g. Civil Case Lawsuit
No. 534/PDT.G/2013/PN.JKT.PST dated November 25, 2013 at the Central Jakarta District Court
Pada perkara ini, Perusahaan (Penggugat) mengajukan gugatan pembatalan putusan arbitrase Internasional ICC International Court of Arbitration No. 18062/VRO melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap
Qualcomm Incorporated (Tergugat).
In this case, the Company (Plaintiff) filed for cancellation lawsuit on the award of the ICC International Court of International Arbitration No. 18062/VRO through the Central Jakarta District Court against Qualcomm Incorporated (Defendant). Pada pokoknya Perusahaan mengajukan
gugatan tehadap Qualcomm mengenai pelaksanaan Put and Call Option Agreement
tertanggal 9 Juni 2006 (“Objek Sengketa”). Pada tanggal 22 April 2015, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan putusan yang pada intinya menolak gugatan yang diajukan oleh Perusahaan dan untuk itu Perusahaan telah mengajukan banding ke Mahkamah Agung.
Substantially, the Company filed the lawsuit against Qualcomm regarding the performance of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 ("Object Dispute"). On April 22, 2015 the Central Jakarta District Court has passed a decision on this matter that essentially rejected the lawsuit filed by the Company and for that the Company has appealed to the Supreme Court.
Sebagaimana informasi yang diperoleh dari website resmi Mahkamah Agung, Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan terkait perkara ini dengan Putusan No. 49 B/Pdt.Sus- Arbt/2016, tanggal 12 Mei 2016, yang pada nilainya menolak permohonan Kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Untuk itu Perusahaan akan segera menempuh upaya hukum Peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung. Sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini, kasus hukum masih dalam proses, sehingga manajemen berkeyakinan bahwa tidak perlu membuat penyisihan atas kemungkinan kerugian yang akan timbul di kemudian hari akibat tuntutan ini.
As the information obtained from the official website of the Supreme Court, that the Supreme Court has passed a decision on this matter with Decision No. 49 B/Pdt.Sus- Arbt/2016, dated May 12, 2016 and contains the decision that essentially rejected the Company’s cassation. For that the Company will immediately take legal action in the form of a reconsideration to the Supreme Court. As of the issuance date of this consolidated financial statements, the lawsuit is still in
process, therefore, management
management believe that no provision need to be made for any loss that may result from this lawsuit.
l. Gugatan Hak Cipta No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY
h. Copyrights Case Lawsuit No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY
Pada tanggal 12 Oktober 2015 Perusahaan dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukum dari kantor advocat dan penasehat hukum HSAP & Rekan, mengajukan gugatan hukum pelanggaran Hak Cipta dan ganti kerugian terhadap Joko Sutanto (tergugat I), PT Plus Media (tergugat II) dengan Surat No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY atas tindakan dari tergugat I dan tergugat II yaitu tanpa izin dengan itikad tidak baik dan melawan hukum telah menyiarkan dan/atau mendistribusikan siaran – siaran Indovision milik penggugat selaku pemegang hak siar dan telah menimbulkan kerugian, berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata telah dinyatakan bahwa tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian bagi pihak lain, mewajibkan orang menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut. Atas perbuatan tersebut Penggugat mengalami kerugian materiil sebesar Rp 4.440 juta.
On October 12, 2015, the Company which is represented by attorney HSAP & Rekan, advocates and legal advisors, filed lawsuits concerning copyrights violations and compensation against Joko Sutanto (Defendant I) and PT Plus Media (Defendant II) with Letter No. 08/HKI.Hak Cipta/2015/PN/NIAGA/SBY because of the Defendant I and Defendant II act with bad faith and unlawful act by broadcasting without permission and/or distributing the Indovision channel which is property of the Company as the rights holders and cause harm, based on Article 1365 Indonesian Civil Code has declared that any unlawful act which harms other party, obliged the party who caused such harm to indemnify the other party. For such unlawful acts, the Plaintiff suffered material loss in the amount of Rp 4,440 million.
Perkara ini telah diputus Pengadilan Niaga Surabaya pada tanggal 6 April 2016 yang pada intinya mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, Majelis Hakim menyatakan bahwa Para Tergugat melakukan Perbuatan melawan hukum serta menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar kerugian materiil kepada Penggugat sebesar Rp 4.440 juta. Terhadap Putusan tersebut, Para Tergugat masih mengajukan upaya Hukum Kasasi terhadap putusan Pengadilan Niaga Surabaya.
This lawsuit has been decided by the Commercial Court of Surabaya on April 6, 2016, which in essence grants the Plaintiff claim partially. The Panel of Judges declared that the Defendants have committed unlawful acts and sentence the Defendants to jointly indemnify the Plaintiff in the amount of Rp 4,440 million. For such decision, the Defendants still filed a cassation against the
Commercial Court of Surabaya’s decision.
Sebagaimana informasi yang diperoleh dari website resmi Mahkamah Agung, pada tanggal 31 Januari 2017 Mahkamah Agung telah mengeluarkan putusan terkait perkara ini, yang pada intinya menolak permohonan Kasasi yang diajukan oleh Para Tergugat, dengan demikian terhadap perkara ini sudah berkekuatan hukum tetap (inkracht),, sehingga manajemen berkeyakinan bahwa tidak perlu membuat penyisihan atas kemungkinan kerugian yang akan timbul di kemudian hari akibat tuntutan ini.
As the information obtained from the official website of the Supreme Court, that the Supreme Court has passed a decision on this matter with the decision that essentially rejected the Defendant’s cassation so this case has a permanent legal force (inkracht), therefore, management management believe that no provision need to be made for any loss that may result from this lawsuit.
m. Arbitrase SIAC, Arbitrase No. 247/2015 i. SIAC Arbitration, Arbitration No. 247/2015
Blutether Limited (Pemohon) mengajukan gugatan kepada MNCSV (Termohon) di SIAC- Singapore, terkait Sale and Purchase Agreement tanggal 23 September 2014,
mengenai penjualan modul yang
memungkinkan set top box untuk mengakses internet dan server dari costumer service melalui telepon genggam konsumen.
Blutether Limited (Applicant) filed a lawsuit against MNCSV (Respondent) at the SIAC- Singapore, related to Sale and Purchase Agreement dated September 23, 2014, regarding the sale of modules that allow the set top box to access the server from the Internet and customer service by customer’s mobile phone.
Pada tanggal 28 Januari 2016 Perusahaan menggugat MNCSV dan Blutether Limited pada Pengadilan Negeri Jakarta Barat dan pada tanggal 26 April 2016 Majelis Hakim dalam perkara ini telah mengeluarkan putusan No. 49/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Brt, yang pada intinya menyatakan bahwa Sale and Purchase Agreement tanggal 23 September 2014 batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat karena bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
On January 28, 2016, the Company filed a lawsuit against MNCSV and Blutether Limited in West Jakarta District Court and on April 16, 2016 the judges issued a decision No. 49 / Pdt.G / 2016 / PN.Jkt.Brt, which is essentially stated that the Sale and Purchase Agreement dated September 23, 2014 was null and void, it is not legally binding anymore because such is against Indonesian Law.
Pada tanggal 14 Juli 2016, Bluetheter Limited mengajukan gugatan perlawanan atas putusan No. 49/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Brt dan pada tanggal 31 Januari 2017, Majelis Hakim dalam perkara ini telah mengeluarkan putusan yang pada intinya memenangkan Perusahaan dengan menyatakan bahwa gugatan perlawanan yang diajukan oleh Bluetheter Limited tidak dapat diterima (niet ontvantkelijk verklaard).
On July 14, 2016, Bluetheter Limited filed a lawsuit to revoke court decision No. 49/Pdt.G/2016/PN.Jkt.Brt, and on January 31, 2017, the judges in this case has issued a decision that is essentially in favour of the Company and stated that the lawsuit filed by the Bluetheter Limited cannot be accepted (niet ontvantkelijk verklaard).
Pada tanggal 10 Maret 2017, SIAC-Singapore mengeluarkan putusan yang mewajibkan MNCSV untuk melakukan pembayaran kepada Pemohon sejumlah US$ 14.494.347 (belum termasuk bunga).
On March 10, 2017, the Tribunal of SIAC- Singapore issued a decision requiring MNCSV to make payment to the Applicant in the amount of US$ 14,494,347 (excluding interest).
Pada tanggal 2 Mei 2017, Bluetheter Limited mengajukan banding atas perkara ini ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Sampai saat ini perkara tersebut masih dalam tahap pemeriksaan di Pengadilan Tinggi Jakarta.
On May 2, 2017, Bluetheter Limited appealed the case to the Jakarta High Court. Until now the case is still in the process of examination at the Jakarta High Court.
Dengan demikian apapun putusan dalam proses Arbitrase SIAC belum dapat dijalankan dikarenakan perjanjian yang menjadi dasar dipilihnya SIAC sebagai alternative penyelesaian sengketa telah dibatalkan oleh putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat ini. sehingga manajemen berkeyakinan bahwa tidak perlu membuat penyisihan atas kemungkinan kerugian yang akan timbul di kemudian hari akibat tuntutan ini.
Thus any judgment in SIAC arbitration process cannot be executed yet due to an agreement on which the SIAC chosen as an alternative dispute resolution has been canceled by the West Jakarta District Court, therefore, management management believe that no provision need to be made for any loss that may result from this lawsuit..
47.ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
47.MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Grup,
selain GMI dan MIMEL, mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Group, except for GMI and MIMEL, had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2016 and 2015, are as follows:
Mata uang Mata uang
asing / Foreign asing / Foreign
currency Ekuivalen/ currency Ekuivalen/
(nilai penuh/ Equivalent/ (nilai penuh/ Equivalent/
full amount) Rupiah full amount) Rupiah
Rp Juta/ Rp Juta/
Rp Million Rp Million
Aset moneter
Kas dan setara kas US$ 15,654,929 208,508 27,779 373 C ash and cash equivalents Lainnya/
Others - 101 - 15
Aset keuangan lainnya - lancar US$ 6,430,491 85,648 10,124,177 136,028 Other financial assets - current Lainnya/
Others - - - 52,996
Piutang usaha US$ 235,528 3,137 8,313,114 111,695 Trade accounts receivable Lainnya/ -
Others - - - -
Piutang lain-lain kepada Trade accounts receivable
pihak ketiga US$ 1,902,921 25,345 5,474,177 73,551 from third parties Lainnya/ - - -
Others - 200 - 313
Aset lain-lain US$ 2,230,348 29,706 1,216,763 16,348 Other assets
Jumlah aset moneter 352,645 391,319 Total monetary assets
Liabilitas moneter Monetary liabilities
Utang bank US$ 62,562,955 833,276 38,732,807 520,414 Bank loans
Utang usaha US$ 48,904,867 651,364 47,174,978 633,843 Trade accounts payable Euro - - 101,825 1,442
Lainnya/
Others - 606 - 28,054
Utang lain-lain US$ 1,479,553 19,706 418,875 5,628 Other accounts payable Biaya yang masih harus dibayar US$ 6,275,396 83,582 1,221,658 16,414 Accrued expenses Pinjaman jangka panjang US$ 592,497,000 7,846,011 435,000,000 5,844,660 Long-term loans
Jumlah liaibilitas moneter 9,434,545 7,050,455 Total monetary liabilities
Liabilitas Moneter Bersih (9,081,900) (6,659,136) Net Monetary Liabilities 30 Juni/
June 30, 2017
31 Desember/
December 31, 2016
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2016, aset dan liabilitas moneter GMI dan MIMEL dalam mata uang asing tidak signifikan.
As of June 30, 2017 and December 31, 2016, monetary assets and liabilities of GMI and MIMEL denominated in foreign currencies are not significant.
Grup memiliki keuntungan selisih kurs masing- masing sebesar Rp 35.969 juta dan Rp 385.792 juta untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2017 dan 2016.
The Group incurred foreign exchange gain of Rp 35,969 million and Rp 385,792 million for the six months period then ended June 30, 2017 and 2016, respectively.
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, kurs konversi yang digunakan Grup adalah sebagai berikut:
The conversion rates used by the Group as of June 30, 2017 and December 31, 2016 were as follows:
30 Juni/ 31 Desember/ June 30, Dedcember 31, 2017 2016 EUR 1 14,875 14,162 1 EUR JPY 100 12,010 11,540 100 JPY USD 1 13,319 13,436 1 USD
48.PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ATAS
AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN