• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4) Observasi terhadap Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar menggunakan metode berdiskusi, pemberian tugas, latihan, bertanya jawab, problem solving, dan ceramah. Metode yang diterapkan oleh guru hanyalah metode konvensional dimana peserta didik diminta untuk membaca teks bacaan bahasa Jerman dan mengerjakan soal evaluasi dari teks bacaan tersebut di buku tulis masing-masing serta peserta didik mencatat materi yang dianggap penting dan diperintahkan oleh guru.

Buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah Kontakte Deutsch Extra. Buku ajar ini disediakan oleh perpustakaan. Peserta didik selalu meminjam buku ajar ini tiap kali akan dimulai pelajaran bahasa Jerman. Kamus bahasa

Jerman dipegang oleh guru dan sebagian besar peserta didik tidak mempunyai kamus bahasa Jerman. Perpustakaan menyediakan kamus bahasa Jerman namun pada hari tersebut peserta didik tidak meminjamnya.

b. Hasil Wawancara dengan Guru

Wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman SMA Negeri 2 Purworejo dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Maret 2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman tersebut, diperoleh gambaran umum proses belajar mengajar bahasa Jerman di SMA Negeri 2 Purworejo khususnya kelas XI. Pada wawancara tersebut, diperoleh permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran bahasa Jerman. Berikut adalah permasalahan yang terindentifikasi dari hasil wawancara yang dilakukan oleh guru.

1) Keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar masih belum tinggi. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

Keaktifan mereka masih kurang, karena mereka merasa bahasa Jerman itu sulit.“

2) Keaktifan peserta didik masih kurang dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

“mungkin kalau engga XI IPS 2 ya XI IPS 3.. Soalnya menurut saya, dua kelas ini lah yang paling kurang keaktifannya dalam pelajaran bahasa Jerman, beda dengan kelas lainnya atau kelas X yang rasa ingin tahunya besar tentang bahasa Jerman.“

“Biasanya kalau belum ditunjuk untuk membaca, mereka tidak ada yang mau membaca. Seperti malas-malasan atau takut membaca.“

3) Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam membaca bahasa Jerman. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

“Ketika membaca pun masih grotal-gratul. Mungkin karena belum terbiasa dengan bahasa Jerman. Beda dengan bahasa Inggris yang sudah dipelajari dari TK kan?“

4) Peserta didik belum percaya diri dalam membaca menggunakan bahasa Jerman. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

“Biasanya kalau belum ditunjuk untuk membaca, mereka tidak ada yang mau membaca. Seperti malas-malasan atau takut membaca.“

5) Pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman peserta didik masih belum optimal. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

“Ya dengan selalu membimbing mereka, dan memberi latihan-latihan agar mereka paham dan prestasi meningkat meskipun dengan waktu yang sangat terbatas.“

6) Kegiatan belajar mengajar selama ini dirasa monoton dan kurang variatif dikarenakan belum menggunakan metode pembelajaran yang lain. Berikut adalah kutipan yang diungkapkan guru,

“Biasanya saya dengan metode ceramah, siswa membaca teks atau bersama -sama mendiskusikan teks terus mengerjakan soal evaluasinya. Dengan metode ini materi dapat tersampaikan dengan mudah dan cepat.“

c. Hasil Angket Peserta Didik

Penelitian ini menggunakan model angket terbuka. Peneliti membagikan angket kepada peserta didik sebanyak tiga kali yaitu angket pertama dibagikan sebelum tindakan, angket kedua setelah siklus pertama dilakukan dan yang terakhir saat selesai siklus kedua. Angket pertama dibagikan pada hari Rabu, 8 April 2015. Pengisian angket dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dimulai. Angket kedua diberikan pada hari Selasa, 5 Mei 2015 setelah selesai siklus pertama dan angket ketiga diberikan setelah selesai siklus kedua. Dari hasil pengisian angket, peneliti melakukan analisis untuk mengetahui kondisi subyek penelitian serta mengidentifikasi masalah. Adapun hasil angket yang telah diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut.

a) Sebesar 73,3% atau sebanyak 22 peserta didik menyatakan belum pernah diajar menggunakan metode PQ4R, sebesar 6,7% atau sebanyak 2 peserta didik menyatakan bahwa mungkin pernah diajar dengan metode yang agak mirip dengan metode PQ4R, sebesar 20% atau sebanyak 6 peserta didik menyatakan bahwa mereka pernah. Dapat disimpulkan bahwa metode PQ4R

belum pernah digunakan guru untuk mengajar bahasa Jerman di kelas XI IPS 2. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.

“Belum pernah.“

b) Sebanyak 30 peserta didik atau 100% dari seluruh peserta didik menyatakan bersedia diajar dengan metode PQ4R dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.

c) Harapan peserta didik dengan diterapkan metode PQ4R dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman bervariasi antara lain sebesar 70% atau sebanyak 21 peserta didik berharap agar dapat lebih cepat dan mudah untuk memahami mengenai bahasa Jerman, sebesar 13,3% atau sebanyak 4 peserta didik berharap agar meningkatkan membaca bahasa Jerman, dan sebesar 16,7% atau sebanyak 5 peserta didik berharap agar dapat menjadikan siswa lebih semangat, aktif, kreatif dan inovatif serta pembelajaran menjadi lebih efektif dan tidak membosankan. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.

“Harapan saya jika diterapkan metode PQ4R dalam pembelajaran membaca bahasa Jerman siswa akan lebih aktif dan lebih memahami.”

d) Adapun jawaban peserta didik mengenai metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam mengajar keterampilan membaca bahasa Jerman bervariasi antara lain sebesar 50% atau sebanyak 15 peserta didik menjawab dengan menirukan guru membaca, siswa membaca, dan mengerjakan latihan soal, sebesar 36,7% atau sebanyak 11 peserta didik menjawab dengan menjelaskan dan tanya jawab, sebesar 6,7% atau sebanyak 2 peserta didik menjawab dengan hafalan kosakata, sebesar 3,3% atau sebanyak 1 peserta didik menjawab dengan metode guru aktif, sebesar 3,3% atau sebanyak 1 peserta didik menjawab guru jarang mengajari membaca. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.

“Metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar keterampilan membaca bahasa Jerman yaitu ketika ada sebuah bacaan dibuku, guru membaca

kemudian murid disuruh menirukan, lalu ketika ada pertanyaan dibacaan itu guru menunjuk murid untuk menjawab.“

e) Peserta didik memiliki kesulitan dalam pembelajaran bahasa Jerman, antara lain kesulitan membaca bahasa Jerman sebanyak 24 peserta didik atau sebesar 80%, kesulitan menulis dan menghafal kosakata dalam bahasa Jerman sebanyak 5 peserta didik atau sebesar 16,7%, kesulitan karena pelajaran bahasa Jerman hanya satu jam pelajaran sebanyak 1 peserta didik atau sebesar 3,3%. Berikut adalah kutipan dari salah satu peserta didik.

”Saya sulit untuk berkonsentrasi ketika membaca. Tanpa gambar, bacaan jadi membosankan.”

Berdasarkan hasil angket peserta didik di atas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik masih mengalami berbagai kendala dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman. Kendala yang dialami sebagian besar peserta didik adalah kesulitan dalam membaca bahasa Jerman dan pelajaran bahasa Jerman yang hanya satu jam pelajaran. Seorang peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Jerman selama ini kurang efektif karena guru terlalu sering melakukan pembelajaran seperti biasa dan mengerjakan soal, jarang sekali mengajari membaca. Beberapa peserta didik belum bisa mengikuti pembelajaran bahasa Jerman dikarenakan suasana belajar yang membosankan. Dari hal tersebut, diharapkan adanya perbaikan dalam sistem pembelajaran bahasa Jerman dan peserta didik bersedia dengan diterapkannya metode PQ4R dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman.

2. Prosedur Penelitian

Dokumen terkait