• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penurunan Kualitas Udara dan Getaran 1. Parameter Lingkungan Yang Dipantau

Dalam dokumen Isi Laporan Study Kelayakan (Halaman 103-109)

BIJIH BESI 6.1 Jalan Angkut Tanah

BAB 7 LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN

C. Penurunan Kualitas Udara dan Getaran 1. Parameter Lingkungan Yang Dipantau

Tolok ukur dampak yang digunakan adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996, Kep-13/MENLH/3/ 1995 dan Kep-Q2/MENKLH/1998, serta Kep-49/MENLH/11/1996.

D. Peningkatan Erosi Tanah

a. Parameter Lingkungan Yang Dipantau

Parameter lingkungan yang dipantau adalah terjadi sifat fisik dan kimia tanah dan kegiatan yang dilakukan serta komponen lingkungan yang diakibatkan oleh erosi.

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 104

b. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan

Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui tingkat erosi yang terjadi dan pengaruhnya terhadap komponen lingkungan hidup lainnya yang berasal dari sumber dampak serta efektivitas pengelolaan lingkungan.

c. Metode Pemantauan Lingkungan

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Metode pemantauan lingkungan dilakukan secara langsung, yaitu secara visual mengamati besarnya erosi yang terjadi dan untuk areal bukaan waste dump yang baru dilakukan dengan mengambil sampel tanah kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah. Hasil analisis laboratorium tersebut digunakan untuk menghitung laju erosi yang terjadi di daerah tersebut dengan menggunakan persamaan USLE. Metode analisis dan peralatan yang digunakan dalam pemantauan tanah disajikan pada tabel berikut:

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 105

Tabel 7.3

Metode dan Peralatan Analisis Sifat Fisik dan kimia Tanah No. Parameter Unit Metode Pengumpulan dan

Analisis Data Bahan dan Alat A. Fisika

1. Tekstur

a. Pasir % Penyaringan Pipet

Penyaringan

b. Debu % Dipipet setiap saat Lemari

pendingin

c. Liat % Dipipet setiap saat Neraca analitik

2. Erosi Ton/ha/thn Erosi tanah, USLE 1996

3. Permeabilitas Manual

4. Profil Tanah Manual

B. Kimia

5. pH (H2O) - Aduk rata dengan H2O

perbandingan 1:1

6. Ph (KCI) - Adu rata dengan KCI 1 N

perbandingan 1:1

7. C-Organik % Walkey dan Black Gelas Kaca

8. N-Total % Kjedahl Kjedahl tube

9. P-dd Ppm Bryal extraksi Spectrometer

10. K, Na, Ca, Mg Me/100g NH4OaC.pH. dekantansi Flamphotometer

11. KTK Me/100g Saturasi NH4OaC.pH.

dekantansi, titrasi

Gelas Kaca

12. KTK Me/100g Titrasi Gelas Kaca

Hasil analisis sifat fisik-kimia tanah dianalisis secara tabulasi dan kemudian dibandingkan dengan kriteria penilaian tingkat kesuburan tanah. sedangkan untuk menduga besarnya erosi tanah dihitung dengan menggunakan pendugaan besarnya erosi tanah dihitung dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dan kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan besaran tingkat bahaya erosi. Adapun persamaan untuk menghitung erosi yang terjadi adalah:

A = R.K.L.S.C.P Dimana :

A = Dugaan erosi tanah (ton/ha/thn) R = Eorisvitas hujan

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 106

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan

Lokasi pemantauan lingkungan pada daerah yang terkena dampak yaitu waste dump area, bukaan tambang ataupun yang terkena dampak lanjutan dari erosi yaitu badan perairan sungai.

c. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

Upaya pemantauan dilakukan setiap saat sampai berakhirnya masa operasional penambangan untuk mengetahui secara dini dampak negatif yang ditimbulkan agar bisa diminimalisir dan frekuensi pelaporan 6 bulan sekali.

d. Institusi Pemantauan Lingkungan 1. Pelaksana Pemantauan Lingkungan

Kegiatan pemantauan lingkungan akan dilaksanakan oleh Departemen Lingkungan dan K-3.

2. Pengawas Pemantauan Lingkungan

Pengawasan pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan dan dikoordinasikan oleh Bapedalda Kabupaten Polewali dan Direktorat Teknik dan Lingkungan, Mineral dan Panas Bumi, Direktorat Jenderal Mineral dan Panas Bumi dan Departemen Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) serta instansi teknis di Kabupaten Polewali antara lain Dinas Pertambangan dan Dinas Kehutanan.

3. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan

Pelaporan hasil kegiatan pemantauan yang telah dilakukan, dilaporkan kepada Bapedalda Kabupaten Polewali dan Direktorat Teknik dan Lingkungan, Mineral dan Panas Bumi, Direktorat Jenderal Mineral dan Panas Bumi dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 107

E. Gangguan Flora Darat

1. Parameter Lingkungan Yang Dipantau

a. Perubahan nilai indeks keanekaragaman vegetasi dan indeks nilai penting dibandingkan rona awal pada berbagai areal yang dibuka. b. Berbagai aspek pengelolaan yang telah dan akan dilakukan dan

tingkat keberhasilan pelaksanaan revegetasi serta pengaruhnya terhadap aspek lingkungan lainnya.

2. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan

Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah untuk mengetahui sejauh mana dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan yang berasal dari sumber dampak agar bisa segera diminimalisir, serta efektifitas pengelolaan lingkungan yang telah dan akan dilakukan terhadap flora darat dan dampak turunannya.

3. Metode Pemantauan Lingkungan

a. Metode Pengumpulan dan Analisis Data

Metode pemantauan lingkungan adalah dengan pengamatan langsung ke lapangan, yaitu sumber dampak, dampak yang ditimbulkan serta pengelolaan lingkungan sedini mungkin baik pada saat perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan serta monitoring dampak dari pengelolaan yang telah dilakukan. Adapun hal-hal yang dipantau adalah:

 Pembukaan lahan apakah telah dilakukan sesuai dengan kebutuhannya secara bertahap untuk meminimumkan dampak.  Penempatan tanah penutup/buangan pada area waste dump,

apakah telah tertata dan terencana dengan baik, karena akan berhubungan langsung dengan besarnya gangguan dan pemanfaatan lahan, bentang alam, erosi dan tingkat keberhasilan revegetasi.

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 108

 Teknis penanaman dan pemeliharaan apakah sudah sesuai dengan teknis budi daya pada lokasi revegetasi secara menyeluruh.

 Pertumbuhan tanaman revegetasi, apakah sudah sesuai dengan umur tanaman.

 Pemantauan pembibitan perlu dilakukan, karena merupakan langkah awal dan revegetasi yaitu bagaimana budi daya, pertumbuhan, jumlah dan kualitas siap salur untuk revegetasi.  Pemantauan satwa liar dapat diketahui melaiui kegiatan

pengamatan langsung di lapangan, terutama ditujukan kepada satwa yang dilindungi dan jenis-jenis burung. Dari data tersebut selanjutnya dapat diketahui kedudukan satwa tersebut di dalam ekosistem yang pada gilirannya dari keadaan tersebut dapat dijadikan tolok ukur dari keberhasilan revegetasi dalam mengembalikan fungsi ekosistem sebagai fungsi ekologi.

b. Lokasi Pemantauan Lingkungan

Lokasi pemantauan terhadap flora darat pada lokasi penambangan sesuai dengan lokasi pengelolaan lingkungan yaitu daerah waste

dump, sisi kiri dan kanan jalan, pembibitan dan sarana penunjang

lainnya termasuk areal pada stockpile akhir.

c. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan

Pemantauan lingkungan akan dilakukan setiap saat selama kegiatan penyebab dampak berlangsung dan sesuai dengan pelaksanaan pengelolaan yang dilakukan sampai akhir masa penambangan dengan frekuensi pengelolaan setiap hari. Sedangkan frekuensi pelaporan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.

4. Institusi Pemantauan Lingkungan a. Pelaksana Pemantauan Lingkungan

Kegiatan pemantauan lingkungan akan dilaksanakan oleh Departemen Lingkungan dan K-3.

Studi Kelayakan Penambangan Bijih Besi

PT. ISCO Polman Resources 109

b. Pengawas Pemantauan Lingkungan

Pengawasan pelaksanaan pemantauan lingkungan dilakukan dan dikoordinasikan oleh Bapedalda Kabupaten Polewali dan Direktorat Teknik dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Mineral dan Panas Bumi, dan Departemen Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) serta instansi teknis di Kabupaten Polewali Sulawesi Barat antara lain Dinas Pertambangan dan Dinas Kehutanan.

c. Pelaporan Hasil Pemantauan Lingkungan

Pelaporan hasil kegiatan pemantauan yang akan dilakukan oleh dilaporkan Kepala Bapedalda Kabupaten Polewali dan Direktorat Teknik dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Mineral dan Panas Bumi, dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dalam dokumen Isi Laporan Study Kelayakan (Halaman 103-109)

Dokumen terkait