• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. NILAI EDUKASI CERITA ANAK KARYA DYAH SAPTORINI

2. Nilai Pendidikan Moral

Nilai moral sering disamakan dengan nilai etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat. Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai individu itu berada. Seperti pada kutipan berikut mengandung nilai moral yang sangat penting. Nilai moral ada yang baik dan buruk. Tokoh Ira disini digambarkan mempunyai ego dan berpikir buruk dengan memprovokasi teman-temannya. Seperti dalam kutipan di bawah ini :

“Mosok ra ngomong awake dhewe, yen mulih tenan sesuk rasah diwanuhi wae, ben dolanan dhewe,” sambunge Ira mangkel. (ANK, hal. 120 paragraf 14)

commit to user Terjemahan:

“Masak tidak bilang kita, kalau benar-benar pulang besok tidak usah disapa saja, biar bermain sendiri,” sambung Ira jengkel.

Sikap dari Ira yang kurang baik tersebut ternyata mendapat tanggapan dan respon dari Lina. Lina yang memiliki sikap berbeda dari Ira justru berpikir positif tentang Sari yang menghilang saat mereka bermain bersama. Sikap Lina disini berpikir positif dan tidak menjelekkan Sari. Dilihat dari kutipan berikut ini:

Kutipan:

“Ya aja ngono, sapa ngerti dheweke loro weteng apa ngapa, wis apike awake dhewe rono wae,” kandhane Lina. (ANK, hal. 120 paragraf 15)

Terjemahan:

“Ya jangan begitu, siapa tahu dia sakit perut atau apa, sudah baiknya kita kesana saja,” kata Lina.

Sikap jail juga ada dalam cerita Amarga Bodho Gampang Diapusi, tokoh Joko yang menjaili Jeprik. Jeprik yang bodoh menjadi bahan untuk kejailan teman-temannya. Seperti dalam kutipan di bawah ini:

Kutipan:

“Ngene lho tak warahi,” wangsulane Joko karo njaluk rek sak adah, banjur njupuk siji terus dijresake, bareng murup terus disebul, terus dilebokake maneh, ngono bola-bali, Jeprik sing nyawang terus ngomong. (ABGD, hal.

commit to user Terjemahan:

“Begini lho aku ajari,” jawab Joko sambil meminta korek satu bungkus, kemudian mengambil satu kemudian dinyalakan, setelah nyala kemudian ditiup, kemudian dimasukkan lagi, begitu bolak-balik, Jeprik yang melihat kemudian berkata.

Sikap jail dari joko ternyata mendapat respon dari Parno yang juga ikut menjaili Jeprik. Mereka berdua kompak untuk menjaili Jeprik.

Kutipan:

Semono uga Parno dheweke ya melu ngelungake rek sing dicekel karo mesam-mesem, cah loro mau seneng banget iso nggarapi Jeprik. (ABGD, hal. 121

paragraf 10) Terjemahan:

Saat itu juga Parno dia juga ikut memberikan korek yang dipegang sambil tersenyum, dua anak tadi senang sekali bisa menjaili Jeprik.

Sikap moral yang baik dapat dilihat dalam cerita Golek Manuk Dientup

Tawon, yaitu sikap yang mau mengakui kesalahannya. Tokoh Joko dan Totok

sepasang sahabat yang nekat memanjat pohon dan akhirnya disengat lebah akhirnya mau mengakui kesalahan mereka yang tidak menurut perkataan orang tuanya.

Kutipan Pertama:

Bocah loro mau mung meneng merga ngrumangsani salah. (GMDT, hal 122

commit to user Terjemahan:

Dua anak tadi hanya diam karena merasa salah.

Kutipan Kedua:

“Nggih Bu, kula kalih Joko pancen salah, boten ajeng golek-golek susuh manuk malih,” jawabe Totok makili Joko, sing isih nyekeli sirahe. (GMDT,

hal. 122 paragraf 19) Terjemahan:

“Ya Bu, saya dan Joko memang salah, tidak akan cari-cari sarang burung lagi,” jawab Totok mewakili Joko, yang masih memegangi kepalanya.

Sikap moral yang baik yaitu mau memaafkan dan tetap berbuat baik pada orang yang telah berlaku jail pada teman-temannya ditunjukkan dalam tokoh Nuri dalam cerita Padhang Mbulan. Nuri yang malah menolong Sigit setelah Sigit berbuat jail pada teman-temannya.

Kutipan:

“Wis ya nyang omahku wae mengko tak wenehi taleg ben ora gatel meneh.

(PM, hal. 123 paragraf 33) Terjemahan:

“Sudah ya ke rumahku saja nanti aku kasih bedak biar tidak gatal lagi.

Selain sikap berbuat baik, dalam cerita Padhang Mbulan ini juga terdapat sikap yang mau berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. Seperti yang ditunjukkan pada tokoh Sigit.

Kutipan:

“Iya, aku janji ra arep nakali kowe kabeh, kapok aku yen ngene iki,” wangsulane Sigit. (PM, hal. 123 paragraf 36)

commit to user Terjemahan:

“Iya, aku janji tidak akan berbuat nakal ke kamu semua, kapok aku kalau seperti ini,” jawab Sigit.

Berbuat baik dengan cara memberi dengan ikhlas muncul dalam cerita

Nonton Wayang. Tokoh Supri yang sedang berjualan kacang melihat ada anak

kecil yang menangis karena ingin membeli kacangnya namun neneknya tidak membawa uang, rela dan ikhlas memberikan kacang dagangannya pada anak kecil itu agar tidak menangis lagi. Seperti dalam kutipan-kutipan berikut ini:

Kutipan Pertama

“Nggih pun Mbah, niki jenengan sukake putune, kajenge mboten nangis melih,” kandhane Supri karo ngelungke sak conthong kacange marang simbah mau. (NW, hal. 124 paragraf 23)

Terjemahan:

“Ya sudah Nek, ini nenek berikan ke cucunya, biar tidak menangis lagi,” kata Supri sambil memberikan satu bungkus kacangnya pada nenek tadi.

Kutipan Kedua:

“Mboten napa-napa Mbah naming setunggal mawon, niki tasih kathah,” wangsulane Supri. (NW, hal. 124 paragraf 25)

Terjemahan:

“Tidak apa-apa Nek hanya satu saja, ini masih banyak,” jawab Supri.

Sikap memberi menolong orang lain dengan cara memberikan barang dengan ikhlas juga terdapat dalam cerita Klambi Bakdha. Tokoh Siska dan ibunya yang dengan ikhlas ingin membelikan baju lebaran untuk adiknya Reni yaitu temannya Siska terdapat dalam kutipan-kutipan berikut ini:

commit to user Kutipan Pertama:

“Niki kangge numbaske adhine Reni.” (KB, hal. 125 paragraf 30)

Terjemahan:

“Ini untuk membelikan adiknya Reni.” Kutipan Kedua

“Ooo, ngono ta, yo wis sesuk mulih sekolah menyang toko karo ibu mengko numbaske klambi, adhine Reni.” (KB, hal. 125 paragraf 33)

Terjemahan:

“Ooo, begitu to, ya sudah besuk pulang sekolah ke toko sama ibu nanti belikan baju, adiknya Reni.”

Pelajaran moral berikutnya muncul dari tokoh Ibunya Didik dalam cerita

Mendem Jarak. Tokoh Ibunya Didik memberikan masihat pada Didik karena

telah berbuat gegabah hingga akhirnya dia sakit. Digambarkan dalam kutipan berikut ini:

“Mulane ya Le, liya dina ki yen arep mangan apa-apa aja sembrana, yen durung ngerti tenan mbok rasah dipangan, kaya ra enek woh-wohan liya, coba yen ngene iki piye?” (MJ, hal. 126 paragraf 45)

Terjemahan:

“Makanya ya Nak, lain hari kalau mau makan apa-apa jangan sembarangan, kalau belum tau betul itu jangan dimakan, seperti tidak ada tumbuhan lain, coba kalau seperti ini bagaimana?”

Sikap malu mengakui orang tua tergambar dalam cerita Bapakku Tukang

commit to user

dia merasa malu pada teman-temannya di sekolah sampai-sampai dia menyuruh ayahnya untuk tidak mencari rongsokan di sekitar sekolahnya lagi.

Kutipan:

Awane nalika mulih sekolah Andi ngomong karo bapake yen wiwit dina kuwi bapake yen golek rosokan ora oleh cedhak-cedhak sekolahane amarga dheweke isin yen nganti weruh kanca-kancane. (BTR, hal. 128 paragraf 2)

Terjemahan:

Siangnya ketika pulang sekolah Andi bilang pada ayahnya kalau mulai hari itu ayahnya kalau mencari rongsokan tidak boleh dekat-dekat sekolahannya karena dia malu kalau ketahuan teman-temannya.

Meringankan dan menghormati orang tua juga muncul dalam cerita anak

Kepingin Tuku Sepatu. Tokoh Aku (Ndon) yang berusaha mencari uang dengan

mencari telur semut untuk membeli sepatu baru. Orang tuanya yang sedangtidak punya uang tidak membuatnya putus asa. Dia berusaha sendiri untuk mendapatkan uang tanpa membebani orang tuanya. Terdapat dalam kutipan berikut:

“Aku pengin tuku sepatu Kang, gek Pake karo Make lagi ra duwe dhuwit, yen bisa golek sekilo lak kena dinggo tuku sepatu ta. Yen mung dicokot semut wae aku wani Kang, aku melu ya,” tembungku rada melas. (KTS, hal. 130

paragraf 10) Terjemahan:

“Aku ingin beli sepatu Kak, Bapak dan Ibu sedang tidak punya uang, kalau bisa cari satu kilo kan bisa dipakai beli sepatu kan. Kalau Cuma digigit semut saja aku berani Kak, aku ikut ya,” pintaku agak sedih.

commit to user

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, peneliti memberikan gambaran atau contoh-contoh dari moral yang ada disekitar kita. Ada moral baik dan buruk yang bisa digunakan sebagai acuan pembaca khususnya anak-anak. Agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang baik bisa untuk contoh dan yang buruk sebagai pelajaran agar tidak melakukan hal buruk tersebut.

Dokumen terkait