el 1
si
Sumber : Data Diolah
4.6. Evalua Kuat Antara Suku
Bunga SBI 1 Bulan Da
dinyatakan dalam bentuk ringkasan berikut :
Suku bunga kupon < hasil dinginkan Æ harga obligasi (YTM) < harga par (100) (
hasil diinginkan Æ harga obligasi (YTM) > harga par bagi obligasi pemerintah leh uji korelasi memiliki at perubahan harga g dinyatakan memiliki hubungan korelasi si Atas Obligasi Yang Memiliki Korelasi
n Tingkat Perubahan Harga Obligasi
Hubungan antara suku bunga kupon, hasil diinginkan dan harga dapat
obligasi diskonto)
Suku bunga kupon = hasil diinginkan Æ harga par (100) = nilai maturitas Suku bunga kupon >
(100) (obligasi premi).
Berdasarkan teori di atas, berikut evaluasi dan obligasi korporasi yang telah dinyatakan o hubungan antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingk obligasi.
Evaluasi bagi FR0050 yan
sempurna dengan nilai +1 adalah sebagai berikut :
Tabel 17. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0050
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan data di atas, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan eningkat sebesar 1,23% pada bulan Juli 2008, prediksi tingkat perubahan engalami penurunan sebesar 10,82% hal tersebut tercermin pada m
harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 128,39 menjadi 112,84. pada bulan Januari 2009, saat suku bunga SBI 1 b
Begitu pula ulan meningkat
sebesar 0,54% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebanyak 4,77%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 112,84 menjadi 107,02.
Hal tersebut diatas membuktikan bahwa FR0050 memiliki korelasi negatif antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana
engalami peningkatan, maka tingkat dengan ciri obligasi ba
100) atau 10,50% (Tabel 5) > 9, Evaluasi bagi TUFI05B yang m
pada saat suku bunga SBI 1 bulan m
perubahan harganya akan mengalami penurunan. Hal tersebut juga sesuai hwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
Asumsi bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imbal hasil yang diinginkan, maka harga FR0050 per Januari 2009 adalah harga obligasi premi, karena suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan)
Æ harga obligasi (YTM) > harga par ( 77%
(Tabel 17) Æ 107,02 (Tabel 17) > 100.
emiliki hubungan korelasi negatif kuat dengan nilai -0,68 adalah sebagai berikut :
Tabel 18. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri B
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 18 terlihat, saat suku bunga SBI 1 bulan m
lan Mei 2008, prediksi tingkat perubahan harga menga
eningkat sebesar 0,38% pada bu
lami penurunan sebesar 0,55% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 113,46 menjadi 109,71. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,97% pada bulan Agustus 2008 maka
prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 1,14%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 109,71 menjadi 105,56. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,96% pada bulan November 2008 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 1,80%, hal terseb
tersebut yang mengalami peningkatan dari 101,42 menjadi 110,28. Saat s
bahwa TUFI05B memiliki korelasi negati
runan, maka tingkat perubahan
mengalami p ya akan mengalami
penurunan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
Suku bunga SBI 1 bulan diasumsikan sebagai imbal hasil yang diinginkan, maka TUFI05B per Mei 2009 adalah harga obligasi premi, karena suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga
) atau 10,50% (Tabel 6) > 7,25% (Tabel 18) Æ
ut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 105,56 menjadi 101,42.
Namun saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,50% pada bulan Februari 2009 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 2,10%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi
uku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,49% pada bulan Mei 2009 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 1,11%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 110,28 menjadi 114,09.
Hasil analisa diatas membuktikan
f antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat SBI 1 bulan mengalami penu
harganya akan mengalami peningkatan dan pada saat suku bunga SBI 1 bulan eningkatan, maka tingkat perubahan hargan
obligasi (YTM) > harga par (100 114,09 (Tabel 18) > 100.
Evaluasi bagi TUFI05C yang memiliki hubungan korelasi negatif kuat dengan nilai -0,65 adalah sebagai berikut :
Tabel 19. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri C
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan data di atas, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,38% pada bulan Mei 2008, prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan sebesar 0,81% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 108,13 menjadi 106,55. Pada bulan Agustus 2008, saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,97% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesa
09, saat suku bunga SBI 1 bulan menur
bahan harga mengalami peningkatan kembali sebesa
04,11 menjadi 106,11.
nalisis ini membuktikan bahwa TUFI05C memiliki korelasi negatif antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan, maka tingkat
r 1,78%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 106,55 menjadi 103,80. Pada bulan November 2008, saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,96% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 2,96%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 103,80 menjadi 99,53.
Tetapi pada bulan Februari 20
un sebesar 2,50% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 5,23%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 99,53 menjadi 104,11. Pada bulan Mei 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,49% maka prediksi tingkat peru
r 3,06%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 1
perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga mengalami penurunan, maka tingkat perub
SBI 1 bulan ahan harganya akan
mengalami peningkatan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
Diasumsikan bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imbal hasil yang diinginkan, maka TUFI05C per Mei 2009 adalah harga obligasi premi, karena suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 11,00% (Tabel 6) > 7,25% (Tabel 19)
BI 1 bulan menin
prediksi tingka
Æ 106,11 (Tabel 19) > 100.
Evaluasi bagi TUFI05D yang memiliki hubungan korelasi negatif kuat dengan nilai -0,62 adalah sebagai berikut :
Tabel 20. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 Seri D
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 20, terlihat pada saat suku bunga S
gkat sebesar 0,38% pada bulan Mei 2008, prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan sebesar 1,05% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 111,29 menjadi 109,39. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,97% pada bulan Agustus 2008 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 2,35%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 109,39 menjadi 105,83. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,96% pada bulan November 2008 maka
t perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 4,02%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 105,83 menjadi 100,03.
Bulan Februari 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,50% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 7,64%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 100,03 menjadi 106,56. Saat suku bunga
an bahwa obligasi tersebut memiliki korelasi negati
alami peningkatan, maka tingkat
ulan ahan harganya akan
mengalami peningkatan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
sumsi bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imbal hasil yang diinginkan, maka TUFI05D per Mei 2009 adalah harga obligasi premi karena suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga
par (100) atau 11,25% (Tabel 6) > 7,25% (Tabel 20) Æ 109,89 (Tabel 20) > 100.
SBI 1 bulan menurun sebesar 1,49% Pada bulan Mei 2009 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 3,98%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 106,56 menjadi 109,89.
TUFI05C membuktik
f antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan meng
perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga mengalami penurunan, maka tingkat perub
SBI 1 b
A
obligasi (YTM) > harga
Evaluasi bagi ISAT06A yang memiliki hubungan korelasi negatif sangat kuat dengan nilai -0,76 adalah sebagai berikut :
Tabel 21. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Indosat VI Tahun 2008 Seri A
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan data di atas, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,24% pada bulan Juli 2008, prediksi tingkat perubahan
harga
ahan harga mengalami pening
06A memiliki korelasi negati
tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga
ai imbal hasil yang karena, suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 10,25% (Tabel 8) > 7,64% (Tabel 21) Æ 108,92 (Tabel 21) > 100.
Evaluasi bagi ISAT06B yang memiliki hubungan korelasi negatif sangat kuat dengan nilai -0,77 adalah sebagai berikut :
mengalami penurunan sebesar 3,79% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 109,24 menjadi 103,89. Pada bulan Oktober 2008, saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,75% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 4,89%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 103,89 menjadi 97,44.
Namun pada bulan Januari 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,21% maka prediksi tingkat perub
katan sebesar 4,33%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 97,44 menjadi 101,65. Pada bulan April 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,13% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 8,48%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 101,65 menjadi 108,92.
Hal tersebut di atas membuktikan bahwa ISAT
f antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami penurunan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami peningkatan. Hal
obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar. Suku bunga SBI 1 bulan diasumsikan sebag
Tabel 22. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Indosat VI Tahun 2008 Seri B
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 22, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,24% pada bulan Juli 2008, prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan sebesar 4,99% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 114,95 menjadi 107,82. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,75% pada bulan Oktober 2008 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 6,56%
Pada bulan April 2009 maka
harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan
I 1 bulan mengalami penurunan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami peningkatan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 107,82 menjadi 99,71.
Namun pada bulan Januari 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,21% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 5,69%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 99,17 menjadi 104,78. Saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,13%
prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 11,53%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 104,78 menjadi 115,10.
ISAT06B terbukti memiliki korelasi negatif antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan
mengalami peningkatan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga SB
Asumsi bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imbal hasil yang , maka ISAT06B pe
diinginkan r April 2009 adalah harga obligasi premi
karena suku bunga kupon (Interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 10,80% (Tabel 8) > 7,64% (Tabel 22) Æ 115,10 (Tabel 22) > 100.
Evaluasi bagi PNBN03 yang memiliki hubungan korelasi negatif adalah sebagai berikut :
ubahan Harga Obligasi Subordinasi sangat kuat dengan nilai -0,77
Tabel 23. YTM Dan Tingkat Per Bank Panin II Tahun 2008
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan data di atas, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan mening
1 bulan menuru
ari 111,06 menjadi 125,60.
kat sebesar 1,24% pada bulan Juli 2008, prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan sebesar 6,46% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 124,70 menjadi 115,13. Pada bulan Oktober 2008, saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,75% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 8,54%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 115,13 menjadi 103,63.
Namun pada bulan Januari 2009, saat suku bunga SBI
n sebesar 1,21% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 7,12%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 106,63 menjadi 111,06. Pada bulan April 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,13% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 14,71%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan d
Analisis diatas membuktikan bahwa PNBN03 memiliki korelasi negatif antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami penurunan, maka tingkat perubahan harganya akan menga
diinginkan 9 adalah harga obligasi premi karena
suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 11,60% (Tabel 8) > 7,64% (Tabel 23) Æ 125,60 (Tabel 23) > 100.
Evaluasi bagi FIFA08B yang memiliki hubungan korelasi negatif sangat kuat dengan nilai -0,71 adalah sebagai berikut :
Tingkat Perubahan Harga Obligasi Federal lami peningkatan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar.
Asumsi bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imbal hasil yang , maka PNBN03 per April 200
Tabel 24. YTM Dan
Internasional Finance VIII Tahun 2008 Seri B
. Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 24, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,97% pada bulan Agustus 2008, prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan sebesar 1,30% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 106,96 menjadi 104,55. Saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,96% pada bulan November 2008 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 2,09%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 104,55 menjadi 101,21.
Saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,50% pada bulan Februari 2009 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan sebesar 3,25%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 101,21 menjadi 103,97. Saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,49% pada bulan Mei 2009 maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 1,48%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebu
ningkatan dan pada saat suku bunga SBI 1 bulan menga
i bahwa harga obligasi
Asum al hasil yang
diinginkan, maka FIFA08B per Mei 2009 adalah harga obligasi premi karena suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 12,125% (Tabel 9) > 7,25% (Tabel 24) Æ 104,66 (Tabel 24) >100.
Evaluasi bagi FIFA08C yang memiliki hubungan korelasi negatif -0,71 adalah sebagai berikut :
Tabel 25. YTM Dan Tingkat Perubahan Harga Obligasi Federal t yang mengalami peningkatan dari 103,97 menjadi 104,66.
Hal tersebut membuktikan bahwa FIFA08B memiliki korelasi negatif antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami penurunan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami pe
lami peningkatan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami penurunan. Hal tersebut juga sesuai dengan ciri obligas
berlawanan dengan suku bunga pasar.
si bahwa suku bunga SBI 1 bulan adalah imb
sangat kuat dengan nilai
Internasional Finance VIII Tahun 2008 Seri C
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan Tabel 25, terlihat pada saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 0,97% pada bulan Agustus 2008, prediksi tingkat
peruba
engalami pening
bahwa obligasi ini memiliki korelasi negatif
sebut juga sesuai dengan ciri obligasi bahwa harga
lah imbal hasil yang suku bunga kupon (interest) > hasil diinginkan (SBI 1 bulan) Æ harga obligasi (YTM) > harga par (100) atau 12,625% (Tabel 9) > 7,25% (Tabel 25) Æ 109,92 (Tabel 25) > 100.
4.7. Evaluasi Tingkat Perubahan Obligasi Dengan Bunga Kupon Dan Jangka
Waktu Investasi (Jatuh Tempo)
Menurut Fabozzi (2000), ciri dari obligasi tanpa opsi yang ubahan harga adalah bunga kupon (bunga obligasi) dan jan
han harga mengalami penurunan sebesar 1,90% hal tersebut tercermin pada harga YTM-nya yang mengalami penurunan dari 111,35 menjadi 108,04. Pada bulan November 2008, saat suku bunga SBI 1 bulan meningkat sebesar 1,96% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami penurunan kembali sebesar 3,19%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami penurunan dari 108,04 menjadi 102,98.
Namun pada bulan Februari 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 2,50% maka prediksi tingkat perubahan harga m
katan sebesar 5,79%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 102,98 menjadi 107,86. Pada bulan Mei 2009, saat suku bunga SBI 1 bulan menurun sebesar 1,49% maka prediksi tingkat perubahan harga mengalami peningkatan kembali sebesar 2,92%, hal tersebut tercermin dari prediksi harga YTM obligasi tersebut yang mengalami peningkatan dari 107,86 menjadi 109,92.
FIFA08C telah membuktikan
antara suku bunga SBI 1 bulan dan tingkat perubahan harga. Dimana pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami peningkatan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami penurunan dan pada saat suku bunga SBI 1 bulan mengalami penurunan, maka tingkat perubahan harganya akan mengalami peningkatan. Hal ter
obligasi berlawanan dengan suku bunga pasar. Asumsi bahwa suku bunga SBI 1 bulan ada
diinginkan, maka FIFA08C per Mei 2009 adalah harga obligasi premi karena
menentukan tingkat per
gka waktu jatuh tempo (maturitas). Secara umum, untuk jangka waktu jatuh tempo dan hasil awal tertentu, semakin rendah suku bunga kupon,
semakin besar tingkat perubahan harga obligasi. Secara umum, bagi suku bunga kupon dan hasil awal tertentu, semakin panjang jangka waktu jatuh tempo, semakin besar tingkat perubahan harga obligasi. Terdapat kekonsistenan antara ciri tingkat perubahan harga obligasi dengan ciri-ciri modified duration. Semakin lama jatuh tempo, semakin rendah bunga kupon, umumnya semakin besar modified duration. Demikian juga, semakin rendah
h adalah
pada Gambar 4 dan nya suku bunga/kupon, semakin besar tingkat perubahan harga, dengan asumsi faktor-faktor lain tetap sama. Umumnya, semakin rendahnya suku bunga kupon, semakin besar modified duration. Dan semakin besar
modified duration, semakin besar tingkat perubahan bunga (Fabozzi, 2000).
Untuk membuktikan teori tersebut, berikut dilakukan beberapa perbandingan, antara lain :
1. Perbandingan obligasi yang memiliki waktu pencatatan (settlement
time) yang sama di BEI atau IDX. Sampel yang terpili
obligasi dicatat di BEI atau IDX pada bulan Februari 2008, yaitu TUFI05B, TUFI05C dan TUFI05D karena ketiga obligasi yang tercatat di bulan Februari ini memiliki tanggal jatuh tempo yang berbeda dan tingkat imbal hasil yang berbeda pula. Tabel 25 menunjukkan keterangan mengenai obligasi yang telah dicatat di BEI atau IDX pada bulan Februari 2008.
Adapun hasil perbandingannya ditunjukan Gambar 5 berikut :
Perbandingan Duration & Convexity
40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 0.00 10.00 20.00 30.00 Modified Duration Convexity Modified Duration Convexity Modified Duration Convexity
TUFI05B TUFI05C TUFI05D
Feb-08 May-08 Aug-08 Nov-08 Feb-09 May-09
Gambar 4. Perbandingan Modified Duration dan Convexity Untuk Obligasi Pencatatan Februari 2008, Sumber : Data Diolah
Gambar 4 menunjukkan bahwa TUFI05D memiliki modified duration dan convexity yang paling tinggi, hal tersebut disebabkan karena obligasi tersebut memiliki jangka waktu investasi yang paling lama, yaitu hingga tahun 2012.
Perbandingan Tingkat Perubahan Harga Obligasi
-4.00% -2.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00%
M ay-08 Aug-08 Nov-08 Feb-09 May-09
-6.00%
TUFI05B % ∆ Price TUFI05C % ∆ Price TUFI05D % ∆ Price
ngkan dengan TUFI05B dan
2. Perbandingan obligasi yang memiliki bunga kupon yang sama namun
memiliki jatuh tempo yang berbeda. Adapun sampel yang dibandingkan adalah FR0050 yang jatuh tempo pada 15 Juli 2038 dan TUFI05B yang jatuh tempo pada 20 Februari 2010. Selain jatuh tempo, kedua obligasi ini memiliki beberapa perbedaan antara lain, waktu pencatatan dimana FR0050 dicatat pada 25 Januari 2008 dan TUFI05B dicatat pada 21 Februari 2008, jatuh tempo pembagian imbal hasil dari FR0050 jatuh setiap 6 bulan sekali sejak pencatatan dan TUFI05B jatuh setiap 3 bulan sekali sejak pencatatan. Oleh sebab
p t
Gambar 5. Perbandingan Tingkat Perubahan Harga Untuk Obligasi Pencatatan Februari 2008, Sumber : Data Diolah
Gambar 5 juga menunjukkan bahwa TUFI05D memiliki tingkat perubahan harga yang paling tinggi, hal tersebut disebabkan karena obligasi tersebut memiliki jangka waktu investasi yang paling lama, yaitu hingga tahun 2012.
Berdasarkan Gambar 4 dan Gambar 5 diatas, TUFI05D memiliki risiko yang lebih tinggi dibandi
TUFI05C, karena sangat sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga.
perubahan harga diasumsikan sama dari masa perhitungan, hingga jatuh tempo imbal hasil berikutnya.
Adapun hasil perbandingannya ditunjukan pada Gambar 6 dan Gambar 7 berikut :
Perbandingan Modified Duration & Convexity
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00 160.00 180.00 Modified Duration Convexity M odified Duration Convexity FR0050 TUFI05B Jan-0 8 Feb -0 8 May-0 8 Jul-0 8 Aug -0 8 No v-0 8 Jan-0 9 Feb -0 9 May-0 9 Gambar Untuk
a waktu investasi yang paling lama, 6. Perbandingan Modified Duration Dan Convexity
Obligasi Dengan Bunga Kupon Sama, Sumber : Data Diolah Gambar 6 menunjukkan bahwa FR0050 memiliki modified duration dan convexity yang paling tinggi, hal tersebut disebabkan karena obligasi tersebut memiliki jangk
yaitu hingga tahun 2038.
Perbandingan Tingkat Perubahan Harga Obligasi
4.00% -12.00% -10.00% -8.00% -6.00% -4.00%
-2.00% Jul-08 Aug-08 Nov-08 Jan-09 Feb-09 M ay-09 0.00%
2.00%
FR0050 % ∆ Price TUFI05B % ∆ Price
Gambar 7. Perbandingan Tingkat Perubahan Harga Untuk Obligasi