• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Operasional Konsep

Karena penelitian kualitatif bukanlah suatu penelitian yang bersifat mengukur suatu variabel maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan operasional konsep sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian mengenai implementasi program Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Dalam Pelayanan kesehatan Di Puskesmas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan ini, peneliti memakai teori George Edward III sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Implementasi Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) Dalam Pelayanan kesehatan Di Puskesmas Simalingkar, Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan dilihat dari:

a. Komunikasi

1. Transmisi; Pengetahuan implementor tentang program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan waktu pelaksanaannya.

2. Kejelasan; Pengetahuan implementor tahap-tahap pelaksanaan program Kartu Indonesia ehat (KIS).

3. Konsistensi; Pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) sesuai dengan peraturan yang ada.

b. Sumber Daya

1. Staf; Ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses implementasi Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Informasi; Ketaatan implementor dalam melaksanakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) sesuai dengan peraturan yang berlaku, artinya sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) dan petunjuk pelaksana (juklak).

3. Wewenang; Hak masing-masing implementor dalam mengimplementasikan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

4. Fasilitas; Fasilitas yang dimiliki Puskesmas Simalingkar yang mendukung pengimplementasian program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

c. Disposisi

1. Komitmen yang dimiliki aparatur Puskesmas Simalingkar dalam pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Kejujuran aparatur Puskesmas Simalingkar terkait tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

d. Struktur Birokrasi; Kejelasan petunjuk pelaksanaan program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.34 Dengan demikian, penelitian ini akan menjelaskan gambaran realitas dari masalah yang akan dideskripsikan oleh peneliti dengan menggunakan data-data yang ada.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Simalingkar Jl. Bawang Raya No. 37 Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subyek penelitian inilah yang menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang akan diperlukan.35 Adapun informan penelitian yang menjadi obyek penelitian ini yakni :

1. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau

34 Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif, Kencana, Jakarta,2007,hlm. 68

35 Bagong Suyanto,Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, Prenada, Jakarta, 2005, hlm. 108

informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang di teliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Kepala Puskesmas Simalingkar dan pegawai Puskesmas yang terlibat langsung sebagai pelaksana Program Kartu Indonesia Sehat (KIS).

2. Informan tambahan adalah mereka yang memberikan informasi walaupun tidak terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat yang menjadi peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian, maka penulis dalam hal ini menggunakan informan penelitian yang terdiri dari:

1. Informan kunci, berujumlah 5 (lima) orang yaitu:

a. Kepala Puskesmas Simalingkar (dr. Roosleyn Bakara, MARS)

b. Dokter Umum (dr. Yeremia Sirait)

c. Pegawai Loket Administrasi khusus KIS (Adelina Bukit, Amk)

d. Pegawai bagian rujukan (Wandy Rifai Panjaitan) e. Pegawai Primary Care (Imaniah Mubay, Amk)

2. Informan Tambahan, berjumlah 10 (sepuluh) orang yaitu sebanyak 8 (delapan) orang masyarakat yang menjadi peserta KIS dengan

faskes I terdaftar di Puskesmas Simalingkar dan 2 (dua) orang masyarakat biasa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah : 1. Teknik pengumpulan data primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu :

a. Wawancara mendalam, yaitu proses pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan pihak terkait untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cara melakukan Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gelaja yang di temukan dilapangan untuk mempelajari data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat mendukung data primer dapat dilakukan melalui instrumen berikut :

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau foto-foto dan rekaman, yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, karya ilmiah dan lainnya yang berkenaan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisa Data

Setelah data primer dan data sekunder diperoleh, maka dilakukan analisis data dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah dan menyusunnya dalam satuan-satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.36 Menurut Miles dan Huberman, terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis data yaitu sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

36 Lexy Moleong,Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006,hlm.274

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnyaberdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakanmerupakan kesimpulan yang kredibel.37

37 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabea,Banduna, 2013,hlm. 243

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kecamatan Medan Tuntungan 1. Letak dan Geografis

Kecamatan Medan Tuntungan, Medan adalah salah satu dari 21 kecamatan di Kota Medan, Sumatera Utara yang mempunyai luas wilayah sekitar 21,53 km²dengan ketinggian wilayah 12 meter di atas permukaan laut.Jarak Kantor Camat dengan Kantor Walikota Medan 18 Km. Kecamatan Medan Tuntungan, Medan berbatasan dengan beberapa wilayah yakni sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang c. Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang d. Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang

Kecamatan Medan Tuntungan meliputi 9 (sembilan) kelurahan diantaranga Kelurahan Tanjung Selamat, Kelurahan Simpang Selayang, Kelurahan Namo Gajah, Kelurahan Kemenangan Tani, Kelurahan Lau Cih, Kelurahan Sidomulyo, Kelurahan Baru Ladang Bambu, Kelurahan Simalingkar B, dan Kelurahan Mangga. Adapun persentasi luas wilayah masing-masing Kelurahan Dari Luas Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat dari table berikut:

Tabel : 3.1 Persentase Luas Wilayah Kelurahan Dari Luas Wilayah Kecamatan

No. Kelurahan Luas (Km2) Persentase Terhadap Luas Kecamatan (%)

1. Tanjung Selamat 3,00 13,9

2. Simpang Selayang 5,12 23,8

3. Namo Gajah 1,10 5.1

4. Kemenangan Tani 1,50 7

5. Lau Cih 1,05 4,8

6. Sidomulyo 1,12 5,2

7. Baru Ladang Bambu 1,35 6,3

8. Simalingkar-B 4,43 20,6

9. Mangga 2,86 13,3

Kec.Medan Tuntungan 21,53 21,53

(Sumber :Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel persentase luas wilayah Kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat bahwa Kelurahan yang memiliki luas wilayah terbear ialah Kelurahan Simpang Selayang seluas 5,12 km2 atau sebanyak 23,8% dari luas kecamatan, kemudian disusul Kelurahan Simalingkar B seluas 4,43km2 atau sebanyak 20,6% dari luas kecamatan, dan di posisi ke-tiga terluas ialah Kelurahan Tanjung Selamat seluas 3km2atau sebanyak 13,9% dari luas kecamatan, dan kelurahan terakhir yang terluas adalah Kelurahan Mangga sebesar 2,86 km2atau sebanyak 13,3% dari luas kecamatan. Untuk lebih jelasnya, berikut diagram luas wilayah masing-masing kelurahan yang berada di Kecamatan Medan Tuntungan yakni sebagai berikut.

Gambar : 3.1 Luas Wilayah Tiap Kelurahan di Kecamatan Medan Tuntungan ( Km² )

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa terdapat 4 (empat) kelurahan terluas di wilayah Kecamatan Medan Tuntungan yaitu Kelurahan Simpang Selayang (warna merah), Kelurahan Simalingkar B (merah muda), Kelurahan Tanjung Selamat (warna biru tua), dan Kelurahan Mangga (warna hijau muda).

2. Demografi

Pada tahun 2016 hingga bulan Oktober tercatat jumlah penduduk Kecamatan Medan Tuntungan sebanyak 93.590 jiwa penduduk yang terdiri dari Warga Negara Indonesia (WNI) sebanyak 44.902 jiwa penduduk laki-laki dan 48.527 jiwa penduduk perempuan dan Warga Negara Asing (WNA) sebanyak 101 jiwa laki-laki dan 60 jiwa perempuan.Berikut tabel kependudukan Kecamatan Medan Tuntungan per Oktober 2016, yakni sebagai berikut:

Luas Wilayah Per Kelurahan

Tanjung Selamat

Simpang Selayang Namo Gajah

Kemenangan Tani

lau Cih

Tabel 3.2 Data Penduduk Kecamatan Medan Tuntungan Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Tanjung Selamat 6.736 8.133 14.869

2. Simpang Selayang 8.512 9.648 18.160

3. Namo Gajah 973 1.012 1.985

4. Kemenangan Tani 2.494 3.019 5.513

5. Lau Cih 1.195 1.107 2.302

6. Sidomulyo 1.266 1.257 2.523

7. Baru Ladang Bambu 2.731 2.323 5.054

8. Simalingkar B 2.812 3.009 5.821

9. Mangga 18.284 19.079 37.363

(Sumber: Kecamatan Medang Tuntungan 2016)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk dengan jumlah terbanyak berada di Kelurahan Mangga yaitu sebanyak 37.363 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Namo Gajah yaitu sebanyak 1.985 jiwa.

3. Iklim

Wilayah Kecamatan Medan Tuntungan memiliki iklim tropis dengan rata-rata setiap bulannya kelembapan sekitar 85%. Curah hujan sekitar antara 30-340 mm dengan periode tertinggi pada bulan Agustus hingga September.Temperatur udara minimum 23,7 derajat Celcius dan maksimum 32,2 derajat Celcius.

B. Gambaran Umum Puskesmas Simalingkar 1. Sejarah Singkat Puskesmas Simalingkar

Puskesmas Simalingkar didirikan pada tahun 1991 yang diresmikan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.Adapun tenaga dokter yang menjabat sejak didirikan sampai saat ini ialah:

1. Dr. Rosalina Sianturi (1991-2006) 2. Dr. Nency T. Hutagalung (2006-2013) 3. Dr. Rooslyen Bakara (2013-sekarang)

Puskesmas Simalingkar merupakan puskesmas non perawatan yang hanya melayani pasien berobat jalan dan rujukan karena Puskesmas Simalingkar tidak memiliki fasilitas rawat inap Pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut dan memerlukan rawat inapakan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.Puskesmas Simalingkar memiliki kode puskesmas.

2. Letak dan Batas Wilayah Kerja

Puskesmas Simalingkar merupakan salah satu unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kota Medan yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.Puskesmas Simalingkar terletak di Jl. Bawang Raya No. 37 Perumnas Simalingkar Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan. Puskesmas Simalingkar mencakup 46 lingkungan dengan jumlah penduduk sebanyak 61,344 jiwa atau sebanyak 10.656 KK. Adapun yang menjadi batas wilayah kerja Puskesmas Simalingkar adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sempakata, kec.Medan Johor

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan kec.Medan Selayang c. Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan Simalingkar B d. Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Simpang Selayang

Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas Simalingkar melayani 3 (tiga) kelurahan yaitu Kelurahan Mangga, Kelurahan Simalingkar B, dan

Kelurahan Simpang Selayang, dengan luas wilayah 1.241 Ha.Puskesmas Simalingkar memiliki 2 (dua) buah puskesmas pembantu yang terletak di Simalingkar B.

3. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Simalingkar

Puskesmas Simalingkar Kecamatan Medan tuntungan Kota Medan yang merupakan unit Pelaksana Teknis oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dalam memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat di wilayah kerja memiliki Visi, Misi, dan Motto sebagai berikut:

VISI

“Masyarakat Kecamatan Medan Kota yang Sehat Sejahtera 2016”

MISI

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

3. Pelayanan yang bermutu, terjangkau, adil dan merata yang bermuara pada kepuasan.

4. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat MOTTO

“Pelayanan yang baik dan bermutu kunci utama keberhasilan Puskesmas”

Kecamatan Medan Kota Sehat 2016 merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

4. Upaya-Upaya Kesehatan di Puskesmas Simalingkar a. Upaya Kesehatan Puskesmas Wajib

Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a) Promosi Kesehatan

b) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB c) Kesehatan Lingkungan

d) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) e) Gizi

f) Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada, yakni:

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut c) Upaya Kesehatan Jiwa

d) Upaya Kesehatan Mata e) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

f) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

g) Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja h) Laboratorium Sederhana

i) Pencatatan dan Pelaporan

5. Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk dan KK Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar

No Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah lingkungan

1 Simpang Selayang 18.160 3.120 17

2 Simalingkar B 5.821 1.032 5

3 Mangga 37.363 6.504 24

Jumlah 61.344 10.656 46

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel di atas dapat dilihat daerah yang memiliki jumlah penduduk paling banyak ialah Kelurahan Mangga dengan jumlah penduduk sebanyak 37.363 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 6.504 dan 24 lingkungan.Kemudian daerah terpadat kedua ialah kelurahan Simpang selayang dengan jumlah penduduk sebanyak 18.160 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 3.120 dan 17 lingkungan.Lalu diurutan terakhir Kelurahan Simalingkar B dengan jumlah penduduk 5.821 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.032 dan 5 lingkungan.

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Simpang Selayang 8.512 9.648 18.160

2. Simalingkar B 2.812 3.009 5.821

3. Mangga 18.284 19.079 37.363

TOTAL 29.608 31.736 61.344

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa wilayah kerja Puskesmas Simalingkar didominasi penduduk berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 31.736 jiwa, sedangkan penduduk berjenis kelamin laki-laki berjumlah 29.608 jiwa.

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No. Kelurahan Agama Jumlah

Islam Protestan Katolik Budha Hindu Kong hucu

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar mayoritas beragama Kristen Protestan dengan jumlah 31.611 jiwa , selanjutnya disusul dengan penduduk beragama Islam dengan jumlah 21.370, penduduk beragama Katolik dengan jumlah 8.820 jiwa, penduduk beragama Budha dengan jumlah 133 jiwa, dan yang terakhir penduduk beragama Hindu berjumlah 106 jiwa.

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Berdarkan Mata Pencaharian

No Kelurahan Mata Pencaharian Jumlah

PNS/ABRI

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar mayoritas dengan mata pencaharian yang masuk dengan kategori lain-lain, yang mana di dalam kategori ini mencakup pekerjaan tidak tetap seperti asisten rumah tangga, supir bus, tukang becak,

buruh, dsb. Hal ini juga menunjukkan bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar merupakan penduduk dengan kondisi ekonomi yang rendah.Mata pencaharian terbesar selanjutnya berada di mata pencaharian swasta dengan jumlah 11.437 jiwa. Kemudian disusul dengan penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS/ABRI/Polisi sebanyak 9.329 jiwa, penduduk bermata pencaharian sebagai pedagang sebanyak 6.316 jiwa, dan yang terakhir penduduk dengan mata pencaharian petani sebanyan 2.572 jiwa.

Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku

No Suku Kelurahan Jumlah

Simpang Selayang Simalingkar B Mangga

1. Karo 7.646 2.971 8.805 19.422

2 Toba 2.481 2.126 10.440 15.047

3. Simalungun 1.155 85 4.120 5.360

4. Mandailing 1.555 123 2.297 3.975

5. Pakpak 558 80 854 1.492

6. Jawa 3.148 313 3.045 6.506

7. Melayu 339 69 1.479 1.887

8. Nias 284 54 1.231 1.569

9. Cina 51 - 122 173

10. Dll 183 5.821 - 6.004

TOTAL 682 11.642 32.393 61.344

(Sumber: Kecamatan Medan Tuntungan 2016)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar mayoritas suku Batak Karo sebanyak 19.422 jiwa, kemudian disusul dengan suku Batak Toba sebanyak 15.047 jiwa. Penduduk terbanyak selanjutnya ialah penduduk dengan suku Jawa yaitu sebanyak 6.506 jiwa. Adapun penduduk dengan suku Cina memiliki angka paling kecil yakni sebanyak 173 jiwa

6. Sarana dan Prasarana Puskesmas Simalingkar

Adapun sarana dan prasarana yag dimiliki Puskesmas Simalingkar adalah sebagai berikut:

a Tanah : 900m2

b Bangunan Gedung Puskesmas : 305m2

c Rumah Dinas : 3 Buah

d Puskesmas Pembantu : 2 Buah e Puskesmas Keliling Roda Empat : 1 Buah f Puskesms Keliling Roda Dua : 7 Buah g Fasilitas air dan Listrik

7. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Unit Kerja a. Kepala puskesmas

Kepala puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pihak yang memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi pelaksanaan peneyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna dalam wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas, kepala puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1) Melaksanakan fungsi fungsi manajemen kesehatan yang sudah ditetapkan agar dapat terealisasi dengan baik dan tepat sasaran sehingga mamou mewujudkan cita-cita dan tujuan pelayanan terhadap masyarakat.

2) Membuat rencana program kerja dan jadwal kegiatan puskesmas sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas

3) Memberikan penjelasan yang baik yang dapat dipahami oleh anggota organisasi dan membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.

4) Melaksanakan koordinasi termasuk melaporkan kegiatan puskesmas kentara kepada Dinas kesehatan di kabupaten Dairi untuk mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi permaslahan yang tengah dihadapi agar diperoleh hasil kerja yang optimal dan sebagai pertaggung jawaban kegiatan.

b. Bagian Poli Umum

Bagian Poli Umum berfungsi untuk mengatur kelancaran proses pelayanan kesehatan di Puskesmas, mengatur pembagian tugas terhadap petugas kesehatan yang terutama terhadap petugas bagian pengobatan umu yang ada di puskesmas, dan meningkatkan kinerja petugas poli. Fungsi dari poli umum yaitu:

1) Memberi pengarahan kepada staf poli umum

2) Memberi teguran/peringatan kepada staf poli umum yang tidak menjalankan tugasnya dengan benar

3) Kontroling kelengkapan dokumen poli umum.

c. Bagian Poli KIA/KB, fungsinya mengatur dan memberikan pelayanan kepada kesehatan ibu anak dan KB.

d. Bagian Poli Gigi, fungsinya mengatur proses pemberian kesehatan mengenai kesehatan gigi dan mulut.

e. Bagian Ruang Bersalin

Bagian ruang bersalin mempunyai tugas mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan dikamar bersalin dan perawatan umum, mengupayakan pengadaan peralatan dan obat sesuai standar, serta mengendalikan pelaksanaan asuhan kebidanan dan keperwatan yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugas, bagian ruang bersalin menyelenggarakan fungsi :

a. Mamantau dan manilai keadaan pasien

b. Melakukan rujukan pada pasien yang mengalami komplikasi c. Mangatur jadwal dinas

d. Membimbing siswa/mahasiswa yang melakukan praktek klini f. Bagian Gizi

Bagian gizi berfungsi membantu kepala puskesmas dalam kegiatan yang dilaksanakan puskesmas. Dalam melaksanakan fungsi, bagian gizi mempunyai tugas:

1) Malaksanakan kegiatan perbaikan gizi diwilayah kerjanya 2) Penyuluhan makanan sehat

3) Pemberian vitamin pada anak balita 4) Membuat pencatatan dan laporan

g. Bagian Loket Administrasi Umum dan Registrasi Kartu

Bagian loket/kartu mempunyai tugas mencatat dan membuat nomor index administrasi, serta membuat laporan pengguanaan nomor index administrasi. Dalam melaksanakan tugas, bagian loket/kartu berfungsi:

1) Manyiapkan buku folder administrasi

2) Mencatat penerimaan dan pengeluaran ATK

3) Member nomor index family folder sesuai urutan h. Bagian Kamar Obat

Bagian kamar obat mempunyai tugas pokok pembuatan perencanaan obat, pangadaan/permintaan obat penerimaan dan penyimpanan obat, pelaporan serta penyuluhan obat.Dalam melaksanakan tugas, bagian kamar obat berfungsi :

1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan obat yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, penggunaan, pencacatan, dan pelaporan

2) Membuat perencanaan obat pertahun 3) Membuat laporan tahunan pemakaian obat

4) Memberikan penyuluhan obat kepada masyarakat.

8. Jenis-jenis Pelayanan Yang Diberikan Puskesmas Simalingkar a. Pendaftaran : Kartu Berobat

b. Poliklinik Umum : ANAMNESA dan Pemeriksaan; Tindakan Gawat Darurat Dasa; Diagnosa Penyakit; Pemeriksaan Laboratorium Dasar (Kadar gua darah, asam urat, kolesterol, golongan darah, kehamilan, BTA); Pengobatan/Farmasi; Terapi; Rujukan; Surat Sakit/Istirahat;

Surat Sehat

c. Poliklinik gigi : ANAMNESA dan Pemeriksaan; Diagnosa;

Rontgen Foto; Penambalan Gigi; Pencabutan Gigi;

Scalling/Pembersihan Karang Gigi; Protesa/Gigi Palsu; Rujukan; Surat Sakit/Istirahat; Surat Sehat.

d. Oilklinik Kesehatan Ibu dan Anak (KIA): Pemeriksaan Hamil; . Imunisasi TT Ibu Hamil; Imunisasi Bayi/Balita; Konseling PMTCT Ibu Hamil; Deteksi Dini Tumbuh Kembang; Manajemen Terpadu Balita Sehat.

e. Poliklinik Reproduksi: KB Suntik; PIL; IUD; IMPLANT; Kondom;

Pemeriksaan IVA.

f. Polklinik TB & HIV/AIDS: TB DOTS; Infeksi menular seksual dan HIV.

g. Konselng Gizi: Pemberian Makanan Tambahan Pada Gizi Kurang dan Buruk.

9. Standar Pelayanan Puskesmas Simalingkar a. Lama Pelayanan tiap penderita perloket

Loket pendaftaran : 3 menit (maksimal) Poli Umum : 5-10 menit

Poli Gigi : 5-30 menit Poli KIA : 5-30 menit b. Jadwal dan Waktu Pelayanan

Poli Umum : Senin s/d Sabtu (08.00 WIB-18.00 WIB) Poli Gigi : Senin s/d Sabtu (08.00 WIB-18.00 WIB) Poli KIA : Senin s/d Sabtu (08.00 WIB-18.00 WIB)

10. Denah Puskesmas Simalingkar

Gambar 3.2 Denah Puskesmas Simalingkar

(Sumber: Puskesmas Simalingkar 2016) R.

Pendaftaran

ASKES Gudang

R. Pendaftaran UMUM dan Jamkesmas

Poliklinik Gigi

Apotek ASKES

KM Gudang Obat ASKES

R. Kartu Rujukan

R. KAPUS dan Komputer

Polklinik Umum

Kamar Mandi

Lab Sederhana

Dapur

R. Vaksin dan Imunisasi

R. KIA/KB Masuk

Masuk

11. Komposisi Pegawai Puskemas Simalingkar

Tabel 3.8 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki Perempuan

11 Orang 38 Orang

Jumlah 49 orang

(Sumber: Puskesmas Simalingkar 2016)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pegawai komposisi Puskesmas Simalingkar pada tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin sebanyak 11 orang laki-laki dan 38 orang perempuan. Sehingga total keseluruhan

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa pegawai komposisi Puskesmas Simalingkar pada tahun 2016 berdasarkan jenis kelamin sebanyak 11 orang laki-laki dan 38 orang perempuan. Sehingga total keseluruhan

Dokumen terkait