Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan dengan menggunakan bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. Semak dan perdu yang sudah dibabat tersebut selanjutnya akan didorong ke daerah-daerah lembah yang dekat dengan areal penambangan.
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 58
4.11.2 Operasi Pengupasan Tanah Atas (Top Soil)
Setelah operasi pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan operasi pengupasan lapisan atas (top soil) yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan, yang sangat baik untuk penyuburan tanah. Lapisan tanah subur ini dikupas dengan menggunakan blade dari bulldozer. Operator bulldozer sambil mengupas tanah subur tersebut sekaligus mendorong dan mengumpulkannya pada lokasi tertentu di dekat daerah operasi bulldozer. Dengan demikian pada lahan penambangan akan terdapat lokasi timbunan tanah subur yang pada gilirannya akan dimanfaatkan untuk reklamasi lahan bekas penambangan. Apabila lokasi timbunan top soil ini relatif jauh, maka pekerjaan pemindahan top soil ini akan memerlukan excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut.
4.11.3 Operasi Pemindahan Tanah Penutup (Overburden)
Operasi penggalian tanah penutup berupa overburden dan
interburden, dilakukan dengan menggunakan excavator dan dibantu
dengan bulldozer. Untuk material lemah sampai sedang, excavator dapat langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas dump
truck. Sedangkan untuk material agak keras, bulldozer akan
membantu memberaikan material tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh excavator. Pemakaian ripper pada bulldozer akan disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian material. Selanjutnya apabila diketemukan lapisan tanah penutup yang keras sampai sangat keras, maka akan dipergunakan stone breaker untuk memberaikan material tersebut sebelum dimuat ke atas dump truck. Dalam batas-batas penggalian yang telah direncanakan, operator excavator akan melakukan pembentukan jenjang (bench), dibantu oleh operator
bulldozer.
Dump truck sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari
daerah penambangan menuju lokasi penimbunan (dumping area), yang telah direncanakan di daerah dengan morfologi lembah atau
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 59
datar yang ada di lokasi terdekat. Timbunan tanah penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan dozer shovel dan selanjutnya akan ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil) untuk persiapan proses penanaman bibit pohon (revegetasi).
Kemajuan tambang dimulai dari Block I, pada tahun 2011, pemindahan tanah akan diarahkan ke waste dump area, sedangkan setelah tahun 2011, pemindahan tanah akan dilakukan secara back
filling ke bekas tambang block yang telah selesai ditambang (mine out) yaitu Block 1 ke Block 2, Block 3 dan Block 4 akan mulai
dilakukan back filling pada tahun 2012. Block 1 akan dimulai back
filling pada tahun 2012 , Block 2 akan dilakukan pada tahun 2013, Block 3 akan dilakukan pada tahun 2014, Block 4 dan 5 akan
dilakukan setelah Block 3. Begitu pula dengan block-block berikutnya. Selanjutnya pada setiap waste dump area juga untuk penimbunan tanah pucuk (top soil) dimana tanah pucuk tersebut akan dipergunakan untuk program reklamasi tambang.
Timbunan tanah penutup di waste dump area akan dibuat berjenjang, masing-masing setinggi 6m, dimana lebar jenjang adalah sebesar 10m, sudut jenjang tunggal sebesar 30°, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar 15°. Desain pit ini disesuaikan dengan posisi endapan mineral dan faktor keamanan pit misalnya dari bahaya longsor.
4.11.4 Operasi Penggalian dan Pemindahan Bijih Besi
Operasi penggalian Bijih Besi, dilakukan dengan menggunakan bantuan bulldozer. Untuk Bijih Besi yang memiliki kekuatan lemah sampai sedang, excavator langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas dump truck. Bila ditemukan Bijih Besi yang agak keras, bulldozer akan membantu memberaikan material tersebut terlebih dahulu sebelum penggalian dan pemuatan oleh excavator. Pemakaian ripper pada bulldozer disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian Bijih Besi. Selanjutnya apabila ditemukan Bijih
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 60
Besi dan tanah penutup yang keras, maka akan dipergunakan stone
breaker untuk memberaikan material tersebut.
Dapat ditambahkan bahwa bukaan tambang akan dibuat berjenjang, masing-masing setinggi 10m, dimana lebar jenjang keseluruhan adalah sebesar 10m, sudut jenjang tunggal sebesar 60°, dan sudut jenjang keseluruhan adalah sebesar 39,5°.
Gambar 4.1
Desain Pit
Dalam operasi pemindahan Bijih Besi akan digunakan excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut. Dump truck akan mengangkut Bijih Besi dari daerah penambangan (Run Of Mine) menuju ke lokasi penimbunan Bijih Besi (raw stockpile), yang lokasinya berdekatan dengan unit pengolahan Bijih Besi (Mine Iron
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 61
selanjutnya akan menjadi umpan/masukan (feed) pada proses pengolahan Bijih Besi di unit pengolahan Bijih Besi tersebut. Operasi penambangan Bijih Besi berlangsung tidak secara serentak pada semua block tambang.
Di unit pengolahan Bijih Besi, Bijih Besi produk tambang akan diperkecil ukurannya menjadi Bijih Besi siap jual yaitu berukuran ± 22mm. Selanjutnya Bijih Besi siap jual ini akan diangkut oleh dump
truck kapasitas 20ton menuju ke lokasi pelabuhan Bijih Besi.
Di pelabuhan muat Bijih Besi, Bijih Besi siap jual tersebut akan ditumpuk di area stockpile pelabuhan. Dari sini Bijih Besi akan diangkut oleh dump truk HT 130 ke atas tongkang.
4.12 Operasi Penanganan Air Tambang
Operasi penanganan air tambang atau penirisan tambang mutlak diperlukan karena lantai tambang yang berair, selain mengganggu kelancaran produk, juga dapat menimbulkan kecelakaan kerja, baik berupa tergelincirnya roda ban dump truck maupun bahaya sengatan. Listrik apabila ada kabel listrik yang menyentuh permukaan air.
Sumber air tambang selain berasal dari air tanah, juga terutama dari air hujan. Dari data curah hujan dan hari hujan yang ada (lihat tabel 2.2), terlihat bahwa lokasi tambang memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu maksimum 28,759mm perhari. Selanjutnya dalam perhitungan untuk drainase tambang, diambil curah hujan maksimum yang mungkin terjadi yaitu sebesar 60mm per jam, sehingga untuk luas permukaan kerja sebesar 100mx100m, maka debit air hujan akan mencapai 600m3 perjam.
Untuk menangani air tambang, maka diperlukan saluran bukaan tambang yang akan mengalirkan air ini ke level dasar. Karena kemiringan lapisan di lokasi yang tegak, maka air yang akan masuk dalam aquifer sangat kecil sehingga potensi air tanah juga akan kecil, namun apabila pada lokasi yang terpengaruh oleh struktur geologi ternyata dijumpai adanya rembesan air
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 62
tanah akan dilakukan pemompaan dan disalurkan keluar tambang. Selain munculnya rembesan air tanah, pemantauan berkala secara rutin seperti yang akan dilakukan peda pemantauan lereng tetap akan dilakukan.
Tabel 4.1
Debit Air di Lokasi Tambang Nama Lokasi Tambang Debit Air
Tapango 4,43
Tabel 4.2
Perhitungan Dimensi Settling Pond di Areal Tambang
No. Parameters Mining Block
1 - 5 Remarks
A. KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL
1. Ukuran partikel (lempung - lanauan) ( D ) 9,91E-Q5 m
2. Viskositas kinematik (u) 7,10E-07 m2/s
3. Specific gravity padatan (SG) 1,0127
4. Kecepatan pengendapan partikel (V) 8,95E-Q5 m/s
B. DIMENSI KOLAM PENGENDAPAN
1. Luas areal bukaan tambang (A) 7,8 Ha
2. Debit yang masuk block (Q) 105.479,56 m3/hari
3. Luas minimum kolam pengendapan yang dibutuhkan
36 Ha
4. Kedalaman kolam pengendapan 7,73 m
4.13 Rencana Produksi
4.13.1 Analisis Kualitas Cadangan
Lapisan Bijih Besi menunjukkan kualitas yang relatif sama. Dari pengamatan di lapangan diketahui bahwa Bijih Besi berwarna coklat tua kusam. Sedangkan dari analisis kimia, Bijih Besi ini kadarnya rata-rata ± 45%.
4.13.2 Analisis Kuantitas Cadangan
Rencana penjualan Bijih Besi pertahunnya sesuai permintaan konsumen yaitu 60.000ton per tahun, di mana produksi perbulannya adalah 5.000ton.
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 63
4.14 Peralatan Tambang
4.14.1 Jenis dan Spesifikasi Teknis Peralatan
Metode penambangan yang diterapkan dalam operasi penambangan adalah open pit mining. Untuk menentukan jenis peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu dikaji terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi penambangan tersebut. Dengan gambaran jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil dari pemilihan jenis peralatan yang akan digunakan dalam operasi penambangan Bijih Besi dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Pemilihan Jenis Peralatan
No. Nama Peralatan Merk Jumlah
1. Excavator Caterpillar, Komatsu 3 unit
2. Bulldozer Caterpillar 3 unit
3. Wheel Loader Caterpillar 4 unit
4. Road Grader Komatsu 1 unit
5. Dump Truck Hino Jumbo Ranger 10 unit
Jumlah 21 unit
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan yang mutlak dipergunakan adalah excavator, dump truck dan bulldozer.
A. Excavator
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut alat gali muat. Pada operasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas sebagai berikut:
1. Melakukan penggalian, pemuatan dan pemindahan serta pencurahan material lemah seperti humus atau top soil pada lokasi penimbunan atau langsung ke atas alat angkut.
2. Melakukan penggalian, pemuatan, dan pencurahan lapisan tanah penutup (overburden), dan mengumpulkannya pada suatu lokasi dekat tambang atau langsung memuat ke atas alat angkut.
Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi
PT. ISCO Polman Resources 64
3. Melakukan penggalian, pemuatan dan pencurahan lapisan Bijih Besi dan mengumpulkannya pada lokasi dekat tambang atau langsung memuat ke atas alat angkut.
4. Melakukan perintisan dan pembuatan saluran-saluran air di tambang untuk sistem drainase tambang.
5. Melakukan perintisan dan pembuatan kolam air di tambang (settling
pond) dalam rangka pengelolaan dan pemantauan lingkungan
tambang.
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas didukung oleh:
Kemampuan daya gali yang besar
Kemampuan memotong untuk permukaan yang relatif se-block dengan memanfaatkan blade pada bucket-nya
Kemampuan melakukan manuiver pada medan yang se-block Dengan memanfaatkan kemampuan track yang dimilikinya