• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ongkos Biaya Palyja

Dalam dokumen Analisis Bargaining Power Pemprov DKI Ja (Halaman 71-75)

BAB V. ANALISIS BARGAINING POWER PEMPROV DKI JAKARTA dan PT

5.1.2 Ongkos Biaya Palyja

Ongkos biaya yang harus dikeluarkan Palyja dalam privatisasi air Jakarta meliputi variable cost dan fixed cost. Ongkos biaya sendiri memiliki arti sebagai

sumber daya ekonomis yang dikorbankan untuk mencapai suatu tujuan tertentu113.

Tujuan dalam hal ini bisa berarti keuntungan. Dalam privatisasi air Jakarta, biaya yang dikeluarkan Palyja adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Biaya tetap masuk dalam kategori investasi. Biaya adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan perolehan keuntungan suatu usaha baik di bidang usaha barang maupun jasa. Sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi, maka harus ada pengendalian biaya tertentu yang efisien untuk dapat meningkatkan keuntungan

113Cost, http://www.e-conomic.co.uk/accountingsystem/glossary/cost (diaskses 18 September

59

perusahaan. Semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka semakin besar resiko yang akan diterima oleh perusahaan tersebut.

Sedangkan biaya tetap sendiri adalah biaya yang secara tetap konstan dan

tidak berubah dalam suatu jangka waktu tertentu114. Biaya ini akan tetap

dikeluarkan meskipun tidak ada aktivitas usaha dalam suatu perusahaan. Contoh biaya tetap adalah pajak dan sewa bangunan. Walaupun sebuah perusahaan tidak menghasilkan apa-apa selama satu bulan, pembayaran sewa gedung dan pajak harus tetap dibayar. Hal inilah yang dimaksud dengan biaya tetap suatu perusahan. Sedangkan variable cost adalah biaya yang harus dibayar oleh

perusahaan yang berkaitan dengan output produksi115. Biaya variabel jumlahnya

bervariasi dan tidak tetap, tergantung dari volume produksi perusahaan.

Dalam penelitian ini, kajian yang akan diteliti untuk mengetahui ukuran bargaining power dari aktor dalam project privatisasi air Jakarta adalah ongkos biaya dari Palyja. Biaya tetap Palyja meliputi beberapa kebutuhan pengeluaran operasional Palyja. Seperti gaji pegawai, pelatihan dan pendidikan bagi pegawai, kantor bangunan, telepon, transportasi, listrik, pemeilharaan dan perbaikan produksi, layanan profesional (auditor, pajak, hukum, penasehat, pemasaran, operasi dan pengadaan), asuransi, keamanan, pajak properti, dan bantuan

114 Fixed cost, http://www.investopedia.com/terms/f/fixedcost.asp (diakses 18 September 2014)

115

Variable Cost, http://www.investopedia.com/terms/v/variablecost.asp (diakses 18 September

60

teknis116. Sedangkan biaya variabelnya meliputi air baku yang diberlakukan,

bahan kimia, manajemen pelanggan, dan pemeliharaan jaringan117.

Tabel 5: Ongkos Biaya PT Thames PAM Jaya dan PT PAM Lyonnaise Jaya

1998-2002118

Sumber: Dr. Jing-Sen Chang & Dr Kusbiantoro, Jakarta Water Supply: How to

Implement a Sustainable Process, hal 35

116

Nur Endah Sofhiani, Reconstruction of Indonesia’s Drinking Water Utilities (Sweden: Stockholm, Departement of Land and Water Resources Engineering Royal Institute of Technology, 2003), hal 46. Melalui

http://www2.lwr.kth.se/Publikationer/PDF_Files/LWR_EX_03_30.PDF pada 18 September 2014.

117 Ibid

118 Dr. Jing-Sen Chang & Dr Kusbiantoro, Jakarta Water Supply: How to Implement a Sustainable

Process?, (Indonesia: Jakarta), hal 35. Melalui https://www.pecc.org/resources/1227-jakarta-water- supply-how-to- implement-a-sustainable-process-1?path= (diakses 24 Juli 2014

61

Data diatas menunjukkan ongkos biaya yang harus dikeluarkan oleh kedua belah pihak mitra swasta. Ongkos biaya yang termasuk dalam investasi tersebut terdiri dari berbagai macam kebutuhan yang dibutuhkan untuk melaksanakan project privatisasi air Jakarta. Mulai dari peralatan, gedung, jaringan, produksi, dan lain-lain. Pada tahun 1998, Palyja memiliki ongkos biaya sebesar 180.484 juta rupiah, yang kemudian naik pada tahun 1999 sebesar 215.839 juta rupiah, 103.571

rupiah di tahun 2000, 102.833 tahun 2001, dan 134.448 pada tahun 2002119. Total

keseluruhan dari ongkos biaya tersebut adalah 737.175 juta rupiah. Sedangkan total menurut jangkauan penelitian penulis yaitu dari tahun 1998 hingga 2001 adalah sebesar 602.727 juta rupiah. Ongkos biaya tersebut meliputi jaringan, meter, peralatan, gedung, pembelanjaan, dan biaya lain-lain. Ongkos biaya Palyja merupakan salah satu elemen penting dalam investasi project privatisasi air Jakarta.

Ongkos biaya merupakan salah satu variabel yang berkaitan dengan investasi. Seperti yang telah dijelaskan pada indikator selanjutnya, ongkos biaya yang dikeluarkan Palyja mengalami pengembalian modal bahkan keuntungan. Hal ini terbukti dari perbandingan jumlah ongkos biaya (biaya produksi dan biaya operasi) yang dikeluarkan oleh Palyja dengan pendapatan yang diperoleh dari tarif

air Palyja yaitu sebesar 25% banding 33,5%120. 25% untuk pengeluaran ongkos

biaya Palyja yang meliputi biaya produksi dan biaya operasi dan 33,5% untuk pendapatan Palyja yang didapat dari kenaikan tarif air. Poin kenaikan tarif air

119 Dr. Jing-Sen Chang & Dr Kusbiantoro, Loc. Cit, hal 35

120

62

setiap periode waktunya juga telah ditentukan oleh Perjanjian Kerjasama antara mitra swasta dan Pemprov DKI Jakarta sebelumnya.

Jadi, walaupun menurut Tarzi investasi di bidang pertanian, sumber daya

alam, dan utilities akan memiliki tingkat investasi yang tinggi121, namun pada data

yang telah didapatkan ongkos biaya yang dikeluarkan Palyja dapat tertutupi oleh laba nya. Sehingga resiko tinggi terhadap ongkos biaya yang selama ini ditakutkan oleh perusahaan di bidang Sumber Daya Alam termasuk air tidak terbukti dalam ongkos biaya PT Palyja. Dari penjelasan diatas maka dapat diperoleh jika ongkos biaya yang dikeluarkan PT Palyja dalam privatisasi air Jakarta adalah tergolong rendah. Karena PT Palyja telah mengalami pengembalian ongkos biaya (biaya produksi maupun operasi) dan keuntungan.

Moran berpendapat bahwa ongkos biaya yang tinggi akan melemahkn bargain MNC dan menguatkan bargain host. Sebaliknya, ongkos biaya yang rendah akan menguatkan bargain MNC dan melemahkan bargain host. Berdasarkan data dan operasionalisasi yang telah penulis peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa PT palyja memiliki ongkos biaya yang rendah sehingga menyebabkan bargain MNC menjadi kuat dan bargain host manjdai lemah.

Dalam dokumen Analisis Bargaining Power Pemprov DKI Ja (Halaman 71-75)

Dokumen terkait