• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN Analisis Isi pada Film Yes Man Karya Danny Wallace

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN Analisis Isi pada Film Yes Man Karya Danny Wallace"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN

Analisis Isi pada Film Yes Man Karya Danny Wallace

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

ALI AULIA RAHMAN 07220213

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Ali Aulia Rahman NIM : 07220213

Konsentrasi : Audio Visual (AV) Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Judul Skripsi : Nilai Sosial Dalam Film Yes Man

(Analisis Isi Pada Film Yes Man karya Danny Wallace)

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Abdullah Masmuh, M.Si Dra. Juli Astutik, M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(4)

LEMBAR PERNYATAAN KODER I

Menyatakan telah bersedia menjadi pengkoding. Pengkodingan ini dilakukan untuk keperluan peneliti/skripsi yang berjudul :

“NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN”

(Analisis Isi Pada Film Yes Man karya Danny Wallace)

Nama : Novienda Kusumaning Ayu

Alamat : Villa Puncak Tidar Blok D No. 45A NIM : 07220041

Pendidikan /Pekerjaan : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fak./Jur./Konsentrasi : FISIP / Komunikasi / Audio Visual

Malang, 10 April 2011

Koder 1

(5)

LEMBAR PERNYATAAN KODER II

Menyatakan telah bersedia menjadi pengkoding. Pengkodingan ini dilakukan untuk keperluan peneliti/skripsi yang berjudul :

“NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN”

(Analisis Isi Pada Film Yes Man karya Danny Wallace)

Nama : Aimah Mopashari Alamat : Baiduri Pandan I No. 19 NIM : 07220243

Pendidikan /Pekerjaan : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fak./Jur./Konsentrasi : FISIP / Komunikasi / Audio Visual

Malang, 10 April 2011

Koder 2

(6)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ali Aulia Rahman

TTL : Tangerang, 28 Oktober 1989 NIM : 07220213

Konsentrasi : Audio Visual (AV) Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

NILAI SOSIAL DALAM FILM YES MAN

(Analisis Isi Pada Film Yes Man karya Danny Wallace)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 09 Juni 2011 Yang Menyatakan,

(7)

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillaah, alhamdulillaah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala rasuulillaah Wa, Ba’du.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT, dan shalawat senantiasa penulis lantunkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, karena atas izin Allah lah penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul : Nilai Sosial dalam Film Yes Man (Analisis Isi Pada Film Yes Man karya Danny Wallace), yang disusun sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Audio Visual Universitas Muhammadiyah Malang

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, tidaklah mungkin skripsi ini akan dapat terselesaikan, Oleh karena itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Muhajir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang bimbingan dan solusi terhadap penyelesaian skripsi ini

5. Ibu Dra. Juli Astutik, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini

(8)

7. Segenap Bapak dan Ibu staff Tata Usaha FISIP UMM, yang telah banyak memberi dukungan moril untuk menyelesaikan skripsi.

8. Keluarga besar saya, Ayahanda Imron Purnama beserta Ibunda tercinta Quartina Shinta dan Adik saya Sarah Nur Karimah yang telah banyak memberikan dukungan doa dan semangat.

9. Dan semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam menyusun karya tulis ini yang tidak disebut satu persatu oleh saya.

Akhirnya dengan mengharap ridho dan syafaat dari Allah SWT, semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ini mendapatkan pahala yang setimpal dengan apa yang dikerjakannya. Amin.

Jazakumullah Khairal Jaza’ Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 09 Juni 2011 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Berita Acara Seminar Proposal Skripsi ... v

Daftar Hadir Peserta Seminar ... vi

Lembar Pernyataan Koder 1 ... vii

Lembar Pernyataan Koder 2 ... viii

Abstraksi ... ix

Kata Pengantar ... xiii

Daftar Isi ... xv

Daftar Tabel ... xix

Daftar Lampiran ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitan ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5

E.1. Film ... 5

(10)

E.2. Komunikasi Massa ... 8

E.2.1. Komunikasi Massa Menurut Fungsinya ... 9

E.2.2. Komunikasi Massa Menurut Karakteristiknya ... 10

E.3. Nilai Sosial ... 13

E.3.1. Nilai Sosial Menurut Cirinya ... 14

E.3.2. Nilai Sosial Menurut Jenisnya ... 15

E.3.3. Nilai Sosial Menurut Kategorinya ... 16

E.4. Analisis Isi ... 18

F. Definisi Konseptual ... 19

F.1. Nilai Sosial ... 19

F.2. Film ... 19

G. Struktur Kategorisasi ... 20

H. Metode Penelitian ... 22

H.1. Metode ... 22

H.2. Ruang Lingkup Penelitian ... 23

H.3. Unit Analisis ... 23

H.4. Satuan Ukur ... 23

H.5. Teknik Pengumpulan Data ... 24

H.6. Teknik Analisis Data ... 25

H.7. Uji Reliabilitas ... 26

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sekilas Film ... 27

(11)

C. Profil Penulis (Danny Wallace) ... 30

D. Profil Sutradara (Peyton Reed) ... 31

E. Profil Pemeran Utama ... 32

a. Jim Carrey ... 32

b. Zooey Deschanel ... 34

c. Bradley Cooper ... 35

d. Danny Masterson ... 36

e. Terence Stamp ... 37

f. Rhys Darby ... 38

F. Susunan Pemain ... 39

G. Susunan Crew ... 40

BAB III ANALISA DAN SAJIAN DATA A. Uji Reliabilitas ... 41

A.1. Uji Reliabilitas Peneliti dengan Koder 1 ... 43

A.2. Uji Reliabilitas Peneliti dengan Koder 2 ... 45

B. Sajian Data ... 47

C. Analisa Data ... 48

C.1. Kategori Hasil Usaha dan Keberhasilan ... 48

C.2. Kategori Aktivitas dan Pekerjaan ... 55

C.3. Kategori Kemanusiaan ... 59

(12)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Distribusi Frekuensi Unit Analisis Adegan (Visual) ... 42

Tabel 3.2 : Distribusi Frekuensi Unit Analisis Dialog (Audio) ... 42

Tabel 3.3 : Distribusi Frekuensi Nilai Sosial ... 47

Tabel 3.4 : Distribusi Frekuensi Scene Hasil Usaha Dan Keberhasilan ... 48

Tabel 3.5 : Distribusi Frekuensi Scene Aktivitas Dan Pekerjaan ... 55

Tabel 3.6 : Distribusi Frekuensi Scene Kemanusiaan ... 59

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Koding Peneliti ... 81

Lembar Koder 1 ... 84

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dan Komala, Lukiati, dan Karlina, Siti. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Faisal, Sanapiah. Sosiologi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional

Hiebert, Ray Eldon, Donald F. Ungurait, Thomas W. Bohn. 1975. Mass Media : An Introduction to Mass Communication. New York : David McKay Company

Huky, Wila. Pengantar Sosiologi. Surabaya : Usaha Nasional

Krippendorf, Klaus. 1991. Analisis Isi, Teori dan Metodologi. Jakarta : Rajawali Press

Kriyanto, Rahmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Prenanda Media Group.

Marseli, Sumarno. 1996. Dasar Dasar Apresiasi Film. Jakarta : Gramedia Widia

McQuail, Dennis. 2000. Mass Communication Theory Fourth Edition. London : Sage Publications

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nasir, Moch. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Rakhmat, Jalaludin, 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex, 2003. Analisis Teks Media – Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana dan Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wimmer, Roger D & Joseph R. Dominick, 2000. Mass Media Research : An Introduction Sixth Edition. Belmont California : Wadsworth Publishing Company

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak dapat lepas dari komunikasi untuk

menyampaikan ataupun menerima suatu pesan. Lewat komunikasi orang juga berusaha

mendefinisikan sesuatu agar mudah dipahami. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Mulyana,

2005:5) mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, Pertama, untuk

kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : Keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran

pribadi, serta menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain untuk mencapai ambisi pribadi.

Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan

mengembangkan keberadaan suatu masyarakat. Adapun komunikasi sendiri dapat dilakukan baik

secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (menggunakan perantara). Salah satu contoh

komunikasi tidak langsung dapat dilihat dari Media Massa.

Media Massa, sesuai dengan namanya, berarti sebuah media atau alat komunikasi yang

secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat luas. Media massa dalam perkembangannya

kini makin tidak terpisahkan dengan masyarakat luas. Dengan adanya Media, masyarakat dapat

mengetahui banyak informasi informasi berguna baik itu hanya sekedar berita atau gossip

singkat terbaru, sampai pelbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna untuk diketahui dan

diterapakan dalam kehidupan sehari. Penerapan ilmu pengetahuan yang disebarkan lewat media

(17)

2

Media massa sendiri, dapat menyebarkan segala sumber informasi melalui banyak cara.

Bisa melalui Surat kabar, majalah, radio, televisi, sampai yang terakhir film. Masing masing dari

media diatas mempunyai keunggulan yang spesifik. Seperti surat kabar dan televisi mampu

memberikan informasi tentang berita atau gossip terbaru dengan cepat dan jelas. Adapun film,

juga memiliki keunggulan yang mungkin tidak akan didapatkan lewat surat kabar atau televisi.

Jika dibandingkan dengan media massa yang lain, Film merupakan media yang memiliki

jangkauan pengaruh yang cukup besar, dan tingkat kesulitan dalam pengemasan gagasan dan

informasinya juga paling sulit.

Film secara harfiah bisa diartikan sebagai sebuah rangkaian cerita yang memiliki gambar

hidup serta pelbagai macam suara sehingga membuatnya lebih menarik daripada sekedar

membaca cerita dalam novel. Film biasa dibuat sebagai alat penyampai gagasan yang

didalamnya mencakup : (1) Informasi (Berita, Penerangan, Pengetahuan), (2) Hiburan (Cerita,

Pertunjukan Kesenian), (3) Persuasi (Iklan, Penerangan, Himbauan), (4) Pendidikan (Pelajaran,

Pembinaan, Perilaku Dakwan), (5) Dokumentasi (Peristiwa bersejarah, Berita lama).

Film dalam perkembangannya, terbukti tidak hanya menyajikan suguhan hiburan yang

dapat menambah kaidah ilmu pengetahuan saja. Film film kolosal yang mengangkat cerita

sejarah, atau film bertemakan psikologi, kritisasi, serta film yang memasukan nilai moral dan

sosial didalamnya ternyata terbukti dapat mendorong para khalayak yang menontonnya untuk

merubah sikap dan perilakunya menjadi seperti tokoh tokoh atau cerita yang ada di dalam film.

Para penikmat film benar benar merasa dirinya menjadi bagian dalam film. Mereka merasakan

(18)

3

biasa tertuang dalam film. Hal ini membuktikan bahwa kekuatan film demikian hebatnya

sehingga mampu mendorong seseorang untuk melakukan perubahan ke hal yang positif.

Salah satu film yang didalamnya mengandung unsur nilai sosial sehingga dapat

mendorong khalayak yang menontonnya untuk melalukan perubahan ke hal yang positif adalah

sebuah Film yang berjudul “Yes Man” karya Danny Wallace. Film ini menceritakan tentang

seorang lelaki bernama Carl Allen (diperankan oleh Jim Carrey) yang sangat pemalas dan

tertutup kepribadiannya. Carl sering menolak ajakan sahabat sahabatnya untuk pergi keluar,

sering menolak pengajuan pinjaman seseorang dalam pekerjaannya di bank, juga sering menolak

untuk membantu seseorang yang sedang kesulitan yang ia temui di tengah jalan. Intinya,

kehidupan sehari hari carl dipenuhi kata No, No, dan No.

Pada suatu hari, disaat Carl sedang jenuh dan kesepian karena tidak ada yang bisa ia

lakukan, ia bertemu dengan teman lamanya yang kemudian mengajaknya untuk pergi ke sebuah

seminar berjudul Yes. Dalam seminar itu, Carl mendapat pencerahan untuk mengubah gaya

hidupnya yang selalu berkata No menjadi Yes. Iapun memulai hari barunya dengan selalu

berkata Yes, selalu menyambut peluang sekecil apapun, dan selalu berusaha membuat orang

senang. Akhirnya hidup Carl pun berubah dari seseorang yang diacuhkan dan dikucilkan menjadi

orang yang disayangi dan diperhatikan teman temannya.

Berdasarkan uraian cerita diatas inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui Nilai

(19)

4

yang dipilih peneliti untuk kemudian dilakukan pengamatan dan pengumpulan data untuk

mengetahui nilai sosial yang ada di dalamnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan bahwa rumusan

masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar frekuensi kemunculan

scene yang mengandung Nilai Sosial di dalam film “Yes Man”karya Danny Wallace ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak prosentase kemunculan scene

yang mengandung Nilai Sosial yang terdapat pada film “Yes Man” karya Danny Wallace.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mendorong para peneliti

lain untuk mengkaji komunikasi massa dengan film sebagai mediatornya lebih dalam lagi.

Dikarenakan penelitian ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, dan dikarenakan

komunikasi massa melalui media film sangat banyak sekali jenisnya, diharapkan untuk

penelitian di masa mendatang, peneliti lain dapat mencoba mencari fenomena sosial lain

(20)

5

2. Manfaat Praktis

Hasil dari Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk para pembuat maupun

penikmat film, untuk dapat lebih mendalami lagi pesan sosial yang terdapat dalam banyak

film. Agar para pembuat film bisa lebih banyak memasukan unsur nilai sosial, yang tentu

saja dapat mempengaruhi para penikmat film atau khalayak dalam pengaplikasiannya di

kehidupan sehari hari. Sehingga film kedepannya tidak hanya menjadi media hiburan belaka

tetapi juga menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi khalayak.

E. TINJAUAN PUSTAKA E.1. Film

Film pada awalnya ditemukan dari hasil pengembangan prinsip prinsip fotografi dan

proyektor. Film cerita yang menggambarkan situasi secara ekspresif dan menjadi peletak dasar

teknik editing yang baik yang dibuat Edwin S. Porter pertama kali diperkenalkan kepada public

amerika serikat pada tahun 1903. Dan beberapa tahun setelahnya, yakni 1906 sampai 1916,

barulah tercipta sejarah penting dalam perfilman amerika serikat bahkan dunia, karena pada

decade ini lahir film feature, lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai

Hollywood.

Periode hollywood juga disebut sebagai The Age of Griffith, karena David Wark Griffith

telah membuat film sebagai media yang dinamis setelah ia mempelopori gaya berakting yang

lebih alamiah, oganisasi cerita yang makin baik, dan yang terpenting mengangkat film sebagai

media yang memiliki karakteristik unik, dengan gerakan kamera yang dinamis, sudut

pengambilan gambar yang baik, serta teknik editing yang baik. (Hiebert, Ungurarit, Bohn,

(21)

6

Dalam perkembangannya, kini film tidak hanya menjadi sebuah media yang dinamis,

Denis McQuail (Marseli, 1996:13), mengemukakan bahwa film adalah sarana yang dapat

digunakan untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor,

dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Adapun Alex Sobur (2003:127),

mengungkapkan bahwa film merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif

dalam mempengaruhi khalayak melalui pesan pesan yang disampaikannya.

E.1.1. Film Menurut Jenisnya

Dalam perannya, Film menjadi media yang memiliki konten yang sangat beragam. Mulai

dari unsur cerita, sampai obyek yang menjadi bagian dari film, memiliki ciri khas masing masing

sehingga membuatnya terbagi menjadi beberapa jenis. Antara lain :

A. Film Cerita

Film cerita (Story Film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim

dipertunjukan di gedung gedung boskop dengan bintang film tenar dan

didistribusikan sebagai barang dagangan. Cerita yang diangkat menjadi topik film

bisa berupa cerita fiksi atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada

unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya.

B. Film Berita

Film berita (Newsreel) adalah film mengenai fakta atau peristiwa yang benar benar

terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus

mengandung nilai berita (News Value). Kriteria berita itu adalah penting dan menarik.

(22)

7

berita dapat langsung terekam dengan suaranya, atau film beritanya bisu, pembaca

berita yang membacakan narasinya. Bagi peristiwa peristiwa tertentu, seperti perang,

kerusuhan, pemberontakan, dan sejenisnya, yang biasanya rekaman gambar yang

dihasilkan kurang baik, dalam hal ini yang terpenting adalah peristiwanya terekam

secara utuh.

C. Film Dokumenter

Berbeda dengan film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film

documenter merupakan hasil interpretasi pribadi pembuatnya mengenai kenyataan

yang ada. Misalnya, seorang sutradara ingin membuat film documenter mengenai

para pembatik di kota pekalongan, maka ia cukup membuat naskah yang ceritanya

bersumber pada kegiatan para pembatik sehari hari. Naskah itu kemudian dapat

dibuat film dokumenter yang menarik yang tentu saja ceritanya bisa sedikit

direkayasa untuk menghasilkan kualitas film yang baik.

D. Film Kartun

Film kartun (Cartoon Film) dibuat untuk dikonsumsi anak anak. Dapat dipastikan,

hampir semua orang mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow

White), Miki Tikus (Mickey Mouse), dan tokoh tokoh kartun dunia lainnya yang

diciptakan animator dunia Walt Disney. Sebagian besar film kartun, sepanjang film

itu diputar pasti akan dapat membuat kita tertawa karena tingkah laku para tokohnya.

Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonnya karena penderitaan

(23)

8

unsur pendidikan. Minimal akan terekam bahwa kalau ada tokoh jahat dan tokoh

baik, maka pada akhirnya tokoh baiklah yang selalu menang, walaupun harus

melewati perjuangan keras. (Ardianto, Komala, Siti, 2007:148-149)

E.2. Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana adalah seperti yang dikemukakan

Bittner (Ardianto, Komala, Siti, 2007:3), yakni Mass communication is messages communicated

through a mass medium to a large number of people (Komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang). Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi walaupun

komunikasi itu disampaikan oleh khalayak banyak seperti ceramah atau pidato di lapangan luas

yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan

komunikasi massa.

Adapun ahli komunikasi Joseph A. DeVito (Ardianto, Komala, Siti, 2007:6),

mengemukakan komunikasi massa, Pertama, adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa

yang luar biasa banyaknya, Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

media pemancar pemancar audio dan/atau visual. Adapun media komunikasi yang termasuk

media massa adalah : radio dan televisi (Elektronik), surat kabar dan majalah (Cetak), dan yang

(24)

9 E.2.1. Komunikasi Massa Menurut Fungsinya

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi menjadi dua bentuk, warning or

beware surveillance (pengawasan peringatan) yang menginformasikan tentang

ancaman angin topan, meletusnya gunung berapi, dan bencana alam lainnya yang

mengharuskan masyarakat waspada, serta instrumental surveillance (pengawasan

instrumental) yang menyampaikan informasi yang memiliki kegunaan bagi khalayak

dalam kehidupan sehari hari seperti news, resep makanan, mode terbaru, dan

sebagainya.

2. Interpretation (Penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya

memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian

kejadian penting. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau

pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam

komunikasi antar personal maupun kelompok.

3. Linkage (Pertalian)

Media massa juga dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga

membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang

(25)

10

4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai Nilai)

Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi) yang mengacu kepada cara, di mana

individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. dengan cara media massa

memperlihatkan kepada kita cara mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.

Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati agar kita

dapat menirunya.

5. Entertainment (Hiburan)

Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan

fungsi hiburan, terutama media radio dan televisi. Melalui berbagai macam program

acara yang ditayangkan televisi maupun siaran radio, khalayak dapat memperoleh

hiburan yang dikehendakinya. Sementara media cetak seperti surat kabar dapat

memberikan hiburan dengan memuat cerpen, komik, teka teki silang (TTS), dan

berita yang mengandung human interest (sentuhan manusiawi). (Ardianto, Komala,

Siti, 2007:15-17)

E.2.2. Komunikasi Massa Menurut Karakteristiknya

1. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya terlembagakan. Artinya

komunikatornya tergabung dalam suatu lembaga, sebagai contoh media televisi yang

melibatkan banyak komunikator seperti juru kamera dan juru lampu (yang biasanya

lebih dari satu), pengarah acara, make up, floor manager, dan lain lain yang

(26)

11

2. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk

semua orang dan tidak ditunjukan untuk sekelompok orang tertentu, oleh karenanya

pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi dapat berupa fakta, peristiwa,

atau opini. Namun semua fakta atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat

dimuat dalam bentuk media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam

bentuk apapun harus memenuhi kriteria yang penting atau menarik, atau penting

sekaligus menarik, bagi sebagian komunikan.

3. Komunikannya Anonim dan Heterogen

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikannya (anonim)

karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping

anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai

lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokan berdasarkan faktor : usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat

ekonomi.

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah,

jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak

terbatas. Bahkan lebih dari pada itu, komunikan yang banyak tersebut secara

(27)

12

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam Komunikasi massa, komunikator tidak memperhatikan bagaimana cara

menjalin hubungan dengan komunikan. Komunikator lebih memperhatikan

bagaimana cara menyusun pesan secara sistematik, baik sesuai dengan jenis

medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya

tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,

komunikan pun aktif menerima pesan, namun keduanya tidak dapet melakukan dialog

sehingga komunikasi bersifat satu arah.

7. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa.

Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman

auditif, khalayak hanya mendengar. Sedangkan pada media televisi dan film, kita

menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

Komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana

reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa

diterima melalui telepon, email, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback

(28)

13

massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan

telepon, menulis surat pembaca, dan mengirim email, itu menunjukan bahwa

feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed) (Ardianto, Komala, Siti,

2007:7-12)

E.3. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap

baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap

menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, (Huky, 146)

mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang

mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari.

Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, harus

melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut

masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat

perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal diperkotaan lebih menyukai persaingan

karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan pembaharuan. Sementara pada masyarakat

tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu

keharmonisan dan tradisi yang turun menurun.

Suparto mengemukakan bahwa nilai nilai sosial memiliki fungsi umum dalam

masyarakat. Diantaranya nilai nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan

masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai

penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan peranan sosial. Nilai sosial dapat

(29)

14

menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial

yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota

kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu

kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan

daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang

dianutnya.

E.3.1. Nilai Sosial Menurut Cirinya

1. Nilai merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antara warga

masyarakat.

2. Disebarkan diantara warga masyarakat (bukan bawaan lahir)

3. Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)

4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.

5. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

6. Dapat mempengaruhi pengembangan diri sosial.

7. Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.

8. Cenderung berkaitan satu sama lain.

9. Sistem nilai bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain.

Dengan kata lain budaya yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda

10.Nilai Saling menyempurnakan.

11.Masing masing nilai mempunyai efek yang berbeda terhadap perseorangan maupun

(30)

15

12.Nilai dapat mempengaruhi pengembangan pribadi dalam masyarakat secara positif

maupun negatif (Huky, 148-149)

E.3.2. Nilai Sosial Menurut Jenisnya

A. Nilai Dominan

Adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan

tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal hal berikut :

1. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota

masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang

seperti politik, ekonomi, hokum, dan sosial.

2. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh angota masyarakat.

3. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut.

Contohnya, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di

hari hari besar keagamaan seperti lebaran atau natal.

4. Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut.

Contohnya, memiliki mobil dengan merk terkenal dapat memberikan kebanggan

atau prestise sendiri.

B. Nilai Mendarah Daging (Internalized Value)

Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan

sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau

pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak

(31)

16

bahkan merasa sangat bersalah. Contohnya, seorang kepala keluarga yang belum

mampu memberikan nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga

yang tidak bertanggung jawab. Demikian pula guru yang melihat siswanya gagal

dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai

berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku

perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup

seseorang dalan masyarakat. (Faisal, 356-360).

E.3.3. Nilai Sosial Menurut Kategorinya

Dalam prakteknya, nilai sosial terbagi lagi menjadi beberapa kategori yang lebih spesifik.

Williams (Faisal, 362) telah membuat daftar kategori yang merangkum orientasi orientasi nilai

yang terdapat pada masyarakat amerika. Walaupun kategori ini disusun merepresentasikan

nilai-nilai inti (score values) pada bangsa amerika, tetapi kategori ini juga dapat dipergunakan untuk

masyarakat mana saja dari Negara dan suku bangsa apapun. Dari sekitar lima belas kategori yang

disusun Williams, ada empat kategori yang sudah diseleksi yang semua inti nilainya terdapat

dalam film Yes Man. Lima kategori itu antara lain :

1. Hasil Usaha dan Keberhasilan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya hasil usaha pribadi, terutama

keberhasilan di bidang pekerjaan. Hasil usaha sendiri kebanyakan diukur lewat

kriteria ekonomi. Kemajuan di bidang profesi dan kemampuan untuk mengumpulkan

kekayaan yang lazimnya digunakan sebagai suatu ukuran keberhasilan seseorang.

(32)

17

dimensi dari nilai usaha dan keberhasilan. Kaum penjahat atau sebangsanya yang

diketahui telah berhasil memperoleh kekayaan dengan cara cara yang berada di luar

batas batas sanksi moral biasanya dianggap sebagai orang orang yang tidak berhasil.

2. Aktivitas dan Pekerjaan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya citra dan reputasi pribadi. Contohnya,

seseorang mungkin berasa lebih gembira dan dirinya bernilai jika ia memiliki

pekerjaan dan dapat membantu orang lain, daripada hanya menganggur dan tidak

berbuat apa apa.

3. Kemanusiaan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya rasa kemanusiaan. Nilai kemanusiaan

ini biasanya tolak ukurnya lewat kedermawanan. Yakni hal apapun yang dapat

membantu meringankan beban penderitaan orang lain. Kedermawanan itu tidak

melulu harus selalu materi atau uang, sumbangan lain seperti tenaga, pikiran, bahkan

sekedar mendengar keluh kesah orang lain juga termasuk ke dalam kedermawanan

ini.

4. Kebebasan

Nilai ini tampaknya mengutamakan pentingnya kebebasan dan kemerdekaan. Tolak

ukur kebebasan dan kemerdekaan ini sangat luas bahkan tak terbatas. Itulah mengapa

tidak ada seseorangpun yang bisa menjelaskan secara jelas apa arti dari kata

(33)

18

memilih, menentukan, dan memutuskan apapun yang dirasa baik untuk diri sendiri

(Faisal, 363-367).

E.4. Analisis Isi

Menurut Berelson dan Kerlinger (Wimmer & Domminick, 2000:135), analisis isi

merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik,

objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Adapun menurut Budd (Kriyantono,

2009:230), analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis pesan dan mengolah

pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang

terbuka dari komunikator yang dipilih.

Rakhmat (2007:89) juga memaparkan bahwa analisis isi dapat digunakan untuk

memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang dan dapat

digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : Surat kabar, buku puisi, lagu, cerita

rakyat, lukisan, pidato, surat, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya. Ia juga

merumuskan bahwa penelitian yang menggunakan analisis isi pada umumnya melalui tahap

tahap : (1) Perumusan masalah, (2) Perumusan hipotesis, (3) Penarikan sampel, (4) Pembuatan

alat ukur (koding), (5) Pengumpulan data, dan (6) Analisis data.

Adapun penggunaan analisis isi memiliki beberapa manfaat atau tujuan. McQuail dalam

buku Mass Communication Theory (2000:305) mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis

terhadap isi pesan komunikasi adalah untuk :

- Mendeskripsikan dan membuat perbandingan terhadap isi media

(34)

19

- Isi media merupakan refleksi dari nilai nilai sosial dan budaya serta sistem

kepercayaan masyarakat

- Mengetahui fungsi dan efek media

- Mengevaluasi media performance

- Mengetahui apakah ada bias media

F. DEFINISI KONSEPTUAL F.1. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap

baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap

menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods, (Huky, 146)

mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang

mengarahkan tingkah laku dan kepuasaan dalam kehidupan sehari hari.

F.2. Film

Film menurut Denis McQuail (Marseli, 1996:13), adalah sarana yang dapat digunakan

untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor, dan sajian

teknis lainnya pada masyarakat umum. Adapun menurut Alex Sobur (2003:127), film merupakan

sebuah alat untuk menyampaikan pesan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak melalui

(35)

20 G. STRUKTUR KATEGORISASI

Penelitian yang menggunakan analisis isi, validitas serta hasilnya sangat bergantung

dengan kategorinya. Adapun kategori yang disusun dalam penelitian ini untuk Analisis film Yes

Man adalah sebagai berikut :

1. Hasil Usaha dan Keberhasilan

Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Hasil Usaha dan

Keberhasilan individu dalam Profesi dan Pekerjaan. Indikator kategori ini semua hal yang

berkaitan dengan urusan kantor atau tempat kerja, yang antara lain :

a. Bersosialisasi dan menjalin hubungan baik dengan Atasan

Contoh : Rutin berbincang bincang kecil dengan Atasan, Sebisa mungkin selalu

mengikuti permintaan atasan, dan Sesekali pergi bersenang senang dengan atasan.

b. Berprestasi dalam Pekerjaan

Contoh : Membuat inovasi dan perubahan kecil yang dapat menghasilkan keuntungan

baru bagi perusahaan.

2. Aktivitas dan Pekerjaan

Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Aktivitas sehari

hari individu dalam menghabiskan waktunya. Indikator kategori ini meliputi semua hal

yang berkaitan dengan aktivitas umum yang menghasilkan manfaat, yang antara lain :

a. Pergi bersosialisasi dan bersenang senang dengan teman teman

Contoh : Pergi bersenang senang dengan sahabat lama di Café, Bar, dan tempat

(36)

21

b. Mengikuti berbagai komunitas dan menekuni berbagai hobi baru yang menarik.

Contoh : Bergabung dalam komunitas sosial dan lembaga amal, Serta menekuni

berbagai hobi baru seperti kursus gitar, kursus bahasa asing, kursus mengemudikan

pesawat terbang, dan hobi hobi menarik lainnya.

3. Kemanusiaan

Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam Kehidupan Sehari

hari dengan sesama manusia. Indikator kategori ini meliputi semua hal yang berkaitan

dengan membantu dan menyenangkan orang lain tanpa mengharapkan imbalan, yang

antara lain :

a. Membantu dan Meringankan beban orang lain.

Contoh : Menyetujui pinjaman modal usaha kepada semua semua orang, memberikan

sumbangan serta ikut dalam penyaluran sumbangan untuk amal.

b. Membuat orang lain senang dan gembira.

Contoh : Memberikan perhatian kecil kepada semua orang lewat senyum sapa dan

sebagainya, serta memberikan nasihat dan support untuk orang lain yang sedang

memiki banyak masalah.

4. Kebebasan

Kategori ini adalah kategori yang berkaitan dengan Nilai Sosial dalam memilih suatu

pilihan dalam hidup. Indikator kategori ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan

(37)

22

a. Kebebasan memilih tempat liburan, kegiatan yang ingin dilakukan, dan sebagainya,

sesuai dengan keinginan.

Contoh : Bebas memilih tempat liburan tanpa memusingkan tempat tujuan liburan

serta bebas melakukan apapun tanpa harus terganggu dengan aturan aturan baku.

b. Kebebasan menentukan suatu pilihan sulit seperti pasangan hidup, tujuan masa depan,

sesuai dengan kata hati.

Contoh : Bebas menentukan pasangan hidup saat hati sudah meyakini tanpa perlu

memikirkan hal hal kecil lainnya yang akan muncul di belakang.

H. METODE PENELITIAN H.1. Metode

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah analisis isi. Yakni

seperti yang dikemukakan Rakhmat (2007:89), Analisis isi dapat digunakan untuk memperoleh

keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang dan dapat digunakan

untuk menganalisis semua bentuk komunikasi : Surat kabar, buku puisi, lagu, cerita rakyat,

lukisan, pidato, surat, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya.

Adapun tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Yakni seperti yang

dikemukakan Nasir (1983:63), penelitian deskriptif meneliti status kelompok manusia, suatu

obyek, suatu set kondisi, sistem, pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang

yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selain itu penelitian

(38)

23

mendeskripsikan secara obyektif, sistematis dan kuantitatif dari isi komunikasi yang tampak atau

manifest.

H.2. Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah film “Yes Man” karya Danny Wallace

yang memiliki durasi 1 Jam 32 menit dan terdiri dari 90 scene film. Penelitian difokuskan pada

tiap scene yang dinilai memiliki unsur nilai sosial sesuai dengan kategorisasi yang telah

dirumuskan.

H.3. Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan adalah 90 scene film baik berupa adegan maupun dialog

yang terdapat dalam film “Yes Man” karya Danny Wallace yang dinilai memiliki unsur nilai

sosial sesuai dengan kategorisasi yang telah dirumuskan. Selanjutnya setiap scene yang terpilih

dimasukkan kedalam kategori yang telah ditentukan. Hal ini berarti peneliti menggunakan unit

analisis scene untuk membatasi penelitian yang telah jelas dalam pengkategorian.

H.4. Satuan Ukur

Satuan ukur dari penelitian ini adalah frekuensi kemunculan unsur nilai sosial yang

terdapat dalam scene film “Yes Man” karya Danny Wallace yang diambil lewat adegan ataupun

dialog yang dinilai mengandung unsur nilai sosial.

Yang dimaksud dengan adegan adalah segala kegiatan atau aktivitas fisik yang dilakukan

(39)

24

Adapun dialog adalah segala sesuatu yang diucapkan lewat lisan yang juga dilakukan oleh

seluruh pemain film bersangkutan.

H.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan pengamatan,

yakni dengan mendokumentasikan film “Yes Man” ke dalam bentuk file video yang sudah

dikonversi hingga dapat diputar pada banyak aplikasi pemutar video di computer untuk

selanjutnya disusun menjadi sebuah data penelitian. Tahap berikutnya, data dikumpulkan dengan

menggunakan Coding Sheet yang dibuat berdasarkan kategori yang telah ditetapkan seperti

contoh dibawah ini :

Scene

Kategorisasi

Hasil Usaha Dan Aktivitas dan

Kemanusiaan Kebebasan Kemajuan Pekerjaan

Dialog Adegan Dialog Adegan Dialog Adegan Dialog Adegan

Dari tabel diatas, peneliti dan koder akan memberi tanda (√) pada scene yang

didalamnya terdapat Dialog atau Perilaku yang termasuk kedalam kategori nilai sosial yang

(40)

25 H.6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipakai penulis adalah kuantitatif dengan

tipe statistik deskriptif yang menggunakan tabel frekuensi untuk penghitungan datanya.

Tujuannya penggunaan tabel ini untuk membantu peneliti mengetahui frekuensi kemunculan

masing masing kategori.

Dalam penerapannya, data berupa setiap isi pesan yang terdapat dalam film “Yes Man”

dimasukan ke dalam kategorisasi yang telah ditetapkan. Data tersebut kemudian dianalisis

menggunakan alat distribusi frekuensi yang berupa tabel analisis untuk mengetahui frekuensi

kemunculan dari setiap kategori tema penelitian. Adapun contoh tabel yang dibuat peneliti

adalah sebagai berikut :

Kategorisasi F Prosentase (%)

Hasil Usaha Dan Kemajuan

Aktivitas Dan Pekerjaan

Kemanusiaan

Kebebasan

Jumlah

H.7. Uji Reabilitas

Kategorisasi dalam analisis isi merupakan instrumen pengumpul data. Supaya objektif

maka kategorisasi harus dijaga reliabilitasnya. Terutama untuk kategorisasi yang dibuat sendiri

oleh periset sehingga belum memiliki standar yang teruji, maka sebaiknya dilakukan uji

reliabilitas, yang tahap pelaksanaannya dimulai dengan periset melakukan pengkodingan sampel

(41)

26

atau hakim. Uji ini juga biasa dikenal sebagai uji antar kode. Kemudian hasil pengkodingan

dibandingkan dengan menggunakan rumus Holsty, yakni :

CR =

Keterangan :

C.R = Coefisien Reliability

M = Jumlah Pernyataan yang Disetujui oleh Dua Pengkode

N1, N2 = Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti dari hasil yang diperoleh.

Hasil yang diperoleh dari uji antar kode diatas disebut Observed Agreement (Kesepakatan

yang diperoleh dari penelitian). Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji reliabilitas diatas

digunakan rumus Scott sebagai berikut :

Pi = % Observed Agreement - % Expected Agreement 1 - % Expected Agreement

Keterangan :

Pi = Nilai Keterhandalan

Observed Agreement = Nilai yang disetujui antar pengkode yakni nilai CR Expected Agreement = Persetujuan yang diharapkan dalam suatu kategori

yang sama nilai matematisnya serta dinyatakan dalam jumlah hasil pengukuran dari proposisi seluruh kategori.

Ambang penerimaan yang sering dipakai untuk uji reliabilitas kategorisasi adalah 0,75.

Jika persetujuan antara pengkoding (periset dan hakim) tidak mencapai 0,75 maka kategorisasi

operasionalnya mungkin perlu dirumuskan lebih spesifik lagi. Artinya kategorisasi yang dibuat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pedagang kaki lima terhadap kesejahteraan keluarga di Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar adalah selain

Perhitungan numerik MEH-K dengan DSG dalam analisis statis, dinamik getaran bebas, dan stabilitas menghasilkan hasil yang sangat baik dan bebas dari fenomena shear locking ,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, bahkan kebaikan-Nya yang telah memberikan kekuatan dan

Kemampuan serapan rumput gajah (T1) memiliki nilai 0,97 mg/kg yang lebih besar dibandingkan nilai serapan bayam (T2) yang memiliki nilai 0,42 mg/kg, artinya tanaman rumput gajah

Kali ini saya update salah satu aplikasi yg banyak user android pakai,terutama untuk pecinta internet gratis,.5 dias atrás.. HTTP Injector

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif untuk dapat mengetahui bagaimana bentuk-bentuk partisipasi politik penyandang disabilitas dalam

Maklumat hanya berkait kepada bahan tertentu yang dipilih dan mungkin tidak sah jika bahan tersebut digabungkan dengan bahan lain atau dalam mana-mana proses, melainkan dinyatakan

Kelompok 5 : Kelompok perlakuan diberi Kombinasi ekstrak etanol daun awar-awar dan daun kelor 750 mg/kgBB : 500 mg/kgBB secara secara oral 7 hari berturut-turut, dilanjutkan