• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, (Huky, 146) mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun menurun.

Suparto mengemukakan bahwa nilai nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Diantaranya nilai nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya, ketika

14

menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

E.3.1. Nilai Sosial Menurut Cirinya

1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antara warga masyarakat.

2. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir) 3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)

4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia. 5. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

6. Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial.

7. Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat. 8. Cenderung berkaitan satu sama lain.

9. Sistem nilai bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dengan kata lain budaya yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda

10.Nilai Saling menyempurnakan.

11.Masing masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap perseorangan maupun masyarakat keseluruhan.

15

12.Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif maupun negatif (Huky, 148-149)

E.3.2. Nilai Sosial Menurut Jenisnya

A. Nilai Dominan

Adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal hal berikut :

1. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang seperti politik, ekonomi, hokum, dan sosial.

2. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh angota masyarakat.

3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contohnya, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari hari besar keagamaan seperti lebaran atau natal.

4. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contohnya, memiliki mobil dengan merk terkenal dapat memberikan kebanggan atau prestise sendiri.

B. Nilai Mendarah Daging (Internalized Value)

Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu,

16

bahkan merasa sangat bersalah. Contohnya, seorang kepala keluarga yang belum mampu memberikan nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang dalan masyarakat. (Faisal, 356-360).

E.3.3. Nilai Sosial Menurut Kategorinya

Dalam prakteknya, nilai sosial terbagi lagi menjadi beberapa kategori yang lebih spesifik. Williams (Faisal, 362) telah membuat daftar kategori yang merangkum orientasi orientasi nilai yang terdapat pada masyarakat amerika. Walaupun kategori ini disusun merepresentasikan nilai-nilai inti (score values) pada bangsa amerika, tetapi kategori ini juga dapat dipergunakan untuk masyarakat mana saja dari Negara dan suku bangsa apapun. Dari sekitar lima belas kategori yang disusun Williams, ada empat kategori yang sudah diseleksi yang semua inti nilainya terdapat dalam film Yes Man. Lima kategori itu antara lain :

1. Hasil Usaha dan Keberhasilan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya hasil usaha pribadi, terutama keberhasilan di bidang pekerjaan. Hasil usaha sendiri kebanyakan diukur lewat kriteria ekonomi. Kemajuan di bidang profesi dan kemampuan untuk mengumpulkan kekayaan yang lazimnya digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan seseorang. Walaupun begitu cara untuk mendapatkan kekayaan ini penting sebagai salah satu

17

dimensi dari nilai usaha dan keberhasilan. Kaum penjahat atau sebangsanya yang diketahui telah berhasil memperoleh kekayaan dengan cara cara yang berada di luar batas batas sanksi moral biasanya dianggap sebagai orang orang yang tidak berhasil.

2. Aktivitas dan Pekerjaan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya citra dan reputasi pribadi. Contohnya, seseorang mungkin berasa lebih gembira dan dirinya bernilai jika ia memiliki pekerjaan dan dapat membantu orang lain, daripada hanya menganggur dan tidak berbuat apa apa.

3. Kemanusiaan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya rasa kemanusiaan. Nilai kemanusiaan ini biasanya tolak ukurnya lewat kedermawanan. Yakni hal apapun yang dapat membantu meringankan beban penderitaan orang lain. Kedermawanan itu tidak melulu harus selalu materi atau uang, sumbangan lain seperti tenaga, pikiran, bahkan sekedar mendengar keluh kesah orang lain juga termasuk ke dalam kedermawanan ini.

4. Kebebasan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya kebebasan dan kemerdekaan. Tolak ukur kebebasan dan kemerdekaan ini sangat luas bahkan tak terbatas. Itulah mengapa tidak ada seseorangpun yang bisa menjelaskan secara jelas apa arti dari kata kebebasan itu sendiri. Tentu saja kebebasan dalam hal ini mencakup kebebasan

18

memilih, menentukan, dan memutuskan apapun yang dirasa baik untuk diri sendiri (Faisal, 363-367).

Dokumen terkait