam jiwa yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan seseorang. Seseorang tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan Iman kepada Allah swt dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki potensi dan respon dalam menerima suatu keutamaan dan kemuliaan. Disamping terbiasa melakukan akhlak mulia.

Dokumen terkait