1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menerbitkan buku dengan judul ”Antologi
Puisi Tenda Tanda”.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan dukungan. Sehingga penulis memberanikan
diri untuk menerbitkan hasil karyanya.
Penulis berharap karya-karya yang telah ditebitkan
ini dapat membawa pembaca masuk ke dalam imaji rasa
yang begitu luar biasa. Salam dari hati yang penuh
dengan kata.
Pekanbaru, Januari 2018
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
Hadi Rumadi
Ledah Memaukan ... 16 Adib Alfalah Tenda Tanda... 18 Payung Sengaja ... 19 Tau Kau ... 20 Paksa Pilihan ... 21 Mujiyanto Sang Pahlawan ... 23 Kemenangan ... 24 Kau Pedang ... 25 Dewa Harapan ... 26 Kau Peri ... 27Yesi Kamala Sari Takut ... 29 Gila ... 30 Kepala ... 31 Ghaib ... 32 Boleh ... 33 Triolivia Nababan Pahlawan ... 35 Menunggu ... 36
3 Keserakahan Diri ... 37 Merdeka ... 38 Perpisahan ... 39 Novia Fahronnisya Pembuktian ... 41 Cerai ... 42
Wanita di Balik Bandana ... 43
Hujan 29 Maret ... 44
Di Pelupuk Rindu ... 45
Jennyfer Puji Lestari Woi Peri ... 47 Abah ... 48 Si Lagu... 49 Cinta Pertamaku ... 50 Masa Lalu ... 51 Nirmala Sasanti Raut ... 53 Mata ... 54
Meja di Sudut Ruangan ... 55
Pot ... 56 Ubur-ubur ... 57 Evia Firnadia Mawar ... 59 Kaca ... 60 Jejak ... 61 Jelas ... 62 Laut... 63
4 Dhestriwan Ibu ... 65 Sepi ... 66 Senja ... 67 Bulan ... 68 Bintang ... 69 Elviana Barus Nyx ... 71 Garuda ... 72 Amor ... 73 Apollo ... 74 Dionisis ... 75 Khairil Fauzan Rasa ... 77 Keabadian ... 78 Khayal... 79 Takdir ... 80 Cosmos ... 81 Anshori Ramadhan Kau Itu ... 83 Merahnya Putih ... 85
Kepadamu Syurga Manusia ... 86
Satu ... 87
Sebelah Mata ... 88
Wirda Safitri Mata Hati Ini ... 91
Kita Tak Lagi Sama ... 92
5 Menunggu ... 94 Tentang Dia... 95 Ulfa Wahyuni Salahku ... 97 Ibuku Surgaku ... 98 Kekasihku ... 99 Cinta Sejati ... 100 Teruntuk Sahabat... 101 Yuliani Anggiola Luka ... 103 Angan ... 104 Abadi ... 105 Kebisuan ... 106 Demi Kau ... 107 Diana Stuti Asing ... 109 Nafsu ... 110
Aku; Pada Si Tuli ... 111
Wanita Hujan ... 112
Taubat ... 113
Devi Winda Rini Pilu ... 115 Ibu ... 116 Pembalasan ... 117 Rindu ... 118 Vi Devi ... 119 Keterlaluan ... 120
6 Yolana Arsyah Paru-paruku ... 122 Kerusakan Alam ... 123 Alam Desaku ... 125 Berita Alam ... 126 Sabda Bumi ... 127
Fitia Nugrah Wati Bunga... 129
Rok ... 130
Api ... 131
Bintang ... 133
Pena ... 134
Nurul Huda Lestari Mereka ... 136
Aku Akan Pulang ... 137
Dusta ... 138
Ingatanku ... 139
Aku ... 140
Mustika Ramadhani Bukan Hujan Bulan Juni ... 142
Pelopor Pendidikan... 143
Malam Bersama Sejarah ... 144
Bulan dan Matahari ... 145
Aku Ingin Mencintaimu dengan Hebat... 146
Atiqoh Rosari Amri Aku ... 148
Kau ... 149
7
Hujan ... 151
Cinta ... 152
Kartika Sarah Difa Sepi ... 154
Langit... 155
Bahagia ... 156
Lapar ... 157
Kursi ... 158
Alya Surya Novriani Sebuah Kisah ... 160 Perpisahan ... 161 Memori ... 162 Bagai Pelangi ... 163 Tidak Lagi ... 164 Widyana Sartika Sebuah Kisah Menjelang Malam ... 166
Aceh 26 Desember 2004 ... 167
Mayam ... 168
A ... 169
Dia ... 170
Eka Pani Novirna Rindu ... 172
Tragedi Paling Pilu ... 173
Patah Tumbuh ... 174
Hilang Berlalu ... 175
8 Novi Indriani Gubuk Tuaku ... 178 Anugerahku ... 179 Ayah ... 180 Gelas Kaca ... 181 Bus ... 182
Chaterina Mariati Gultom Ku Raih Aku ... 184
Pertanyaan... 185
5:49 ... 186
Memori Klasik ... 187
Sabit di Bulan Juni ... 188
Khairun Nisa Hujan ... 190
Dikhitbah ... 191
Surat, Teruntuk Asiah Binti Kim Chua ... 192
Asiah Binti Kim Chua ... 194
Ahmad Zaki Al-Fatih ... 195
Elizabeth Ana Agustina Elizabeth ... 197
Ana ... 198
Agustus ... 199
Leche ... 200
Lisa ... 201
Denny Hartati Purba Mimpi ... 203
Pendosa ... 204
9
Tak Apa? ... 206
Cintaku? ... 207
Rini Trisda Apriiani Yang Kusebut Rindu ... 209
Tujuanku Bukan Tujuanmu ... 210
Puncak Angan ... 211
Embun Setelah Fajar... 213
Gantung ... 214 Bagas Ainur Gunung ... 216 Samudera ... 217 Gedung ... 218 Tasbih ... 219 Fajar ... 220 Fathia Roifah Terbuang ... 222 Di Suatu Pagi ... 223
Bila Waktunya Telah Tiba ... 224
Pahlawanku ... 225
Katakan Saja ... 226
Ilmy Mulky Muzny Humairah ... 228
Hamba... 229
Insan ... 230
Sekuntum ... 231
10 Dini Maulani
Bisakah?... 234
Tangisan Mei ... 235
Ngilu ... 236
Selembar Sketsa Tua ... 237
Kepada Angin ... 238 Siti Normasari Kemah... 240 Pramuka ... 241 Meninggal ... 242 Sepi ... 243 Sendiri... 244 Nina Rahayu Tragis Kronos ... 246 Cindaku ... 247 Batu ... 248 Busur ... 250 Yunani-Persia ... 251 Nurzakiah Rindu ... 253 Bumi ... 254 Hening ... 255 Amarah Hati ... 256
Cinta dalam Diam... 257
Tiara Dwi Permana Kamu ... 259
Sahabatku ... 260
11
Keluargaku ... 262
Datuk ... 263
Rapikawati Kebesaran Dunia ... 265
Ada Apa dengan Wanita ... 266
Kebesaran Dunia ... 267 Ini ... 269 Kelam ... 271 Depi Asrianti Aku ... 274 Liburan ... 275 Patah ... 276 Putri Intania Hujan ... 279 Daun ... 280 Air ... 281 Angin ... 282 Waktu ... 283 Reni Verawasti Reni ... 285 DYAY... 286 Kasih ... 287 Adi ... 288 Diana ... 289 Hamidah Tusya’diah Sungguh Indah Ciptaan-Mu ... 291
12
Mentari Pagi ... 293
Sepedaku ... 294
Ku ungkapkan segala Rasa di Atas Sajadah ... 295
Pena ... 297
Fitriyana Kau yang Kusebut Sahabat ... 299
Fana ... 300 Malam ... 301 Pemyelamat ... 302 Mentari Pagi ... 303 Warmida Indri Kurcaciku Pahlawanku ... 305
Tak Lekang oleh waktu ... 306
Jangan Jadikan Aku sebagai Pelarian ... 307
Blangkon Jenderal Soedirman... 308
Sang Petinggi ... 309
Lena Nursantika Ke Ridhoan-Mu ... 311
Jiwa yang Lara ... 312
Kisah Kita ... 313
Aku yang Terlupakan ... 314
Secercah Harapan ... 315
Mitha Dwi Septia Dimana Cahaya Kehidupan? ... 317
Dunia yang Sama Sekali Beda ... 318
Awet Muda tapi Tak Abadi... 319
Pengkhianatan Noordik ... 320
13 Ginansty Ambar Wati
Padam Oleh Waktu ... 323
Bidadari Surgaku ... 324
Kehidupan ... 325
Akhir Penantian ... 326
Hilang ... 327
Ririn Fujiarti Ali Ombak Sunyi ... 329
Bulan Lesi ... 330
Ketika menyongsong ... 331
Setelah Pembantaian Usai ... 332
14 BIOGRAFI
Hadi Rumadi, lahir di Desa Sungai Ungar Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Anak ketiga dari empat bersaudara ini lahir dari kalangan sederhana. Semua jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah diselesaikan di tanah kelahirannya. Pendidikan Sarjana Pendidikan (S.Pd.) diraih di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau pada tahun 2007, kemudian gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia diraih di Universitas Negeri Padang pada tahun 2011. Sejak tahun 2008, ditugaskan sebagai tenaga pendidik (dosen) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
Karya dan ide kreatif yang telah dihasilkan antara lain buku ajar Apresiasi Prosa Fiksi (2017), Penulis pada Antologi Puisi Tenda Tanda (2018) dan Antologi Puisi Surga Tak Berpintu (2018). Pada tahun 2018, telah menggalakkan penyelenggaraan dokumentasi karya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNRI dalam Antologi. Antologi karya sastra antara lain Antologi Cerpen Kuntum Semusim, antologi Cerpen Mejikuhibiniu, antologi Cerpen Orang Ketiga, dan antologi Cerpen Beringin Ber-Ingin.
Saat ini, aktif bertugas di Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Riau. Berbagai kegiatan tridarma perguruan tinggi dilaksanakan baik pembelajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Dalam bidang
15 pembelajaran diamanahkan pada rumpun kesastraan antara lain teori sastra, apresiasi prosa fiksi, dan sanggar sastra. Berbagai artikel penelitian dan pengabdian telah diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah.
16 Ledah Memaukan
Hadi Rumadi
Gores Puitis Makna Hidup
Umpama Waktu Kian Mengikis Hingga Senja Menghembuskan Pagi Demi Pagi
Persembahan Kata Metafora Berumpama Pesona Jiwa Insan
Aku Persembahkan Jiwa Raga, Apapun Aku Apapun Aku, Inilah Aku
Semua Gores, Luka, Siksa
Apapun Aku, Siapapun Takkan Tahu Kecuali Satu Perjalanan Ini Membawa Ke Sana
Kutentang Apapun itu, Bukan Siapa Tapi Apa Ledahku Bukan Maumu, Mauku!
Bukan Salahmu, Salahku! Sebab Aku, Tak Bisa Apa-Apa Bukan Karenamu, Karenaku Sebab Aku Tahu,
Bahwa Apapun Aku Pasti Aku Tak Mau
Pasti Maha, Pasti Ter-, Pasti Paling. Walaumu Bisikkan Pasti Ya Nak, Ya Di. Iya Katamu
Pasti! Mau, Pasti Ada, Pasti Nak. Setinggi Bintang di Langit Serendah Mutiara di Samudera Muliamu.
17 BIOGRAFI
Adib Alfalah, pemuda yang lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 05 Agustus 1997. Anak dari Bapak Effendi dan Ibu Wisnawati, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 18 Padang Kunik (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 2 Bukittinggi (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 5 Bukittinggi (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
18 Tenda Tanda
Adib Alfalah
Tenda yang kami tiduri Terkenang banyak cerita di sini Terang melayang bekerja bersama hati
Satu mata kami menatap menata Banyak mata kalian menatap mencela Seolah tenda kami iba meminta
Kami orang bongak yang kaya membabu Bergaji berupah cinta pilu membiru Kuli-ah dan kuliah sehati sebati membatu
19 Payung Sengaja
Adib Alfalah
Melihatku untuk dilihatku Diammu untuk diamku Pergimu untuk datangku
Memang egomu sengaja di atas super egoku Kita sengaja untuk sesuatu yang sengaja kita sengajakan
Namun,
Sengajamu sengaja pada senjaku? Sengajaku sengaja pada senja sengajamu
Sampai kapan kita berteduh dengan payung sengaja ini? Hingga senja sengaja datangkan malam?
20 Tau Kau Adib Alfalah Di Kedalaman! Selalu ku yakin Melihat mataku sendiri Di dalam matamu ada mataku Kenapa mata kita
menata?
Mata menatap mata
Selalu kuyakin
21 Paksa Pilihan
Adib Alfalah
Tidurlah malam terlalu malam Tidurlah pagi terlalu pagi
Itu dari Is!
Suatu ketetapan waktu Bukan kesempatan Diperbudak Waktu Is Atau Memperbudak Adalah kesempatan Suatu ketetapan waktu
22 BIOGRAFI
Nama Mujiyanto, salam kehidupan sehari hari biasa di panggil muji. seorang pemuda kelahiran pada 13 februari 199. Anak ke 4 dari 8 bersaudara. anak dari muijan dan musripah.Saya menjalani pendidikan pertama kali di SDN 015 Pebadaran, kemudian Setelah itu melanjutkan ke MTs. Al Falah Jatibaru, setelah itu saya masuk di SMAN 1 Bungaraya, jurusan ipa. Saat ini saya kuliah di salah satu Universitas yang ada di riau yakni UR jurusan FKIP prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
23 Sang Pahlawan
Mujiyanto
Pedang tarkantung gagah bagai ombak menebas penjuru Melesat pada sasaran yang nantinya menjadikannya merah
Mengalir seperti air memandikannya menjadi lebih indah Itulah keperkasaan hati ketangguhan tertanam dalam kobaran
perang
Ketika berbicara suaramu lakmana singa mengaung hebat Yang lain tertegun dengan tangguh langkah yang tak
terbendung itu
Keberanianmu mengibas musuh Mengobarkan juga semangat musuh
Kamijuga tertegun dengan hatinya yang dimiliki juga oleh musuh musuh
24 Kemenangan
Mujiyanto
Matahari menebas gelap Gelap menutupi matahari Embun menyelimuti gelap
Senja menutup hari
Tiada yang berpaling yang ada melengkapi Tiada gundah yang terperangah kata hentakan Langkah maju menuju satu walau diantaranya terkocar kacir menggigil pilu
tapi bukan kita
bendera berlambang kemenangan telah kami simpan kami tancapkan dalam hati dan kami alikan
semangatnya pada darah detak ini bukat ketakutan
yang ada hanya keinginan untuk menang
25 kau pedang
Mujiyanto
ku dengar suara pecah oleh pedang ku dengar rintih lunak oleh kecaman ku dengar pula pedang membentur pedang ku saksikan pula serupa pedang beradu pedang
engkau seumpama pedang gagah merekah pasukan serentak tenang
satu kata pedang terdiam satu hentak musuh terngiang
satu gores nyawa melayang itulah engkau pahlawan nirwana
26 Dewa Harapan
Mujiyanto
Bergemuruh bersaut langit dengan bumi Sosok kilatan melesat menancap menapak di bumi
Melangkah menghancurkan, menghanguskan, melenyapakan kehidupan
Hilang tanpa menyisakan apa apa
Dalam pikiran mu sosok cahaya adalah seorang dewa Geraknya secepat mata berkedip
Tak terbendung melesat yang ada di hadapannya Sosoknya begitu tangguh
Tak ada yang seperti di kehidupan ini Antara aku yang tak mengerti
Bagiku itu seperti nirwana yang ada di mimpiku kala itu
27 Kau Peri
Mujiyanto
Daun melambai ketika matahari menyeringai bumi Begitu pula embun yang rela meningggalkan pagi
Kulihat ada sosok cahaya dalam wajud makhluk Rupanya indah tak terlukis
Aku hanya meringis Oh Cinderella ku…
Sosok wanita yang menjadi sutra bagi kasarnya kehidupan
Sosok idaman yang parasnya cantik tidak bertepi Aku tak tahu kapan terakhir kita di pertemukan
Yang ku tahu saat itu pukul 12.00 malam jam berdenting
28 BIOGRAFI
Yesi kamala sari, gadis yang lahir dipebaun hulu, kecamatan kuantan mudik kabupaten kuantan singingi, riau pada 23 oktober 1997. Anak dari bapak Yan Aprison dan Ibu Kamala nilawary S.Ag sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Ia mengenyam pendidikan pertama di sd 003 pebaun hulu (lulus pada 2009) kemudian melanjutkan ke smp negeri 2 kuantan mudik (lulus pada 2012) dan kemudian melanjutkan ke sma negeri 1 kuantan mudik (lulus pada 2015) setelah itu melanjutkan study ke perguruan tinggi Universitas Riau dengan jurusan program studi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015.
29 Takut
Yesi Kamala Sari
Kau memanggilku
Namun aku pura-pura amnesia Kau berteriak
Aku pura-pura tuli Jalan kita sudah tak sama Pergilah kealam mu dewi Ini bukan surga!
Ah kau tetap saja memanggil ku Kuliat kau semakin dekat
Bayang putih mu yang kaku itu semakin jelas Kaburrrrrrrrrrrr………
30 Gila
Yesi Kamala Sari
Sudah kukatakan Kamu itu indah
Dari sudut pandang yang berbeda Kamu itu lembut
Lebih lembut dari segalanya Putih warna mu memancarkan sinar Pekat hitammu menggoda
Ya aku tergoda
Hingga batas yang tak sewajarnya Ingun kusentuh tapi takbisa Kau tak nyata
Semakin lama aku semakin gila Tajam mata mu menusuk jantungku Aku sudah tidak tahan lagi
31 Kepala
Yesi Kamala Sari
Kala itu
Saat ribuan kepala tak tahu berbuat apa Tak tahu kemana akal kan dibawa Kemana hati hendak dituju Kemana tindak akan dibuat Kemanakah wahai ribuan kepala Kala itu
Dua puluh delapan tahun dua puluh delapan Engkau datang dengan hentak kaki dan sorak sorai Semangat membuka cakrawala akal pemuda Akal yang selama ini mengembang tiada jelas Kala itu,tampak kemana tapak hendak dituju Sisa juang yan terseret
32 Gaib
Yesi Kamala Sari
Hilang ditelan bumi Datang terseret angin Lalu
Hilang lagi terbawa arus
Kemudian datang lagi bersama hujan Ah kau memang gaib
33 Boleh
Yesi Kamala Sari
Melayang mengambang diudara Dan kaupun masih tetap sama Masih bolehkah?
Ah tentu saja
Disini aku pemeran utamanya
Kau harus mengikuti jalan skenario sutradara Masa iya? Bukankah kau yang memintanya…. Dasar wanita…..
34 BIOGRAFI
Triolivia Nababan, gadis yang lahir di Desa Pondok Bulu, Kec. Dolok Panribuan, Kab. Simalungun, Sumatra Utara pada tanggal 22 Juni 1998. Anak dari bapak Jonter Nababan dan Ibu Ramse Siallagan, sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 091456 Pondok Bulu (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 1 Dolok Panribuan (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan kejenjang SMA di SMAN 1 Dolok Panribuan (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
35 Pahlawan
Triolivia
Suci. . . .
Dewa adalah pahlawan bagi setiap orang Pahlawan bagi orang yang lemah
Selama gunung masih tegak berdiri Selama sungai masih terus mengalir
36 Menunggu
Triolivia
Kesedihan diwajah mengisyaratkan diri untuk pergi dengan Air mata dalam tangis yang ditinggalkannya
Dua pasang tangan cinta yang merangkul, Tidak! Dua hati yang tidak dapat menyatu
Menjadikannya gila dalam cinta
Nirwana yang mencintai Sinta tidak dapat disatukan Kekecewaannya menjadikannya sosok yang jahat Malam yang dingin dan sepi membuat Sinta menjadi melamun kesepian
37 Keserakahan Diri
Triolivia
Dingin menusuk tulang rusuk
Membekukan setiap otot yang bergerak
Menghantarkan prajurit kedalam gelapnya malam Mentari pagi mulai bersinar
Pertumpahan darah antar kerajaan pun terjadi Kedengkian dan keserakahan membuat lautan darah Dan gerimis menjadi saksi pertempuran mereka.
38 Merdeka
Triolivia
Demi negeri kerajaanmu Engkau korbankan waktumu Demi masyarakatmu
Engkau rela pertaruhkan nyawamu Perang hanya hiburan bagimu
Pembunuhan, pembantaian hanya sebagai bunga-bunga api bagimu
Lautan yang biru berubah menjadi lautan darah Mata air darah mengalir dari tubuhmu
Bahkan hujan menggelitik tubuhmu, kau hiraukan Namun semangatmu meruntuhkan tebing
39 Perpisahan
Triolivia
Akhir pertemuan yang menyedihkan Membuat kita berpisah selamanya
Selendang putih yang engkau pakai kemedan perang Menjadikannya kain berwarna merah
Darahmu selalu menetes
Membuatku kebingungan dan melamun Kejamnya mereka pada engkau
40
BIOGRAFI
Novia Fahronnisya lahir dari pasangan M. Ali Nafarin dan Chairunnisya di Sungai Guntung, 10 November 1998. Novia merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Gadis dengan nama pena Sofia Ezuddin ini begitu mencintai dunia menulis. Menurutnya menulis dapat menjadikan ia berani untuk jujur, jujur dalam menyatakan tanpa harus melisankan.
Novia Fahronnisya telah menamatkan sekolah di SD Negeri 1 Enok (2009), SMP Negeri 1 Enok (2012), dan SMA Negeri 1 Enok (2015) dan sekarang sedang mengenyam pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Riau. “Setiap harinya banyak kejadian yang saya abadikan melalui tulisan, karena saya tahu saya bukanlah pengingat yang baik.” (Sofia Ezuddin).
41 Pembuktianku
Novia Fahronnisya
Aku terjaga lebih dulu
Daripada embun yang menyapa lelap daun Memusuhi getir
Menantang rinai
Memerangi kepecundanganku Menagih janji Tuhan
42 Cerai
Novia Fahronnisya
Ikrar tak menjanjikan kekekalan Tapi setia kini tahu diri
Tak ingin kau menua bersama harap yang percuma
Pergi tak menjanjikan kembali Tapi jarak kini telah sadar
Tak tega kau mati digerogoti penantian
Mendung tak menjanjikan hujan Tapi langit kini memahami
Bahwa kau butuh sejenak berteduh Dari harap yang percuma
Dari penantian yang mematikan Dari rindu yang memburu Dari aku yang berlalu
43 Wanita di Balik Bandana
Novia Fahronnisya
Aku datang menjemput sajak Pada lembar-lembar rindu Mengais sisa-sisa jejak Selami surga kata-kata
Ungu kotak-kotak Mematung dalam tunggu Menoleh pada masa lalu Dan dia mengais sisa-sisa jejak Pada lembar-lembar rindu yang sama
44 Hujan 29 Maret
Novia Fahronnisya
Sederas harapku
Sesamar bisik hujan di telingamu Mengirimkan sebaik sajak sendu
Kenapa begitu mudah mendung menyambung? Yang kadang meninggalkan bau basah pada tanah
Lebih sering tidak meninggalkan apa-apa; selain tanda tanya Semerdu sajakmu; yang kau lantunkan di muka tuan
Menjelang teduh dan berpeluh rindu aku Mengantarkan genangan
Menyembunyikan kenangan Setiap tetesnya ada engkau
45 Di Pelupuk Rindu
Novia Fahronnisya
Kukabarkan padamu
Tentang rindu yang kupupuk dua windu Bilakah kita bisa sama-sama menuainya? Menikmati setiap temu yang langka
Membicarakan tentang ingatan yang hampir terlupa
Kutitipkan padamu
Tentang keinginanku untuk mengulang Pada pertemuan satu windu mendatang
46 BIOGRAFI
Jennyfer Puji Lestari Woi, gadis yang lahir pada tanggal 30 september 1997 di Tg. Pinang Kep.Riau, dibesarkan dari kedua orang tua kandung yang sangat mengasihinya yaitu Bapak Jevry Viani Woi dan Ibu Susantri, ia merupakan anak ke dua dari 4 bersaudara.
Ia mengenyam pendidikan dimulai dari TK Santo Fransiscus Tg.Uban (lulus tahun 2004), SDN 001 Tg.Uban (lulus tahun 2009), kemudian melanjutkan pendidikan nya di SMPN 1 (lulus tahun 2012), setelah itu menlanjutan pendidikan nya tingkat SMA di SMAN 5 BINTAN (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
47 Peri
Jennyfer
Sungguh mama kau wanita yang selalu aku banggakan Untuk semua kasih dan sayang yang selalu kau curahkan Sanggup dirimu bertaruh nyawa demi diriku
Anak mu kini sudah mengerti akan membalas budi Namun tak pernah kau meminta balasan
Terpujilah engkau mama
Raut wajahmu selalu menjadi penyemangat ku Ini lah puisi sedehana sebagai tanda cinta ku pada mu
48 Abah
Jennyfer
Jauh engkau berlayar meninggalkan ibu dan diriku Engkaulah pahlawan di duniaku
Vena mu mengalir di dalam diriku
Raut wajahmu selalu menjadi penyemangat ku Ya tuhan lindungilah dimanapun ayahku berada
49 Si Lugu
Jennyfer
Indah sungguh bola matamu, berkilau bagai mutiara Nyanyian mu merdu bak burung berkicau
Dengan dirimu semua teras lucu Aduhai adiku yang manis dan lugu Hapus semua air matamu dan dukamu
50 Cinta Pertamaku
Jennyfer
Apakah ini yang dinamakan cinta pertama Tapi bukan cinta sepasang insan
Ini kisah cinta kita sahabat
Kau dan aku yang sedari dulu bersama
Aku harap cinta ini selamnya seperti lagu yang selau kita senandungkan
51 Masa Lalu
Jennyfer
Raut wajahmu mengingatkan ku pada masa lalu Ibarat bunga yang lagi karena kerinduannya pada hujan Fakir cinta sepertimu yang selalu gugur di pertempuran Akankah hatimu akan ikut sendu seperti wajah mu Langit pun ikut muram melihat air matamu Dengarkan gemerisik rumput yang berbisik Obat penyemangat mu dikala rindu
52
BIOGRAFI
Nirmala Sasanti, gadis yang lahir di
Desa Kumbara Utama, Kec. Kerinci Kanan,
Kab. Siak pada Tanggal 18 Desember 1997.
Anak dari Bapak Parji dan Ibu Yuyun
Yunarsih, sebagai anak ke dua dari tiga
bersaudara.
Memulai pendidikan pada tingkat
SD di SDN 005 Kumbara Utama (Lulus
tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 18 Siak
(Lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang
SMA di SMAN 15 Siak (Lulus tahun 2015). Kini sedang
mengenyam pendidikan Program S1 di Universitas Riau
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sejak duduk di bangku SMP sudah memiliki
ketertarikan pada bidang Bahasa dan Sastra Indonesia,
maka dari itu memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia pada jenjang sekolah tinggi. Sempat
mengikuti tes PMB di Universitas Negeri Padang pada
tahun 2015, tes PMB UMJM UIN Sultan Syarif Qasim
pada tahun 2015, hingga pada akhirnya mengikuti tes
SBMPTN di Universitas Riau pada tahun yang sama dan
lulus di jurusan yang diinginkan.
53
Raut
Nirmala Sasanti
Pada senja itu
Tak kutemui lagi senyum pada rautnya
Tak nampak lagi bahagia pada wajahnya
Matanya, kini mulai sayu
Bibirnya memucat
Dahinya mengerut
Di bawah matanya mulai terlihat lingkaran hitam
Lelah
Mungkin ia lelah
Pada masa hidupnya, ia mulai lelah
Senyumnya mulai terlihat hampa
Matanya lebih suka merenung
Dalam renungnya, entah apa
Matanya jauh memandang
Entah apa
Wajahnya layu
Entah mengapa
54
Mata
Nirmala Sasanti
Alam punya keindahan
Pada indahnya, terselip tangis Si Maharani
Maharani, gadis yang diberi cobaan oleh Tuhan
Mata indahnya
Bola mata beningnya
Buku mata lentiknya
Seakan hanya menjadi hiasan pada wajahnya
Maharani acap kali mengeluh
Pada Tuhannya, ia berkata
“Tuhan, mengapa harus aku?”
Gadis itu seperti kehilangan semangat
Nanmun tuhan kembali membangkitkannya
Dihadirkannya seseorang
Seorang baik hati
55
Meja di Sudut Ruangan
Nirmala Sasanti
Di ruangan ini aku lebih suka merenung
Aku lebih suka mengenang
Di ruang ini, dulu
Di meja ini, meja pada sudut ruangan ini
Aku lebih suka duduk, merenung
Lalu memesan kopi
Sampai kemudian ikut larut pada sebuah kenangan
Pada meja di sudut ruangan ini,
Aku lebih bebas mengenangmu
Mengenang bagaimana kau datang
Lalu, mengenang bagaimana kau pergi
Pergi yang tanpa pamit itu
56
Pot
Nirmala Sasanti
Kau bunga
Kau indah
Banyak yang mengagumimu
Aku pot
Tempat dimana kau tumbuh
Lalu, ketika kau mulai menunjukkan indahmu
Tuanmu memindahkanmu
Pada tempat yang lebih pantas
Lalu aku,
57
Ubur-ubur
Nirmala Sasanti
Ubur-ubur
Zzzzzz
Ubur-ubur
Zzzzzz
Ubur-ubur menyengat
Aku tersengat
Tersengat oleh rindu
Rindu yang begitu jahat
58 BIOGRAFI
Evia Firnadia, lahir pada tanggal 11 Oktober 1997 di Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau. Merupakan anak dari Bapak Usman.A.K, S.Pd. dan Ibu Siti Khotimah S.Pd. Terlahir sebagai putri ketiga dari tiga bersaudari.
Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Pembina Kecamatan Bengkalis (lulus tahun 2003), SDN 01 Bengkalis (lulus tahun 2009), kemudian SMP 1 Bengkalis (lulus tahun 2012), dilanjutkan ke SMAN 2 Bengkalis (lulus tahun 2015), dan saat ini sedang mengenyam pendidikan S1 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
59 Mawar
Evia Firnadia
Mawar di penghujung senja Indah, wanginya seantero dunia Dipetik untuk kekasih tercinta Dari pria yang mudah berkata Terkadang wanita muda terlena Hingganya terlupa
Bahwa mawar hanya bertahan sebentar saja Setelah ia dipetik,
Kelopak bunganya kan berguguran Hanya batang berduri,
60 Kaca
Evia Firnadia
Kau menangis Kau tertawa Senyum kau palsu? Dukamu tipu?
Sandiwara bisa kau mainkan Tapi tidak padaku
Kau adalah kau Aku adalah kau Kau retakkan
Aku retak Kau bergerak Biasmu tergerak
61 Jejak
Evia Firnadia
Berbekas Sulut oleh hujan Terkikis debu Ditiup angin Hilang Kesang
62 Gelas Evia Firnadia Gelas kaca Bertiang Berdenting Diaduk rasa Dituang duka Dihirup luka Ditelan dusta Ah biarkan saja! Nikmati saja Kau mati sia-sia? Saja,sana
Kuning Merah Putih
Sirup di gelas kaca. Minum saja
63 Laut
Evia Firnadia
Tenang bukan berarti tak mengamuk Biru bukan selamaya bersahabat
Menyambut bukan berati tak menenggelamkan Bergulung sudah pasti mematikan
64 BIOGRAFI
Dhestriwan atau biasa dipanggil Iwan atau Tigor, oleh orang-orang disekitar. Sebagian teman memanggil Tigor, Karena itu adalah nama panggung
DHESTRIWAN . Memiliki hobi bermain musik, taeater,dan sejenisnya yang berhubungan seni dan sastra. lahir di Duri, Provinsi Riau, Kabupaten Bengkalis, pada tanggal 31 Desember 1994 dari pasangan RoseMedi Simatupang & L.Panggabean. Anak ke empat dari lima bersaudara,Mempunyai Kakak perempuan satu, kakak laki – laki dua, dan adik perempuan satu.
Pertama kali masuk sekolah di tahun 2001 – 2007 di SD Swasta YUDIKA kabupaten bengkalis, Duri, Riau. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMP YUDIKA dari tahun 2007-2010. Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi ke SMA SWASTA PELITA Sumatera utara. Kemudian sekarang menjalani Sekolah tingkat tinggi di Universitas Riau, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program studi Bahasa Indonesia.
65 Ibu
Iwan
Berikan aku kesempatan lagi
Menghela nafas yang hamper tersengal waktu Berikan aku surga dari tapak kakimu
Jangan biarkan anakmu terhempit waktu yang kian mnyempit Ibu….
Terimakasih ku lontarkan kepadamu Lewat rahimmu aku lahir umtuk menikmati dunia
Lewat tapak kakimu aku hingga ke surga Ibu..
Kelak tetesan air matamu Menjadi aliran sungai di surga
66 Sepi
Iwan
Tak ada malam lagi yang indah kunikmati Diam yang sepi sepanjang minggu
Awan itu tidak bergerak lagi menghampiri mendung Angin itu diam seketika setelah aku mendengarnya Burung waktu ikut serta sama seperti yang aku kira
Sepi….
Engkau dimana? Perlihatkan dirimu Jangan biarkan sepimu melumat nyawaku
67 Senja
Iwan
Rupa jingga langit mulai menggelap yang begitu indah
Merubah siang menjadi malam yang dinanti Serta gemuruh angin kian tersengal
oleh waktu Ingin rasa aku genggam senja sore
Ooh…senja…
kau selalu menimang jiwaku yang lara
68 Bulan
Iwan
Bulan … indah cahaya yang kau pancarkan
Bumi selamat dari kegelapan karena cahayamu Cahaya yang lembut
Membuat mata tak lelah memandang Temani jiwaku malam ini
Menghantar mimpi sepi yang ku lumat sendiri
69 Bintang
Iwan
Mataku tertuju pada cahaya di langit malam Pijar cahaya
Mengingat waktu malam hari
Kelap – kelip cahayamu menghiasi langit malam Bersinarlah terus sepanjang malam
Agar langit tak kelam Saat manusia memandang
70 BIOGRAFI
Elvi Yana Barus, gadis yang lahir di Desa Lubuk Kembang Sari, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Pada tanggal 11 Mei 1997. Anak dari Bapak C.Barus dan Ibu Munasikah, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Al Hidayah desa Lubuk Kembang Sari (Lulus tahun 2003), SDN 008 Desa Lubuk Kembang Sari (Lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 3 Ukui (Lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke SMAN 1 Ukui (Lulus tahun 2015) dan melanjutkan pendidikan S1 program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
71 Nyx
Elviyana Barus
senja ini
saat piringan matahari telah hilang dari cakrawala saatnya kau tebarkan sayapmu
hitam... suram
jangan badai yang ikut bersamamu dengan asa yang kian menggema
selarik bayang dalam senja ini seakan menyapa awan awan hitam
seakan kau rayu badai jangan
jangan...
72 Garuda
Elviyana Barus
Garuda yang perkasa kegigihanmu kegagahanmu
kau dikenal diseluruh antera jagat raya rupamu yang manusia separuh dewa
garuda kepakan sayapmu terbanglah tinggi di angkasa garuda terbangkanlah semangatmu bawalah jiwa jiwa para pemuda kami
agar kami kuat sepertimu garuda pancasila lambang negaraku, Indonesia
73 Amor
Elviyana Barus
di bawah indahnya purnama menghibur sepi
di malam sunyi yang mencekam
ku tetap tersenyum dalam dilema yang membalut hati dilema hidup yang ku tuai tanpa dirimu
angin malam kian mengusik sukma ku kini mulai terlihat sang amor semilir sang dewa menyusup sukma ku dalam senyuman sayap sayap sang dewi cinta
pada sentuhan sang dewi cinta sejati semerbaknya kini telah berseri indah
74 Apollo
Elviyana Barus
mimpiku malam ini
terdengar lirih suara musik dibalik tirai mengalun tanpa henti
sesosok pria muda tampan datang berpuisi dengan rambut panjang yang berseri
membawa sebuah kecapi getar jemari memetik metik kecapi
petikan kecapinya yang membuatku terbuai bersyair berpuisi
indahnya bunyi menyentuh hati
75 Dionisus
Elviyana Barus
pemuda berambut panjang yang menawan membawa anggur beribu cawan
setiap teguk dari cawan
mampu melambungkan semua harapan kini semua bersahabat tak ada keangkuhan malam singkat yang penuh asmara menyenangkan
melayang terbang
hilang
76 BIOGRAFI
Khairil Fauzan pemuda yang lahir di Padang Tarap, Kampar pada tanggal 11 November 1996. Anak dari Bapak Sartunis dan Ibu Jaridah, sebagai anak ke Tiga dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 014 Muara Jalai (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 6 Muara Jalai (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 1 Kampar Utara (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
77 Rasa
Fauzan
Kau lihat jalan setapak panjang itu Hanya ada luka dan air mata
Akankah cerita ini berakhir seperti ini
Ingatkan sebuah nestapa yang kau goreskan dulu? Rasa yang sampai waktu ini hanya sebuah tanda tanya Indah tak selamanya,lebih banyak air mata disini Lalu kini kau kembali seperti tak terjadi apa-apa Firasat ini seakan sama dengan detik dimasa itu Akhirnya kau harus memilih
Untuk pergi dalam luka atau tinggal dalam sepi Zaman akan berganti tiada kita berdua tau Akan sama atau berubah lebih indah
78 KEABADIAN
Fauzan
Cahaya yang remang-remang terlihat ditepi jalan malam itu
Hias bintang dilangit malam menemani langkah panjang ini
Ingatlah suara merdu hujan malm ini menimpa atap Cahaya yang remang-remang terlihat ditepi jalan
malam itu
Hias cahaya bulan bergandeng kunang-kunang Inilah saat sukma menyatu dengan tuhan
Lalu semua senyap sepi
Inilah saat sukma menyatu dengan tuhan Akhir dari kisah hidup yang lama ditulis
79 KHAYAL
Fauzan
Aku teringat lampu redup jingga malam itu saat desah menghilangkan semua khayal
Firman tuhan benar adanya aku lihat tuhan dipelupuk bola matamu
Namamu ku patrikan dalam cahaya jingga malam ini desah bercampur rintih lembut
Ingat dalam redup cahaya jingga malam ini Dan semua hilang melayang dalam nikmat Irama seirama berirama
80 TAKDIR
Fauzan
Untung juga tergantung Lihat jua dia murung
Fitrahkan niat sebelum urung Alangkah nasib sudah untung Jika nasib memang buntung Untuk apa tuhan punya nama? Waktu kecil kau mau dewasa Ini waktu dewasa malah merana Takdir jua yang salah
81 COSMOS
Fauzan
INI INI INI ZA MAN APA?
82 BIOGRAFI
Anshori Ramadhan, pemuda yang lahir di Buluh Rotan, Sumatra Barat pada tanggal 13 Agustus 1996. Anak dari Bapak Jalius dan Ibu Hafrianti, sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara. Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 004 Tampan (lulus tahun 2009), melanjutkan ke MTS Muhammadiyah Tj. Ampalu (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang MAN 1 Sijunjung (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
83 Kau Itu
Anshori Ramadhan
Kalian seperti tak pernah mengerti,
Dunia kita masih penuh bisa-bisa
Bisa yang liar menggeliat menusuk Mengembar perih dan luka yang tak tampak wujud kasarnya Dan sejak kini
pahamilah sejenak bagimu
Benar sekali, semua kau biang keroknya
Kau tak tampak buruk meski kau busuk
Adakah kau tau ribuan sudah hati tersayat karenamu
Adakah kau dengar bisik langit
adakah syair surga membelai? Akankah sejuk muncul disini?
Dan kau pula sejuk wujud cinta sejati
84 Obat yang mujarab Menjadi segalanya Tonggak kokoh Tiang lapuk Kau itu Mulut Ku
85 Merahnya putih
Anshori Ramadhan
Merah yang merah yang paling merah
Putih
yang putihnya takkan letih
Merahnya semerah darah segar tertumpah
Putih
bersinar mengalahkan mentari
Merahku tidak tertandingi lahar merekah
Kuat
menyilaukan hati yang berseri
Inilah merah inilah gairah yang menggelora
86 Kepadamu syurga manusia
Anshori Ramadhan
Gerak gemulai pelukis bahagia Tak henti memancarkan pesona Bersinar syahdu sinar merah muda Berarak menuju tahtanya dewa-dewa Anggun gemulai hentak lenggok langkahnya Tersentak aku melihat indahnya lukisan maha kuasa Kini dalam bait rahasia ini kutuliskan semua asa yang terasa
Tentang segala getar dahagaku memuja jari-jari lentik nan perkasa
Takkan habis sungguh gilaku kepadamu duhai engkau syurganya para manusia
87 Satu
Anshori Ramadhan
Satu Kepadamu
Bersamanya lah sejuta rindu Bersama sejuta keluh-keluh reot dan lusuh aku lupa pada waktu dan tawa lebar senyum bahagia tatkala luka aku mengadu, mencari keadilan seolah aku seolah diri kau todong dengan peluru-peluru palu kuasamu tapi kali ini berbeda, aku datang bersama harapan dan cinta menjemput garis polos yang khusus engkau cipta dalam cinta
karena aku tau pasti selamanya tangan kan selalu kau jabat kau buka yang terikat, kau angkat yang jatuh, kau gulung
yang kusut kau yang tau
yang datang kau sambut yang pergi kau jemput, aku lari kau ikut bahkan aku caci tak kau tuntut
terima sujudku satu, terimakasih yang beribu, yang aku tau sungguh kau tak butuh
88 Sebelah Mata Anshori Ramadhan ini aku disini di bawah tak diperhati kan mereka hanya melihat merah merah pada buah mereka hanya menungg u si hijau si hijau yang akan menjadi merah
89 ya aku hanya hanya serabut serabutn ya kelapa aku hanya tunggang tunggang nya rambuta n tak manis, tak sedap, tak wangi menua menusuk sukma bumi yang menghid upi
90 BIOGRAFI
Wirda Safitri, gadis kelahiran Batipuh, Sumatera Barat pada tanggal 15 Maret 20 thaun silam. Anak dari Bapak Syafriadi dan Ibu Nurhaida dan merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Mulai mengenyam pendidikan dari TK Islam Batipuh (lulus tahun 2003), dan melanjutkan ke SDN 22 Batipuh (lulus tahun 2009), kemudian SMPN 1 Batipuh (lulus tahun 2012), kemudian lanjut bersekolah di SMAN 1 Batipuh (lulus tahun 2015). Setelah tamat dari pendidikan wajib dua belas tahun, akhirnya memutuskan untuk merantau ke provinsi tetangga dengan tujuan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kini ia tengah duduk di bangku pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
91 Mati Hari Ini
Wirda Safitri
Kemarin raganya dilesapi alam. Pasca merangkai nama merpati lalu lalang. Diantara pohon-pohon akasia
Hari ini raganya tumbang. Matanya mengerjap tak tertahankan Perlahan Rautnya sayu Lidahnya kaku Rohnya berlalu !!! Ia pergi !!!
Setelah kemarin merangkai mimpi. Bersama akasia yang menjulang tinggi
92 Kita Tak Lagi Sama
Wirda Safitri
Pantai pelita diantara sekat kasta
Merah putih tak lagi sama. Telah beda jalan lagunya
Jauh berderai samudranya Sepatu kita kini tak lagi sama Langkahmu kian berjarak beda Kakimu kian melangkahi senja Ingin ku tarik engkau kembali
Pada bumi pertiwi rupa sedia. Biar raga kita utuh jua
93 Dalam Meriak
Wirda Safitri
Dalam raga meriak Dalam jiwa meriak Dalam rindu meriak Dalam sukma meriak Dalam mimpi meriak Dalam sunyi meriak Dalam lagu meriak Dalam luka meriak Dalam sendu meriak Dalam ombak meriak Dalam cinta meriak Cinta meriak pada Ilahi Dari sukma yang kian sepi
94 Menunggu
Wirda Safitri
tunggu ditunggu menunggu sungguh tak suka menunggu apalagi dalam hingar bingar maghrib yang harusnya syahdu dalam kurungan pembatas kaca aku masih saja menunggu biru tua mengantarku pulang ke tempat sejuta gapaian
95 Tentang Dia
Wirda Safitri
sepanjang jalur trans metro aku menyaksikan rasa
satu dua tiga penumpang melangkah naik. satu duduk
dua berdiri. tiga menggantikan posisi. turun. menghilang
dibalik si biru tua . . . . namun ada yang beda. ku saksikan ia.
tak turun meski sudah habis peraduan. dia masih disana manatap
langit-langit keabuan. ada kenangan tentang cinta yang patah. ia
ingat Midah. cinta pertemuan ditrans metro. dan Midah kembali
ia temui dengan laki dan anak satu. gelak senyum dan ia meringis
96 BIOGRAFI
Ulfa Wahyuni, Lahir di Pekanbaru, 12 Agustus 1997, ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anak dari Bapak Awaludin dan Ibu Sumiarni. Ketika berumur 5 tahun ia bersekolah di TK Fastabiqul Khairot Pekanbaru (2003), SD Negeri 010 Pekanbaru (2009), melanjutkan ke SMP Negeri 1 Siak Hulu (2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMK di SMK Neger 4 Pekanbaru (2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
97 Salahku
Ulfa Wahyuni
Dimana engkau berada kini ulfa Inikah yang kau inginkan Namamu selalu ku dengar Ini bukanlah salahku
Mana mungkin kau bisa lakukan ini Aku tidak pernah melakukan ini ulfa Untuk apa kau berbohong!!
Lalu bagaimana aku mengatakan nya Aku harus bagaimana??
Namun kau tak pernah juga mengakuinya Inikah kebohongan yang kau mau??
98 Ibuku Surgaku Ulfa Wahyuni Ibu... Letihmu.... Matamu....
Yang aku tahu ibu hanyalah orang yang biasa
Matamu...
Untuk sekian kalinya kau berikan padaku Letih kan badannmu yang sudah lemah Kaki mu yang lelah melangkah
Yang tidak sanggup lagi untuk melangkah Memikul ku selalu dalam kandungan Yang diberikan wahyu untuk anakmu Selama ini aku belum tahu siapa itu ibu
Namun tidak ada cinta dan sayang selain dirimu Yang akan selalu menghapiriku disaat ku menangis
99 Kekasihku
Ulfa Wahyuni
Dimanapun
Engkau berada kini
Pasti akan ada saat kita untuk bersama Ingatkah...
Aku yang selalu ingat wajah ceriamu
Semua kenangan itu akan selalu satu dihatiku Raut wajahmu..
Itu yang sangat keriput
Andaikan kau seorang bidadari Nyanyian ku untukmu
Tak terbayangkan olehku Inikah petanda kasih...
100 Cinta Sejati
Ulfa Wahyuni
Manis nya bibirmu
Untuk yang kesekian kalinya Habis raga ini menatap manis mu Andaikan kau tahu...
Manismu mengalihkan semuanya Membuat hati ku berdebar Andaikan kau tahu... Di setiap saat
Hatiku selalu memanggilmu Andaikan kau tahu..
Bibir ini tidak bisa mengucap Bibir ini tidak bisa mengatakan Indahnya engkau
Berbeda saat engkau ada disini Itulah yang aku rasakan Engkau pujaan
101 Teruntuk Sahabat
Ulfa Wahyuni Sahabat
Untuk hari ini kau hadir
Meski kini kita telah berbeda kehidupan Itu yang aku rasakan
Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan Rindu akan tingkah mu yang cantik
Namun, kasta telah membatasi kita dengan dinding besar Inikah harus berakhir sobat ??
102 BIOGRAFI
Yuliani anggola, gadis yang lahir di kota Pekanbaru, Kec. Bukit Raya, Riau pada tanggal 11 Juli 1997. Anak dari Bapak Hairuman dan Ibu Afrida, sebagai anak keempat dari enam
bersaudara.Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Nurul Iman Pekanbaru (lulus tahun 2003), SDN 009 Kec. Bukit Raya (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMP PGRI Pekanbaru (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMA N 10 Pekanbaru (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
103 Luka
Yuliani Anggola
Jika kuingat masalalu ku
Disaat engkau tak peduli akan diriku Hati melambai tanpa ada arah dan tujuan Aku tak ingin kau menjadi raja Zeus Yang selalu banyak wangi disampingnya
Bagaikan raja Zeus
Seperti dewa langit dan petir Membagi dunia menjadi tiga Bagaikan dewa Jupiter
Aku ingin kau selalu ada Bukan membagi cinta
Membagi hati kepada siapa saja Melupakan apa yang telah ada Bagaikan waktu berakhir tanpa iba
104 Angan
Yuliani Anggola
Jika dunia terbagi dua
Akan kubawa kau pindah kesana Melewati berbagai rintangan yang ada Kita saling mencinta
Bagai ratu dan raja Yunani Menjalin cinta hingga akhir hayat
Bagai mayat yang telah menjadi bumi Bersatu, membentuk suatu kisah Seperti sejarah kemerdekaan Yang selalu berjuang Demi menuju MERDEKA!
105 Abadi
Yuliani Anggola
Langit seperti enggan bersama Seakan esok tiada hari lagi Ditumpahi hujan, ditampung daun
Tak cukup menggambarkan persahabatan yang kita jalani
Sahabat, mungkin sahabat
Isyarat bagi seseorang yang selalu ada ketika jatuh Rindu, tapi lekas sembuh
Diam-diam air mata jatuh
Ketika persahabatan hilang menghancurkan sejarah Aku ingin bagaikan Romeo dan Juliet
106 Kebisuan
Yuliani Anggola
Karena ingin lebih mengenali hati
Memeluk akar pada pagi yang menunduk mengharap Rumpun padi memastikan apakah yang dipersembahkan kebahagiaan
Kamu orang pertama yang ku kenang Saat padi memberi kasih
Tapi bagaikan bisu
107 Demi kau
Yuliani Anggola
Pelaut yang ditenggelamkan
Menghadapi pelayaran menuju kesuksesan Mereka yang sudah payah
Mendapat rezeki demi keluarga
Laut yang tak akan pernah diam Hanya berbisik ketika sedih Berteriak pabila marah
Menjemput kekasih yang telah hilang
Ingin segera melupakan yang ada Menyelesaikan kisah yang bergelora Yang lekas dilupakan
Yang tak ingin di anggap
Pesan-pesan yang mereka kirimkan
108 BIOGRAFI
Diana Stuti, gadis yang lahir di Pekanbaru, Riau pada 17 Maret 1997. Anak dari Bapak Suwardi dan Ibu Agustati dan merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.
Mulai mengenyam pendidikan dari TK Asy-Syakirin Pekanbaru (lulus tahun 2002), dan melanjutkan ke SDN 029 Pekanbaru (lulus tahun 2008), kemudian SMPN 17 Pekanbaru (lulus tahun 2011), kemudian lanjut bersekolah di SMK ABDURRAB Pekanbaru dengan jurusan Analis Kesehatan atau dengan nama lain Ahli Teknologi Laboratorium Medik (lulus tahun 2014). Setelah tamat dari jenjang sekolah, kemudian lanjut bekerja di Laboratorium Kesehatan Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Pada tahun 2015 memilih jalur nonmedis dan memutuskan untuk menempuh pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
109 Asing
Diana Stuti
Aku bagai rintik yang selalu terabaikan Nelangsa berduka pada hati
110 Nafsu
Diana Stuti
Diam-diam kau terpana senja Isak-isak kau merona jingga Asyik-asyik kau tertawa bangga Nanti-nanti kau menjadi gila Astaghfirullah, mati saja!!!
111 AKU: pada si tuli
Diana Stuti
Ssssttt... ini dunia abstrak Tetaplah menjadi tuli
Udara semakin sesak, kau tau? Tutup telingamu, dan
112 Wanita Hujan
Diana Stuti
Dari balik payung kau terlihat Intip-intip manja kau menatap Angin menjadikan hujan menari Nyanyian hujan mengajak mu kemari Angin, tarik ia pada ku!
113 Taubat
Diana Stuti
Sudahi saja wahai diri Tenangkan saja wahai hati Usaikan semua kebodohan ini Tunaikan semua kehendak Ilahi Ingat. Kau akan mati.
114 BIOGRAFI
Devi Winda Rini
Simanungkalit, seorang wanita yang lahir pada 04 April 1997. Wanita ini lahir di sebuah provinsi bernama Riau tepatnya di Kecamatan Bukit Raya, Kelurahan Tangkerang Selatan, Kota Pekanbaru. Perempuan yang biasa dipanggil Devi atau Winda ini adalah anak dari Bapak P. Simanungkalit dan Ibu L. Simanjuntak. Winda merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Wanita muda ini mulai mengawali pendidikannya di jenjang sekolah dasar di SD Negeri 022 Tampan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 20 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2012. Setelah itu melanjutkan kembali pendidikannya di SMA Negeri 2 Tambang dan meluluskannya pada tahun 2015. Tak hanya sampai di sana kini Ia melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas ternama di Riau, pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Riau.
115 Pilu
Devi Winda Rini
Dia mempesona hingga Enggan melirik yang lain
Visual dirinya yang selalu membayang Indah hati menambah pesona
Walau jarak membentang jauh Ingin hati meraihnya
Namun apalah daya kata tak mampu, Di hati daku terpendam rasa
Akankah kita bersua, walau jarak nun jauh
Riuh hati memeluk rindu Ingin bertemu dalam waktu Nan membingkai rasa padu Indah hari di nanti hati
116 Ibu
Devi Winda Rini
Engkau menjagaku setiap hari Di siang dan malam hari Walau lelah menghampirimu
Aku takkan luput dari hati dan rasamu
Ruang dan waktu pun bukan penghalang bagimu Dirimu amat berarti bagiku
Padamu kuberterima kasih Anganku membahagianmu
Untuk masa tuamu dan masa depanku Letihnya dirimu ibu
Akan ku balas dengan bahagiamu Nanti bila tiba saatnya
Dirimu, satu-satunya wanita yang akan tetap di hatiku Apapun yang terjadi
117 Pembalasan
Devi Winda Rini
Dirimu pelita dalama hidupku Indah bagai fajar di merahnya langit Matamu memancarkan pesona cahaya Anganku melayang menghampirimu Sesaat menjelma dalam benakku
Terhanyut aku dalam angan, dalam Rasa yang kian membara, dalam Impianku kuhempaskan semua Sungguh, teramat dalam
Uraian kata pun tak mampu mewakilkan Luapan emosiku yang teramat luas Tanpa kau tahu rasa hatiku
Andai rasa kuungkap semua Namun tiada tara rasa terasa
118 Rindu
Devi Winda Rini
Telah Kau bentuk diriku Engkau pastikan jalan hidupku
Selamanya hidupku bergantung pada Mu Andai kupunya banyak waktu
Lebih dalam ku menyembah mu Oh Tuhan, ampuni segala dosaku Naungi aku dalam segnap jalanku Indah hariku saat bersama-Mu Kasih Mu menyelematkan hidupku Aku rindu pada Mu
119 Vi
Devi
Dia melukiskan indahnya kata Esok hingga selamanya Vi, itu panggilan akrabmu Indah namamu mewakili hatimu
Wanita terindah dalam diri seorang Winda Isyarat hatimu terpancar raut wajahmu Nuansa lembut hatimu membuatku terpaut Duniaku pun teralihkan padamu
Aku tertegun jika melihatmu
Rinduku meluap bila dirimu tak terlihat Indahnya dirimu meluluhkan sukmaku Nanti jika tiba waktunya
120 Keterlaluan
Devi Winda Rini
Bukan aku tak mengerti hanya Enggan untuk mengatakan Ya, mungkin aku terlalu naif Engkau pun tak lagi nyaman
Entah apa yang kufikirkan Maaf untuk rasa yang keterlaluan Andai dapat kukatakan
Lupakanlah, lepaskan
Di sana bahagia mu tak terelakkan Irisan senyum mu menggetarkan
121 BIOGRAFI
Yolana arsyah adalah gadis yang lahir di desa kuok pada tanggal 23 april 1997, anak dari bapak syaiful dan ibu arniati sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Aisyah (lulus tahun 2003). SDN 023 Pulau Jambu (lulis tahun 2009). SMPN 02 Bangkinang Barat (lulus tahun 2012). SMAN 2 Tambang lulus tahun (2015), dan sekarang sedang menjalani pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UR.
122 Paru-Paruku
Yola
Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga Seratus sudah aku menanammu
Setiap hari aku merawatmu Kami hidup
Kami sehat Semua karnamu, Paru-paruku
Tapi sekarang, mereka kejam denganmu
Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli mereka hanya untuk uang
Paru-paruku,
123 Kerusakan Alam
Yola
Kau yang kini tertawa Bermandikan harta Berkawankan kemewahan
Dari mana kau dapatkan semuanya?
Dari pohon yang kau tebang Dari hewan yang kau bunuh Dari tanah yang kian tandus Dari air yang kian kering Dari sungai yang kian kerontang Dari hutan yang kau jadikan kebakaran Dari asap tebal pohon yang di bakar
Apakah kau tak ingat Masih ada anak cucu kita Yang mengharap udara segar Mengharap kesejukan alam Mengharap Keindahan dunia
124 Mengharap hijaunya daun
Mengharap rindanya pepohonan
Tidak kaah kau sadar,
Ada banyak nyawa yang kau ambil Ada banyak harapan yang kau renggut Wahai para perusak alam
Ingatlah pada hukum alam Kita butuh alam yang indah Kita butuh alam yang sejuk Kita hidup dalam alam
Dan kita bergantung pada alam
Jagalah alam
seperti kau menjaga rumahmu sendiri Karena alam kita
adalah
125 Alam Desaku
Yola
Kulihat sawah membentang warna hijau bagai permata alam kucoba telusuri jalan
akankah tetap begitu
Kuingin tetap begini terlihat apa adanya kuingin tetap begitu terlihat kenyataanya
Mentari mulai tenggelam dan..akupun teteap disini menikmati alam yang ada anugerah dari yang kuasa
Oh..alam desaku …aman dan damai Oh…. alam desaku
126 Berita Alam
Yola
Halilintar menggelegar, daun-daun berguguran Langit biru menghilang
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakan Pohon tumbang tercabut dari akarnya
Awan hitam semakin mengembang Kulangkahkan kakiku menuju cakrawala Gapai harapan mimpi indah
Kupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la la Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya Badai datanglah hentak kegersangan Hujan air turunlah sirami kekeringan Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini Negri ini….
127 Sabda Bumi
Yola
Bulan tampak mendung merenung bumi Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
Bulan tak ingin membawa tertawa manja Kala waktu enggan berkawan pada hari Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini Hitam memang menang menyerang terang Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari Bersama untaian senandung salam alam pagi
128 BIOGRAFI
Fitia Nugrah Wati,
gadis yang lahir di kota Duri,
kec. Mandau, kab. Bengkali,
Pada tanggal 12 Februari 1997.
Anak dari Bapak Syakril dan
Ibu Yulfia riza, sebagai anak
pertama dari empat bersaudara.
Ia mengenyam pendidikan
dimulai dari TK Darul Hidayah
(2003), SDN 32 Balai makam
(2009), melanjutkan ke SMPN 9 Mandau (2012),
kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 3 Mandau
(2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Indonesia FKIP Universitas
Riau.
129 Bunga
Fitia Nugrah Wati
R A U H M S K E A M B ER M E W A K I L I DIRI MANUSIA
130 Rok
Fitia Nugrah Wati
Rok
Pendek cewek
Rok cewek
131 Api
Fitia Nugrah Wati
N S A E K M R A A N B G O A K PERJUANGAN T DENGAN SEMANGAT YANG SELALU API BERKOBAR
132 YANG TIADA TERUS BERHENTI MENYALAH KARNA DENGAN SEMANGAT HEBATNYA YANG MEMBANGKITKAN BAGUS SEMANGAT TAK JUANG KAN PEMUDA PERNAH PEMUDI HILANG
133 Bintang
Fitia Nugrah Wati
Bintang Jatuh Bintang Jatuh Bin tang Jat uh
134 Pena
Fitia Nugrah Wati
135 BIOGRAFI
Nurul Huda Lestari, lahir di Kota Pekanbaru pada 5 Mei 1997. Merupakan anak tunggal dari pasangan Tn. Efendi dan Ny. Endang Haryati. Ia menganyam pendidikan dimulai dari TK An Namiroh (lulus 2009), lalu SDN 016 Pekanbaru (lulus 2009), melanjutkan pendidikan ke jenjang SMPN 20 Pekanbaru (lulus 2012) dan SMAN 12 Pekanbaru (lulus 2015), dan sekarag sedang menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
136 Mereka
Nurul Huda Lestari
Pengingku menyalak dalam benak Saat detik terus bergerak
Kau bertanya dimana rumahku siapa ibu bapakku
Riuh angin terus berkelabat Jendelakku masih basah karena hujan
137 Aku Akan Pulang
Nurul Huda Lestari
asap mengebul sudah mulai terlihat ttttttttt ttttttttt
stasiun Pasar Senen kerata api tujuan Malang senja menyulam kesedihan
besi putih besar itu hanya bungkam kau sembunyikan titik hujanmu kusandang tas yang sesak ini berisi cemilan yang kau selipkan kau sambar tanganku
kau dekap erat dan membelaiku
bisik-bisikmu terendam oleh kebisingan “Aku akan selalu mendoakanmu, anakku.”
138 Dusta
Nurul Huda Lestari hari itu tanpa jeda
aku mulai berpikir
adalah jarak yang bertakhta
….. ….. ….. …..
dan di bandara itu
kita tersenyum
seolah angin tak akan pernah berubah!
139 Ingatanku
Nurul Huda Lestari
hujan hari itu membasahi perdu tik tik tik tik tik ranting kecil hilang terbawa angin
140 Aku
Nurul Huda Lestari
h n a a t i u n h i