• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operasi Penerbangan (KKOP) Pangkalan Udara TNI AU Iswahyud

Arahan ketinggian bangunan terkait dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) sekitar Pangkalan Udara, sebenarnya banyak ditentukan oleh fungsi atau kegiatan pemanfaatan ruangnya.

Rekomendasi arahan ketinggian bangunan perlu diperhitungkan secara lebih seksama dalam rencana detail/rencana teknik, dengan memperhatikan:

™ ketinggian tempat/lokasi secara lebih akurat (dengan alat altimeter dan GPS), di mana selisih antara ketinggian lokasi dengan KKOP merupakan ketinggian yang dimungkinkan;

™ KKOP yang terkena pada lokasi yang bersangkutan, di mana untuk KKOP yang merupakan bidang datar (PHD, PHL) perhitungan selisih ketinggian dapat dihitung langsung, tetapi untuk KKOP yang merupakan bidang miring (PPLL, PT, PK) selisih ketinggian harus dihitung sesuai dengan jarak lokasi dari Pangkalan Udara;

™ fungsi/kegiatan pada lokasi tersebut (berkaitan dengan land value); aspek urban design dan/atau keindahan kota.

5

5..55

RREENNCCAANNAA

PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN

WWIILLAAYYAAHH

P

PEESSIISSIIRRDDAANN

PPUULLAAUU--PPUULLAAUU

KKEECCIILL

Dalam mengelola kelautan, wilayah pesisir, dan pulau-pulau kecil diperlukan adanya suatu perencanaan yang matang dalam mengalokasikan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Dalam setiap perencanaan diperlukan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antar sektor-sektor terkait, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat lokal.

Wilayah pesisir rmerupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 mil laut diukur dari garis pantai. Menurut kriteria tersebut, maka secara administratif Kabupaten Pacitan memiliki 7 kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Pacitan, Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro dan 26 desa pesisir. Adapun pembagian kewenangan ke arah laut adalah:

™ 0-4 mil laut : kewenangan Pemerintah Kabupaten Pacitan

™ 4-12 mil laut : kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

™ 12-200 mil laut : kewenangan Pemerintah Pusat

Pada wilayah Kabupaten Pacitan, terdapat 6 buah gugusan batu terpisah dari daratan yang menyerupai pulau kecil dengan karakteristik:

™ Terpisah dari pulau induk (mainland) namun jaraknya sangat dekat dengan pulau induk (< 100m)

™ Terdapat beberapa vegetasi yang hidup di atasnya

™ Penghuni hanya binatang sejenis burung, kelelawar, dan terkadang jika air surut terjadi migasi kera dari pulau induk

™ Tidak ada penduduk yang melakukan aktivitas di atasnya karena kondisi pulau yang sangat terjal dan berupa bebatuan

™ Luas pulau suah memenuhi kriteria sebagai pulau kecil (< 2000 km2)

™ Konsep pengembangan tata ruang pesisir Kabupaten Pacitan terdiri atas SWP-Pesisir Pusat, SWP-P Barat dan SWP-P Timur. Hal ini mengacu kepada:

1. Kelestarian Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Tujuan utama dari pengelolaan pesisir terpadu adalah untuk dapat dimanfaatkannya sumberdaya pesisir dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat

dan pelaksanaan pembangunan nasional, dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya pesisir di dalam memenuhi kebutuhan baik untuk generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang. Untuk itu, laju pemanfaatan sumberdaya pesisir harus dilakukan kurang atau sama dengan laju regenerasi sumberdaya hayati atau laju inovasi untuk menemukan substitusi non-hayati. Dalam hal ketidakmampuan manusia mengantisipasi dampak lingkungan di pesisir akibat berbagai aktivitas, maka setiap pemanfaatan harus dilakukan dengan hati-hati. Untuk menjaga keseimbangan ekologi, pemanfaatan lahan untuk kawasan lindung dan konservasi harus mendapat perhatian khusus, setelah kawasan ini terpenuhi baru ditentukan kawasan budidaya.

2. Kesesuaian Lahan

Aktivitas yang akan ditempatkan pada suatu ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan (de ma nd) dengan kemampuan lingkungan menyediakan sumberdaya (c a rrying c a p a c ity). Dengan mengacu kepada keseimbangan antara de ma nd dan

sup p ly, maka akan dicapai suatu optimasi pemanfaatan ruang antara kepentingan masa kini, masa datang serta menghindari terjadinya konflik pemanfaatan ruang. Kesesuaian lahan tidak saja mengacu kepada kriteria biofisik semata, tetapi juga meliputi kesesuaian secara sosial ekonomi dan sosial.

3. Keterkaitan Kawasan.

Interaksi antar beberapa aktivitas pada wilayah pesisir dengan kawasan daratan akan tercipta dan memungkinkan terjadinya perkembangan yang optimal antar unit-unit kawasan maupun dengan kawasan sekitarnya. Untuk itu penyusunan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dibuat sedemikian rupa sehingga kegiatan-kegiatan antar kawasan dapat saling menunjang dan memiliki keterkaitan dengan kawasan yang berbatasan.

Agar dapat menempatkan berbagai kegiatan pembangunan di lokasi sesuai secara ekologis, maka kelayakan biofisik (b io p hysic a l suita b ility) di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil harus diidentifikasi lebih dahulu.

Pe ta 5. 20 Re nc a na Pe ng e lo la a n Ka wa sa n Budid a ya

Pendugaan kelayakan biofisik ini dilakukan dengan cara mendefinisikan persyaratan biofisik (b io p hysic a l re q uire me nts) setiap kegiatan pembangunan, kemudian dipetakan. Dengan cara ini dapatlah ditentukan kesesuaian penggunaan setiap unit (lokasi) wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

5

5..55..11

RREENNCCAANNAATTAATTAARRUUAANNGGSSAATTUUAANNWWIILLAAYYAAHH

P

PEENNGGEEMMBBAANNGGAANNPPEESSIISSIIRR((SSWWPP--PP))

PPUUSSAATT

SWP-P Pusat meliputi 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Kebonagung. Pelingkupan kedua kecamatan ini ke dalam satu wilayah

SWP-P mengingat kedua kecamatan ini mengelilingi Teluk Pacitan dan aktifitas beberapa nelayan di kedua kecamatan berada di Teluk Pacitan serta memiliki potensi dan karakteristik sumberdaya yang mengarah ke pusat pengembangan ekonomi pesisir.

Secara umum sektor-sektor perekonomian di SWP-P ini dibagi menjadi kelompok sektor utama dan sektor pendukung. Sektor utama yang akan dikembangkan adalah perikanan dan pariwisata. Sektor perikanan yang dikembangkan adalah perikanan tangkap di wilayah perairan laut sepanjang pesisir Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Kebonagung sampai jarak 4 mil dari pantai.

Pusat pendaratan berada di dua lokasi, yaitu pelabuhan pendaratan ikan (PPI) bagi nelayan yang menangkap di Teluk Pacitan dan TPI wawaran bagi nelayan yang menangkap ikan di Teluk Wawaran. Seperti halnya sektor perikanan, aktivitas pariwisata juga harus mendukung upaya pelestarian lingkungan, yang berarti akan turut menjaga stok ikan diperairan laut, khususnya di Kawasan Teluk Pacitan. Lokasi pariwisata berada di dua tempat, yaitu Pantai Teleng Ria dan Pantai Ngambur.

Sektor-sektor pendukung yang direncanakan dikembangkan adalah sektor industri penyedia sarana perikanan dan pemanfaatan hasil perikanan, pabrik es, pabrik kapal, sentra pengolahan hasil perikanan, kemudian sektor perdagangan dan jasa, sektor permukiman, sektor pertanian dan kehutanan. Adapun lokasi dan peruntukan lahan di SWP-P Pusat dapat dilihat pada tabel berikut.

Ta b e l 5. 17

Re nc a na Pe ng e m b a ng a n SWP- Pe sisir Pusa t

No Lo ka si Ka wa sa n Lind ung Ka wa sa n Bud id a ya

1 Desa Kembang, Kecamatan Pacitan Sempadan Pantai Sempadan S. Grindulu Tebing Pantai Perikanan: Tambak udang swasta, TPI Kembang Pemukiman penduduk Pub lic a re a 2 Desa ploso, Kecamatan Pacitan Sempadan pantai Pemukiman penduduk Pub lic a re a

3 Pantai Teleng Ria, Kecamatan Pacitan Sempadan pantai Tebing pantai Pengembangan sektor pariwisata berupaL panorama sisi pantai teleng ria, wisata air, sarana olah raga, restoran dan kios cinderamata, hotel dan fasilitas umum lainnya 4 Pantai Tamperan, Kecamatan Pacitan Sempadan pantai Sempadan Sungai Teleng Tebing pantai Perikanan: PPI Temperan, tambak percontohan, tambak udang swasta Pariwisata: kompleks pantai teleng ria Pemukiman penduduk Pub lic a re a 5 Teluk Wawaran, Desa Wawaran Kecamatan Kebonagung Sempadan pantau Sempadan Sungai JEtak Tebing pantai Perikanan: TPI Wawaran, Pemukiman Nelayan dan industri kapal fiber

Sumb e r: Ha sil Ana lsis 2008

5

5..55..22

SSAATTUUAANNWWIILLAAYYAAHH

PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANNPPEESSIISSIIRR

(

(SSWWPP--PP))

BBAARRAATT

Wilayah SWP-P Barat meliputi Kecamatan Donorojo dan Kecamatan Pringkuku. Wilayah pesisir di kedua

kecamatan ini memiliki potensi pariwisata yang baik dan berpeluang untuk berkembang. Sesuai dengan SWP-P Pusat, sektor-sektor perekonomian di SWP-P Barat juga dibagi menjadi kelompok sektor utama dan sektor pendukung. Sektor utama yang dikembangkan di SWP-P ini adalah pariwisata dengan lokasi-lokasi wisata pesisir berupa Pantai Srau, Pantai Watukarung dan Pantai Klayar. Sedangkan untuk sektor pendukung terdiri atas sektor perikanan tangkap baik ikan maupun biota non ikan, permukiman, pertanian dan kehutanan. Adapun lokasi dan peruntukan lahan di SWP-P Barat adalah sebagai berikut.

Ta b e l 5. 18

Re nc a na Pe ng e m b a ng a n SWP- Pe sisir Ba ra t

No Lo ka si Ka wa sa n Lind ung Ka wa sa n Bud id a ya

1 Desa Candi, Kecamatan Pringkuku

Sempadan Kali Srau dan Kali Blue Sempadan Pantai Srau Perairan Srau (Terumbu Karang) Hutan Lindung Pariwisata Perikanan: Tambak udang swasta dan TPI Kembang Pemukiman penduduk Pub lic a re a 2 Desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku Sempadan pantai Watukarung Perairan Watukarung (Terumbu karang) Perlindungan danau dan sekitarnya Perikanan: TPI Watukarung, Pengendalian pangkalan ubur-ubur Pariwisata Pemukiman penduduk Pub lic a re a 3 Desa Sendang, Kecamatan Donorojo Sempadan pantai Klayar Tebing pantai Perairan Pantai Klayar (terumbu karang) Hutan Lindung Perlindungan kawasan mata air Perlindungan danau dan sekitarnya

Pariwisata: panorama pantai klayar, fasilitas umum lainnya Perikanan: penangkapan lobster Pertanian dan perkebunan Permukiman penduduk Pub lic a re a 4 Desa Widoro Kecamatan Donorojo Tebing pantai Hutan Lindung Perlindungan danau dan Sekitarnya Pemukiman penduduk Pub lic a re a 5 Desa Kalak, Kecamatan Donorojo Tebing pantai Hutan Lindung Perlindungan danau dan Sekitarnya

Pariwisata goa kalak Pemukiman penduduk

Pub lic a re a

Sumber : Hasi l Anal i si s 2008

5

5..55..33

SSAATTUUAANN

WWIILLAAYYAAHH

PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANNPPEESSIISSIIRR

(

(SSWWPP--PP))

TTIIMMUURR

Wilayah SWP-P Timur meliputi 3 (tiga) kecamatan yang berada di pesisir timur Kabupaten Pacitan. Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo dan Tulakan. Letak kota yang tidak terlalu jauh

dari pantai menyebabkan Kecamatan Ngadirojo ditetapkan sebagai pusat SWP-P Timur. Karakteristik potensi wilayah ini adalah sektor perikanan, sehingga aktivitas perikanan tangkap dan budidaya di SWP-P ini ditetapkan menjadi sektor utama dengan jenis biota yang dapat dibudidayakan di lokasi ini adalah udang, lobster, ikan kerapu, rumput laut dan lain-lain.

Sektor-sektor pendukung yang dapat dikembangkan di SWP-P Timur adalah sektor pariwisata, jasa dan perdagangan, permukiman, sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan. Adapun lokasi dan peruntukan lahan di SWP-P Timur adalah sebagai berikut.

Ta b e l 5. 19

Re nc a na Pe ng e m b a ng a n SWP- Pe sisir Tim ur

No Lo ka si Ka wa sa n Lind ung Ka wa sa n Bud id a ya

1 Pantai Teluk Soge, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirejo Sempadan Pantai Sempadan Sungai Areal tambak udang ramah lingkungan (200 ha) Kawasan wisata pantai tawang/ teluk soge 2 Teluk Siwil, Desa

Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo Kawasan revitalisasi/ reboisasi mangrove (4ha) jenis Rhizo p ho ra , sp .

3 Teluk Anakan Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadiarojo Sempadan pantai Tebing pantai TPI Tawang Budidaya Jaring Apung, Lobster dan Budidaya Rumput Laut 4 Pantai Taman, Desa

Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo

Sempadan Sungai Lorok yang menjadi sumber sedimentasi Teluk Anakan Perlindungan Sempadan Pantai Pertambakan ramah lingkungan pada areal perkebunan kelapa 5 Tanjung tiangcentakan, Desa Pagerkidul Kecamatan Sudimoro Kawasan tebing/ bukit dengan tanaman akasia (penghijauan) Spot-spot terumbu karang

6 Pesisir Bawur, Desa Sukerejo, Kecamatan Sudimoro Sempadan pantai Tebing pantai Sempadan sungai bawur Pertambakan udang ramah lingkungan Areal publik untuk taman wisata pesisir

Sumber : Hasi l Anal i si s 2008

Pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil setiap orang secara langsung dan tidak langsung dilarang:

™ Menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan ekosistem terumbu karang

™ Mengambil terumbu karang di kawasan konservasi

™ Menggunakan bahan peledak, bahan beracun, dan/atau bahan lain yang merusak ekosistem terumbu karang

™ Menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang merusak ekosistem terumbu karang

™ Menggunakan cara dan metode yang merusak ekosistem mangrove yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

™ Melakukan konversi ekosistem mangrove di kawasan atau zona budidaya yang tidak memperhitungkan keberlanjutan fungsi ekologis pesisir dan pulau-pulau kecil

™ Menebang mangrove di kawasan konservasi untuk kegiatan industri, permukiman, dan/atau kegiatan lain

™ Menggunakan cara dan metode yang merusak padang lamun

™ Melakukan penambangan pasir, minyak, gas, dan mineral pada wilayah yang apabila secara teknis, ekologis, sosial, dan/atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau pencemaran lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya

™ melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan dan/atau merugikan masyarakat sekitarnya.

Dokumen terkait