• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENURUT SAYYID MUHAMMAD AL-MALIKI

D. Gambaran Umum Kitab Tahliyah wa Targhib 1. Latar Belakang Kitab Tahliyah Wa Targhib 1.Latar Belakang Kitab Tahliyah Wa Targhib

3. Urgensi Kitab Tahliyah wa Targhib

Dalam dunia pendidikan terlebih dalam pondok pesantren kitab Tahliyah wa Targhib karya Sayyid Muhammad masih digunakan dalam pengajaran-pengajarannya di pondok pesantren di berbagai wilayah. Berbagai nilai karakter diharapkan dapat menjadikan manusia-manusia yang berakhlakul-karimah. Kitab

Tahliyah wa Targhib tidak hanya dikaji di pondok pesantren saja,

tetapi di masukkan juga di dalam pendidikan formal.

Salah satu pondok pesantren yang mendapatkan status mu‟adalah dari Dirjen Pendidikan Islam adalah Madrasah Aliyah Pondok Pesantren as-Salafy al-Fitrah Surabaya. Madrasah Aliyah ini bersama dengan 32 madrasah lainnya telah mendapatkan pengakuan mu‟adalah (penyetaraan) dari Dirjen Pendidikan Islam dengan nomor: Dj. I/457/2008. Standar kompetensi yang digunakan pedoman dalam pembelajaran di MA as-Salafi al-Fitrah telah dibuat

sendiri oleh tim penyususn. Standar kompetisi tersebut mengacu kepada isi kitab-kitab yang dikaji. ( Mushollin, 2014:137-138)

Dalam kurikulum Madrasah Aliyah Mu‟adalah di Pondok Pesantren al-Fitrah yang berada di lingkungan al-Fitrah yang telah menggunakan kitab Tahliyah wa Targhib dalam aspek akhlak sebagai pendidikan yang diajarkan kepada siswa-siswinya dalam sekolah formal dengan standar kompetisi sebagai berikut: ( Mushollin, 2014:128)

a. Tertanam akhlak yang terpuji mulai taqwa sampai berbuat adil.

b. Mampu memahami kebutuhan dan pentingnya berinteraksi serta etika kepada semua orang.

c. Pendalaman tentang akhlak terpuji dan tercela. B. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Tahliyah wa Targib

Kitab Tahliyah wa Targhib merupakan kitab karya Sayyid Muhammad Al-Maliki. Pada awal pembukaan kitab ini beliau mengucapkan puji syukur kepada Allah serta tujuan dan harapannya dengan membuat kitab tersebut. Adapun nilai pendidikan akhlak dalam kitab Tahliyah wa Targhib sebagai berikut:

1. Konsep Tingkatan Pergaulan Manusia. a. Manusia adalah sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain. Dalam kitab Tahliyah Wa

Targhib dipaparkan sebagaimana manusia itu adalah makhluk sosial bermasyarakat, sebagai berikut:

و ـوقي فا ونكميلا وّنلا وسنج ءانبأب عمتجي فلا جايتحلاا ةدش ىف فاسنلاا ّفأ ملعا

ليصحتب هدح

ةين اسفنلا وظوظحو سب لاملاو نكاسملاو ةيذغلاا نم وتايح ةّدامل ـزليامو وتاجاح

ةحابملا وت اذلو

.ةيلقعلا وتاجايتخاو

Artinya: Hendaklah diketahui, bahwa manusia adalah makhluk yang memerlukan hidup bermasyarakat dengan sesamanya. Karena, seseorang itu tidak mungkin dengan sendirinya, tanpa bantuan orang lain dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dan hal-hal yang diperlukan untuk

kelangsungan hidupnya, kesenangan-kesenangannya dan

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh mentalnya. ( An-nadwi. 1999: 11)

Penggalan baris bait diatas menunjukkan akan konsep manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain, maka harus bergaul dan bermasyarakat dengan sesama umat manusia meskipun oraang tersebut berbeda dalam adat, kebiasaan, kesopanan, dan pangkatnya. Karakter yang terdapata dalam bait tersebut kasih sayang, peduli, bekerja sama, menghargai orang lain dan peduli lingkungan sosial.

b. Ibu

Manusia terlahir di dunia ini tidak bisa terhindar dari peranan seorang ibu, ibu adalah seseorang yang memiliki peranan penting, sebagaimana yang dituturkan dalam kitab Tahliyah Wa Targhib peranan ibu dalam merawat anak sebelum maupun sesudah lahir.

رهشا ةعست كلمح ىف ةديدعلا تايانعلاو ة ديدشلا تاقشملا تدباك دق كما فا

كملؤيو ؾرضي ام لك نم ؾاظفحو اهتط ايخو كبايث ةفاظنو كع اضراو كعضوو

عم

اهتبحّمو كيلع اهتقفش

.

Artinya: Sesungguhnya ibumu itu telah merasakan dan menanggung berbagai kesengsaraan dan penderitaan yang sanagt berat, sewaktu dia mengandungmu selama sembilan bulan, melahirkan, menyusui, mencucikan pakaianmu, dan

menjahitnya serta melindungimu dari segala sesuatu

membahayakan dan menyakitimu. Dia melakukan semua itu dengan perasaan penuh kasih sayang terhadapmu. ( An-Nadwi, 1999:12)

Sesuai dengan kalimat diatas, kasih sayang orang tua kepada anaknya begitu tulus, ibu memperjuangkan, merawat, mendidik dengan kkasih sayang. Sebagai anak berbakti kepada ibu hukumnya wajib.

c. Ayah

Selain ibu, ayah juga berperan dalam menjaga dan pendidikan anaknya. Selain itu juga ayah memenuhi semua kebutuhan keluarga. Sayyid Muhammad Al-Maliki menguraikan peranan ayah.

تعيبطب دجت تنا

لكأملا نم كلاوحا هدهعتو كنأشب كيبا ءانتعا كنس رغص نم ك

دهملا نم كنىذ ىف مستريف كمزاول رئاسو ميلعتلاو سبلملاو برشملاو

هاساف ام

يف ببسلا وى ونوك نع لاضف اندبو احور كتيبرت يف ةديدشلا تاقثسملا ؾدلاو

ايندلا هدى

Artinya: Engkau dengan nalurimu sendiri sebenarnya dapat mengetahui sejak kecilmu, tentang perhatian ayahmu terhadap segala urusan dan kepentinganmu, berupa makanan, minuman, pakaian, dan pendidikan serta kebutuhan-kebutuhan yang lain.

Dapatlah kiranya terbayang dalam pikiranmu, penderitaan berat yang dirasakan oleh ayahmu dalam membina mental

maupun fisikmu, lebih-lebih karena ayah penyebab

keberuntunganmu didunia ini. ( An-Nadwi, 1999:14)

Peranan ayah dalam keluarga yang terurai dalam bagian pemikiran Sayyid Muhammad di atas, bahwa selain ibu, ayah juga berperan penting dalam tanggung jawab yang begitu besar untuk menjaga, mengatur, dan mendidik keluarga.

d. Penguasa

Setiap pemerintahan memiliki tanggung jawab atas otonomi pemerintahannya. Sayyid Muhammad Al-Maliki juga menguraikan bagaimana peranan penguasa, sebagai berikut:

ضورفلا ىدؤتو دودحلا ـاقتف نيدلا رصني مهتطس اوب نيّذلا مى روملاا ةلاو ّفإ

روسجلاو غرتلا عنصتو دلابلا مظنتو ةحصلا ظفحتو ءامدلا نقحت و ىدعتلا عنتميو

دصاقم لهسيو دنجلا فلؤتو علاقلاو فوصحلاو رطانقلا و

نملاا ثبيو قيرف لك

يلعتلاو ةيبرتلا دامع

كلذ ريغو ؿدعلا ؤشنيو م

Artinya: Penguasa sebenarnya adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kejayaan agama, pelaksanaan hukum-hukum dan kewajiban-kewajiban yang telah ditentukan, dapat mencegah terjadinya permusuhan dan pertumpahan darah, bisa menjaga kesehatan rakyat, membina angkatan bersenjata, meletakkan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran, menegakkan keadilan, dan melaksanakan tindakan-tindakan yang posistif lainnya. ( An-Nadwi, 1999:15)

Dengan mengetahui tanggung jawab yang diemban penguasa tanah airnya dan masyarakat maka masyarakat dapat

menghormati dan mengambil nila-nilai dari pribadi penguasa seperti nilai karakter bertanggung jawa, keadilan dan kepemimpinan.

e. Guru

Dalam pembentukan mntal seorang individu selain kedua orang tau guru meruppakan sosok yang begitu berpengaruh. Guru adalah orang tua kedua setelah orang tua.

اكاناسنا ؾريصي ام ؾداؤف ىف ثب و لهجلا ةبيصم نم ؾذقنا ىّذلا وى ؾذاتسا ّفا

قحلا نم كيلع امو كل ام افراع املاعلاضاف لام

و كسفن اعف ان تابجاولاو ؽو

نيعب كيلا اروظنم سانلا عيمجل ابوبحم لئ اضفلا ىلا لئاذرلا نع افرصنم ؾريغ

رابتلااو راقولا

Artinya: Sesungguhnya guru adalah orang yang menyelamatkanmu dari kebodohan dan telah menanamkan di dalam hati dan pikiranmu pelajaran-pelajaran yang dapat menjadikan manusia mulia, bijaksana, berilmu, dan dapat mengetahui hak-hak serta kewajiban-kewajibanmu. Juga menjadi orang yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain, dapat menghindari perbuatan-perbuatan hina, bisa melakukan perbuatan-perbuatan terpuji, menjadi orang yang dicintai dan disegani banyak orang. ( An-Nadwi, 1999:16)

Ibu, ayah dan guru adalah contoh orang-orang yang perlu kita hormati karena jasa-jasa mereka yng besar dalam mendidik jasmani dan rohani, Islam mengajarkan agar saling menghormati sesama muslim dan juga muslim lainnya tak terkecuali dengan orang-orang yang berjasa terhadap pendidikan. Karakter yang terdapat dalam penggalan baris bait diatas rasa hormat, santun

pekertinya, kasih sayang, baik dan rendah hati serta berbakti kepada orang tua.

f. Saudara dan Teman

Dalam peribahasa Indonesia tertulis” punya seribu teman masih kurang banyak, punya satu musuh terlalu banyak”, maksudnya janganlah membuat permusuhan dengan orang lain selama hidup. Teman adalah harta tak ternilai harganya.

اَقَّرَفَػتْػنَأ اَمُتْكَشْوَأ اَهَّلَز اَذِا # َةَّلَزَو َؾاَخَا ْؾُرْػتَػت ْمَل َتْنَأاَذِإ

Artinya: “ Jika engkau tidak mau mengabaikan kekhalifahan

teman apabila dia melakukannya, maka engkau dan dia

terancam pisah.”

ؾاخا

حلاس ريغب اجيهلا ىلا عاسك #ولاخا لا نم فا ؾاخا

Artinya: “ janganlah engkau meninggalkan teman-temanmu,

karena sesungguhnya orang yang baikntidak mempunyai teman itu laksana orang yang pergi ke medan perang tenpa membawa senjata.

Mempunyai seribu teman adalah hal yang menyenangkan, dengan memperbanyak teman bagaikan memiliki saudara-saudara baru, sudah sepatutnya menjaga tali silaturrahmi perlu dalam mengekalkan persaudaraan dan pertemanan. Karakter yang terdapat dalam suyair bersahabat, bertoleransi, baik dan rendah hati. ( An-Nadwi, 1999:17)

g. Orang yang lebih rendah pengetahuan dan kedudukannya. Berhubungan dengan pergaulan, semua orang memiliki hak untuk memilih teman, namun selain memilih juga harus pandai dalam mensikapi suatu pergaulan.

لا فا يغبني

ةطل اخلا فاف ةجاحلا ردقب لاا مهطل احت لاو ةجاجللا مهعم رثكت

ويلا روظنملا قلخل ةبسانم دئاقعو اقلاخا ثرويروصلا ىلا رظنلاو ؼرس عبطلاورثؤت

وت ديقعو

Artinya: Dirimu harus bisa bersifat tegas terhadap orang-orang yang pengetahuannya dan kedudukannya lebih rendah daripadamu, dan setidaknya dirimu tidak terlalu banyak bergaul dengan mereka, kecuali seperlunya saja, sebab pergaulan itu dapat berpengaruh dan dapat menular. Sesungguhnya melihat gambar-gambar itu dapat mempengaruhi moral dan keyakinan, sesuai dengan perangai atau keyakinan yang dilihat. ( An-Nadwi, 1999:18)

Dalam uraian di atas jelas bahwa selain memilih teman, mensikapi pergaulan juga begitu penting, agar tidak terjerumus dalam hal negatif. Jika kamu ingin tahu tentang perilaku seseorang maka janganlah kamu bertanya kepadanya, tetapi bertanyalah tentang temannya, sebab setiap teman mengikuti orang yang ditemani.

2. Konsep kesopanan dan pergaulan yang baik. a. Kesopanan dan pergaulan yang baik.

ِوِبَدَأ ْنِمَو ِوِلْقَع ْنِم َلَضْفَا # َةَبِى ٍئِرْمِلا ُللها ّبَىَواَم

ِوِب ُقَيْلَأ ِةاَيَحْلاَدْقَػف َّفِءاَف # اَدِقُف ْفِءاَف ىَتَفْلا ُةاَيَحاَمُى

Artinya: “ Tidak ada pemberian Allah kepada seseorang yang keutamaannya melebihi dan akhlaknya. Keduanya adalah kehidupan bagi pemuda. Jika pemuda itu tidak memiliki akal

dan akhlak mulia, maka matinya lebih baik”. ( An-Nadwi, 1999:20)

Dalam syair diatas menerangkan pentingnya akhlak bagi generasi penerus bangsa, akhlak yang menghiasi jiwa pemudalah yang akan membawa bangsa tercapai pada tujuan yang di cita-citakan, dalam syair diatas memiliki ketertarikan dengan karakter mulia yang erat dengan nilai religius, taat dan patuh dengan nilai agama.

b. Kejujuran

لقعلاو نيدلا ويلا وعدي فصووىو ويلعوى ام ىلع ئشلا نع رابخلاا وى ؽدصلا

ةيجس لاو ونم لمجاةيزملاف ؿامكل ابر اهتشلااو ءانثلا بحوةءورملاو

Jujur adalah hal menyampaikan berita sesuatu kepada seseorang sesuai dengan kenyataannya. Penyair berkata, yang artinya: “ Jika engkau berfikir tentang sesuatu, maka engkau tahu bahwa tidak ada sesuatu yang lebih jauh dari kehormatan dan kemuliaan dari pada kebohongan. Ia sama sekali tidak

membawa kebaikan”. ( An-Nadwi, 1999:22)

Dari arti syair diatas terdapat peran penting nilai kejujuran, dan peringatan akan nilai yang berlawanan dengan jujur yaitu kebohongan, penegasan akhlak mulia jujur yang akan membawa kepada kehormatan dan kemuliaan agar tidak sekali-kali mengabaikan kejujuran.

Oleh sebab itu, kamu harus menjadikan kejujuran sebagai kebiasaan dan watak yang melekat, karena kejujuran menyebabkan kamu selamat, sukses mencapai ridho Allah swt. serta dicintai orang banyak. Apabila kamu ditanya tentang sesutu, sedangkan kamu tidak ingat, maka kamu harus berfikir

dengan hati-hati sebelum kamu menjawabnya, kemudian jawablah pertanyaan itu sesuai dengan pengetahuanmu. Tetapi, apabila kamu merasa ragu, maka janganlah menjawab dengan mantap dan serius, namun jawablah dengan nada yang kurang menyakinkan. ( An-Nadwi, 1999:22)

c. Budi pekerti yang baik

روفنلا ةلقو وجولا ؽلاطو ثيدحلا فطلو بناجلا نيلو رشبلاب سانلا لماعت فا وى

Budi pekerti yang baik ialah sikap pergaulanmu dengan orang-orang tanpak penuh rasa senang, ramah, bertutur kata halus dengan raut muka yang murah senyum dan tidak menakutkan, sehingga kamu mudah dapat merebut hati mereka dan menarik simpatinya. Dengn demikian teman-temanmu menjadi banyak, musuhmu semakin sedikit, semua masalah akan mudah terselesaikan, rezekimu semakin berkembang, semua orang akan berusaha memaafkanmu. ( An-Nadwi, 1999:23)

d. Malu

نع سفنلا عنمو سانلا و للها دنع ةومذملا ةحيبقلا ظافللاا نع فاسللا فك وى

وب ؼاصتلاا ىف لىاستلا ـدعو ءايحلاب كسمتلاب كيلعف ةبيعملا ةئيسلا ؿاعفلاا

Malu adalah memelihara lisan dari ucapan-ucapan yang kotor dan tidak terpuji dalam pandangan Allah swt. dan manusia serta menjaga diri dari perbuatan-perbuatan jelek. Maka, kamu harus mempertebal rasa malu dan tidak menyepelekannya, karena sesungguhnya orang yang menyepelekan sifat malu adalah orang yang tidak mengetahui sifat kesopanan. Kemudian dia terbiasa

tidak tahu malu, dan akhirnya bersikap acuh. Orang yang demikian ini adalah jelek, hina dan tidak layak mendapatkan kebaikan. ( An-Nadwi, 1999:24)

e. Macam-macam malu

:عاونا ةثلاث ىلع ءايحلا

نم ؾؤايحو ,سانلا نم ؾؤايح و ,ىلاعت للها نم ؾؤايح

.كسفن

Artinya: “ sifat malu itu terbagi menjadi tiga macam: pertama,

adalah malu kepada Allah. Kedua, malu kepada sesama manusia, dan yang terakhir adalah malu terhadap dirinya sendiri.

Malu itu terdapat tiga macam, yaitu:

pertama, sikap malumu kepada Allah swt, artinya

menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan menyadari bahwa Allah swt. tidak mengharamkan sesuatu, kecuali Dia menggantinya dengan sesuatu yang diperbolehkannya.

Kedua, malu kepada orang lain, maksudnya kamu tidak mengganggu atau menyakiti mereka, tidak berbuat jelek atau bebuat yang tidak pantas terhadap orang lain dengan kata-kata yang menyakiti persaan mereka.

Ketiga, rasa malu kepada diri sendiri, ialah menghindrai

perbuatan yang tidak disukai oleh orang pada waktu engkau sendirian atau di tempat yang sepi. ( An-Nadwi, 1999:25-26)

f. Sabar

نع كل ونايص لىاجلا محرت فاب بضغلا فاجيى نع كسفن طبضت فا وى ملحلا

ويلع كتردق عم ؾّو دع نع وفعتو وتكاشم

Sabar adalah sikap menahan diri dari luapan emosi, dengan cara memaklumi orang yang tidak mengerti, untuk menyelamatkan dirimu, agar tidak sama dengannya atau dengan mengampuni orang yang memusuhimu, padahal engaku mampu melawannya. ( An-Nadwi, 1999:28)

g. Tata berbicara

Dalam kehidupan ini kita tidak akan pernah terlepas dari berkomunikasi ataupun bertutur sapa. Maka dari itu kita harus memiliki adab berbicara, mendengarkan dan pembicaraan. Oleh karena itu Sayyid Muhammad Al-Maliki menjelaskan dalam kitabnya tata berbicara, yaitu:

ا فا

فاكلااو ررض عفدوا عفن بلجل كملاك فوكينا كل ىغبني ـلاكلا تنا تدر

وتقو ىف وب عافتنلاا عقوم عقي فاو كصقن وب تنباو كلهج وب ترهظا دقلاوذرم

ازجعو ايناوت فاكلااو هدعب لاو .اقمحو ةلجع فاكلااو ولبقلا وتقلا

Apabila kamu ingin berbicara, maka pembicaraanmu harus membawa manfaat atau menghilangkan bahaya. Hendaknya pembicaaan itu disampaikan tepat pada waktu yang diperlukan. Memilih kata-kata yang baik, yang enak didengar sesuai dengan pembahasan. ( An-Nadwi, 1999:32)

h. Bermusyawarah

معلاا نم لمع لعف تدرااذا كل غبني

مىركف افص نيذلا كناوخا ويفريشتست فا ل

Apabila kamu akan mengerjakan suatu pekerjaan, maka lebih baiknya kamu bermusyawarh atau meminta pertimbangan kepada saudara dan teman-teman yang bersih pikirannya, mempunyai pengalaman yang luas dalam berbagai bidang, sehingga dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendatangkan resiko dan membawa manfaat. ( An-Nadwi, 1999:33)

Dan apabila kita menginginkan sesuatu pekerjaan hendaknya dimusyawarahkan lebih dahulu dengan teman-teman yang berfikir cemerlang, bagus pemahamannya, bersih hatinya bisa dipercaya, bersih dari maksud tidak baik dalam hal, sehingga mereka mengerti mana yang bermanfaat dan yang buruk, hal mana mereka melihat suatu perbuatan dengan pandangan mata hatinya.

i. Menyimpan rahasia

أر اذا

ىف فاكو كتوخا دحاوا كيباوا كما نم كتيب ىف عقت ىتلا روملاا نمارما تي

ويلع مهعلاطاو سانلل هراهظا

“ Jika kamu melihat suatu persoalan yang terjadi di rumah,

baik disebabkan oleh ibu atau ayahmu, atau saudaramu, yang jika diketahui oleh orang-orang bisa membawa bencana yang kembali kepadamu, maka kamu harus merahasiakan persoalan tersebut dan janganlah memberitahukan kepada orang lain,

agar kamu selamat dari bahaya”.

Dalam bait syair yang artinya: “Orang yang menitipkan

itu, lalu aku titipkannya ditempat yang terbungkus, seolah terkubur. ( An-Nadwi, 1999:34-35)

Karakter yang terdapat dalam syair adalah bertanggung jawab, dapat dipercaya dan bersahabat, rahasia bagaikan amanat yang harus diemban dari orang yang mempercayakan rahasianya, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan rahasia agar tidak terjadi kesalah pahaman atau bahaya, pentingnya menjaga rahasia harus ditanamkan agar menumbuhkan tanggung jawab dalam menyimpan rahasia tersebut.

j. Cinta tanah air

كّبح

نم ؾرما ىلوت نموا ؾدلاو وب لثتمتو داقنت فا نع ةرابع ريغص تناو كنط ول

ةيبرتلاروما

ةيقرتلاو ملعتلا ؽرطو بيدأتلاو

عفافنملا لصت فا دعب اميف كنكميل

كنطول

"Kecintaan tanah air bagimu masih kecil itu berarti kamu harus patuh melaksanakan perintah-perintah kedua orang tuamu atau perintah orang yang mengusirmu dalam masalah pendidikan dan pengajaran, cara belajar dan mencapai kemajuan, agar setelah engkau menjadi besar dapat menyumbang jasa-jasa baik

pada tanah airmu". ( An-Nadwi, 1999:38)

Pendidikan untuk mencintai tanah air sudah seharusnya diterapkan sejak kecil, peranan orang tua, guru, dan masyarakat dalam memberikan bentuk-bentuk kecintaan kepada tanah air. Karakter yang dapat diambil cinta tanah air atau patriotissme, menghormati dan patuh kepada orang tua.

Karena cinta tanah air juga bela Negara termasuk dalam iman, maka kewajiban sebagai peserta didik dan juga warga Negara adalah menjaga dan menkhidmakan diri kita untuk kebaikan negara kita.

3. Konsep Memelihara Kesehatan Badan a. Hak-hak badan yang harus dipenuhi.

كنكسمو كبارشو كماعط ةفاظنورذقلاو حسولا نم وتفاظن ىلع ـوادت فا يى

عم كسبلمو

ةيدسجلا ةضايرلا ؿامعتسا

Dalam kitab Tahliyah wa Targhib menerangkan mengenai tanggung jawab terhadap apa yang kita miliki, yaitu tubuh yang harus dijaga, di rawat, dan bagaimana memperlakukannya.

Hak-hak tubuh atau badan yang harus kita penuhi ialah

penjagaan terhadap kebersihannya dari berbagai kotoran, penjagaan terhadap kebersihan maka, minum rumah dan pakaian

yang dipakai, disertai senam dan olahraga”. ( An-Nadwi,

1999:43)

Dengan seeseorang mengerti mengenai hak-hak yang berkaitan dengan dirinya maka senantiasa menjaga jasmani dan kesehariannya agar tetap dalam kebersihan, rasa tanggung jawab akan tumbuh sebagai tanggung jawab kepada dirinya sendiri disertai peduli, mandiri dan disiplin.

b. Kebersihan badan

عضاوملا فاف ةفيظن نكاما ىف كلذ فوكي فا ـزلي سلجتو بعلت فا تدرااذا

كندب خاستلإبجوت ةرذقلا

مسجلاريصيف كبيثو

“ Apabila kamu ingin bermain atau duduk, maka harus di

tempat-tempat yang bersih, sebab tempat-tempat yang kotor itu menyebabkan tubuh dan pakaianmu kotor, sehingga menjadi rawan penyakit dan jika seseorang mengetahui bahwa ada penyakit ditubuhmu, dan penyakit yang ada ditubuhmu menular,

maka mereka enggan bergaul denganmu”. ( An-Nadwi, 1999:43)

Maka dari itu berusahalah dalam menjaga kebersihan tubuh, wajah, kedua tanagn, dan kedua matamu daari kotoran dan hindarilah mengusap kotoran mata dengan tangan serta cepat-cepatlah mengusir lalat, apabila mengerumuni disekitarmu. Menjaga kondisi kebersihan dan kesehatan tubuh merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Karena tanpa badan sehat, kehidupan kita akan berantakan, sehingga kita merasa tidak enak makan, minum, tidur dan istirahat. Maka kita perlu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan badan.

4. Makanan, Waktu Makan dan Tujuan a. Makan yang sesuai dengan kesehatan

فاف مضهلا متيل تسواتاعاس سمخ ىلك ىف ةدحاو ةرم ةمعطلاا ؿوانتت فا كم ـزلي

ةريثك تناك

لكلاا نم للقاو رهظلا تقو اهلو انتف مسدلا

Kamu harus makan makanan sekali dalam setiap lima atau enam jam, agar pencernaan tetap normal. Apabila makanan yang

kamu makan mengandung banyak lemak, maka makanlah pada waktu siang hari. Hindari makan pada waktu pagi dan malam hari, dan janganlah makan pada waktu menjelang tidur.

Selain itu kamu juga harus mengatur waktu atau jam makan, di samping menjaga makanan. Apabila kamu sakit, maka makanlah makanan yang bergizi secara teratur dan memasak makanan dengan baik dan sederhana. ( An-Nadwi, 1999:45) b. Tata cara makan

ىست مث لكلاا لبق كيدي لسغت فااهنم اهب لمعتواهيعارت فا كمزلي ابادا لكلال فا

ىدحا ىلع سلجتو ىلاعت للها

مضتو ىنميلاديلاب لكاتو ىرخلاا بصنتو كيلجر

نم كنم عفراوى نم ؽوف سلجت لاو لاامش لاوانيمي تفتلت لاو كيتفش

ىف خفنت لاو ةلز

نم سارتح لاا عم لكلااف عرست لاو كيخا ةمقل ؾرصب عبتت لاو اراح ولكأت لاو ـاعطلا

كبايث نم ئش ثولتوريخلا باتف ؽرفت

Sesungguhnya ketika memakan sesuatu itu mempunyai

beberapa tata cara yang harus kamu ketahui, antara lain:

memcuci kedua tangan, لاmembaca basmallah, duduk dengan

cara menduduki kaki kiri dengan mengngkat kaki kanan, menggunakan tangan kanan, tidak meniup makanan, tidak memakan makanan yang masih panas, tidak tercecer dan mengotori baju dan tidak berbicara ketika mulutmu sedang terisi

makanan” .( An-Nadwi, 1999:46)

Seperti yang sudah dijelaskan dalam penggalan kitab diatas, perlu diperhatikan tata cara sebelum dan sesudah makan. Dan salah satu yang termasuk tata cara makan yang harus diperhatikan adalah, sebaikanya kamu memakan makanan yang ada

didekatmu, mengecilkan suapan dan mengunyah dengan pelan. Kemudian, setelah selesai makan, maka basuhlah tanganmu dan mengucapkan Alhamdulillah.

5. Pakaian, Mode dan Tujuan

Tujuan dari pakaian ialah untuk menutup badan dan melindungi dari pengaruh udara dingin dan panas serta pengaruh-pengaruh lain yang ditimbulkan cuaca. Maka kita harus memperhatiakan kebersihan pakaian dari kotoran dan debu.

اذى فاك ثيحو ةيوجلا تارثؤملارئاسو رحلاو دربلا ريثأت نم وظفحو مسجلارتس اهنم ضرغلا

كمزليف اهنم ضرغلا وى

“ Pakaian yang sesuai dengan kesehatan. Pakaian yang baik

sebaiknya sesuai denga ukurannya, tidak terlalu sempit dan ketat menekan anggota badan, sehingga mengganggu peredaran darah. Hindarilah mengencangkan dasi, kerah baju, ikat pinggang, dan pakaian-pakaian dalam serta kaki, karena dapat menimbulkan rasa

sakit dan kelelahan”. ( An-Nadwi, 1999:47)

Pakaian itu lebih baik sesuai dengan pakaian-pakaian yang dipakai oleh orang umumnya, dan jangan kamu memakai pakaian yang menyebabkan kamu menjadi pembicaraan orang dan mengundang perhatian.

6. Rumah Tempat Tinggal dan Tujuan

ىانم يهفادعلاارشو ةيوجلا تاريثأتلا نم مسجلا ظفح اهنم ضرغلا

فذاو ةحصلا ـزاول ّم

ةرجنلاا نم ويلع ىوتحتامماهتوافتو اهتفاظن ىلا ةيانعلا وجون فا انيلع بجي

Tujuan mendirikan tempat tinggal ialah untuk melindungi badan dari pengaruh-pengaruh buruk cuaca. Rumah termasuk sarana

kesehatan yang paling penting. Karena itu, sudah menjadi tugas kita ketika rumah kotor maka dibersihkan, yang ditimbulkan dari asap atau bau-bau yang tidak sedap, serta hal-hal yang menyebabkan polusi udara. ( An-Nadwi, 1999:49)

7. Olahraga

ىوقت اهناذا ةحصلا ىف مهم لخد اهل مسجلا ةضاير فا

ةرارح ديزتو ةدعملا وبنتو تلاصعلا

ةييعيبطلا فدبلا

Olahraga merupakan cara utama dalam menyegarkan dan menghidupkan badan dengan tanpa rasa sakit. Jika tidak ada olahraga, maka manusia akan menjadi kurus, pucat dan lemah pikirannya.

Adapun macam-macam dan jenis olahraga, yaitu: berjalan kaki, berenang, berburu, berpidato, senam, dan mendayung. Jenis olahraga senam inilah yang paling penting, sebab senam di samping dapat menguatkan anggota-anggota badan dan menyegarkan tubuh, juga tidak dikhawatirkan membawa resiko, selama dalam pelaksaannya, di bawah pengawasan seseorang pembimbing dan di tempat yang sesuai. ( An-Nadwi, 1999:50)

8. Tata Cara Mengunjungi Teman

لامع ـلاسلاب هأدبا مث ؿوخدلا لبق فذأتساف كئاقفروا كئاقدصا دحا روزت فا تدراادا

Apabila kamu ingin berkunjung ke rumah teman, maka

mintalah izin terlebih dahulu sebelum ke rumahnya, kemudian ucapkan salam kepadanya. Jangan berprasangka jelek kepadanya,

ketika kamu tidak mendapatkan ijin dari temanmu”. . ( An-Nadwi, 1999:51)

Di antara tata cara berkunjung ke rumah temanmu, yaitu kamu menampakkan rasa sedih dan prihatin dalam situasi kesedihan, dan menampakkan rasa senang dalam situasi kegembiraan. Ketika kamu ingin pulang, maka seharusnyakamu tidak mengajak bicara orang dalam keadaan berdiri. Jangan berkunjung ke rumah temanmu pada saat jam-jam makan, dan jangan terlalu lama duduk, jika kamu ingin pulang, maka mintalah ijin atau pamit kepada temanmu

9. Menjenguk Orang Sakit dan Ta‟ziyah

لائاق ولأست مث وتهبج وا هدي ىلع كيدي عضت فا كل ىغبنيف اضيرم دوعت فا تدراادا

فيك

ءادلا ةاناعمو ءادلا ملا لمحت ىلع وتيوقت و وتيلست ىف دتهجت فاو تيشما

Jika kamu ingin menjenguk orang sakit, maka kamu harus meletakkan tanganmu di atas dahi, kemudian menanyakan keadaannya. Kemudian, kamu menghibur dan menasehatinya, agar tabah menahana rasa sakit dengan kata-kata yang lembut dan sopan.

Di antara bagian dari akhlak yang mulia ialah menghibur keluarga orang yang telah meninggal dunia, dengan cara menganjurkan kepada mereka supaya bersabar, dan mengungkapkan hal-hal yang dapat mengurangi kesedihan serta meringankan musibah. ( An-Nadwi, 1999:59)

a. Walimah atau Pesta

ءانبوا فاتخوا ةدلاووا سرعك ثداحرورس دنع بورشموا ؿوكأم نم دختي ام يى

رفس نم دوعوا

Walimah adalah jamuan makanan atau minuman yang dibuat ketika ada peristiwa yang menggembirakan, sebagaimana acara penganti, khitanan, selesainya bangunan atau kedatangan dari berpergian jauh. Mendatangi undangan walimah pesta perkawinan itu hukumnya wajib.

b. Undangan walimah

نم وعدملا ويف نكتمي نمزب ةميلولا ىلع ةقباس ةوعدلا فوكت فا ىغبني

ميدقتواروضلا

لقلااو ةبترلا ىف كل ىواسملا ةوعد فوكتناو وترذعم

Undangan sebaiknya disampaikan sebelum walimah itu dilaksanakan dengan tenggang waktu yang memungkinkan orang yang di undang dapat hadir atau mengajukan perminta maaf, karena tidak dapat datang. Dan ketika orang yang tidak diundang tidak dapat datang, maka memberitahukan kepada orang yang mengundang dan menyampaikan dengan sopan ketika brhalangan hadir. ( An-Nadwi, 1999:61)

10. Tata cara duduk dalam suatu pesta

ءاينغلاا ىعادلا صخيلا لنا اهنم :طورشب لاا ـزلي لا

ىف ةوعدلا فوكت فاو مىانغل ةوعدلاب

ـايا ةثلاث ةميلولا تناك فا ىلولاا ـويلا

Jika kamu akan duduk di depan hidangan makanan dalam suatu pesta, maka cucilah tanganmu, kemudian duduklah dengan mengambil jarak tidak terlalu dekat tidak terlalu jauh dari tempat hidangan. Tidak mencium makanan dan tidak mendekatkan makanan ke hidung, serta tidak mengeraskan kunyahan yang menampakkan seolah-olah kamu benar menganggap enak terhadap makanan. ( An-Nadwi, 1999:63)

Dan jika kamu ingin pulang, maka mintalah ijin dengan penuh

Dokumen terkait