BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
2. Nilai Pendidikan Moral
Nilai moral merupakan kemampuan seseorang membedakan antara yang baik dan yang buruk. Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, dan apa yang harus dikerjakan, sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik, serasi, dan bermanfaat bagi orang itu ,masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.
Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data melalui kajian pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Di peroleh data penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan
moral. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu
“Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan sebelas data nilai pendidikan moral dalam novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman sepuluh nilai pendidikan moral dalam novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Dan dapat di lihat sebagai berikut:
a. Nilai pendidikan moral novel “Mendayung Impian” karya M. Reyhan Abdurrohman
Data 1
Merasa diperhatikan seperti itu, Vano jadi semakin gugup untuk menjawab. Pelan dia mengangkat kepalaya dan menatap foto Ki Hajar Dewantara dipojok kiri atas. Foto Tersebut seperti terseyum padanya. Vano pun membalasnya.
“karena ingin ikut mencerdaskan bangsa, Bu,” jawabnya penuh kemantapan.Sengaja ia mngutip kalimat dari pembukaan Undang- Undang Dasar.
“ Bagus sekali, Vano. Perjuangkan cita-cita mulia tersebut. Kau Tau guru itu pahlawan. Pahlawan dari pahlawan. Berikan tepuk tangan untuk Vano. Semoga cita-citanya terwujud”
(Halaman 7-8)
Pada data tersebut menggambarkan sikap Vano memilih untuk hal yang terbaik menurutnya tanpa ada pengaruh dari siapapun, dia
menanamkan dalam diri semangat menjadi pahlawan dari pahlawan selain bisa membagikan ilmu ia juga pasti mampu memanusiakan manusia itulah yang di miliki oleh salah satu tokoh Negara yang mempunyai tekad dalam membangun bangsa vano berhasrat untuk melanjutkan perjungan tokoh tersebut untuk menjadi pendidik untuk mencerdaskan bangsa, Vano yakin bahwa cita-cita untuk mencerdaskan bangsa adalah cita-cita yang mulia, cita-cita tersebut berguna bagi diri dan bangsanya kelak. Sikap itulah yang menjadikan guru dan rekanya kagum kepadanya
Disamping itu, vano mempunyai tekad yang bulat untuk mewujudkan mmpinya seperti berikut
Data 2
Vano sangat ingin menjadi guru. Tetapi, Papa telah mengubah, terpaksa mengambil jurusan akutansi di SMK terbaik di Kudus.
Hingga kuliah pun terpaksa terdaftar di Paris dengan jurusan business management . Didaftarkan Papa tentunya. Padahal, saat itu ia sudah lolos SNMPTN. Diam-diam ia mendaftar dengan uang tabungannya sendiri. Apa boleh buat SNMPTN ia korbankan.
(Halaman 9, Novel Medayung Impian)
Data di atas menggambarkan sikap vano yang teguh pendirian untuk menjadi seorang guru walau mendapat penentangan dari keinginan orang tua, vano yakin jalan yang dipilihnya adalah jalan terbaiknya dan sanggup melakukan apa saja untuk mewujudkan mimpinya itu.
Perjuangannya itu hampir terujud sejak lulus SMA mendaftar diri di salah satu perguruan tinggi dalam negeri untuk memudahkan, mendirikan
komunitas atau organisasi yang perihatin dengan pendidikan, untuk anak bangsa kurang mampu mengikuti berpedidikan formal serta sangat mudah menjangkau sekolah yang butuhkan tenaga pendidik, tetapi Papa telah mendaftarkan terlebh dulu di salah satu perguruan tunggi luar negeri dengan jurusan yang tidak sesuai keinginannya selama tiga tahun, vano untuk sementara mengurungkan niatnya dan menuruti keinginan Papanya.
Disamping itu, Vano dalam novel “ “Mendayung Impian” ini” karya M.
Abdurrohman berhasrat mewujudkan iampian dan cita-cita untuk menjadi seorang guru seperti berikut,
Data 3
Akhirnya selesai. Vano menyisakan kepala ikan dan duri-duri yang berjajar seperti pagar di pinggir piring seperti pagar.
“ Enak ya, pan?” tanya Apai Sahat usil.
Vano tersenyum. Sedikit dipaksakan. Kemudian meneguk kopi perlahan.
“ Taruh dimana ini. Apai?” Vano mengangkat piring.
“ Biarkan disitu. Biar nanti Inai yang bereskan”
“ Tidak. Saya jadi tidak enak merepotkan terus. Saya ingin mandiri.”
“ Kamu itu tamu, Pan. Tidak usah sungkan”
“ Tapi”
“Sudahlah. Sambil beradaptasi di sini. Kan kamu harus ke SD.”
“ Terima kasih, sekali lagi terima kasih.”
(Halaman 77)
Data di atas menggambarkan sipat vano yang berusaha mandiri dengan menggalkan kebiasaan kehidupan yang mewah bersama keluarga dan hidup dengan keluarga baru orang pedalaman suku Dayak Iban iban di kalimantan yang serba pas-pasan.
Dalam mengejar impiannya Vano banyak belajar arti hidup,belajar mandiri dengan melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa ada bantuan orang lain, dan dia yakin kesuksesan tidak akan diraih tanpa terjangan, mulai berbaur dengan lingkungan barunya yang mempunyai banyak berbedaaan, dalam diri vano akan tetap melalui untuk mewujudkan impianya sebagai salah satu guru di area pedalaman untuk membantu mencerdaskan bangsa.
Data 4
Ada rasa tidakjub yang menyusup di hati Vano. Melihat wanita muda itu menenteng ikan di ember sendirian. Meski berat, tidak sedikitpu terlihat rona keluh kesah di wajahnya. Malah kebahagian jelas terpancar lewat senyum yang selalu tersungging.
Vano terpana. Matanya tidak lepas dari wajah bahagia itu. Tapi, ia buru-buru membuang fikiran itu setelah sadar bahwa itu Lestari wanita galak dan calon rekan kerjanya.
(Halaman 89)
Data di atas mengambarkan perasaan vano yang tidakjub melihat keperibadian Lestari, seorang wanita muda berjuang dalam hidup, mengangkat beban yang cukup berat yang biasanya dilakukan oleh laki-laki Lestari lakukan tanpa sedikit mengeluh di wajahnya justru terlihat menikmati sesuatu yang terbilang susah dengan hati yang iklas dan senyum bahagia terpancar di wajahnya,i ni merupakan diluar kebiasaan perempuan lain yang perna Vano temui, kepribadian Lestari berbeda dengan perilakunya yang cuek, jutek ketika berhadapan dengan Vano, hal ini membuatnya
tertantang untuk menjadi lebih gigih, kuat dan semangat dalam menempuh hidup di Desa Meliau.
Data 5
Ia tidak langsung tidur, melainkan membereskan buku “cara menjadi guru yang menyenangkan”. Direnungi cahaya lampu dan ditemani Luna Maya yang tertempel didinding.
Ia benar-benar mencerna isinya. Dari buku ini. Vano berharap bisa menjadi guru yang baik. Selama ini ia tidak perna mendapatkan materi tentang cara menjadi guru. Hanya secuil pengalaman mengajar anak-anak pengamen dan gelandangan waktu SMK lalu.
Itupun cuman sebentar.
(Halaman 92)
Data 5 menggambarkan bagaimana semangat serta kesungguhan Vano mengejar cita-cita yang tertanam dalam diri ingin menjadi tenaga pendidik, Vano walau sadar tentang kemampuan yang sangat minim dia miliki, pengalaman menjadi pengajar di kota dulu tapi tidak cukup walaupun dia sempat menjadi pengajar anak-anak pengamen tapi masih menjamin dirinya mampu menjadi guru profesional
Selain itu, Vano menyadari hanya dengan belajar dan sentiasa berusaha semaksimal mungkin keinginannya akan terujud , dia selalu bertanya-tanta kedalam dirinya bagaimana untuk menjadi guru yang menyenangkan disekolah, walau hanya dengan berlandasakan buku seadanya Vano tetap tekun mempelajari buku-buku bacaan tentng teori mengajar menyenangkan hingga larut malam.
Data 6
“ akan membuat mereka meraih impian mereka!
Hutan tidak akan menjadi penghalang mereka! Ingat itu”
Vano berteriak pada Lestari yang telihat menjauh.
Lestari tidak sedikit pun berhenti dan menoleh ke belakang. Ia tetap berjalan dan pada akhirnya menghilang di antara pohon yang menjulang.
Semangat Vano berkobar. Kata-kata yang keluar dari mulut Lestari terlalu meremehkan anak-anak. Juga telah menyakiti hatinya. Itu cukup membuaatnya panas, menyala-nyala seperti api yang membakar hutan. Tekadnya seakin kuat. Vano akan mendidik anak-anak agar mampu bersaing dan menggapai impian. Ia mengenggam kedua tangannya, lalu menuju ke tiang kayu di samping kanannya.
“ Akan aku buktikan. Ku yakin mereka bisa.” Matanya menatap tajam kedepan.
(Halaman 107)
Data di atas menggambarkan bagaimana perkataan Vano kepada Lestari bahwa kedatangan Vano di sekolah Mini Penggerak adalah menanam dan merusaha mewujukan impian anak tersebut.
Walau usahanya selalu dipandang sebelah mata, diremehkan bahkan dianggap tidak mampu menjadi seorang pendidik, namun Vano tetap akan membuktikan kenapa Lestari bahwa dia mampu menjadi guru, mampu mendidik siswa dan bersaing dengan murid sekolah lain yang ada di kota.
Semangat Vano berkobar dan bersumpah kepada dirinya sendiri akan membuktikan kepada lestari, bahwa anggapan Lestari selama ini tentang dirinya adalah tidak benar.
Data 7
Katanya ada yang pengen menjadi polisi hutan. Ada yang pengen jadi dokter. Ada pula yang pengen menjadi guru. Inilah saatnya.
Kolo ikut lomba puisi aja tidak berani, bagaimana kalian bisa mewjudkan impian kalian?” Vano ikut membujuk anak-anak.
“ Pasti kalah, Apai. Anak-anak dari sekolah lain hebat-hebat.” Zali menundukkan wajahnya.
“ Darimana kamu tahu kemampuan mereka? Masa gitu aja sudah menyerah. Pengecut itu namanya. Pengecut bukan juiwa pemenang!”
Anak-anak semakin menunduk.
Widya memandang Vano yang terlihat agak emosi.
Inilah saatnya alian memerlihatkan kemampuan kalian. Inai ykin alian bisa mengungguli mereka.”
(Halaman 150)
Data di atas menunjukkan tentang sikap Vano dan Widya yang coba memberikan dukungan morol dan kekuatan pada muridnya untuk bisa mencapai apa yang cita-ci tidakan, meraih kesuksesan dengan mengikuti lomba puisi ini akan menggali bakat serta potensi diri dan meraih impian mereka kedepannya, Vano memotivasi muridnya bahwa setiap manusia terlahir dengan bakat yang berbeda-beda, Di dalam diri terdapat bakat dan potensi yang terpendam yang harus gali dan kembangkan.
Selain itu, Widya memberikan juga motivasi untuk berni menjadi calon peserta lomba puisi yang akan diadakan tidak lama lagi, Widya berkata kepada muridnya bahwa Saat mereka bisa menemukan jati diri dan mengetahui siapa sebenarnya diri mereka, disaat itu pula mereka bisa mengetahui dan mengembangkan bakat serta potensi diri yang terpendam yang miliki.
Data 8
“ Tumben sekali kamu menanyakan soal latihan?
Bukannya kamu orang yang sangat tidak setuju jika akan mengikuti lomba?” Vano balik bertanya.
Lestari agak kaget. “Ya, karena aku hanya ingin melihat kesunguhanmu. Katanya latihan tapi tidak jadi, kan? Latihan malam tidak efektif. E harusnya kamu pertimbangkan terlebih dahulu.”
“ NgApain kamu pedulikanku? Bukannya kamu paling anti denganku? Tadi malam aku sudah menunggu ereka sampai larut.
Jelas aku tidak mengingkari janji,kan?”
(Halaman 175)
Data di atas menggambarkan tentang sikap Lestari yang mulai termotivasi, Lestarai menyadari bahwa dengan mampu meraih mewujudkan impian dan menolong orang lain akan memberikan rasa kebahagiaan dari diri orang yang membantu tersebut. Kebahagiaan yang dirasakan di hati yang diperoleh dari membantu orang lain tidak bisa digantikan dengan rasa bagaia yang lain. Melakukan amal dengan cara membantu atau menolong sesama umat manusia akan memeberikan pengaruh positip bagi yang melakukan amalan tersebut.
Selain itu, melihat semangat serta antusias oleh murid untuk mengikuti lomba baca puisi yang tiak lama lagi akan diadakan, lestari mulai memberikan kepada vano hal itu yang mengubah pandangan Lestari kepada Vano.
Data 9
Mutiara itu berjatuhan dari keningmu Pasti mahal harganya
Bahkan aku tidak bisa membelinya Itu terlalu berharga
Berkilat-kilat diterpa cahaya Paling menawan diantara guliata
Meneteskannya demi anakmu yang buta Memberinya setitik cahaya
Tuk hari esok yang berwarna Berjuang bak pahlawan Memberantas kebodohan tidak ada yang membalasmu
Membayar permata yang kau tumpuhkan Kecuali hanya terima kasih
Yang terdalam (Halaman 194)
Data di atas menggambarkan tentang kekaguman kepada guru, Para guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Guru ibarat cahaya yang hadir didalam kehidupan kita. Guru yang merupakan sebuah lentera dan telah memberikan ilmunya kepada dalam sebuah kehidupan yang panjang, sehingga bisa mengarunginya dengan penuh rasa percaya diri. Jasanya hingga sampai kapanpun akan tetap selalu dikenang dan tidak akan dapat terlupakan. bisa meraih kesuksesan karena bimbingan para guru, mengajar tanpa mengenal rasa lelah dan penuh dengan kesabaran. Oleh sebab itu, sudah selayaknya menghormati jasa-jasanya yang mengajari hingga dapat mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Dan perlu disadari bahwa guru adalah orang yang mengajarkan untuk menjadi manusia sebaik-baik manusia, guru sangat berperan penting dalam kehidupan, hanya doa dan yang mampu membayar segala usaha dan jasa- jasa mereka.
Data 10
“ Serius, Apai Topan sudah menemuinya, tapi beliau malah berkelit.
Bilang Lestari memang sudah waktunya menikah.”
“ Apa Lestari menyetujuinya?”
“ Lestari terpaksa melakukan ini. Dia tidak ingin melihat orang tuanya susah. Tapi, dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia sama sekali tidak mencintai pria itu. Dia tidak mau menjadi istri keempatnya.”
(Halaman 246)
Data di atas menggambarkan sikap Lestari tentang kepatuhan dan kewajiban serta menghormati, anakmempunyai kewajiban kepada kedua orang tuanya, Lestari menyadari seorang anak di tuntut unruk membahagiakan kedua orang tuanya seama mereka masih hidup tentu dengan cara mematuhi kehendak kedua orang tua dan menjaga perasaan mereka.
Walaupun pilihan orang tua Lestari untuk menikahkannya dengan pria yang telah mempunya istri empat adalah hal yang perlu dipertimbangkan tapi bagi lestari apalagi Lestari tidak mencintai pria itu, tapi jika yang itu adalah cara membalas jasa-jasa dan membahagiakan orang tuanya dia menerima tawaran tersebut walaupun dengan terpaksa, Lestari yakin pilihan orang tuanya itu adalah yang terbaik bagi Lestari.
Data 11
Ruang perawatan berkapasitas 4 orang. Ruangan itu disekat dengan tirai berwarna biru muda. Lestari duduk di kursi di samping
ranjang, sedangkan Vano yang baru masuk berdiri di samping Lestari.
Lestari menoleh ke arah Vano. “ Pan, terima kasih untuk semua pengorbananmu.”
Vano tersenyum. “Sama-sama, semua demi SD Mini Penggerak.”
“ kamu pemuda yang baik. Maafkan dulu perna memusuhimu.”
(Halaman 289)
Data di atas menggambarkan perkataan Lestari yang sadar tentang pandangannya selama ini terhadap kehadiran Vano di Desa Meliau dan Lestari menyadari kehadiran Vano di SD Mini penggerak adalah tulus untuk membantu anak-anak yang membutukan pendidikan, Dari kejadian yang menimpa lestari menjadikan pejalajaran, ketika berada di rumah sakit Lestari mengucapkan Terima kasih atas ketulusan Vano selama ini membantu
Selain itu, Lestari meminta maaf atas segala perlakuan terhadap Vano sejak awal datang di SD Mini Penggerak, dengan rendah hati Vano menerima, dia beranggapan bahwa Lestari melakukan untuk kepentingan Desa Meliau.
b. Nilai pendidikan moral novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Helvi Tiana Rosa
Data 1
Hal lain yang nyebelin, Penampilan Mas Gagah jadi aneh, sering juga Mama menegurnya.
“ Penampilanmu sekarang lain, Gah?
“ Lain gimana, Ma?”
“ Ya, nggak semodis dulu. Nggak dandy lagi. Biasanya kamu yang paling sibuk dengan penampilan kamu yang kayak cover boy itu.”
Mas Gagah cuman senyum. “Suka begini, Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun.”
Ya, dalam penglihatanku Mas Gagah jadi lebih kuno dengan aneka baju koko yang dipadukan dengan celana panjang longgar.” Jadi mirip pak Gito,” komentarku kenyamanakan dengan sopir kami.
“Untung saja masih ganteng.”
Mas gagah cuman tertawa. Mengacak-cak rambutku dan berlalu.
(Halaman 7)
Data di atas mengambarkan sikap Vano yang mengubah penampilan.
Walau sempat menjadi pertanyaan orang tentang cara berpakaian bahkan Gita heran dengan perubahan mengenakan dan cara Mas Gagah memilih pakaian yang akan dia gunakan.
Walaupun demikian Mas Gagah berpandangan lain, menurut Mas Gagah berpakaian itu tidak selamanya harus menggunakan pakaian yang berlebih-lebihan jika hanya untuk mendapat pujian atau mengikut perkembangan zaman, tapi bagi Mas Gagah hal yang terpenting dalam berpakaian adalah bagaimana hati terasa nyaman, bersih dan rapi itu sudah cukup menunjukkan jika seseorang itu santun dan mempunyai etika dalam berpakaian.
Data 2
“ Udah deh, Git. Nggak usah binggung. Banyak baca buku Islam Ngaji Insya Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang din kita.
Orang-orang seperti Hendra, Isa, atau Mas Gagah bukanlah orang- orang error atau ke arah teroris. Nggaklah. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik. Kitanya saja yang mungkin belum mengerti dan sering salah paham.”
Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika obat dekatku yang dulu tukang ngool ini. Tiba-tiba di mata ku dia menjelma begitu dewasa. (Halaman 10)
Data di atas menggambarkan tentang sikap Gita yang bimbang terhadap perilaku Mas Gagah dan teman-temanya yang seringkali berkumpul membicarakan tentang Islam, Gita cenderung kuatir Mas Gagah akan melakukan tindakan tidak terpuji, mengarah kearah militan seperti kelompok kecil gerakan fanatik Islam lainnya.
Mas Gagah tetap rendah hati memaknai perkataan Gita, mengajak Gita lebih mendalami ajaran Islam. Dan meyakinkan Gita agar tidak berfikiran negatif kepada teman-teman Mas Gagah, meraka uman berkumpul sambil diskusi tentang ajaran Islam.
Dengan mendalami ajaran Islam Gita akan lebih tau niat sebernar Mas gagah dan teman-temn yang sering kumpul dan memahami bahwa Islam mengajarkan kedamaian.
Data 3
Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Tentang Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang Indah namun diabaikan dan tidak dipahami ummatnya. Tentang kau muslimin di dunia yang sering jadi sasaran fitnah dan tentang hal-hal lainnya. Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku merasa kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu.
Mas Gagah dengan semangat terus berbicara, terkadang ia senyum, sesaat sambil meneteskan air mata. Hal yang tidak perna kulihat sebelumnya!( Halaman 12)
Data di atas menggambarkan sikap Mas Gagah tentang arti kesabaran menyampaikan dan memberikan gambaran kepada Gita bagaimana sebenarnya ajaran Islam sesungguhnya yang mengedepankan tentang kesabaran ummat Islam yang selalu menjadi sasaran fitnah oleh mereka yang tidak suka dengan ajaran Islam dan banyak lagi hal-hal yang lain, menjelek-jelekkan Islam
Selain itu, Mas Gagah menjelaskan bagaimana ketabahan umat muslim ketika mendapat musibah sehingga Mas Gagah meneteskan air mata, dia lanjut menceri tidakan keperihatinannya terhadap ummat Islam lainya yang tidak dapat memaknai Islam agama mereka sendiri.
Data 4
“ Dulu kite perna palakin Gagah, trus kite babak belur. Nah senpai palak! Heheh,” tukas Bang Urip Padaku.
Lalu kuliat mereka bercerita macam-macam pada Mas Gagah.
“ Sudah banyak kebaikan. Yyang jadi copet sudah tak ada. Yang jadi garong apalagi. Piss, piiis Terima kasih bimbinganmu selama ini. Eh, yang mau ikut ngaji bertambah lagi. Itu, pimpiman preman RW sebelah,” kata Bang Ucok ( Halaman 20)
Data dia atas menggambar pernyataan Babg Ucok, mereka telah meninggalkan pekerjaan mereka sebagai sebgai preman, walau pun pada awalnya menolak Mas Gagah, tidak kurang dari mereka yang mengasari, keyakinan dan niat baik Mas Gagah telah yang membimbing mereka, memberikan pencerahan hal yang baik, bukan mereka saja yang mulai
sadar, Premana di tempat lain juga mulain mengikuti jejak Bang Ucok, mereka saling menyadarkan, mulai belajar berdakwah dan antusias belajar mengaji bersama-sama.
Data 5
Seorang lelaki dengan kemeja koko tidak menjawab salamku. Aku terpengah!
Dia Juga!
Kubaca nama yang terpampang di mejanya: Yudhistira Arifin, Ph.D- Direktur.
“ Gita ayu Pertiwi?”
Aku mengangguk.
“ Saya rasa perna melihat anda. Dimana ya? Tanya tiba-tiba Suara ku tercekat di kerongkong “ Dalam...ng...bus...Pak....?”
Dia mengangguk. Tersenyum , berdiri, merapikan jas di bahu bangkunya. “ Mungkin di UI kerna saya juga lulusan sana....,” ujar simpatik. “ Atau dalam bus dan kereta api?” ia tertawa “ Barangkali di rumah sakit?”
Aku tersenyum, namun bingung.
“ Anda tau kenapa Anda saya panggil kemari?”
Aku menggeleng
“ Pertama, karena Anda gadis itu. Gadis yang membawa saya ke Rumah Sakit.. beberapa tahun lalu saat peristiwa tawuran pelajar itu...”
Aku tercengang.
“ Gita subhanallah...”
Aku mengangguk “ Saya, Pak.”
“keluar dari Rumah Sakit, saya diberitahu nama orang yang menolong saya. Gita. tidak mungki saya lupa...” katanya lagi. “ Maaf, sesudah pemulihan, saya kesulitan menghubungi anda. Rumah sakit juga tidak menyimpan data Anda. Saya kemudian mendapat beasiswa kuliah di Perancis. Jadi... saya belum mengucapkan terima kasih...”
Hening.
Tiba-tiba sekretaris yang tadi mengantarkanku, masuk kembali sambil membawa map. “ pak ini ada undangan pengisian ceramah dari Departemen Keuangan, beberapa hotel berbintang dan dari Universitas di Jerman serta Australia,”
Departemen Keuangan, Hotel berbintang, Universitas di Jerman serta Australia? Hebat sekali! Batinku.