• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN 66

A. Deskripsi Penelitian 66

1. Observasi pra penelitian 66

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Januari 2011 pada saat jam pelajaran ke 5-6 atau pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Sri Hartati, B.A.. Ibu Sri Hartati, B.A. adalah guru bidang studi ekonomi SMA Negeri 2 Yogyakarta. Jumlah siswa kelas X2 pada tahun ajaran 2010-2011 sebanyak 32 siswa. Mereka memiliki karakteristik asal daerah, suku, ras, jenis kelamin, dan tingkat

kecerdasan yang berbeda. Dalam observasi ini, ada tiga hal yang diobservasi peneliti yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil-hasil observasi:

a. Observasi guru (observing teacher)

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 1a, hal. 121). Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah tentang Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Tujuan apersepsi oleh guru adalah mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan memfokuskan perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari.

Pada awalnya, kondisi kelas masih sangat gaduh, siswa banyak yang masih mengobrol dengan temannya, dan banyak melakukan aktivitas sendiri. Guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara bertahap kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar. Saat kondisi kelas telah kondusif, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berdasarkan model ceramah dan tanya jawab. Disela-sela

menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membaca materi, kemudian guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru secara berulang-ulang.

Kegiatan pembelajaran di kelas tampak monoton. Dampaknya siswa kurang termotivasi untuk mendengarkan pelajaran. Sebagian besar siswa tampak asyik saling berbicara dengan temannya. Meskipun para siswa merasa bosan dan jenuh, guru terus berusaha untuk membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Cara yang ditempuh guru adalah memberikan selingan cerita tentang kasus-kasus yang berhubungan dengan pelajaran, seperti misalnya saat kondisi inflasi tahun 1950-an. Menurut guru, pada tahun tersebut harga-harga barang sangat mahal, dan pemerintah akhirnya menerapkan kebijakan penurunan nilai mata uang atau yang lebih dikenal dengan nama gunting Sjafrudin, dimana artinya nilai uang dipotong menjadi setengahnya. Dengan guru bercerita, siswa mulai memperhatikan kembali materi pelajaran. Namun demikian saat pembelajaran diteruskan kembali oleh guru, beberapa siswa kembali merasa bosan dan jenuh. Hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan model ceramah dan tanya jawab saja. Selain itu, guru tidak menggunakan media lain selain buku sumber atau literatur. Kurang bervariasinya model dan media yang digunakan guru meyebabkan siswa cenderung menjadi

bosan dan kurang menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung:

Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I 1. 2. II 1. 2. III A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

Mengaitkan materi dengan reaitas kehidupan Pendekatan/strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang

terkoordinasi

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5. 6. E. 1. 2. F. 1. 2. 3. 4. G. 1. kontekstual

Mengakomodasi adanya keragaman budaya nusantara

Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan

Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media

Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Merespons positif partisipasi siswa

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi

Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal

Memantau kemajuan belajar

Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

2. 3. IV A. 1. 2. B. 1. 2.

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

PENUTUP

Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

Pelaksanaan tindak lanjut

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

b. Observasi siswa (observing student)

Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 2a, hal. 123). Saat pelajaran akan dimulai tampak sebagian besar siswa belum siap mengikuti proses pembelajaran, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Kebanyakan siswa masih mengobrol dengan temannya dan ada juga yang masih asyik bermain

handphone di dalam kelas. Setelah guru mengucapkan salam,

beberapa siswa mulai memperhatikan guru sementara yang lain masih mengobrol dengan temannya. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi kondusif. Siswa mulai mempersiapkan buku pelajaran ekonomi saat guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan penjelasan guru, siswa cenderung pasif dan terlihat

bosan. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang duduk di depan saja yang berkemauan menjawab pertanyaan. Ada siswa yang mengajukan pertanyaan tentang inflasi dan guru memberikan jawaban kepada siswa. Selama guru menjawab pertanyaan siswa, hanya beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan dan pembahasan dari guru. Bahkan selama proses pembelajaran hanya beberapa siswa yang mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Siswa-siswa yang duduk di belakang bahkan ada yang mengantuk dan tertidur. Berdasarkan kondisi yang demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru tidak menuntut siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti

proses pembelajaran √ Hanya beberapa siswa yang siap mengikuti pembelajaran. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Hanya sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan

guru. 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran. √ Hanya beberapa yang siswa menanggapi pembahasan pembelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal

penting

c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara umum kondisi fisik ruangan kelas X2 cukup kondusif untuk proses belajar mengajar. Kekurangannya adalah ruangan kelas yang sempit. Dengan ruangan yang sempit, maka ruang gerak siswa dan guru di kelas menjadi sangat terbatas. Dalam hal fasilitas, secara umum relatif lengkap. Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu whiteboard, blackboard, papan

pengumuman dan absensi, kalender, jam dinding, meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, kipas angin, LCD (proyektor), dan

sound. Ruangan kelas juga memiliki ventilasi udara dan jendela

yang cukup sehingga sirkulasi udara relatif lancar. Meskipun lokasi sekolah tidak jauh dari jalan raya, kendaraan yang melintas juga tidak terlalu terdengar di lingkungan sekolah (lampiran 3a, hal. 127).

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat belum siap mengikuti pembelajaran, selain itu guru kurang tegas dalam memperingatkan siswa yang ribut. Hal ini mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif untuk belajar. Ketidaksiapan siswa

mengikuti pembelajaran juga mengakibatkan siswa membuat kegaduhan dengan cara mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Hanya beberapa siswa saja yang mengajukan pertanyaan. Dalam mengajar di kelas, guru menggunakan model ceramah dan tanya jawab yang kurang menarik minat siswa sehingga selama proses belajar mengajar berlangsung tidak ada kegiatan menarik. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran

No Deskriptor Ya Tidak Kondisi

1. Fasilitas di dalam kelas mendukung proses

pembelajaran √

Papan tulis, meja kursi, LCD

proyektor, kipas angin.

2. Suasana kelas cukup kondusif dalam proses pembelajaran √ Kurang ketegasan dari guru menyebabkan kondisi kelas kurang kondusif. 3. Siswa membuat kegaduhan √

Pada saat teman lain sedang membacakan

materi pelajaran

4. Guru memberikan

penghargaan √

5. Ada kegiatan menarik

dalam belajar √

6. Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan

√ 7. Guru membantu siswa

jika mengalami kesulitan

Hasil observasi di atas menunjukkan bahwa guru telah menerapkan model ceramah, diskusi, dan tanya jawab saat melakukan pembelajaran di kelas. Model ceramah digunakan pada pengantar pembelajaran saat mengawali materi baru, sedangkan model diskusi, dan tanya jawab digunakan untuk merangsang keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa setelah belajar materi yang telah dibahas sebelumnya. Selain model diskusi dan tanya jawab, guru juga melaksanakan tes setelah menyelesaikan satu pokok bahasan. Model pembelajaran tersebut diterapkan guru hampir pada setiap pembelajaran. Penerapan model pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran akan mengakibatkan siswa cenderung mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain laptop, bermain handphone, membaca buku

selain buku pelajaran, dan sebagainya. Dampaknya adalah tujuan pembelajaran kurang tercapai. Secara keseluruhan, peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. Padahal seharusnya siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran di kelas baik itu dalam diskusi, tanya jawab, dan berpendapat.

Peneliti menduga bahwa akar permasalahan pembelajaran adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Alternatif pemecahan permasalahan yang dapat diambil adalah perlunya menciptakan pembelajaran yang tepat agar siswa

termotivasi, dapat menggali pemahaman siswa, melatih keberanian siswa dalam berpendapat baik dengan guru maupun antar siswa.

Dalam penelitian ini, guru dan peneliti bermaksud menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament. Guru

dalam penelitian ini akan bertindak sebagai fasilitator dalam diskusi kelompok, game, dan turnamen dan peneliti sebagai observer.

Penerapan model pembelajaran ini diharapkan siswa akan berperan aktif dan sekaligus dapat saling bekerja sama dalam kelompok saat

game dan turnamen. Selanjutnya, siswa diharapkan mampu

menunjukkan kemampuannya baik individu maupun sebagai anggota kelompok saat game dan turnamen dilakukan. Berdasarkan hasil

analisis situasi siswa dan kelas, peneliti dan guru mitra menetapkan target keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini sebesar 15%.

2. Pelaksanaan penelitian

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Januari 2011 pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.45 WIB yaitu pada jam kelima sampai dengan jam keenam. Materi yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah pokok bahasan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Guru mitra yang mengajar dalam penelitian ini adalah Ibu Sri Hartati, B. A. selaku guru bidang studi Ekonomi kelas X. Jumlah siswa kelas X2 pada tahun ajaran 2010-2011 saat ini adalah 32 siswa. Seluruh siswa hadir pada siklus pertama ini. Berikut ini

diuraikan penerapan model kooperatif tipe teams games tournament

(TGT ) pada siklus pertama.

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menyusun perencanaan dan persiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini disajikan

langkah-langkah perencanaan yang diterapkan pada siklus I. 1) Peneliti dibantu oleh guru mitra memetakan siswa berdasarkan

nilai ulangan. Pemetaan tersebut menjadi dasar untuk membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang heterogen. Siswa dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu siswa dengan prestasi atau nilai ulangan tinggi, siswa dengan prestasi atau nilai ulangan sedang, dan siswa dengan prestasi atau nilai ulangan rendah. Jadi, dalam pembagian kelompok guru mitra lebih berperan karena lebih mengetahui dengan pasti nilai-nilai ulangan para siswa. Dalam pembagian kelompok tersebut terbentuk enam kelompok dimana pada tiap-tiap kelompok beranggotakan siswa dengan kemampuan akademik yang beragam. Enam kelompok yang terbentuk selanjutnya diberi nama kelompok 1, 2, 3, 4, 5, 6.

2) Peneliti bersama guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup: rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), materi pembelajaran,

lembar kerja siswa, meja permainan, dan hadiah. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran. a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, model dan media pembelajaran, materi ajar, dan evaluasi. Rencana pelaksanaan pembelajaran ini nantinya akan menjadi pedoman bagi guru untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat dilihat dalam lampiran 9a hal. 140.

b) Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran ini adalah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Materi kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi berisi tentang pengertian ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro, kebijakan pemerintah dalam mengatasi inflasi, masalah pokok ekonomi di Indonesia dan penyelesaiannya. Berdasarkan materi pembelajaran tersebut, peneliti dan guru melakukan pengemasan materi pembelajaran dalam bentuk games dan

c) Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa berisi soal-soal latihan berupa pretest

dan postest yang berguna untuk membandingkan hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya siklus 1. Lembar kerja siswa dapat dilihat pada lampiran 10a hal. 146 dan lampiran 11a hal. 151.

d) Meja permainan

Jumlah meja permainan ada enam buah. Jumlah meja permainan disesuaikan dengan jumlah kelompok.

e) Uang-uangan

Uang-uangan kertas digunakan sebagai poin untuk taruhan dalam tiap-tiap soal yang disediakan di atas meja permainan. Tiap-tiap kelompok wajib menaruhkan poin sebelum mengambil soal (lampiran 19 hal. 167).

f) Lembar Make a match

Lembar make a match merupakan media yang digunakan

untuk permainan kelompok. Tiap-tiap kelompok akan mendapatkan satu lembar make a match yang ditempelkan

di depan kelas, dan tiap-tiap anggota kelompok menjawab pertanyaan yang telah diambil pada meja permainan dan menempelkannya pada lembar make a match di depan kelas

g) Papan nama kelompok

Papan nama kelompok diletakkan di atas meja kelompok yang digunakan sebagai identitas dari tiap-tiap kelompok. h) Nomor urut pengerjaan soal

Tiap-tiap peserta mendapatkan nomor urut pengerjaan soal. Nomor urut berisi urutan angka dari 1 sampai 10. Tiap-tiap anggota kelompok harus maju berdasarkan nomor urut yang didapat (lampiran 18 hal. 166).

i) Kartu pertanyaan

Kartu pertanyaan berisi pertanyaan yang harus dikerjakan siswa dalam lembar karton yang telah tersedia di depan. j) Hadiah

Hadiah diberikan kepada tiga kelompok yang mendapat nilai permainan dan turnamen tertinggi, setelah skor permainan dan turnamen diakumulasikan. Hadiah yang diberikan berisi makanan ringan.

3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:

a) Lembar observasi kegiatan guru

Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung (lampiran 1b, hal. 127).

b) Lembar observasi kegiatan siswa

Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan dilakukan siswa pada saat mengikuti pembelajaran (lampiran 2b, hal. 129).

c) Lembar observasi kegiatan kelas

Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3b, hal. 131). d) Lembar penilaian kelompok

Lembar penilaian kelompok ini mencatat skor yang diperoleh masing-masing kelompok saat permainan dan turnamen (lampiran 12a, hal. 157 ).

b. Tindakan

Pada tahap tindakan, peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-langkah pada

tahap ini sebagai berikut: 1) Presentasi kelas

Pada awal pembelajaran, guru melakukan apersepsi dengan mengulas kembali materi pelajaran yang telah dipelajari minggu lalu (kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi) dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menggunakan model ceramah dan tanya jawab saat menerangkan materi.

2) Membagi siswa dalam kelompok

Pada tahap perencanaan, guru dan peneliti telah membagi kelompok yang heterogen. Saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru membacakan nama-nama anggota

kelompok yang telah dibagi tersebut. Jumlah anggota kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setelah guru membacakan nama-nama anggota kelompok, guru mempersilakan siswa menempati tempat yang telah disediakan berdasarkan kelompok yang telah dibagi oleh guru. Selanjutnya guru menjelaskan aturan dan prosedur permainan (game). Aturan

dan prosedur permainan tersedia pada lampiran 15 hal. 161. 3) Permainan (game)

Permainan (game) pada siklus pertama ini diberi nama make a

match. Sebelum permainan, siswa diminta untuk mengecek

uang-uangan kertas, dan call card yang tersedia diamplop.

Jumlah uang-uangan adalah 100.000 yang terdiri dari lima lembar uang 10.000, dan sepuluh lembar uang 5.000. Masing- masing siswa berhak menaruhkan uang sebagai poin taruhan secara bebas, namun batas minimal uang yang ditaruhkan adalah 5.000 dan batas maksimal uang yang ditaruhkan adalah 10.000. Jika jawaban kelompok benar, maka poin akan bertambah sejumlah uang taruhan, namun jika jawaban salah maka poin akan berkurang sejumlah uang taruhan. Pada

permainan ini siswa pada tiap kelompok diminta untuk memilih nomor urut mengerjakan soal dengan cara memasang call card.

Setiap call card bertuliskan dua nomor yang menunjukkan

urutan mengerjakan soal yang berada di depan kelas. Contoh: nomor urut 1 dan 4, artinya akan mengerjakan soal pada urutan pertama dan pada urutan keempat. Satu per satu siswa dalam kelompok berdasarkan nomor urutnya maju ke depan kelas mengerjakan soal. Bentuk soal adalah soal make a match. Soal

dan jawaban tersedia dalam tempat yang telah disediakan. Siswa harus mencari jawaban yang benar berdasarkan soal yang diambilnya. Soal dan jawaban tersebut ditempelkan pada lembar make a match yang telah tersedia di depan kelas.

Sebelum mengambil soal, siswa diharuskan menaruhkan sejumlah uang taruhan sebagai bentuk upaya pemerolehan poin pada tiap-tiap soal. Guru akan memanggil nomor urut siswa yang akan mengerjakan soal di depan kelas. Pengerjaan soal diawali dengan tanda bunyi peluit satu kali, dan diakhiri dengan tanda peluit dua kali. Ada 10 buah soal dengan waktu pengerjaan untuk setiap soal adalah satu menit. Soal tersedia pada lampiran 20 hal. 168.

4) Turnamen

Turnamen dilakukan setelah permainan (game) selesai

cerdas cermat. Pada sesi tunamen ini, siswa diharuskan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada satu lembar kertas yang disediakan. Jika jawaban benar maka poin akan bertambah 10.000 dan jika jawaban salah maka kelompok akan dikurangi poin sebesar 10.000, tidak menjawab pertanyaan sama dengan jawaban salah. Waktu pengerjaan soal selama 30 detik di tempat yang telah disediakan. Pengerjaan soal akan dimulai dengan tanda bunyi peluit satu kali dan diakhiri dengan bunyi peluit dua kali. Berdasarkan instruksi guru, kelompok harus menunjukkan jawaban pekerjaan kepada guru dengan cara mengangkat jawaban yang telah dituliskan dalam lembar yang telah disediakan.

5) Penghargaan kelompok

Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam game

maupun turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan penjumlahan skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking tersebut ditentukan juara I, II, dan III. Pada siklus pertama ini, juara I adalah kelompok I dengan jumlah skor 100.000, juara II adalah kelompok III dengan jumlah skor 85.000, dan juara III adalah kelompok VI dengan jumlah skor 75.000. Masing- masing juara akan mendapatkan hadiah berupa makanan ringan.

c. Observasi

Saat PTK berlangsung, peneliti mengamati tindakan yang dilakukan oleh guru, siswa, dan kondisi kelas saat penelitian. Berikut ini rangkuman pengamatan yang dilakukan oleh peneliti : 1) Pengamatan terhadap guru

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran.

Tabel 5.4

Aktivitas Guru Pada Siklus I

No Deskriptor Ya Tidak

1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

2 Guru mengorganisasikan bahasan yang

bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas.

3 Guru memberikan materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.

4 Guru ikut berperan dalam pembentukan

kelompok TGT.

5 Guru memberikan dorongan motivasi

kepada siswa agar terlibat aktif dalam permainan (game).

6 Guru memberikan pengarahan kepada

siswa, tentang prosedur dan aturan permainan.

kelompoknya.

8 Guru mengamati atau mengobservasi

proses pembelajaran dalam kegiatan game

9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan

melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.

10 Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.

11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.

14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.

15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa

Dokumen terkait