• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Pendidikan yang Terdapat dalam Novel 5Cm Karya Donny Dhirgantoro

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Nilai Pendidikan yang Terdapat dalam Novel 5Cm Karya Donny Dhirgantoro

a. Nilai Pendidikan Sosial

Manusia dikodratkan untuk lahir sebagai makhluk sosial, yakni makhluk yang membutuhkan satu sama lain. Saling membantu, saling memahami, saling menghargai, bahkan saling mencintai. Seorang manusia tidak dapat hidup seorang diri, karena berbagai peran yang ada di dalam dunia ini tidak dapat ia lakonkan sendiri, maka hadirlah sebuah nilai sosial. Nilai sosial mengacu pada hubungan individu dengan individu lain dalam masyarakat. Sebuah kunci yang harus selalu di pegang oleh masyarakat yang bercorak dan beragam seperti masyarakat Indonesia adalah pengendalian diri.

Nilai sosial dalam masyarakat menghadirkan sebuah pendidikan yang patut dicermati. Generasi mendatang harus lebih memperhatikan pendidikan sosial dalam menghadapi beragam dan bercoraknya masyarakat Indonesia. Pendidikan sosial yang ditanamkan secara baik dapat menghindari sikap individualisme yang merebak pada masyarakat perkotaan. Pendidikan sosial yang kurang sering kali

commit to user

menimbulkan kesalah pahaman dalam berhubungan di masyarakat. Kesalah pahaman yang terjadi merupakan imbas dari keadaan keluarga yang tertutup hubungannya dengan masyarakat sekitar.

Menghindari kesalahpahaman dalam berhubungan di masyarakat dapat dilakukan dengan menciptakan suasana keluarga yang cukup terbuka pada hal-hal yang wajar kepada masyarakat. Misalnya saja ketika keluarga mendapatkan sebuah rezeki yang patut untuk disyukuri bersama, maka alangkah lebih baiknya mengadakan syukuran kecil-kecilan dengan mengundang tetangga sekitar. Ketika seseorang membutuhkan sesuatu yang tidak bisa dilakukan sendiri pun lebih baik minta bantuan tetangga atau teman, dengan kata-kata yang baik dan sopan agar maksud baik yang kita ajukan dapat tersampaikan dengan baik pula.

Tujuan pendidikan sosial dalam karya sastra adalah membentuk manusia yang mempunyai kesadaran sosial, sikap sosial, dan kemampuan sosial. Interaksi sosial tokoh-tokoh dalam novel 5Cm ini memiliki beragam hubungan yang saling berkaitan. Interaksi antartokoh yang terjalin baik ini sering kali berguna untuk mengingatkan mereka tentang cara untuk bersikap dan menjadi diri sendiri.

... Ian yang dulu kadang-kadang cuma ikutan nimbrung nongkrong bukanlah Ian yang sekarang. Ian yang dulu adalah Ian yang nggak pede sama dirinya sendiri, yang selalu mencoba jadi orang lain, yang memandang orang lain selalu lebih hebat dibanding dirinya. Ian yang dulu, dalam tongkrongan cuma jadi penambah yang banyak omong, bisanya cuma nambahin omongan teman-temannya. Ian yang kayaknya tahu apa aja, tapi sebenarnya cuma bisa ikut-ikutan Genta, ikut-ikutan Arial, ikut-ikutan Zafran, dan ikut-ikutan Riani. (5Cm:38)

Ian memang awalnya memiliki hubungan sosial yang kurang baik kepada teman-temannya. Ian belum menemukan jati dirinya sendiri dalam berhubungan dengan sahabat-sahabatnya, sehingga sering kali Ian hanya menjadi benalu dalam persahabatan mereka berlima. Akan tetapi, Ian memiliki sahabat-sahabat yang memang benar-benar menyayanginya. Setelah Ian menyadari kesalahannya, dan meminta maaf, sahabat-sahabatnya mau mengerti dan memaafkan semua kesalahan

commit to user

Ian, karena mereka sadar, dari semua itu, mereka belajar menjadi lebih baik.

Saling mengerti adalah sebuah kewajiban dalam bersahabat, begitu pula dalam persahabatan mereka. Keempat laki-laki dalam persahabatan ini sangat mengerti keadaan sahabat wanita mereka satu-satunya, sebagai makhluk yang lebih lemah, wajib dilindungi dan dimengerti. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

”Nggak-lah, ini nggak segampang itu,” Genta mencoba menengahi dan memberi tatapan yang udah biasa buat Ian yang berjudul ’makanya jangan debat Riani’ kalau soal gender superiority. Dia suka sensitif sendiri. Tapi nggak seperti biasanya Riani jadi super sensitif kayak gini, suaranya agak keras dan kepalanya jadi agak tinggi, Genta menggumam dalam hati.

Genta pun memberi tatapan kepada ketiga teman cowoknya yang berjudul ’tanggal berapa sekarang’. Makanya, semuanya langsung ngliat ke HP masing-masing dan sadar kalau sudah pertengahan bulan—tanggal- tanggalnya Riani mendapat nikmat dari Tuhan sebagai seorang wanita normal. Keempat cowok itu ketawa sendiri dan geleng-geleng.(5Cm:59)

Hubungan sosial yang baik dan patut dicontoh tidak hanya terdapat antarsahabat. Para tokoh utama dalam novel ini juga berusaha bersosialisasi dengan baik kepada orang lain di luar persahabatan mereka. Salah satu contoh kesadaran bersosialisasi antara tokoh-tokoh novel ini dengan tokoh lain antara lain dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

Dinda langsung jongkok di depan si Mbok lalu mengulurkan selembar lima puluh ribuan yang dilipat rapi. Dinda mengenggam tangan si Mbok.

”Mbok ini aku kasih lebih ya, buat mbok. Tapi besok pagi Mbok janji nggak usah ke pasar minta kardus, Mbok tidur aja di rumah. Janji ya, Mbok!” kata Dinda pelan.(5Cm:176)

Perlahan tapi pasti, kereta mulai berjalan meninggalkan Stasiun Lempuyangan. Suara peluit dari stasiun dan doa si mbok masih mengisi telinga mereka berempat. Riani melihat keluar jendela kereta, matanya terkejut, dadanya sesak. Di sepanjang Stasiun Lempuyangan dilihatnya banyak sekali sosok perempuan tua seperti si mbok penjual nasi tadi. Di antara lambatnya kereta, mata Riani memperhatikan muka lelah mereka satu per satu, membayangkan nasib mereka yang mungkin nggak jauh berbeda dengan si

commit to user

Mbok. Matanya terpejam, hatinya nggak kuat lagi, pemandangan di luar seperti memasuki hatinya, tenggorokannya seperti menelan sesuatu yang tidak enak, yang disangkal hatinya.(5Cm:176)

Pada kedua kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Dinda dan Riani menjalin sebuah sosialisasi yang lebih mendalam karena prihatin dengan keadaan si Mbok yang sudah tua. Keadaan ekonomi yang sulit membuat si Mbok harus bekerja siang dan malam, siang hari menjadi pengais kardus di pasar dan malam hari menjadi penjual nasi di stasiun. Kondisi warga yang bertaraf menengah ke bawah memang sangat memprihatinkan, mereka bekerja siang dan malam hanya untuk hidup hari itu saja, apabila sakit, maka tidak ada yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, tokoh-tokoh dalam novel ini sangat prihatin dengan keadaan perekonomian yang demikian.

Hubungan sosial lain yang dapat dilihat adalah hubungan baik yang terjalin antara Ian dan dosen pembimbing skripsinya. Dosen pembimbing skripsi Ian sangat membantu Ian dalam pembuatan skripsinya. Dosennya yang menyalakan api semangat dalam diri Ian, sehingga Ian dapat segera lulus kuliah. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.

”Yes!” Ian bersorak gembira ketika nama dan hasil sidangnya diumumkan. Saat itu juga Ian melesat cepat sekali ke ruangan dosennya. Bayangan teman- temannya yang sedang tersenyum kepadanya ikut berkejaran, berlarian. Ian langsung memeluk dosennya sambil menahan cekat di tenggorokannya dan mata yang hampir berair. Ian berkata lembut, ”Saya... nggak... akan... pernah... lupa... jasa... Bapak... nggak akan pernah.” (5Cm:133)

Berdasar kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Ian sangat berterima kasih kepada dosennya yang telah membantu kelancaran skripsinya. Kegigihan Ian dan kesabaran serta bimbingan dari dosennya membuat hasil yang sangat memuaskan bagi Ian. Ian lulus dengan hasil yang memuaskan.

Hubungan sosial antartokoh dengan orang tua mereka juga terdapat dalam novel ini, rasa kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anak mereka membuat persahabatan mereka ini seolah-olah sebuah keluarga besar. Rasa kasih

commit to user

sayang ini tidak hanya tertuju kepada anak-anak mereka masing-masing, tetapi juga kepada sahabat anak-anak mereka. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut.

Untung aja mamanya Arial baik banget makanya mereka pada suka, biarpun stok makanannya sering dihabisin, biarpun kucingnya waktu itu disiram sama Genta, biarpun remote TV-nya pernah diilangin sama Zafran, biarpun buku masaknya ”distempel hak milik” sama Riani alias udah dua tahun nggak dibalikin.(5Cm:20-21)

Berhubungan sosial adalah kebutuhan mutlak bagi manusia. Kodrat manusia adalah makhluk monodualisme yang memiliki sifat makhluk individu dan sosial. Dalam banyak hal, individu memerlukan keberadaan orang lain untuk saling memberi penilaian, membantu, mendukung dan bekerja sama dalam menghadapi tantangan kehidupan.

b. Nilai Pendidikan Moral

Nilai moral pada umumnya merupakan nilai kepatutan dalam pergaulan di masyarakat. Dalam nilai moral, terjalin erat unsur nilai agama dan nilai sosial. Nilai moral terdiri dari unsur moral sosial, moral agama, moral susila dan moral lain yang harus dipertimbangkan. Nilai moral tidak hanya ditemui ketika berhubungan dengan masyarakat, tetapi setiap seseorang berbuat sesuatu dapat dihubungkan dengan nilai moral.

Pengarang sebuah novel dapat memasukkan nilai moral melalui amanah atau inti cerita. Pandangan-pandangan hidup yang bermanfaat dapat menjadi nilai moral tersendiri yang direfleksikan oleh pengarang. Oleh karena setiap karya memiliki tujuan tertentu, maka pengarang bisa memasukkan nilai-nilai moral sebagai impuls yang baik bagi pembacanya.

Pesan moral utama yang ingin disampaikan oleh Donny adalah mimpi. Sebagai manusia, sesorang harus memiliki mimpi karena dengan percaya pada mimpi, kita masih memiliki sebuah tujuan hidup. Pesan moral ini disampaikan

commit to user

dalam kisah persahabatan antara lima anak muda yang masih mencari jalan terbaik mereka menuju mimpi-mimpinya. Dalam kebersamaan persahabatan mereka tersebut, mereka mengalami berbagai pengalaman yang membuat mereka semakin berpikir positif.

Dulu Ian belum mengerti itu. Akhirnya Ian jadi orang yang suka apa yang orang lain suka, bukan dirinya sendiri yang bilang suka. Hingga suatu saat akhirnya mereka berempat mulai melihat kalau ternyata bukan soal selera saja Ian mulai labil dan bingung sendiri, tapi juga bingung gimana menjadi seorang Ian. Ian pun mulai nggak ikutan nongkrong lagi, nggak ikutan jalan lagi. Mereka berempat semuanya kangen Ian yang lucu, yang kadang-kadang bego sendiri.(5Cm:39)

Berdasar kutipan di atas, mereka mendapatkan sebuah pengalaman besar dari salah satu teman mereka yaitu Ian. Ian yang belum menemukan jati dirinya masih terlalu naif dan belum dapat mengambil sikap dalam kesehariannya. Sebagai teman yang baik, mereka mau membantu Ian menemukan jati dirinya. Mereka menegur secara halus, agar tidak melukai hati Ian. Hingga Ian sadar dan meminta maaf, dengan hati terbuka mereka memaafkan Ian.

Berdasar kutipan tersebut juga berisi tentang pesan moral yang baik agar kita tidak menjadi manusia yang suka meniru orang lain. Semua manusia memiliki ciri khas dan kesenangannya sendiri, hal itu merupakan jati diri yang membedakan kita dari orang lain.

Ian terdiam... matanya menatap ke dosennya penuh arti. Sekilas bayang- bayang perjuangannya yang bisa bikin stres dan jumpalitan selama dua bulan ini lewat di matanya. Omongan Pak Sukonto Legowo seperti kelembutan yang mengalir mengisi hatinya. Dosennya benar, nggak ada yang namanya hoki, tapi kerja keras dengan hati yang nggak kenal nyerah, teguh, dan, tulus. (5Cm:134)

Kutipan di atas mencerminkan bahwa persahabatan tidak hanya tercipta dari teman seumur saja. Persahabatan yang baik juga dapat tercipta dari mahasiswa dan dosennya. Saling membantu dan saling menasehati demi kebaikan merupakan

commit to user

suatu keharusan antarumat manusia. Dosen yang membantu Ian juga memberikan nasihat yang sangat bermanfaat untuk Ian.

Sahabat juga dapat menjadi teladan baik yang dapat diikuti oleh sahabatnya yang lain. Persahabatan dapat mempertemukan manusia-manusia yang memiliki sifat dan sikap yang berbeda, sehingga dari persahabatan itu semua sikap dan sifat yang baik dan buruk bertemu. Manusia yang cermat akan mencari sifat dan sikap yang baik dan direfleksikan dalam dirinya. Hal itu juga ada dalam persahabatan di novel ini.

Zafran serasa ditampar keras sekali hari itu, hatinya seperti ditusuk, kayaknya dari kemarin gue belum pernah ngasih sedikit pun kalo ada pengemis. Gue cuma bisa ngomong bagus tentang derita, tapi nggak pernah bertindak, sedangkan Arial yang nggak pernah ngomong selalu ngasih. Parah banget sih gue, parah banget gue!(5Cm:192)

Kutipan di atas berisi pesan moral yang baik. Alangkah sebaiknya seseorang lebih mengutamakan tindakan dari pada hanya berpendapat tanpa ada realisasinya. Zafran yang menyadari sikap dermawan Arial, mencerminkannya di dalam dirinya. Zafran pun berjanji tidak hanya berbicara, tetapi akan bertindak nyata.

c. Nilai Pendidikan Religius

Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai penciptanya. Nilai religius mencerminkan kewajiban umat yang beragama untuk melakukan hal yang diperintahkan agamanya dan menjauhi larangannya.

Mempercayai ajaran agama dan keyakinan yang dianut dalam agamanya merupakan wujud nyata ketakwaan seorang manusia. Mensyukuri dan menjaga segala ciptaan Tuhan merupakan salah satu tindakan nyata sebagai salah seorang makhluk yang beragama.

commit to user

ke Mahameru, tapi kalo nglihat puncaknya begitu, gue masih merinding.” “Fiuh... wahh... Subhanallah... Allah Mahabesar.”(5Cm:215)

Kutipan di atas menandakan betapa besar kuasa Tuhan sang Pencipta. Manusia yang percaya pasti akan terkesima dan bersyukur telah melihat salah satu ciptaanNya. Keindahan Gunung Mahameru yang mereka daki semakin memperkuat keyakinan mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Angin malam tiba-tiba berembus agak keras, membuat rambut gondrong Deniek beriap terbang. Deniek dan keempat temannya menunduk dan berdoa. “Yo wiss, kita duluan.” Deniek dan teman-temannya menyalami mereka. Ian memberikan pelukan laki-laki.

“Sampai jumpa di puncak.” Ian menepuk punggung Deniek.

“Di sini... kita... nggak... akan... pernah... tau,” desis Deniek pelan.(5Cm:221)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia wajib berdoa dan meminta restu-Nya. Berdoa sebelum memulai sesuatu merupakan sebuah permohonan kepada Tuhan agar diberi kelancaran dan keselamatan. Akan tetapi, kuasa Tuhan yang tidak terbatas kadang menakdirkan hal lain yang akan terjadi. Oleh sebab itu, memohon perlindungan-Nya merupakan sebuah kewajiban umat beragama.

“Nabi Muhammad SAW pernah bilang, kalo kamu punya unta, serahkanlah unta itu pada Allah. Tapi jangan lupa, unta itu juga harus diikat. “Intinya, jangan pernah menyerah sama keadaan, harus ada usaha,” Genta coba memperjelas.(5Cm:269)

Kutipan di atas melengkapi kutipan sebelumnya, yaitu selain berdoa, kita wajib berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang akan kita raih. Memiliki niat dan tekad kuat dibantu dengan doa dan usaha yang tak kenal lelah membuat tujuan yang akan diraih menjadi lebih mungkin untuk diraih.

d. Nilai Pendidikan Estetika

commit to user

ditampilkan oleh sebuah karya sastra kepada pembacanya memberikan kesan yang lebih mendalam bagi setiap pembacanya. Keindahan yang ditampilkan dapat berupa keindahan dalam pemilihan kata-kata. Dengan keindahan atau estetik suatu cerita dapat menimbulkan keindahan yang dapat menggetarkan sukma seseorang sehingga ada rasa kesenangan atau kebencian terhadap suatu hal.

Keindahan dapat ditemui dalam karya sastra sebagai salah satu hasil karya manusia. Pandangan kebudayaan refleksi karya manusia itu pada hakikatnya bertujuan untuk memungkinkan hidup dan memberikan suatu kedudukan yang penuh hormat dalam masyarakat. Oleh karena itu, manusia harus menghasilkan karya yang lebih banyak dan lebih baik agar dapat dihormati oleh masyarakat.

Keterkaitan antara karya sastra dengan manusia sedemikian erat sebab karya sastra merupakan salah satu hasil budidaya pikir manusia berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi pengarang tentang kehidupan manusia. Hal ini memberikan petunjuk bahwa karya sastra lahir bukan tanpa tujuan dan tanpa makna. Akan tetapi, karya sastra memberi wawasan tentang hidup manusia dan segala sesuatunya kepada pembaca. Sebuah karya sastra memperbincangkan masalah kehidupan manusia, yakni menggambarkan tentang kehidupan yang dapat berupa cinta, kasih sayang, penghargaan, martabat, kewajiban, kebencian, dan pengkhianatan, dan lain-lain yang meliputi masalah hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan makhluk lain, dan hubungan manusia dengan pencipta.

Nilai estetika dapat ditampilkan melalui berbagai macam cara. Kekuatan cerita, pemilihan kata-kata maupun penggunaan majas-majas yang tepat. Penulis dapat menyalurkan setiap nilai keindahan yang ingin disajikannya pada pembaca melalui karya yang dibuatnya. Nilai yang mengiringi amanah dari penulis dapat menimbulkan ketertarikan para pembacanya.

Novel 5Cm juga menampilkan nilai-nilai keindahan yang dapat menarik minat pembacanya. Nilai keindahan yang ditampilkan melalui berbagai cara, selain kekuatan dan keindahan ceritanya, juga melalui kata dan majas yang menarik.

commit to user

Pengarang memiliki cara yang unik untuk menampilkan cerita kepada pembaca. Pengarang menampilkan penceritaan secara ringan dan mudah dicerna oleh pembaca. Pengarang juga menggunakan sinonim-sinonim yang menambah nilai estetika dalam penceritaannya.

Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-daun taman kampus, kepada gedung kampus, juga kepada buku yang di bawa sang dosen, betapa selama ini sang dosen telah menjadikan seorang bisa berjalan dalam dunia ilmu ke tingakt selanjutnya, membuatkan anak tangga pengetahuan ke setiap anak manusia yang dibimbingnya...(5Cm:135)

Kutipan di atas menggambarkan teknik penulisan sinonim yang digunakan pengarang. Matahari yang menyinari daun-daun taman kampus, gedung kampus juga buku yang dibawa oleh sang dosen disinonimkan dengan ‘bercerita’.