Permai kecamatan dayun,
Kabupaten Siak, Riau pada
tanggal 11 november 1996.
Merupakan anak pertama dari
bapak Siardi dan ibu Jumini.
Mengenyam pendidikan
dimulai dari TK pertiwi desa
Kepenuhan Raya (lulus tahun
2003), SDN 013 desa
Kepenuhan Raya (lulus tahun
2009), melanjutkan ke melanjutkan ke MTs Miftahul
Ulum desa Kepenuhan Raya (lulus tahun 2012),
kemudian melanjutkan ke jenjang MA di MAS
Kepenuhan (lulus tahun 2015), dan melanjutkan
pendidikan S1 program studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
178 Gubuk Tuaku
Novi Indriani
Suara jangkrik memecah heningnya malam Tersadar ku dari lamunan
Saat ku menatap gubuk tua
Teringat aku akan saat ia masih kokoh Dimana aku merasa nyaman saat berlindung
Kini, hanya tinggal kenangan
Kurindu saat berada di dalamnya Ku rindu saat berlari di sekelilingnya Kini, gubuk itu terlihat tak mampu lagi berdiri
Bahkan, saat angin menerpanya
Keratan menghiasi suasana gubuk itu Rumput menjulang tinggi
Atap berlubang dan dinding yang mulai lapuk Debu menghias disetiap sudutnya
180 Anugerahku
Novi Indriani
Sembilan bulan telah berlalu Terdengar jeritan kebahagiaan Memecah suasana hening penuh bimbang
Sujud tanda rasa syukur
Lama sudah ku merindukan Sentuhan lembut bak selendang sutra
Hey, jari mungilku!!!
Sentuhanmu adalah sejarah besar Teristimewa dalam hidupku
Saat jemarimu ku sentuh Kurasakan ajaibnya hidup
181 Ayah
Novi Indriani
Terlihat mata yang mulai sayu Keringat bercucuran membasahi wajahnya
Bahunya pun tak sekekar dulu
Namun senyum indahnya membungkus harinya yang lelah
Begitu cepat waktu berputar Sadar,bahwa kini ia tak muda lagi
Tapi ia tetap terus berjalan Baginya impian harus tetap tercapai
Meski langkahnya kadang terhenti Ia masih terus dan terus melangkah
Hingga saat nanti Bahagia..
182 Gelas Kaca
Novi Indriani
Gelas kaca Bening tak bercelah
Menjadi saksi Dunia yang tak abadi
Terkadang harus menampung rasa panas Yang mampu merobek bibir
Dan harus menahan dingin Yang mampu meretakkannya
Dan, hingga pada suatu saat Akan hancur dalam genggaman
Dan gelas kaca
183 Bus
Novi Indriani
Seperti biasa bus tiba pukul tujuh Aku yang selalu menunggu disini
Riuh mejadi hal yang lumrah Bernyanyipun alasanku mengusir bosan
Namun, dihari itu Kondektur bus berkata
Esok, bus tak lagi melintas didaerah ini lagi Ntah mengapa…
Terlihat bus mulai bergerak menjauhiku Ntah apa yang kurasakan pada saat itu
Dan hingga pada masa itu Aku tak lagi melihatnya
184 BIOGRAFI
Chaterina Mariati Gultom, gadis yang lahir di kota pekanbaru pada tanggal 19 juli 1998. Anak dari Bapak Oral Robert Gultom dan Ibu Hobby Sianturi sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai sejak umur 5 tahun pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar. Dia menamatkan pendidikan dasarnya si SD Beer Seba pada tahun 2009. Lanjut menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Santa Maria Pekanbaru pada tahun 2012. Dan menyelesaikan jenjang pendidikan atasnya di SMA Kusuma Pekanbaru pada tahun 2015.
Kini gadis kelahiran kota pekanbaru ini sedang mengenyam pendidikan di universitas ternama di Indonesia, yaitu Universitas Riau. Dan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi S1 Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan.
185 Ku Raih Aku
Chaterina Mariati Gultom
Diriku kini tersingkir Jauh dan tak dapat diraih
Sejenak... Memandang
Inginku gapai mereka Jatuhku, Nyataku, Jiwaku, Niatku
Saat semua membelakangiku Ku teriak pada mereka
RAIH AKU.
Sekarang berbeda, jejak kakiku sudah jauh Terlihatpun tidak
Terpaksa berjalan
Oh tidak, maksudku aku iklas dengan ini. Sungguh.
186 Pertanyaan
Chaterina Mariati Gultom
Mimpi pernah bertanya Sekali
Kala itu Apakah ku ini kecewa?
187 5:49
Chaterina Mariati Gultom
5:49
Menit menentukan Masaku Membuka doa Memohon
Pandang sipit Picing Tertera nama Takharap
188 Memori Klasik
Chaterina Mariati Gultom
Memori ini sangat klasik Sangat sangat klasik
Terdengar lucu untuk kesejuta kalinya Karna ini klasik
Aromanya pekat memenuhi pikiran Bayangannya sedap menelusuri lidah
Teringat selalu dalam dekapan nafas
Klasik bukan? Memori klasik
189 Sabit Di Bulan Juni
Chaterina Mariati Gultom
Lampu sorot dari bangunan baru itu Memeluk daratan dengan cahayanya
Terbaku beku batu aku Sungguh Itu indah
Sabit terukir di wajahnya Seakan sinar bulan di bulan juli
Mata terus terikat sabitnya Saat bertemu
Purnamaku tak mampu melawan sabit. Aku kalah
190 BIOGRAFI
Khairun Nisa lahir pada Ahad, 21 September 1997 di Banglas Kec. T ebing Tinggi Kab. Bengkalis (sekaran g moar menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti) Provinsi Riau dengan nama Khairunnisa Miftahur Rezeqia. Beliau lahir dari pasangan suami istri Nuzuar dan Hasni. Merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara.
Gadis yang memiliki banyak gelar sem asa kecilnya ini mengambi Bintang Ke jora sebagai nama pena beliau. Gadis usia dua puluh tahun ini menamatkan sekolah di SDN 012 Tebing Tinggi (2009), Madr asah Tsanawiyah Negeri Selatpanjang (2012), Madrasah Aliy ah Negeri Seltpanjang (2015) dan sekarang sedang mengenya m pendidikan S1 di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia d an Daerah di Universitas Riau.
191 Hujan
Khairun Nisa
Lagi!
pertemuan kita dipisah rinyis perlahan menuai gerimis agar aku menjadi lebih puitis atau aku kau mau jadi lebih agamis
Sengaja rima puisi ini is is is is
agar kulihat tawamu, yang akan kurindu is is is is?
192 Dikhitbah
Khairun Nisa Bismillah
Tidak !
sampai kulihat sesuatu di bawah dagumu karena Allah Subhana huwa ta'ala.
193 Surat, Teruntuk Asiah Binti Kim Chua
Khairun Nisa Aku menyesali tiap-tiap literasi,
Menyesal tentang apa yang telah terjadi, Menyesal tentang apa yang akan terjadi. Ah, bagaimana bisa manusia bisa seegois ini? Aku mengkhawatirkan tiap-tiap literasi, Khawatir tentang apa yang telah terjadi, Khawatir tentang apa yang akan terjadi. Ah, bagaimana bisa manusia bisa sebodoh ini? Kasihku pergi begitu saja
Tanpa salam terakhir, Tanpa satupun pesan.
Yang kulihat hanyalah air mata, Menetes di pipinya.
Aku berdoa agar semua baik baik saja Tapi kau begitu cepat meninggalkan aku.
Aku, bahkan belum sempat membuatkanmu baju, Dengan "sunbeam" yang kau wariskan
Belum sempat memberimu hadiah, Dengan keringatku.
Aku lalai,
Hingga lupa kapan terakhir Kali membuatkanmu kopi lupa kapan terakhir Kali menyisir tiap helai ubanmu Kapan terakhir kali meneleponmu
194 Hari ini, 11 syawal 1437H
Aku mengantarkanmu Untuk terakhir kali
aku hanya akan terus bersenandung Lagu kesukaanmu
"Bila terdengar suara azan Bergema sayup menjelang pagi Dalam irama kukirim pesan Sebagai tanda aku dah pergi Jangan ditanya sebab kerena Mengapa aku pergi menghindar Dari kan dekat tapi merana Elok kujauh tinggal mendengar Biarlahku pergi dahulu
Tidak tertahan lagi derita
Semoga yang tinggal senyum selalu Yang pergi hilang lenyap berita Jika kelak daku terkenang Kutatap bintang dimalam kelam
Jika tak sanggup daku berenang ku rela kan Diri hanyut tenggelam" (Madah Terakhir) Lalu mengirimkan doa
Sebagai bukti
195 Asiah Binti Kim Chua
Khairun Nisa
Hari itu
Ibuku dapat telepon Dari pulau seberang Katanya
Mereka bilang nenek sudah sembuh Tapi dengan isak tangis.
Lalu?
Aku tidak menangis, sungguh! Hanya meraung!
196 Ahmad Zaki Al Fatih
Khairun Nisa
aku mencintaimu seolah kau adalah putraku seakan akulah yang melahirkanmu.
bagaimana kau membuat malam-malamku lebih berisik dari biasanya,
bagaimana engkau membuatku terjaga, sepanjang gelap
aku menikmatinya, menjadi Ibumu
belakangan kau bertambah manja, tidak ingin dibuai,
tidak ingin diayun lagi
dan hanya akan tertidur dalam pelukan.
Maa Syaa Allah
mendekapmu pula sepanjang engkau tertidur, aku mencintainya
197 BIOGRAFI
Terlahir dengan nama Elizabeth Ana Agustina. Ia mengaku merupakan salah satu imigran dari surga yang datang melalui rahim seorang ibu bernama Rukyati yang memiliki suami bernama Sutomo. Saat itu Tuhan menghendakinya untuk berimigrasi dari surga ke kota Pekanbaru tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1997, hari Rabu jam 9 pagi. Mengawali pendidikan di TK Perdana Pekanbaru, SD Santa Maria Pekanbaru, tiga kali nerganti SMP yakni SMP Santa Maria Pekanbaru, SMP Stella Matutina Salatiga, dan terakhir di SMP Kqsih Depok, kemudian lanjut di SMA Setia Dharma Pekanbaru, dan aekarang sedang menempuh pendidikan S1 di jurusan Bahasa dan Seni, prodi Bahasa Indonesia Universitas Riau angkatan tahun 2015. Selain itu ia juga mengabdikan dirinya sebagai pemain musik di gereja Baptis Ekklesia Pekanbaru dan lebih sering dipercaya untuk memainkan Drum saat ibadah hari Minggu.
198 Elizabeth
Elizabeth Ana Agustina Emas pun tak cukup mencerminkan dirinya Lembut sutra tak selembut hatinya
Indah bunga tak seindah matanya
Zaman berubah tapi ia sanggup tak ikut arus Ayah berdoa
Bunda berdoa
Engkau anak yang sukses nantinya Tuhan yang berkehendak
199 Ana
Elizabeth Ana Agustina Angkasa punya cerita
Nuansa bening berkeliaran di bawahnya Ah.. indahnya
200 Agustus
Elizabeth Ana Agustina Agustus berlalu
Gema-gema tak terdengar lagi Untung aku lahir di ditu
Terjarak dua hari setelah hari ku Ikut menumpang rayakan Nongkrong di depan tv Ada upacara di istana