• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBAT DIARE

Dalam dokumen Buku Obat Obatan 5 (Halaman 81-90)

Dalam ilmu kesehatan masyarakat, diare—alias mencret, murus, berak air, buang-buang air, mencuru, mencirit—termasuk golongan common problems. Penyakit umum yang sering terjadi, seperti flu-pilek dan batuk. Obat diare pun banyak yang termasuk kategori obat bebas, bisa didapatkan di toko-toko dan apotek tanpa resep dokter.

Berdasarkan survei Top Brand Award 2012 dan 2013 yang dilakukan oleh lembaga riset Frontier dan majalah Marketing, dua merek obat diare yang paling laris adalah Diapet® (buatan PT Soho Industri Pharmasi) dan Neo Entrostop® (buatan PT Kalbe Farma).

82

Pada umumnya setiap orang punya satu merek obat andalan untuk diare. Merek inilah yang akan diminum setiap terserang diare, tanpa memperhitungkan penyebabnya. Yang sudah biasa minum Diapet® biasanya akan selalu memilih Diapet® tiap kali terserang diare. Begitu juga, yang sudah biasa minum Entrostop® biasanya akan selalu memilih Entrostop® apabila terkena diare. Padahal, penyebab gangguan ini bisa bermacam-macam, dan karena itu sebetulnya tidak ada satu pun obat universal untuk segala macam kasus diare.

Sebelum kita membahas obat diare, mari kita bahas dulu biang keladi yang paling sering menjadi penyebabnya.

Secara alami, usus melakukan gerakan peristaltik (gerakan teratur memeras sari pati makanan agar bisa diserap oleh tubuh). Gerakan inilah yang menyebabkan ampas makanan terdorong ke belakang sebagai feses (air besar).

Jika terjadi abnormalitas di usus, gerakan peristaltik menjadi semakin cepat. Akibatnya, frekuensi pengeluaran feses juga ikut meningkat bersama air. Biang keladi abnormalitas itu bermacam-macam, antara lain:

 Racun dari makanan atau minuman.

 Bahan makanan yang mengiritasi, misalnya makanan yang terlalu pedas.

83

 Infeksi virus, bakteri, jamur, atau protozoa. Bakteri penyebab infeksi pun bisa bermacam-macam. Contoh yang paling sering menjadi penyebab diare adalah Escherichia coli. Bakteri ini sebetulnya merupakan bakteri normal di usus yang tidak merugikan. Kuman ini bisa menyebabkan diare jika menjadi ganas dan populasinya melebihi normal.

 Makanan yang sulit dicerna, misalnya daging yang belum matang. Bahkan, makanan atau minuman lazim seperti susu pun bisa menyebabkan diare. Ini sering terjadi pada orang-orang (terutama anak-anak) yang kekurangan enzim laktase. Enzim ini diperlukan untuk memecah laktosa (gula susu). Saat mereka minum susu, organ cerna mereka tidak sanggup mencernanya sehingga menyebabkan diare. Selain itu, protein susu sapi juga bisa menjadi biang alergi yang memicu diare pada sebagian kecil anak.

 Ketidakseimbangan bakteri usus, misalnya akibat terlalu banyak minum antibiotik.

 Kecemasan, stres, dan perubahan internal tubuh lainnya. Ringkasnya, diare bisa disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Maka pengobatanya pun tentu saja berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Tak ada satu pun merek obat yang bisa mengatasi semua jenis diare di atas.

84

Berdasarkan cara kerjanya, obat diare bisa dibagi ke dalam tiga kelompok besar:

1. Adsorben

Secara harfiah, adsorben berarti bahan penyerap, dari kata

adsorb yang berarti menyerap di permukaan. (Berbeda dari absorb yang berarti menyerap sampai ke dalam). Adsorben

bekerja mengatasi diare dengan cara mengikat kuman atau toksin (racun) di saluran cerna, supaya tidak bersentuhan dengan permukaan usus. Jika toksin dan kuman ini berkontak dengan usus, gerakan peristaltik usus secara otomatis akan meningkat sebagai refleks alami untuk mengeluarkan racun itu. Obat yang masuk dalam golongan ini antara lain karbon aktif, attapulgit, dan kaolin.

Obat golongan ini biasa dikombinasikan dengan

pektin. Pektin adalah serat larut yang banyak terdapat di

dalam buah. Serat ini digunakan di dalam obat diare karena bisa memperpadat feses. Di Indonesia banyak sekali obat diare golongan obat bebas yang mengandung pektin. Di Amerika, FDA menganggap obat ini tidak berkhasiat antidiare sehingga tidak boleh diklaim sebagai obat diare.

Karena cara kerjanya menyerap kuman dan toksin, obat golongan adsorben hanya bermanfaat jika penyebab diare adalah bahan yang mengiritasi usus. Jika penyebabnya

85

adalah perubahan internal tubuh, misalnya karena cemas, stres, depresi, atau karena infeksi parah, obat-obat ini tidak lagi efektif.

Contoh merek dagang yang cukup populer antara lain: Neo Entrostop® (berisi attapulgit dan pektin), Norit® (berisi karbon aktif), Diatabs® (attapulgit). Obat-obat ini termasuk golongan obat bebas yang paling banyak beredar di pasaran. Relatif aman, bisa diminum oleh anak-anak, ibu hamil, juga ibu menyusui.

2. Antiinfeksi

Jika diare disebabkan oleh infeksi berat, biasanya obat golongan adsorben saja tidak cukup untuk menghentikannya. Harus ada obat lain yang tidak sekadar mengikat kuman, tetapi juga berfungsi sebagai antimikroba pembasmi kuman, misalnya antibiotik.

Semua antibiotik untuk diare termasuk kategori obat keras! Itu sebabnya, untuk kasus infeksi berat, sebaiknya penderita memeriksakan diri ke dokter. Apalagi jika diare disertai dengan demam atau adanya darah di dalam tinja. Dua gejala ini menunjukkan bahwa diare tersebut bukan diare biasa. Lihat juga Bab Antibiotik.

86

3. Penghambat gerakan peristaltik usus

Obat utama golongan ini adalah loperamida. Sekadar menyebut, contoh merek dagang yang populer adalah Imodium®. Harap dicatat, ini bukan golongan obat bebas tapi obat keras. Obat ini harus digunakan dengan sangat hati-hati.

Obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat gerakan peristaltik usus dan meningkatkan penyerapan kembali cairan di usus besar. Jadi, tidak membasmi kuman, juga tidak mengikat toksin.

Oleh karena cara kerjanya demikian, loperamida tidak tepat jika digunakan untuk kasus diare akibat infeksi atau toksin dari makanan atau minuman. Sebab, jika gerakan usus dihambat, kuman atau toksin tersebut justru tertahan di saluran cerna dan tidak bisa dikeluarkan. Keadaan ini justru lebih berbahaya dari mencretnya sendiri.

Selain itu, obat ini juga diserap ke dalam darah. Pada sebagian kecil orang, obat ini bisa menimbulkan beberapa efek samping seperti nyeri perut, mual, atau muntah. Ini berbeda dengan obat golongan adsorben yang tidak diserap oleh tubuh dan jauh lebih aman. Karena berbagai alasan inilah, loperamida sebaiknya hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.

87

Ketiga golongan di atas merupakan kelompok obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi diare. Anda mungkin bertanya: kalau begitu Diapet® yang menjadi top brand itu masuk kelompok mana? Neo Entrostop® sudah jelas masuk kategori pertama, yaitu adsorben.

Kita perlu membahasnya karena Diapet® termasuk salah satu produk yang banyak dikonsumsi. Diapet® sedikit berbeda dari kebanyakan obat diare kelompok di atas. Obat ini sebetulnya termasuk kategori obat tradisional, satu tingkat di atas jamu. Selain Diapet®, masih ada beberapa merek dagang obat diare lainnya yang isinya mirip tapi kalah terkenal, misalnya Nodiar®.

Dua kandungan utama Diapet® adalah ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit. Di kemasan obat, bahan-bahan ini tertulis dalam bahasa Latin yang mungkin tak terpahami oleh orang awam. Daun jambu biji tertulis sebagai Psidii folium. Rimpang kunyit tertulis sebagai Curcuma domesticae rhizoma. (Folium berarti

daun. Rhizoma berarti rimpang.)

Menurut berbagai penelitian, ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit memang punya khasiat antibakteri dan menghambat pengeluaran feses. Meski begitu, tidak berarti obat ini bisa digunakan untuk berbagai kasus diare sebab tidak semua kuman bisa dibasmi oleh obat tradisional ini.

88

Selain itu, apabila penyebab diare adalah racun dari makanan atau minuman, penggunaan obat diare yang menghambat pengeluaran feses justru akan berbahaya. Bagaimanapun, racun harus dikeluarkan meskipun konsekuensinya adalah harus bolak-balik ke belakang.

Diare sebetulnya adalah mekanisme alami untuk membuang sesuatu yang berbahaya. Mencret sendiri sebetulnya tidak berbahaya. Yang berbahaya dari diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang keluar terus-menerus lewat feses. Jika penderita mengalami kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) dalam tingkat parah, ia bisa semaput (pingsan), gagal ginjal, dan gagal jantung.

Agar tidak sampai kekurangan cairan, penderita harus minum oralit. Ini adalah “obat diare” terbaik. (Pada bayi, cairan dan elektrolit bisa diperoleh dari ASI.) Apa pun penyebab diarenya, pertolongan yang harus diberikan adalah oralit. Oralit memang tidak menghentikan mencret tapi minuman ini bisa menghindarkan penderita diare dari dehidrasi.

Walhasil, sebelum memilih obat, langkah paling penting adalah mengenali penyebab diare. Ingat-ingat kembali apa saja yang masuk ke dalam perut, dan apa saja yang terjadi sebelum diare itu. Setelah itu kita bisa menentukan apakah kita perlu pergi ke dokter atau membeli obat di apotek. Jika kita memutuskan

89

membeli obat di apotek, kita juga bisa menentukan obat apa yang akan kita pilih.

Obat Contoh merek dagang Karbon aktif Norit®, Bekarbon®

Attapulgit Biodiar®, Neo Enterodiastop®, New Diatabs®, Teradi®, Neo Enterodine®

Kaolin & pektin Diaend®, Envios-fb®, Neo Diaform®, Neo

Kaocitin®, Neo Kaolana®, Kanina®, Kaolimec®, Neo Kaocitin®, Neo Kaominal®, Opidiar®, Omegdiar® Attapulgit &

pektin

Diagit®, Entrogard®, Entrostop®, Licopec®, Molagit®, Neo Diastop®, Neo Entrostop®, Neo Envios®

Ekstrak daun jambu, kunyit, dsj

Diapet®, Nodiar®, Fitodiar®, Anstrep®, Antrexol®, Diarem®, Entrodiar®, Lesdiar®, Primadia® Loperamida

(OBAT KERAS)

Imodium®, Amerol®, Colidium®, Diadium®, Diasec®, Diaston®, Gradilex®, Imodan®, Imosa®, Inamid®, Lexadium®, Licodium®, Lodia®, Lopamid®, Motilex®, Normotil®, Normudal®, Opox®, Primodium®, Renamid®, Rhomuz®, Xepare®

90

Dalam dokumen Buku Obat Obatan 5 (Halaman 81-90)

Dokumen terkait