• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

H. Operasionalisasi Konsep

Setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian yang digunakan, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain instrumen penelitian. Konsep juga dibangun dengan maksud agar

masyarakat akademik atau masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian atau pembaca laporan penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variabel, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dimaksud peneliti dalam penelitiannya kali ini.60

Metode pengukuran merupakan salah satu masalah penting dalam meneliti kepuasan khalayak.Sebagai suatu hal yang abstrak sifatnya, pengukuran kepuasan perlu memperoleh perhatian lebih agar menghasilkan perhitungan yang akurat. Katz, Blumler, dan Gurevitch menyatakan bahwa pengukuran kepuasan merupakan salah satu masalah yang paling rumit dihadapi dalam penelitian empirik mengenai kepuasankhalayak dari media massa. Keadaan ini memungkinkan karena konsep kepuasan itu berorientasi pada khalayak.61

Dalam penelitian ini pengukuran kepuasan yang dipergunakan berdasarkan tanggapan responden. Meskipun sering digunakan,cara ini mempunyai kelemahan. Kelemahannya yakni responden diasumsikan harus mampu menjawab kepuasan mana yang penting, atau kalaupun responden mengetahuinya, terkadang mereka tidak mampu menyampaikannya secara verbal.

Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian.Pada teori uses and gratification yang digunakan oleh peneliti adalah mengenai beberapa konsep yang dapat diukur, yaitu konsep penggunaan media, Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO).

60

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, danKebijakan

Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, h. 57 61

Dwinie Karessa, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Khalayak Terhadap Situs

www.metrotvnews.com (Survei Terhadap Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Jakarta), (Skripsi, S1 Program Studi Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Variabel yang diukur adalah media exsposure, motif, dan tingkat kepuasan yang diperoleh.

1. Media Use

Dalam penelitian ini, terpaan media yang diukur adalah frekuensi dan durasi waktu. Terpaan dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu atau kelompok.

Frekuensi dapat dilihat melalui seberapa sering khalayak menonton talkshow ILC yang dihitung dalam jangka waktu satu bulan, hal ini dikarenakan ILC merupakan program mingguan di TV One. Terdapat tiga kategori dalam penilaian frekuensi : 1) Rendah, yaitu jika responden menonton ILC1-2 kali dalam setiap bulannya. 2) Sedang, yaitu jika responden menonton ILC 3-4 kali dalam setiap bulannya. 3) Tinggi, yaitu jika responden menonton ILC 5-8 kali dalam setiap bulannya.

Sedangkan durasi waktu dilihat melalui seberapa lama rata-rata waktu yang dihabiskan khalayak untuk menonton talkshow ILC dalam satu hari. Talkshow ILC berdurasi kurang lebih satu setengah jam dalam satu kali tayang.

Terdapat tiga kategori penonton dilihat dari durasi atau curahan waktunya, yaitu:

1) Light viewers, yaitu jika menonton kurang dari 30 menit.

2) Medium viewers, yaitu apabila menonton 30-60 menit.

3) Heavy viewers, yaitu apabila menonton lebih dari 60 menit.62

62

Ririn Rismayanti, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa UIN Jakarta

Pada Program Entertainment News Di NET, (Skripsi, S1 Program Studi Konsentrasi Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2015), h. 38.

Skala yang digunakan untuk menghitung frekuensi dan durasi menggunakan rasio.

2. Gratification Sought (GS)

Konsep yang dipakai untuk mengukur variabel motif adalah Gratification

Sought. Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan pengguna

ketika menggunakan suatu jenis media tertentu.63

Untuk mengukur Gratification

Sought diajukan beberapa pertanyaan tentang kepuasan yang dicari dari menonton

talkshow ILC. Tingkat GS dioperasionalkan melalui kategori motif pengonsumsian media menurut McQuail diantaranya, motif informasi (surveillance). Motif Informasi adalah alasan atau dorongan seseorang untuk mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Pertanyaan yang menjadi pengukuran pada motif informasi yaitu, menonton untuk memuaskan rasa ingin-tahu akan informasi yang hangat dan terbaru, mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan bimbingan, mendapatkan informasi yang akurat, mendapatkan informasi yang sedang berkembang dilihat dari berbagai perspektif, serta memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

Motif yang kedua adalah identitas pribadi (personal identity). Motif identitas pribadi adalah dorongan seseorang untuk mencari identitas pribadi. Pertayaan yang menjadi pengukuran pada motif identitas pribadi yaitu, menonton untuk meningkatkan kepercayaan diri, menonton untuk meningkatkan nilai-nilai pribadi, untuk meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri, untuk mendapatkan model perilaku yang dapat dicontoh.

63

Selanjutnya yaitu motif Integrasi dan Interaksi Sosial (personal relationship). Motif integrasi dan interaksi sosial adalah dorongan seseorang untuk bisa berintegrasi dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Pertanyaan yang menjadi ukuran dalam motif integrasi dan interaksi sosial yaitu, menonton untuk memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial, menonton untuk mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki, untuk menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial, untuk membantu menjalankan peran sosial.

Terakhir adalah motif hiburan. Motif hiburan adalah dorongan seseorang untuk mencari kesenangan sesuai dengan kebutuhannya. Pertanyaan yang menjadi ukuran dalam motif hiburan diantaranya, menonton untuk melepaskan penat atau terpisah dari permasalahan, menonton untuk bersantai, untuk mengisi waktu dengan waktu yang bermanfaat, menonton untuk penyaluran emosi.

Responden akan diberikan pertanyaan yang terkait dengan indikator kebutuhan tersebut. Tingkat Gratification Sought diukur dengan menggunakan lima skala yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Gratification Obtained (GO)

Konsep yang dipakai untuk mengukur variabel tingkat kepuasan adalah

Gratification Obtained (GO). Gratification Obtained adalah sejumlah kepuasan nyata

yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah individu tersebut menggunakan media.64

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepuasan yang diperoleh adalah jumlah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah

64

menonton talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC). Kepuasan ini diukur berdasarkan terpenuhinya motif awal (gratification sought) yang mendasari individu dalam memilih situs tersebut. GO diukur dengan mengajukan pertanyaan yang dipakai dalam GS yang dihubungkan dengan tingkat kemampuan media dalam memuaskan responden dengan menggunakan skala yang sama. Skala yang digunakan juga sama yakni sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Skala yang digunakan untuk mengukur GS dan GO menggunakan skala ordinal.

I. Uji Instrumen 1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Kevalidan suatu instrumen yangdikatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.65

Sebelumnya, peneliti telah melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji tersebut merupakan dua syarat pengujian yang harus dipenuhi sebelum disebarkan kepada responden. Tujuan dari pengujian tersebut adalah untuk menguji kesahihan dan kekonsistenan suatu alat ukur.

Pre-test perlu dilakukan untuk dapat mengetahui apakah alat ukur yang digunakan valid dan reliable. Pada tahap ini peneliti menyebarkan kuesioner kepada 30 orang. Butir pertanyaan dikatakan valid apabila r hitung > r tabel.

65

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandinganPerhitungan

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan apakah sebuah butir pernyataan valid atau tidak, yaitu:

1) Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. 2) Jika r hitung positif, dan r hitung < r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. 3) df = n-2 = 30-2 = 28 (dilihat dari angka kritik nilai r, untuk taraf signifikansi 5%,

angka kritik adalah 0,361).66

Hasil uji validitas menghasilkan 25 pertanyaan yang dianggap valid untuk dijadikan pengukuran dalam penelitian ini, yaitu 8 pertanyaan pada dimensi informasi, 6 pertanyaan pada dimensi identitas pribadi serta integrasi dan interaksi sosial, dan 5 pertanyaan pada dimensi hiburan.

2. Uji Reliabilitas

Alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak beubah-ubah, dapat diandalkan (dependable), dan tetap/ajeg (consistent).67

Instrumen dapat dikatakan reliabel atau handal apabila terdapat kesamaan data (konsisten), alat ukurnya sama, respondennya sama dan dalam waktu yang berbeda-beda. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reliabilitas>0,6. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dengan software SPSS21 :

66

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta:LP3ES, 2011), h. 146.

67

Tabel 3.2

Hasil Uji ReliabilitasVariabel Motif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.938 25

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas tersebut, maka diperoleh nilai alpha sebesar 0,939 untuk variabel motif dan nilai alpha sebesar 0,938 untuk variabel kepuasan. Nilai Cronbach’s Alpha tersebut > 0,60 maka butir pernyataan dalam kuisioner dapat dikatakan reliable. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran dalam penelitian ini.

Dokumen terkait