• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Nilai Pendidikan Religius

Hasil penelitian yang di dapatkan berdasarkan teknik pengupulan data melalui kaji pustaka dengan teknik mencatat?pengodean. Diperoleh data penelitian yaitu ungkapan/pernyataan yang mengandung nilai pendidikan religius. Sumber data penelitian ini bersumber dari kata, kalimat dan

ungkapan/pernyataa yang bermakna nilai pendidikan dalam dua novel yaitu

Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman dan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di cantumkan dalam korpus data penelitian ini, peneliti mendeskripsikan nilai pendidikan religius sebanyak empat data pada novel “Mendayung Impian” karya Reyhan M.Abdrrohman, dan nilai pendidikan religius sebanyak dua puluh tiga data. Dan dapat diperhatikan sebagai berikut:

a. Nilai pendidikan religius novel “Mendayung Impian” Karya Reyhan M. Abdurrohman

Data 1

Vano masih berbaring. Terbelenggu dalam kebingungan. Waktu berjalan sia-sia. Seharusnya, ia sudah bersiap berangkat sekarang. Sudah menapaki jalan hidup yang baru. Melupakan hidup yang dulu untuk sementara waktu. Tapi, mimpi itu membekas di kepalanya.

Jika tidak ada yang menyebut kondisi Mama dalam mimpi itu, mungkin ia sudah pergi. Tapi, ini soal kesehatan Mama. Sosok wanita yang ia cintai.

“Hah!”Vano mengacak-ngacak rambutnya. Kemudian, mengibarkan selimut.“Tuhan , beri aku jalan”.(Halaman 45)

Pada data tersebut menggambarkan bagaimana sikap Vano merasa telah banyak menghabiskan waktu memikirkan gejolak yang ada dalam dirinya, Vano terbebani oleh fikiran sendiri, mengejar cita-cita disisi lain kondisi Mama yang kurang sehat membuatnya mengurungkan sementara niatnya untuk pergi.

Di dalam kondisi terbelenggu Vano memohon petunjuk kepada Pencipta. Vano yakin kepada Pencipta, tidak ada yang akan memberi ketenangan dan keyakinan yang kuat didalam hati selain perolonganNya, sebagai jalan untuk mengatasi berbagai masalah yang hadir dialaminya walau seberat apa pun masalah itu.

Keyakinan Vano tersebut telah membangkitkan rasa percaya dirinya, setiap mahluk akan memproleh pertolongan Sang Pencipta selagi timbul niat utuk memohon. Berdoa, berusaha dan berserah diri padaNya, itulah sifat utama yang dapat mendatangkan pertolonganNya, mampu membebaskan diri dari rasa gelisah, panik, takut, cemas, tertekan berkepanjangan yang dapat mengacaukan jalan fikiran.

Selain itu, Vano selalu berusahan mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta kepadanya seperti data berikut:

Data 2

Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Supadio. Satu per satu penumpang turun dari pesawat.

Saat menjejakkan kaki kebumi, Vano langsung berhenti, menarik nafas panjang, dan menghembusnya. Ia pun mengucapakan syukur kerena telah sampai dengan selamat di pontianak. (Halaman 49)

Data di atas menggambarkan Vano menyukuri atas segala nikmat keselamatan yang diberikan, setelah menempuh perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat akhirnya Vano tiba di Pontianak dengan selamat,

tidak menutup kemungkinan dalam menempuh perjalanan jauh tersebut, apa saja bisa terjadi atas kehendak dan izin Sang Pencipta.

Data 3

Saat berbaring memandang langit-langit kamar ia teringat dengan mimpinya semalam. Tentang Mama dan Papa. Pasti mereka tengah khuatir mencarinya kemana- mana. Ia juga merasa berdosa. Tapi, jika tidak nekad, ia tidak bisa merengkuh cita-citanya. Apalagi Mama. Ia sangat khuatir dengan keadaan Mama. Ia mengutuku diri sendiri.(Halaman 120)

Pada data di atas menggambarkan tentang perilaku Vano yang setiap malam sebelum tidur, dia sering teringat tentang keadaan ibunya yang pasti resah mencari tahu dimana keberadaan Vano sekarang, Vano merasa bimbang keadaan Ibunya dan tentang jalan yang dipilihnya akan mendatangkan dosa besar menjadikan dia anak durhaka karena menentang orang tua.

Setiap malam Vano merenung dosa dan menyalahkan diri sendiri atas perbuatannya kepada orang tuanya, Vano merasa sesungguhnya manusia di wajibkan berbuat baik kepada dua Ibu Bapaknya, ibun mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).

Data 4

“Kamu sudah hebat. Zali. Banggalah dan bersyukurlah dengan apa yang kalian sudah dapatkan.

Setidaknya, kalian berhasil menaklukkan rasa tidakut kalian, kalian berhasil mengalahkan mereka semua.

Anggap saja anak berbaju baru itu lebih beruntung darimu untuk hari ini saja. Tuhan pasti punya rencana dengan apa yang sudah di tidakdirkan,” kata Vano berusaha menghibur.

“Sekarang senyum dong. Angkat piala ini tinggi- tinggi dan ucapkan syukur pada-Nya.” Lestari menambahkan. (Halaman 222)

Pada data tersebut menggambarkan perkataan Lestari, salah seorang guru di SD Mini Penggerak kepada Zali muridnya yang telah mengikuti lomba puisi, Lestari mengajarkan tentang arti rasa syukur, harus ada dalam diri. Lestari seringkali berpesan kepada Zali, apa pun hasil pertandingan tersebut, harus disyusukuri kerena semua itu adalah pemberian Sang Pencipta.

Disamping itu, segala sesuatu itu telah direncanakan dan di tidakdirkan oleh Pencipta adalah cobaan atau kesusahan serta ujian nikmat yang silih berganti datangnya mereka dituntut supaya bersabar dalam menerima kesusahan, bersyukur dalam menerima nikmat. Sama ada ia ujian kesusahan atau ujian nikmati, hati perlu menerimanya dengan betul, iaitu bersabar apabila menerima kesusahan dan bersyukur apabila dikurniakan nikmat lalu menjadikan pembrlajaran terbesar tentang apa yang mereka raih itu adalah yang terbaik dariNya, juara kedua dalam lomba puisi titik awal untuk mewujudkan impian mereka.

b. Nilai religius novel “Ketika Mas Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa

Data 1

“ Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala lama Lagi!”

“ Diajak servei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan besar disana, Dik Manis! Sekalian peneltian skripsi Mas...”

Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah berubah mejadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.

Mas ketemu Kiai hebat di Madura,” Cerita Mas gagah antusias. “ nama kiai Ghufron! Subuhanallah, orangnya sangat bersahaja, sastri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia menjadi benderang!” tambahnya penuh semangat. “ nanti kapan-kapan kesana ya, Git” ( Halaman 4)

Data di atas menggambar sikap Mas Gagah tentang pentingannya ilmu dan kesadaran bagaimana menghargai, mengisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat untuk diri dan orang yang ada disekeliling. Selain itu, menuntut ilmu dunia Mas Gagah sadar tentang pentingnya ilmu akhirat kedua-duanya harus diseimbangkan untuk menjadi bekal di dunia dan akhirat.

Waktu luangnya diisi dengan menyempatkan mempelajari ilmu agama dengan seorang kiai Ghufron, kehidupan dalam keseerhanaan dan merupakan Guru Besar di salah satu pondok pasantren di Madura. Beliau telah mendidik Mas Gagah selama disana menjadi pribadi yang baik dan beriman Allah.

Mas Gagah telah belajar mengampilikasikan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari yang dia pelajari setelah kepulangan pulang dari Madura, Mas Gagah tetap giat dan berusaha mendalami, seperti berikut

Data 2

“ Matikan CD-nya!” ka tidaku sewot.

“ Lho memang kenapa?”

“ Gita kesal bin sebel dengarin CD Mas Gagah! Memangnya orang Arab, Masangnya Kok lagu-lagu Arab gitu!” aku cemberut.

“ Ini nasyid. Bukan sekadar nyanyian Arab tapi Zikir, Gita!”

“Bodo”

“ Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Mas. Boleh dong Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri,” kata Mas Gagah sabar.” Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek, Mama bingung.

Jadinya ya di pasang di kamar.( Halaman 5 ).

Pada data tersebut menggambarkan sikap Mas Gagah tentang keutamaan mendengarkan dan melafalkan zikir serta tujuan zikir, sebagai seorang muslim mendengar dan membaca zikir merupakan upaya pendekatan seorang hamba dengan Rabnya. Dan dengan dzikir seorang hamba akan mendapatkan keutamaan dan kelebihan di sisi Allah.

Disamping itu berdzikir mengingat Allah bahwa hati mereka akan menjadi tenang. Orang-orang yang berdzikir senantiasa selalu berbuat baik dan menjauhi perbuatan maksiat. Perlu diketahui bahwa berdzikir bukan saja mengucapkan tasbih, tahmid dan tahlil. Akan tetapi, melakakukan segala aktifitas dan kegiatan yang mengandung nilai kebaikan dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah swt. Disebabkan karena tidak melakukan perbuatan dosa dan selalu melakukan kebaikan kepada setiap orang, maka konsekuensinya adalah hati mereka menjadi tenang.

Data 3

Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu, berjama’ah di masjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku isseng mengintip di lubang kunci, ia pasti apalagi ngaji atau baca buku Islam, dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramaiku. Ujung-ujungnya, “ayo dong Gita, lebih femini. Kalau kamu pakai rok atau baju panjang, Mas rela deh kasi voucer belanja Mas punya buat beliin kamu rok atau baju panjang muslimah kan harus anggun. Coba Dik Mas manis, ngapain sih rambut ditrondolin gitu!” ( Halaman 6)

Pada data tersebut menggambarkan tentang Gita memaknai sikap Mas Gagah tambah alim seelain itu, Gita menyadari kelakukannya selama ini banyak bertentangan dengan ajaran Islam dan bermaksud belajar serta mendalami tentang ilmu agama untuk memperbaiki kesalahannya dan mulai bertobat dengan berusaha mengikuti perintah Allah dengan menunaikan shalat lima waktu secara berjemaah di masjid .

Selain itu, Mas Gagah berusaha mengajak serta mendidik Gita adiknya dengan ilmu agama agar berperilaku lebih baik, Mas Gagah selalu membujuk Gita barbusana muslim dan menutup auratnya sebagaimana wanita muslimah layaknya.

Data 4

Mas Gagah membawakan sebuah buku dan menyodorkannya padaku.” Nih, baca, Dik!”Kubaca keras- keras. “ Dari ‘Aisyah ra. Demi Allah, Demi Allah, Demi Allah.

Rasululllah Saw tidak pernah berjabat tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhari Muslim!”

Si Mas Tersenyum.

“ Tapi Kiai Anwar mau salaman sama Mama. Haji kari, Haji Toto, Ustadz Ali,” ka tidaku.

“ Bukankah Rasulullah uswatul Hasanah Teladan terbaik?”

kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku.” Biar saja mereka begitu, tetapi Mas Gagah tidak, nggak apa kan? Coba untuk mengerti dan menghargai ya, Dik Manis” (Halaman 8).

Pada data di atas menggambarkan perkataan Mas Gagah kepada adik perempuannya Gita untuk berusaha menyadarkan dengan memberikan bacaan serta pedoman tentang batasan antara mohram, yang selalu menjadikan kebiasaannya.

Disamping itu, Mas Gagah meyakini, sebaik-baik panutan adalah mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah, sebagai panuntun serta menjadikan Hadist dari para sahabat dalam hehidupan bahkan ketika dia berusaha menuntun serta menjelaskan adiknya dengan mencontohi perilaku Rasululllah,Karena teladan yang baik adalah Rasulullah

Data 5

Kini tiap hari Minggu kami ke berbagai masjid, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat tabliq akbar digelar.kadang cuman aku dan Mas Gagah, kadang- kadang bila sedikit kupaksa Mama Papa juga ikut.

“Masa sekali aja nggak bisa, Pa...., tiap minggu rutin ngunjungi relasi ini itu, Kebutuhan rohaninya kapan?”

tegurku.Biasanya Papa hanya pipiku sambil menyahut, “ Iya deh, iya!” ( Halaman 13)

Pada data di atas menggambarkan sikap Gita yang telah menyadari kelakuan dan kebisaan buruk yang dia lakukan sebelumnya seperti selalu bepergian membuang-buang waktu di tempat yang tidak jelas, sekarang Gita lebih memilih berkunjung berbagai masjid, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat tabliq akbar digelar disanalah Gita mendalami agama untuk menambah kecintaanya kepada Allah setiap waktu liburnya seperti kebiasaan yang dilakukan Mas Gagah lakukan di hari liburnya,

Selain itu, Gita mengajak kebersama keluarga untuk menuntut ilmu- ilmu agama serta mendalami kebutuhan rohaninya, Gita sadar anggota keluarga kurang mendalami tentang ajaran agama sebelum Mas gagah datang dari Madura.

Data 6

“Mengapa saya mengenakan jibab?, Alasan pertama kerna berjilbab adalah perintah Allah dalam surah Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31, kedua karena jilbab merupakan identitas utama untuk dikenali sebagai seorang muslimah.

Astri Ivo, seorang artis, justru mulai menggunaan jilbab saat kuliah di Jerman. Saya Alhamdulillah mulai mengenakannya saat kuliah di Amerika.”

“ Wuuuiiiih,” hadirin berdengan berdecak kagum

Alasan ketiga saya mengenakan jilbab, karena denganberjilbab saya merasa lebih aman dari gangguan.

Dengan berjilbab, orang yang akan menyapa saya “ Assalamu’laikum, atau memanggil saya Bu “ Bu Haji yang merupakan do’a. Jadi selain merasa aman, bonusnya adalah

mendapatkan do;a. Hal ini akan berbeda bila muslimah mengenakan pakaian yang’ you can see everything”

Hadirin tertawa. Hmmm.

“Alasan keempat, dengan berjilbab seorang muslimah akan merasa lebih merdeka dalam artian sebenarnya.

Perempuan yang memakai rok mini di dalam angkot misalnya akan merasa resah menutupi bagian-bagian tertentu tubuhnya dengan tas tangan. Nah, kalo saya naik angkot dengan busana muslimah saya bisa duduk seenaknya saya. Ayo, lebih merdeka yang mana?”

Hadirin tertawa lagi.

“ Alasan kelima, denganberjilbab seorang muslimah tidak dinilai dari ukuran fisiknya. tidak akan dilihat kurus, gemuknya kita. Tidak dilihat bagaimana hidung atau betis melainkan kecerDesan, karya dan kebaikan hati kita.”

Aku menunduk, benar juga.

“ Keenam , dengan berjilbab kontrol ada ditangan perempuan, bukan lelaki. Perempuan itu yang erhak menentukan pria yang berhak dan tidak berhak melihatnya”

Hadirin manggut-manggup. Yes!

“ ke tujuh. Dengan berjilbab pada dasarnya wanita telahmelakukan seleksi terhadap calon suaminya. Orang yang tidak memiliki dasar agama yang kuat, akan enggan untuk melamar gadis berjilbab, bukan?

Aku menunduk lebih dalam.

“ Terakhir, jilbab tidak pernah menghalangi muslimah untuk maju dalam kebaikan,” Ujar Mbak Nadia.” O ya berjilbab memanglah bukanlah satu-sayu indikator ke tidakwaan, namun jilbab merupakan realisasi amal dari keimanan seorang muslimah. Jadi lakukanlah semampunya. tidak perlu ada pertanyaan-pertanyaan negatif seperti “ Kalau aku hati dulu yang di jilbabin” Hati kan Urusan Allah, tugas beramal saja dengan iklas.” ( Halaman 17)

Pada data tersebut menggambarkan Mbak Nadia memberikan tujuh manfaat berjilbab di acara Seminar yang diikuti, Mbak Nadia turut menjadi salah satu pemateri di acara tersebut.

Kecintaan Mbak Nadia kepada Allah tergambar dengan melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi segala larangannya degan cara memakai memakai jilbab untuk menutup aurat dan meyakini kuatan imananya akan bertambah selagi dia panuh serta sadar dengan menggunakan jilbab itu sangat dianjurkan. Seperti perintah Allah dalam surah Al Ahzab ayat 59 dan An Nur ayat 31 sebagai berikut:

َذ ﱠنِﮭِﺑﯾِﺑ َﻼ َﺟ ْنِﻣ ﱠنِﮭْﯾَﻠَﻋ َنﯾِﻧْدُﯾ َنﯾِﻧِﻣ ْؤُﻣْﻟا ِءﺎَﺳِﻧ َو َكِﺗﺎَﻧَﺑ َو َكِﺟا َو ْزَ ِﻷ ْلُﻗ ﱡﻲِﺑﱠﻧﻟا ﺎَﮭﱡﯾَأ ﺎَﯾ َكِﻟ ًمﯾِﺣ َر اًروُﻔَﻏ ُ ﱠﷲ َنﺎَﻛ َو َنْﯾَذ ْؤُﯾ َﻼَﻓ َنْﻓ َر ْﻌُﯾ ْنَأ ﻰَﻧ ْدَأ

(Q.S. Al Ahzab: 59)

Hai Nabi, Ka tidakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnyake seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

َرَﮭَظ ﺎَﻣ ﱠﻻِإ ﱠنُﮭَﺗَﻧﯾ ِز َنﯾِدْﺑُﯾ َﻻ َو ﱠنُﮭَﺟوُرُﻓ َنْظَﻔْﺣَﯾ َو ﱠنِھ ِرﺎَﺻْﺑَأ ْنِﻣ َن ْﺿُﺿ ْﻐَﯾ ِتﺎَﻧِﻣ ْؤُﻣْﻠِﻟ ْلُﻗ َو َن ْﺑ ِر ْﺿَﯾْﻟ َو ﺎَﮭْﻧِﻣ

ْوَأ ﱠنِﮭِﺋﺎَﺑآ ْوَأ ﱠنِﮭِﺗَﻟوُﻌُﺑِﻟ ﱠﻻِإ ﱠنُﮭَﺗَﻧﯾ ِز َنﯾِدْﺑُﯾ َﻻ َو ﱠنِﮭِﺑوُﯾُﺟ ﻰَﻠَﻋ ﱠنِھ ِرُﻣُﺧِﺑ ﱠنِﮭِﺗَﻟو ُﻌُﺑ ِءﺎَﻧْﺑَأ ْوَأ ﱠنِﮭِﺋﺎَﻧْﺑَأ ْوَأ ﱠنِﮭِﺗَﻟوُﻌُﺑ ِءﺎَﺑآ

َأ ﱠنُﮭُﻧﺎَﻣْﯾَأ ْتَﻛَﻠَﻣ ﺎَﻣ ْوَأ ﱠنِﮭِﺋﺎَﺳِﻧ ْوَأ ﱠنِﮭِﺗا َو َﺧَأ ﻲِﻧَﺑ ْوَأ ﱠنِﮭِﻧا َو ْﺧِإ ﻲِﻧَﺑ ْوَأ ﱠنِﮭِﻧا َو ْﺧِإ ْوَأ ِﺔَﺑ ْرِ ْﻹا ﻲِﻟوُأ ِرْﯾَﻏ َنﯾِﻌِﺑﺎﱠﺗﻟا ِو

ِلﺎ َﺟ ﱢرﻟا َنِﻣ َنﯾِﻔ ْﺧُﯾ ﺎَﻣ َمَﻠ ْﻌُﯾِﻟ ﱠنِﮭِﻠُﺟ ْرَﺄِﺑ َنْﺑِر ْﺿَﯾ َﻻ َو ِءﺎَﺳﱢﻧﻟا ِتاَر ْوَﻋ ﻰَﻠَﻋ اوُرَﮭ ْظَﯾ ْمَﻟ َنﯾِذﱠﻟا ِلْﻔﱢطﻟا ِوَأ

ﱠنِﮭِﺗَﻧﯾ ِز ْنِﻣ

نو ُﺣِﻠْﻔُﺗ ْمُﻛﱠﻠَﻌَﻟ َنوُﻧِﻣ ْؤُﻣْﻟا َﮫﱡﯾَأ ﺎًﻌﯾِﻣ َﺟ ِ ﱠﷲ ﻰَﻟِإ اوُﺑوُﺗ َو (Q.S. An Nur: 31)

“Ka tidakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara- saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki

mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

Ayat di atas menggambarkan kewajiban menutup aurat atau berhijab, Bagi kaum wanita, sejak mulai kecil sehinnga dewasa diwajibkan menutup seluruh anggota badannya. Seorang wanita yang menutup auratnya dengan rapat, menjadikan orang lain segan berniat melakukan kejahatan kepadanya.

Sebaliknya apabila wanita tidak menutup auratnya akan mendorong orang lain berbuat jahat kepadanya.

Di samping itu, Mbak Nadia memberikan gambaran tentang keutaman menutupi aurat dengan jilbab, dia percaya bahwa Allah akan mencintai ummat apabila ummat tersebut mencintainya pula dengan mengikuti segala perintah dan menjauhi laranganNya. Mbak Nadia memaparkan beberapa alasan rasional kepada orang yang menghadiri seminar agam tersebut dan secra tidak langsung memberi pendidikan entang tujuan mengenakan jilbab di mata Allah serta manfaat yang diperoleh antara lain sering didoakan, merasakan kemerdekaan seutuhnya, tidak menimbulkan fitnah dan hijab juga tidak menjadi penghalang dalam beraktifitas, jadi tidak ada alasan untuk seseorang mengenakan jilbab.

Data 7

Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit.

Sekitar ruang ICU mulai sepi. Tinggal kami, seorang bapak separuh baya yang menunggu anaknya juga dalam keadaan kondisi kritis, Tika dan Mbak Nadia, serta beberapa sahabat teman Mas Gagah, Bang Ucok, Bang Urip dan Kang Atep.

Aku sedikit lebih tenang, berzikir dan terus berdoa, di bimbing Mbak Nadia. Ya, Allah, selamatkan Mas Gagah, Gita, mama dan Papa butuh Mas Gagah, ummat juga.” ( Halaman 26)

Pada data di atas menggambarkan tentang kepetingan dzikir. Sikap Gita yang lebih tenang dengan musibah yang terjadi kepada Mas Gagah di daerah Bogor ketika dalam perjalanan pulang dari ceramah di salah satu masjid daerah di Bogor kemarin, peristiwa tersebut terjadi tepat di hari ulang tahun Gita yang ke tujuh belas.

Perasaan Gita mulai tenang setelah berzikir, mengingat Allah adalah cara terbaik membawa hati menjadi tenang. Selain itu, jika melakukan amalan zikir setiap saat akan menambah keimanan dengan menyebut namanya setiap saat. Ketika Kondisi psikologis Gita memburuk oleh Mbak Nadia yang menuntunya agar berzikir dan memanjatkan doa keselamatan kepada Allah.

Disamping itu,sahabat dekat Mas Gagah Bang Ucok, Bang Urip dan Kang Atep. Datang untuk menenangkan Gita yang tidak henti meneteskan air mata, Mbak Nadia percaya hanya Allah yang mampu menyelamatkan

nyawa Mas Gagah yang dalam keadaan kritis tidak sadarkan diri selama tiga hari.

Demikian pula keparcayaan Mbak Nadia kepada Allah. Detik-detik hembusan nafas Mas Gagah. Dia menenagkan Gita dan menyerahkan segalanya kepada Allah seperti berkut.

Data 8

Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. “ sebut nama Allah banyak-banyak, Mas,” ka tidaku sambil megenggam tangannya aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginkan Mas Gagah terus hidup. Tapi sebagai insan beriman, seperti yang di ka tidakan Mbak Nadia, au pasrah dengan ketentuan Allah. Allah tentu lebih tau apa yang terbaik bagi Mas Gagah.

“ Laa....ilaaha...illa..llah..., muham...mad... Ra....sul..Al....lah...”

Suara Mas Gagah pelan, tapi tidak terlalu pelan bagi kami dengar Mas gagah telah kembali pada Allah. Tenang sekali, seulas senyum menghiasi wajahnya.

Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat. Mama Papa juga. Isak kau bersahutan walau kami rela dia pergi.

Selamat jalan Mas Gagah! (Halaman 28)

Pada data 8 di atas memberikan gambaran bahwa setiap mahkluk yang bernyawa pasti akan menghadapi kematian dan itu salah satu tidakdir yang harus diyakini oleh setiap umat manusia yang ada di muka bumi ini, dan setiap yang disayangi akan kembali kepada yang mencip tidakan yakni Allah swt. Akhiratlah tempat tinggal manusia yang kekal abadi.

Dunia ni adalah tempat persinggahan sementara. disinilah manusia sentiasa meyakini dengan hati bahwa segala sesuatu yang di dunia ini milik Allah swt. Manusia sebagai makhluk sempurna yang berfikir dewasa hendaklah sentiasa mendekatkan diri kepada Allah, meyakini segala tanda- tanda kebesaran Allah swt.

Data 9

Buat adikku manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah, Dan jadilah muslimah sejati,

Yang selau mengedepankan nurani, Agar Allah selalu besertamu.

Ingat Islam itu indah...

Islam itu cinta..

Kalau kau tidak setuju pada kebaikan, Yang belum kau pahami,

Kau selalu bisa menghargainya Sun Sayang,

Mas Ikhwan, eh Mas Gagah! ( Halaman 29)

Pada data tersebut tentang kecintaan Mas Gagah, kesayakinan tentang Islam melaluin puisi untuk Gita adik permpuannya. Pesan yang tertulis, agar Gita selalu menjadi wanita muslimah, mematuhi perintah Allah dan menjauhi segala larangannya karena sesungguhnya Allah akan selalu menyanyangi hamba sentiasa dekat diri beriman kepadanya.

Selain itu, Mas Gagah berpesan kepada adiknya melalui ucapan ulang tahun Gita sebelum meninggal agar mencintai Islam karena agama Islam agama yang sempurna, dengan agama Islam inilah Allah menutup agama-

Dokumen terkait