• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Obyektif 1)

Dalam dokumen Servisitis (Halaman 37-43)

KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Pengertian Asuhan Kebidanan

B. Data Obyektif 1)

Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang, buruk (pada kasus servisitis umumnya keadaan umum ibu baik)

Kesadaran : composmentis, apatis, somnolent, sopor, koma. Pada kasus servisitis didapatkan kesadaran ibu composmentis.

TD : Tekanan darah normal 110/80 mmHg sampai 130/90 mmHg. Umumnya pada kasus flour albus fisiologis didapatkan tekanan darah ibu dalam batas normal (Saifuddin, 2002).

Suhu : suhu normal 36,5 – 37,50C untuk mengetahui adanya tanda -tanda infeksi. 380C dianggap tidak normal dan ada tanda infeksi (Winkjosastro, 2006). Pada kasus keputihan yang patologis maka didapatkan suhu tubuh klien dalam batas normal. Nadi : normalnya 60 – 100 kali/menit. (reguler/ ireguler).

Pada kasus flour albus yang fisiologis didapatkan hasil nadi dalam batas normal.

2)

Muka : pucat/tidak, oedem/ tidak

Mata : konjungtiva anemis/ tidak, sklera putih/ikterik Telinga : adakah serumen/tidak.

Hidung : adakah sekret dan polip, ada lendir atau tidak (Ety, 2011)

Mulut dan Gigi

: lidah bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak, apakah gigi bersih atau ada karies (Nursalam, 2009). Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan

vena jugularis.

Dada : adakah retraksi dada kanan, kiri saat bernafas dan apakah payudara kanan kiri simetris atau tidak (Nursalam, 2008).

Abdomen : adakah bekas luka operasi dan pembesaran abdomen yang tidak wajar

Genetalia : - Vulva dan vagina :

Bentuk genitalia, pengeluaran (warna, bau, jumlah dan karakter) ada kemerahan, nyeri tekan, pembesaran kelenjar bartolini. Pada kasus

servisitis didapatkan hasil pemeriksaan terlihat secret vagina berwarna putih seperti susu, berbau, namun tidak disertai dengan rasa gatal.

- Inspeculo :

Untuk mengetahui keadaan porsio dan serviks serta pengeluaran pervaginam. Pada servisitis, portio tampak kemerahan, ada erosi/luka sobekan pada serviks, dan terdapat pengeluaran fluor albus yang banyak.

Dilakukan pengambilan hapusan sel epitel serviks untuk pemeriksaan selanjutnya

3)

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan hapusan

Pada kasus ibu dengan servisitis, diambil 3 hapusan pada object glass.

- Hapusan 1 (eppitel serviks): difiksasi dengan KOH kemudian diamati dengan mikroskop untuk melihat adanya infeksi Kandida

- Hapusan 2 (epitel serviks): difiksasi dengan NaCl kemudian diamati dengan mikroskop untuk melihat adanya infeksi Tricomonas Vaginalis dan Clue Cell

- Hapusan 3 (dinding vagina): dikeringkan dengan api, dicat dengan methylen blue, kemudian diamati dengan mikroskop untuk melihat PMN dan Diplokokus

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah (Interpretasi Data Dasar)

Pada tahap ini merupakan pengembangan dari interpretasi data dasar yang telah di kumpulkan sebelumnya ke dalam identifikasi yang lebih spesifik yang mengenai masalah atau diagnosa dan merupakan masalah yang berhubungan dengan apa yang dialami oleh klien. Diagnosa adalah hasil analisa dan perumusan masalah yang diputuskan, dalam menegakan diagnosa bidan dengan mengunakan pengetahuan profesional sebagai dasar atau arahan yang mengambil tindakan.

Langkah ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada pasien.

Dx : diagnosa yang ditegakkan adalah P... Ab... umur.. th dengan servisitis

Ds : diperoleh dari keterangan dan keluhan ibu langsung.

Do : diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah ke

diagnosa.

Masalah : yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien. Masalah yang sering timbul pada penderita servisitis adalah cemas dan gelisah dengan keadaannya (Jense, 2005).

Kebutuhan : kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak harus segera dilakukan. Kebutuhan yang diperlukan untuk penderita servisitis adalah pemberian informasi terkait servisitis dan prognosis dan cara mengatasinya (Manuaba, 2008).

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditemukan berdasarkan data yang ada kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat darurat.

Bidan diharapkan dapat waspada dan siap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini menjadi benar-bear terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman dan nyaman.

Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu dengan servisitis apabila tidak segera mendapat penanganan yang tepat akan dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, misalnya Trichomonas, Gonorrhea, infeksi virus HPV (Egan, 2007).

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan tindakan, konsultasi kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dlam proses penatalaksanaan kebidanan (Ety, 2011). Pada kasus gangguan reproduksi servisitis dilakukan tindakan segera yaitu memberikan terapi obat sesuai kebutuhan seperti golongan Cefixin dan Azytromycin.

V. Intervensi

Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Varney, 2004). Menurut Abidin (2009), rencana asuhan yang diberikan adalah :

1. Jelaskan pada klien tentang kondisinya 2. Berikan KIE tentang servisitis

3. Jelaskan bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan genitalnya agar tetap bersih dan kering

5. Jadwalkan kunjungan ulang 1 minggu

VI. Implementasi

Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjanin rasa aman. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien karena akan mengurangi waktu perawatan dan biaya serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada klien.

Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan servisitis sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

1. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya 2. Memberikan KIE tentang servisitis

3. Menjelaskan bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan genitalnya agar tetap bersih dan kering

4. Memberikan terapi cefixin 100 mg IV dan Azytromycin 500 mg II

5. Menjadwalkan kunjungan ulang 1 minggu

VII. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keaktifan dari asuhan yang sudah diberikan penemuan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam diagnose dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanannya, ada kemungkinan bahwa sebagaian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif (Ety, 2011).

Pada evaluasi kasus servisitis diharapkan dalam waktu 1 minggu sudah membaik, tidak ada infeksi lanjut, ibu sudah tidak merasa cemas dan merasa nyaman (Syaifudin, 2003).

Menurut Abidin (2009), evaluasi asuhan yang diberikan pada gangguan reproduksi dengan servisitis diantaranya :

a) Servisitis dapat sembuh dan telah diatasi dengan baik

b) Klien sudah mengerti bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan genitalnya agar tetap bersih dan kering

c) Ibu bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan oleh bidan d) Ibu bersedia kembali jika ada keluhan

BAB 4

TINJAUAN KASUS

Dalam dokumen Servisitis (Halaman 37-43)

Dokumen terkait