• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Sila 3 Pasal 25A, Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5), dan pasal lain

Dalam dokumen BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM (Halaman 117-129)

Amerika Serikat

3. Nilai Sila 3 Pasal 25A, Pasal 27 ayat (3), Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5), dan pasal lain

4. Nilai Sila 4 Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 7, Pasal 19, Pasal 22C, Pasal 22E, dan pasal lain

5. Nilai Sila 5 Pasal 23, Pasal 28H, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, dan pasal lainnya.

5 . Imp lem entasi Pancasila dalam Perum u san Kebijakan

Berdasar kan uraian tersebut , diket ahu i b ahw a konsep im plem entasi Pan casila dalam per um usan kebijakan pada berbagai b idang kehidupan n eg ar a. Sud ah barang tentu ko nsep- konsep yang d iuraikan berikut ini bukan m erupakan konsep yang m utlak, m elainkan m erupakan konsep d asar sebagai bahan diskusi.

Bidang Po litik

Pernahkah An da lihat rapat Rukun Warga d i tem p at ting gal An da? Ap a yang biasanya terjadi dalam rap at tersebu t? Pasti Anda m elihat sekum p ulan orang atau beber ap a orang yang berkum pul dan m em bicarakan m asalah yang dihadapi daerahnya dengan m usyawar ah. Sep er ti itulah im plem entasi Pan casila dalam perum u san kebijakan po lit ik t erjadi d i lingkungan temp at tingg al. Mer eka m er um uskan keb ijakan bukan deng an su ara terbanyak,

1 03

m elainkan saling m em beri dan saling m enerim a argum en d ar i peserta m usyawarah. Dengan dem ikian, kep en tingan m asyarakat secara keseluruh an akan lebih diutam akan d alam keb ijakan yang dir um uskan.

Imp lem entasi Pancasila dalam perum u san keb ijakan pad a bidang po lit ik dapat ditr an sform asikan m elalui sistem po lit ik yan g bertum pu kepada asas kedaulatan rakyat berd asarkan konst itusi, m engacu pad a Pasal 1 ayat (2) UUD 1 94 5. Imp lem entasi asas kedaulatan r akyat dalam sistem po lit ik Indonesia, baik pada sektor supr ast rukt ur m aupun infr ast ruktur politik, dibatasi o leh konstitusi. Hal in ilah yan g m enjad i hakikat dari konstitusionalism e, yan g m enem patkan wewenang sem ua kom p onen d alam sistem po lit ik d iat ur d an dibatasi oleh UUD, den gan m aksu d agar tidak t er jad i p enyalahg unaan kekuasaan o leh siapap un. Den gan dem ikian , pejabat pu blik akan terhindar dari perilaku sewenang - wenang dalam m eru mu skan dan m engim plem entasikan kebijakan p ublik, dan sektor m asyarakat pun akan terhin dar dari perbu atan anar kis dalam m em perju an gkan h aknya.

Beberapa konsep dasar im plem entasi nilai- nilai Pancasila dalam bidang politik, dapat dikem ukakan seb agai ber iku t :

1 ) Sektor Suprastru ktur Politik

Adap un yang dim aksud suprastru ktur p olitik adalah semu a lem baga- lemb ag a pem erintahan, seperti leg islatif, eksekutif, yudikatif, dan lem baga pem erint ah lainnya baik di pusat m au pun di daer ah . Sem ua lem baga pem erint ah m enjalankan t ugas d an f ungsinya sesuai batas kewen ang an yang ditentukan dalam UUD dan peratu ran per undang- undang an lainnya. Lem bag a- lemb aga pem erintah t er seb ut berf ungsi m em form u lasik an, m engim p lem entasikan , dan m engevalu asi kebijakan pub lik dalam batas kewenangan m asing- m asing. Keb ijakan pub lik tersebut harus m engakom odasi in put atau aspirasi m asyarakat (m elalui inf rastruktur po lit ik) sesu ai m ekanism e atau pr osedur yang telah dit en tukan dalam p er aturan per undang- und ang an . Dalam m enentukan substansi, prosedu r form ulasi, d an im p lem entasi kebijakan publik, sem ua lemb aga pem erintah harus ber tum pu pada n ilai- nilai Pancasila sebagai dasar negara. Di sam p ing sub stan si, kebijakan p ublik t er sebut har us m erupakan terjem ah an at au m en gar tikulasikan kepentin gan m asyarakat, pem erintah juga harus m elind ungi, m em ajukan, m enegakkan, dan m em enuh i hak asasi sesu ai dengan ketentuan dalam Pasal 2 8 I ayat (4 ) UUD 19 45 .

1 04 2 ) Sektor Masyarakat

Pad a uraian terdahulu, telah dikem ukakan b ah wa yan g dim aksud d en gan infr astr ukt ur p olitik, yaitu lem baga- lemb ag a sosial polit ik, seperti oganisasi kem asyarakatan, part ai politik, dan m ed ia m assa. Dalam sist em politik, infr astr ukt ur po lit ik ter seb ut berfun gsi m em berikan m asuka n kep ad a supr astr ukt ur politik d alam meng hasilkan kebijakan publik yang m enyangkut kep en tingan u mu m . Fu ngsi m em b er ikan m asukan t er seb ut mend oron g infr astr ukt ur b er peran seb agai in t erest gr oup dan/atau pr essur e gr oup. Dapat dibayan gkan apab ila dalam p roses tersebut t idak ada atur an m ain, m aka akan tim bul ch aos atau kekacauan d i m asyarakat. Dalam kondisi seperti itulah, diper lukan kaidah penu ntun yan g sesuai dengan nilai- nilai Pan casila agar dalam pro ses tersebut tetap terjaga sem angat kekeluargaan dan kego tongr oyo ngan. Nilai- nilai Pancasila akan m enu ntun m asyarakat ke pusat inti kesadar an akan pentin gnya harm o ni dalam kontin um antar a sad ar terhadap hak asasinya di satu sisi d an kesad aran t er hadap kewajiban asasinya di sisi lain sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 2 8 J ayat (1) dan ayat (2 ) UUD 1 94 5. Indikato r bahwa seseorang ber tindak d alam ko rido r nilai- nilai Pancasila sebagai d asar negara ad alah sejauh per ilakunya tidak bertent ang an deng an konstitusi dan per at uran p er undang- undang an lainnya.

Anda dipersilakan untuk mencari informasi dari berbagai sumber tentang kebijakan-kebijakan politik yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang ada di daerah Anda, apakah kebijakan politik tersebut telah sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Anda diminta untuk mendiskusikan dengan teman sekelompok mengapa hal tersebut terjadi, kemudian membuat kesimpulannya dan menyerahkan kepada dosen.

Bidang Eko nom i

Apakah Anda m asih m elihat ko perasi di d aerah sekitar t em pat tinggal Anda? Apakah koperasi seb agai badan usaha m asih berfungsi untu k meningkatkan kesejahteraan rakyat? Apakah Anda tert ar ik un tuk m en dirikan atau m asuk m enjadi anggo ta koperasi? Mem an g bentu k badan usaha d alam sistem eko nom i nasion al bukan hanya koperasi, m elainkan juga ada bentuk bad an usaha m ilik p er seorangan at au swasta, dan bad an u saha m ilik negara. Ket iga bentuk badan u sah a tersebu t d iakui keber adaannya bahkan m enem pati po sisi yang sam a pentin gnya dalam m eningkatkan ekonom i nasion al dan m eningkat kan kesejah teraan r akyat. Nam u n, bentu k bad an usaha kop er asi

1 05 terkesan m en dap at p er hatian

yang lebih b esar b er dasar kan Pasal 3 3 ayat (1 ) UUD 1 94 5. Pad ahal, apabila dicerm ati ketent uan dalam Pasal 2 7 ayat (2 ), m aka terasa bah wa bentu k badan u sah a m ilik swast a juga m enem pati kedudukan yang strategis dalam m eningkatkan eko nom i nasional dan kesejahteraan rakyat . Di sisi lain, apab ila dicerm ati ketent uan dalam Pasal 3 3 ayat (2 ) dan ayat (3 ) UUD 1 94 5, m aka Badan Usaha Milik Neg ar a juga m enem pati po sisi yang strategis dalam

m eningkat kan eko nom i nasion al dan m ening katkan kesejaht er aan r akyat. Selain itu, m en gacu kepada ketentuan dalam Pasal 3 4 ayat (1 ), (2), (3), dan ayat (4 ) UUD 1 94 5, negara Indonesia b er kewajiban m eng em b ang kan sist em jam inan sosial, m em berdayakan m asyarakat yang lem ah, ser ta m em elih ar a kelom po k m arg inal, khususnya fakir m iskin dan anak terlan tar .

ILUSTRASIKAN DALAM BENTUK GAMBAR YANG MENCERMINKAN KEGIATAN KOPERASI SEBAGAI PENGGANTI GAMBAR DI ATAS!

Mung kin dalam p em ikiran And a terbersit bahwa ketentuan dalam Pasal 2 7 ayat (2 ) terasa paradoks d en gan ketentuan dalam Pasal 3 3 khususnya ayat (1 ), (2), (3), dan ayat (4). Kedua prinsip dalam 2 Pasal t er sebut ibarat kontin um dari kir i (sosialism e) ke kanan (kap italism e/ lib er alisme), yang d i teng ahnya ada titik keseim b ang an. Titik keseim bangan tersebu t akan d itentukan oleh DPR bersam a Presiden, sebagaim an a diatur dalam Pasal 2 3 ayat (1 ) dan ayat (2 ) UUD 1 94 5 . In ti d ar i ketentuan dalam Pasal tersebut adalah bahwa APBN sebagai wujud dari pen gelo laan keu an gan negara ditet apkan setiap tahu n dengan u ndang- undang dan dilaksanakan secara terbu ka dan ber tan ggung jawab unt uk seb esar - besarnya kem akm uran rakyat.

Gambar III.6: Kegiatan koperasi Mahasiswa sebagai bentuk kegotongroyongan ekonomi

1 06

Spir it yang terkan dung dalam Pasal 3 3, Pasal 2 7 ayat (2), dan Pasal 3 3 ayat (1 ), (2 ), (3 ), (4), dan (5 ), ser ta Pasal 34 UUD 19 45 adalah ekspresi dari jiwa nilai- nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam b idang ekonom i. Keberadaan ketiga bentu k badan usaha d i sam pin g usaha p er seorangan, yaitu Bad an Usaha Milik Perseorangan/ Swasta, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Negar a m erupakan cerm inan kep ribadian m anusia Indo nesia yang terpancar terut am a d ar i n ilai sila ke- lim a yan g lebih bertu m pu p ada sosialitas d an sila ke- dua yang lebih bertum p u pad a ind ividualitas terkait sistem perekonom ian nasional. Sudah barang tentu, pr insip- pr insip nilai sila ke- lim a dan sila ke- dua dalam sistem pereko nom ian tersebut tidak terlepas dari nilai- nilai sila lainnya dalam Pancasila.

Sebagai bahan pem banding atas ur aian tersebu t, berikut ini adalah p an dang an Mubyarto dalam Oesm an dan Alfian (19 9 3: 24 0 - - 2 41 ) m eng en ai 5 prin sip pem bangunan eko nom i yang m en gacu kepada nilai Pancasila, yait u sebagai berikut:

1 ) Ket uhanan Yang Maha Esa, rod a perekon om ian dig er akkan oleh rangsangan- rangsangan ekon om i, sosial, d an m oral;

2 ) Kem anu siaan Yang Ad il dan Berad ab , ada keh en dak kuat dar i seluru h m asyarakat untuk m ewujudkan pem erataan so sial (egalit ar ian), sesu ai asas- asas kem anusiaan ;

3 ) Persatuan Indon esia, prior itas kebijaksan aan ekonom i adalah penciptaan perekonom ian nasional yang tangguh . Hal ini berarti nasionalism e m enjiwai setiap kebijaksanaan ekonom i;

4 ) Ker akyatan yang dipim pin oleh Hikm at Kebijaksanaan d alam Perm usyawaratan/ Per wakilan , kop er asi m er upakan sokogu ru perekonom ian dan m erup akan bentuk saling konkrit dari u sah a bersam a; 5 ) Keadilan Sosial bag i Seluruh Rakyat Indon esia, adanya imb an gan yang

jelas dan tegas ant ar a per en canaan d i ting kat nasional d an desentr alisasi dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekono mi untu k m encap ai keadilan eko nom i d an keadilan sosial.

Nilai- nilai Pan casila sebagai dasar negara dalam bid ang ekon om i m engidealisasikan ter wujudnya keadilan so sial bag i seluruh rakyat In donesia. Oleh karena itu, kebijakan ekono m i nasion al har us bert um pu kepada asas- asas keselarasan, keserasian , dan keseim bangan p er an per seo rangan, perusahaan swasta, badan usaha m ilik n egara, dalam im plem entasi kebijakan

1 07

eko nom i. Selain itu, n egar a juga harus m engem bangkan sistem jam inan so sial bagi selur uh rakyat dan m emb er dayakan m asyarakat yan g lem ah term asuk fakir m iskin dan an ak terlantar, sesuai d en gan m artabat kem an usiaan sebagaim ana diam anatkan Pasal 34 ayat (1 ) sam pai dengan ayat (4 ) UUD 1 94 5. Kebijakan ekonom i nasional tersebut tid ak akan terwuju d jika tidak didu kung oleh dana pem bangun an yang besar. Dana pem bangun an dip er oleh dari kontr ibusi m asyar akat m elalui p em bayar an pajak. Pajak m er upakan bentuk dist ribusi kekayaan dari yang kaya kepad a yang m iskin, sehingga pada hakikatnya pajak itu dari r akyat untuk rakyat.

1. Anda dipersilakan untuk mendiskusikan tentang implementasi nilai- nilai Pancasila dalam kebijakan ekonomi nasional.

2. Anda harus mendiskusikan dengan teman sekelompok mengenai alternative terbaik sebagai upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat.

3. Anda diminta untuk membuat kesimpulan alternatif terbaik dan cara memperjuangkan alternatif tersebut agar dapat diadopsi pemerintah dan didukung masyarakat. Kemudian, menyerahkan hasil ringkasan kepada dosen.

Bidang Sosial Budaya

Apakah Anda pernah m encoba m enyapu h alam an r um ah den gan m enggun akan satu lidi? Bagaim ana kalau lidi itu banyak, kem udian diikat dalam satu ikatan? Bag aim ana hasilnya, apakah cepat yang satu lid i atau seikat lidi? Pertanyaan di atas m er upakan dasar berpijak m asyarakat yang dibangu n dengan nilai persatuan dan kesatuan. Bahkan , kem erd ekaan Indonesia pu n terwu jud karena adanya p er sat uan dan kesatuan bangsa.

Gambar III.7: Bhinneka Tunggal Ika Sumber: kfk.kompas.com

1 08

Sejatinya, m asyar akat Indonesia m em iliki kar akter hidup bergo tong royon g sebagaim ana disam paikan o leh Bung Karno dalam p idatonya 1 Ju ni 19 45 . Nam un akhir- akhir ini, sem ang at kego tong royongan di kalangan m asyarakat m enunjukkan gejala sem akin luntu r. Rasa p er sat uan d an kesat uan b an gsa terger us oleh tan tangan arus globalisasi yan g berm uatan n ilai individualistik dan m ater ialist ik. Ap abila hal ini tidak segera dicegah, bukan tidak m ungkin jati diri bang sa akan sem akin terancam . Mengin gat karakter masyar akat Indonesia yang berbhin neka tunggal ika sebagaim ana disebutkan dalam Pasal 3 6 A UUD 1 94 5. Hal tersebut m engisyar atkan kepada segen ap kom pon en bangsa agar berp ikir ko nstru ktif, yaitu m em and ang kebhinnekaan m asyarakat sebagai kekuatan bukan sebagai kelem ahan, apalagi dianggap sebagai faktor disint eg ratif, tanpa m eng hilan gkan kewaspad aan upaya p ecah b elah d ar i pihak asing.

Str ategi yang harus dilaksanakan pem erint ah dalam m em perkokoh kesatuan dan persatuan m elalui p em bangu nan sosial- bud aya, ditentu kan dalam Pasal 3 1 ayat (5 ) d an Pasal 3 2 ayat (1 ) dan ayat (2 ) UUD 1 94 5 . Berdasarkan ketent uan d alam Pasal 3 1 ayat (5 ) UUD 1 94 5 , disebutkan b ah wa “ Pem erintah m em aju kan ilm u peng et ah uan dan tekn ologi dengan m enjunju ng tinggi nilai- nilai ag am a dan persatuan bangsa untuk kem ajuan peradaban ser ta kesejahteraan um at m anusia”. Di sisi lain, m enuru t Pasal 3 2 ayat (1 ) UUD 1 94 5, dinyatakan bahwa “Negara m emajukan kebu dayaan nasional Ind onesia di tengah per ad ab an dun ia dengan m en jam in kebebasan masyar akat dalam m em elihara d an meng em b ang kan nilai- nilai bud ayanya.” Sejalan d en gan hal itu, m enur ut Pasal 3 2 ayat (3) UUD 1 9 45 , dit en tukan bah wa “Neg ar a m engho rm ati dan m em elih ar a bahasa daerah sebagai kekayaan bu daya nasional.”

Nilai- nilai in strum ental Pancasila dalam m em perko koh keutu han atau integr asi nasion al seb ag aim ana tersebut di at as, sejalan d en gan p and ang an ahli sosiologi d an an trop ologi, yakni Selo Soem ar djan dalam Oesm an dan Alfian (1 99 3 :1 72 ) bahwa keb udayaan suatu m asyarakat dapat berkem bang. Mung kin perkem b ang ann ya berjalan lam bat, sep er ti terjadi dalam masyar akat pedesaan yang kurang sarana untu k berkom un ikasi dan berin teraksi d en gan m asyarakat lain. Mungkin juga p er kem bangan tersebut berjalan cepat, bahkan sering ter lam pau cepat, seperti yang terjadi pada masyar akat kota. Perkem bangan budaya itu terdo rong o leh aspirasi m asyarakat dengan bantuan teknolog i. Hanya unt uk sebagian saja perkem ban gan kebudayaan itu

1 09

dipeng ar uhi oleh negara. Dapat dikat akan , bah wa terdapat hubung an yang salin g m em engaruh i ant ara m asyarakat dengan kebudayaannya pada satu pihak d an negar a dengan sistem kenegaraannya pada pihak lain. Apabila kebu dayaan m asyarakat dan sistem kenegaraan d iwarnai oleh jiwa yang sam a, m aka m asyarakat dan negara itu dap at hidup dengan jaya dan bahagia. Akan tetapi, apabila an tara kedua u nsur it u ada perbedaan, bah kan m un gkin bertent ang an , ked ua- duanya akan selalu m enderita, frustr asi, dan r asa tegang.

Den gan dem ikian, sem ua kebijakan so sial bu daya yang h aru s dikem bangkan dalam kehidu pan berm asyar akat , berbangsa, dan ber negara di In donesia harus m enekan kan rasa kebersam aan dan sem an gat kego tongr oyo ngan karena g otong royong m er upakan kep ribadian bangsa Indon esia yang konstru ktif sehin gga budaya tersebu t harus dikem bangkan dalam ko nteks kekinian.

1. Anda dipersilakan untuk mencari bentuk-bentuk gotong royong yang ada di daerah Anda, kemudian menjelaskan fungsi dari gotong royong tersebut dalam pengembangan sosial budaya masyarakat setempat.

2 . Anda diminta mendiskusikannya dengan teman sekelompok apakah nilai gotong royong tersebut masih dapat dipertahankan, dan bagaimana cara mensosialisasikannya. Anda diminta merumuskan kesimpulan hasil diskusi tersebut dan menyerahkan kepada dosen.

Bid ang Han kam

Anda sud ah akr ab deng an ist ilah bela negara, ist ilah pert ah ana n, d an ist ilah keam anan negara. Ketiga istilah ter seb ut ter kait d en gan pem bahasan m engenai im plem entasi Pancasila dalam bidang pert ahanan keam anan negara. And a juga sud ah paham bahwa berb icara t en tan g hal tersebut , su dah barang tentu harus terkait d en gan k etentuan dalam Pasal 2 7 ayat (3 ) dan Pasal 3 0 ayat (1), (2 ), (3 ), (4), dan ayat (5 ) UUD 1 94 5.

Berdasar kan ketent uan dalam Pasal 27 ayat (3 ) UUD 1 9 45 , “ Setiap w ar ga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pem belaan negara”. Bagi Anda sebagai war ga negara yang baik, bela negar a bukan h anya dilih at sebagai kewajiban, m elainkan juga m erupakan kehorm atan dari negara. Bela negara dapat d idefinisikan sebagai segala sikap dan perilaku warg a negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada tan ah air dan bangsa, dalam m enjaga kelangsung an hidu p bangsa dan negara b er dasar kan Pancasila gun a

1 10

m ewujudkan tuju an nasional. Wujud keikutsertaan warga negar a d alam bela negara dalam kead aan d am ai banyak bentu knya, ap likasi jiwa pengabdian sesuai pr ofesi p un t er m asu k bela n egara. Sem ua pr ofesi m eru pakan m edan juang bag i warga negara d alam bela negara sepanjang dijiwai sem ang at pengabdian dengan d asar kecintaan kepada t an ah air dan bangsa. Hal ini berarti pahlawan t idak hanya dapat lahir m elalui perjuangan fisik d alam peperangan m em bela keh orm atan bangsa dan negara, tetapi juga pahlawan dapat lahir dar i segala kegiatan pr ofesional warg a n egar a. Misalnya, dalam bidang pendidikan d ap at lah ir p ah lawan p endidikan , dalam bid an g o lah raga dikenal istilah pahlawan o lah raga, dem ikian pula d alam bid ang eko nom i, tekn ologi, kedokteran , pertanian, d an lain- lain d ap at lah ir p ah lawan- pahlawan nasional. Dem ikian pula halnya dengan pem bayar p ajak, m ereka jug a pahlawan karena m ereka rela m enyerahkan sebagian d ar i pengh asilan d an kekayaan nya untuk m em bantu Negar a m em biayai pem bangunan, sep er ti: pem bangunan jalan /jem batan, pem bayaran g aji TNI/ POLRI serta p enyediaan pro gram pem bangun an yang pro m asyar akat m iskin berupa subsid i, dan sebagainya.

Gambar III.8: Personil tentara dan alutsista untuk mendukung strategi pertahanan dan keamanan, dibiayai dari pajak yang dibayar oleh rakyat

Sumber: strategi-militer.blogspot.com

Bela negara dalam kon teks khusus per juan gan fisik, terkait dengan ist ilah pertahanan d an keam an an. Upaya pem bangun an pertahanan adalah daya upaya bang sa dalam m em b ang un dan m enggu nakan kekuatan nasional untu k m en gat asi an cam an dari luar n eg er i dan ancam an lainnya yang dapat m engganggu in tegritas nasional. Adapun yang dim aksud dengan pem bangunan b idan g keam an an adalah daya upaya bangsa dalam

1 11

m em bangun dan m en ggunakan kekuatan n asio nal unt uk m engatasi ancam an dari dalam negeri serta ancam an t er hadap keam anan dan ketertib an m asyarakat ser ta penegakan hu kum .

Sebagaim an a dikem u kakan pada ur aian di atas, bahwa im plem entasi n ilai- nilai Pancasila dalam bid ang per tah an an dan keam anan, terkait d en gan n ilai- nilai inst rum ental sebagaim ana terkandun g dalam Pasal 3 0 ayat (1 ), (2), (3), (4 ), dan ayat (5 ) UUD 1 9 45 . Prin sip- prinsip yang m erupakan nilai instr um ental

Dalam dokumen BUKU AJAR MATA KULIAH WAJIB UMUM (Halaman 117-129)