• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Farmakologi Obat Ensefalitis

2.8.4 Obat Ensefalitis Jamur

2.8.4.1 Golongan Triazol

Nama Obat Farmaodinamik Farmakokinetik

Flukonazol Mekanisme Kerja :

Mempengaruhi aktifitas Cytochrome P450, menurunkan sintesa ergosterol (sterol utama pada membran sel jamur) dan menghambat pembentukkan membran sel.

Indikasi :

Kandidiasis vulvovaginitis, esofagus, orofaring dan infeksi kandida sistemik

Formularium Anak

Meningitis akibat Cryptococcus neoformans, terapi blastomikosis, koksidioidomikosis, histoplasmosis. Infeksi jamur superfisial, dermatofitosis, dan onikomikosis. Profilaksis infeksi jamur berat pada pasien dengan HIV dan pasien imunokompromais lainnya. Umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi jamur sistemik pada pasien yang tidak respons terhadap amfoterisin B.

ESO :

Nause, sakit perut, kadang kembung, gangguan enzim hati, kadang-kadang ruam (hentikan obat atau awasi secara ketat), angioudem,

anafilaksis, lesi bulosa, nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnsons, pada pasien AIDS pernah dilaporkan reaksi kulit yang hebat.

Dosis :

Berkisar 3-12 mg/kgBB/hari, dosis melebihi

Distribusi keseluruhan tuuh, menembus dengan baik CSS, mata, cairan peritoneal, dahak, kulit, dan urin. Difusi relatif dari darah ke CSS adekuat dengan atau tanpa inflamasi. Ikatan protein plasma 11-12%.

Bioavailabilitas oral >90%. Waktu paruh eliminasi pada fungsi ginjal normal sekitar 30 jam. Waktu untuk mencapai puncak di serum lewat oral 1-2 jam. Ekskresi lewat urin (80% dalam bentuk utuh).

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

600 mg/hari tidak dianjurkan.

Meningitis /septikemia karena kandida Bayi < 3 bulan : 5-6 mg/kgBB/hari, oral atau IV drip 1 jam. Kriptokokus Inisial 12

mg/kgBB/hari pada hari pertama, selanjutnya 6 mg/kgBB/hari sekali sehari.

Kandidiasis orofaring dan esofagus

6 mg/kgBB hari pertama, dilanjutkan dengan 3 mg/kgBB sehari. Dosis untuk kandidiasis dapat dinaikkan sampai 12 mg/kgBB/hari jika

diperlukan, tergantung respons dan kondisi pasien. Dosis untuk kandidiasis orofaring perlu dilanjutkan sampai minimum 2 minggu untuk mengurangi relaps. Dosis untuk

kandidiasis esofagus perlu dilanjutkan sampai minimum 3 minggu dan paling sedikit 2 minggu setelah gejala hilang.

Kandidiasis sistemik Dosis 6-12 mg/kgBB/hari Profilaksis primer

Kriptokokosis pada bayi dengan HIV dan anak dengan gangguan imunosupresi berat 3-6 mg/kgBB/ hari sekali sehari.

Profilaksis jangka panjang

untuk rekurensi kandidiasis mukokutaneus (orofaring atau esofagus) atau kriptokokosis pasien bayi dan anak dengan HIV : 3-6 mg/kgBB sekali sehari.

Untuk profilaksis koksidioidomikosis digunakan 6 mg/kgBB sekali sehari.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4.2 Golongan Polien

Nama Obat Farmakodinamik Farmakokinetik

Amfoterisin B Mekanisme Kerja :

Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran sel jamur, sehingga membran bocor terjadi kehilangan beberapa bahan intrasel dan mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel. Bakteri, vius dan riketsia tidak dipengaruhi oleh antibiotik ini karena jasad renik ini tidak mempunyai gugus sterol pada membran selnya. Pengikatan kolesterol pada membran sel hewan dan manusia oleh antibiotik ini diduga sebagai salah satu penyebab efek toksiknya. Aktifitas anti jamur nyata pada pH 6,0-7,5 berkurang pada pH yang lebih rendah. Amfoterisin A dan B merupakan hasil fermentasi dari

Streptomycin nodosus, 98% campuran ini terdiri dari Amfoterisin B yang mempunyai aktivitas anti jamur. Merupakan antibiotik polien yang bersifat basa amfoter lemah, yang menyerang sel jamur yang sedang tumbuh dan sel matang. Antibiotik ini bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dari dosis dan sesitivitas jamur yang dipengaruhi.

Amfoterisin B sedikit sekali diserap melalui saluran cerna. Suntikan IV dengan dosis 0,6 mg/kgBB/hari akan

memberikan kadar antara

0,3-1 μg/ml. Waktu paruh obat ini

kira-kira 24-48 jam pada dosis awal yang diikutioleh eliminasi fase kedua dengan waktu paruh kira-kira 15hr, sehingga kadar mantapnya (Steady state concentration) baru akan tercapai setelah beberapa bulan pemberian. Penyebaran ke jaringan dan biotransformasi obat belum diketahui seluruhnya. Kira-kira 95% obat amfoterisin B beredar dalam plasma terikat pada lipoprotein. Kadar amfoterisin B dalam cairan pleura, peritoneal, sinovial dan kuosa yang mengalami peradangan hanya kira-kira 2/3 dari kadar sebagian kecil mencapai CSS, humor vitreus cairan amnion. Ekskresi obat ini melalui ginjal berlangsung lambat sekali, hanya 30% dari

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Indikasi :

Digunakan untuk infeksi jamur

sistemik dan aktif pada sebagian jamur dan ragi. Kandidas intestinal.

ESO :

Bila diberikan secara parenteral, anoreksia, nausea, muntah, diare, sakit perut, demam, sakit kepala, sakit otot dan sendi, anemia, gangguan fungsi ginjal (termasuk hypokalemia dan hipomagnesemia) dan toksisitas ginjal, toksisitas kardiovaskuler (termasuk aritmia), gangguan darah dan

neurologis (kehilangan pendengaran, diplopa, kejang, neuropati, perife), gangguan fungsi hati (hentikan terbuka), ruam, reaksi anafilaksis. Dosis :

Oral : untuk kandidas intestinal 100-200mg tiap 6 jam, injeksi i.v : infeksi jamur sintematik, dosis percobaan 1mg selama 20-30mnt dilanjutkan

dengan β50 μg/kg/hr, pelan-pelan dinaikkan sampai 1 mg/kg/hr, maksimum 1,5 mg/kg/hr atau selang sehari.10

jumlah yan diberikan pada 24 jam sebelumnya ditemukan dalam urine.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4.3 Mikonazol Nitrat

Nama Obat Farmakodinamik

Mikonazol Nitrat Indikasi :

Topikal untuk terapi tinea pedis, tinea kruris, dan tinea korporis yang disebabkan oleh T. mentagrophytes, T. Rubrum atau Epidermophyton floccosum Terapi pityriasis versicolor yang disebabkan oleh Malassezia

furfur, serta untuk terapi kandidiasis kutaneus (moniliasis). ESO :

Iritasi, rasa terbakar kadang-kadang terjadi. Dermatitis kontak dilaporkan terjadi pada pemakaian derivat imidazol, reaksi sensitivitas silang dapat terjadi pada derivat imidazol (misalnya klotrimazol, mikonazol, ekonazol, oksikonazol, tiokodazol, sulkonazol).

Dosis :

Pityriasis versicolor: 1 x/hari. Kandidiasis kutan : 2 kali/hari. Untuk kandidiasis kutan dan tinea kruris/korporis perlu dipakai selama 2 minggu, dan tinea pedis selama 1 bulan. Jika perbaikan klinis tidak terlihat setelah penggunaan 1 bulan maka diagnosis perlu dievaluasi kembali.

Note. Mikonazol nitrat topikal tidak boleh digunakan pada anak < 2 tahun kecuali atas perintah dan supervisi dokter. Penggunaan obat ini pada anak 2-11

tahun perlu diawasi oleh orang dewasa. Jika terjadi iritasi atau kulit pasien tidak membaik dalam 2 minggu untuk tinea kruris atau 4 minggu untuk tinea pedis atau korporis, obat harus

dihentikan dan pasien perlu diperiksa dokter.12 Tabel 2.13 Farmakologi Obat Ensefalitis Anti Jamur Mikonazol Nitrat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.4.4 Fosfomisin Na

Nama Obat Farmakodinamik Farmakokinetik

Fosfomisin Na Indikasi :

Pencegahan infeksi pd pembedahan abdomen.

Dosis :

Dws 2-4 g. Anak 100-200 mg/kgBB. Keduanya dengan drip infus IV terbagi dlm 2 dosis. Inj IV Sama dg drip infus IV, tetapi diberikan terbagi dlm 2-4 dosis.

ESO :

Hati: SGOT, SGPT dan ALP, LDH, -GPT dan bilirubin dapat meningkat. Ginjal: Proteinuria dan kelainan pada tes Fishberg mengembangkan dalam kasus yang jarang, dan kadang-kadang nilai BUN tinggi dan edema dapat berkembang. Organ pernapasan: Batuk dan serangan asma dapat

mengembangkan pada kesempatan langka. sakit kepala dan perasaan mati rasa dari bibir setelah penggunaan Fosmicin. Selain itu, dalam kasus pemberian dosis besar, kejang. Gangguan hematologi: Pada kesempatan langka, agranulositosis dapat berkembang, dan anemia, eosinofilia, granulositopenia dan trombositopenia.

Pencernaan: Stomatitis, mual, muntah,

Penyerapan dan Ekskresi: konsentrasi darah puncak rata-rata 157,3 mcg / mL dicapai pada saat

penyelesaian infus. Ini secara bertahap menurun setelahnya, mendekati tingkat 2,6 mcg / mL pada 12 jam setelah infus. Serum paruh adalah 1,8 jam. Tingkat pemulihan kemih adalah 96% dari rata-rata dalam 2 jam pertama.

Berdifusi efisien untuk organ dan jaringan dan

diekskresikan dalam urin dalam bentuk tidak berubah aktif.

Konsentrasi jaringan : Pada pasien dengan infeksi saluran pernapasan, IV injeksi 1 g menghasilkan konsentrasi sputum rata-rata 7 mcg / mL selama 3 jam pertama setelah injeksi.

Distribusi ke cairan

cerebrospinal diamati pada pasien dengan meningitis setelah injeksi IV atau terus-menerus infus IV drip.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sakit perut, diare dan anoreksia kadang-kadang berkembang.

Kulit: Letusan, urtikaria, eritema dan gatal jarang mengembangkan. Injection Site: Flebitis berkembang pada kesempatan langka dan angialgia sesekali dapat terjadi.

Lainnya: Ada kejadian sakit kepala kusam, mulut kering, vertigo dan ketidaknyamanan dada dan kadang-kadang, pasien mungkin mengalami perasaan tekanan pada dada.13

Toksikologi: Toksisitas akut: LD50 natrium fosfomycin (FOM-Na)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dokumen terkait