• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

C. Televisi

1. Pengertian dan Sejarah Televisi di Indonesia

Televisi berasal dari dua kata yaitu tele (bahasa Yunani) yang berani jauh, dan

visi atau videre (bahasa Latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi

dengan bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh di sini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat "lain" melalui sebuah perangkat penerima (televisi set).23

21

Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014), Cet. Ke-4, h. 168.

22

Dwinie Karessa, Hubungan Antara Motif dan Tingkat Kepuasan Khalayak Terhadap Situs

www.metrotvnews.com (Survei Terhadap Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurnalistik UIN Jakarta),h. 48.

23

J.B. Wahyudi,Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, (Bandung, Alumni Bandung, 1996) h. 49

Siaran televisi dapat terwujud karena perpaduan tiga unsur utama yaitu studio televisi, transmisi pemancar, dan pesawat televisi atau pesawat penerima siaran. Ketiga unsur utama inilah yang disebut dengan trilogi televisi. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya adalah organisasi pendukungnya yaitu organisasi penyiaran. Organisasi penyiaran ini terdiri atas administrasi manajemen teknik dan siaran. Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an, semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa. Sebagai media massa televisi memang memiliki kelebihan dalam penyampaian pesan dibandingkan dengan media massa lain.

Pesan-pesan melalui televisi disampaikan melalui gambar dan suara secara bersamaan (sinkron) dan hidup, sangat cepat (aktual) terlebih lagi dalam siaran langsung (live broadcast) dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas.

Alat-alat audio visual (televisi) juga membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Sehingga wajar jika pesan yang disampaikan televisi diterima dan diartikan berbeda-beda oleh pemirsanya tergantung kondisi dan situasinya. Ada yang terhibur dan puasdan ada yang tidak. Seperti yang diungkapkan Wahyudi, televisi tidak dapat memuaskan semua orang pada saat bersamaan yang memiliki latar belakang, usia, pendidikan, statussosial, kepercayaan, paham, golongan yang berbeda-beda. Televisi dapat membuat orang puas, tidak puas, senang, tidak senang, sedih, gembira, marah, yang semuanya merupakan halwajar karena sifat manusia yang berbeda-beda.24

Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se

24

Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak saat itu pula TVRI menyelenggarakan siaran secara tetap. Sampai awal tahun 1988, TVRI di Indonesia tampil sendirian tanpa ada siaran lain yang menjadi tandingannya. Baru pada pertengahan 1988, tepatnya 18 Agustus 1989, berdiri sebuah stasiun televisi yang dikelola oleh swasta yang bernama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI ini kemudian diikuti pula dengan hadirnya Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990. Pada awalnya, siaran yang dipancarkan oleh kedua stasiun itu hanya dapat dinikmati oleh masyarakat yang berada di Jakarta dan sepemirsarnya (untuk RCTI) dan Surabaya (SCTV). Sedangkan kota-kota lain di Indonesia baru dapat menangkap siaran itu apabila televisi dilengkapi dengan dekoder tertentu atau melalui antena parabola. Namun, awal tahun 1993 baik RCTI maupun SCTV telah mengudara secara nasional yaitu dengan membangun stasiun-stasiun transmisi di beberapa kota besar di Indonesia. Kemudian pada awal tahun 1991, hadir stasiun televisi swasta yang ketiga yaitu Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Stasiun televisi ini langsung mengudara secara nasional dan ditangkap di seluruh Indonesia. Hingga saat ini, ada sepuluh stasiun televisi swasta nasional yaitu RCTI, ANTV, Indosiar, Metro TV, Trans TV, Global TV, TV One, Trans 7 dan satu televisi milik pemerintah yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pasca reformasi bangsa Indonesia juga mengenal televisi swasta lokal. Maksudnya adalah televisi swasta yang siarannya terbatas di wilayah tempat izin siarannya dikeluarkan.

Perkembangan zaman juga memungkinkan rakyat Indonesia menikmati fasilitas TV kabel. Dimana para pemirsa yang ingin menikmati siarannya membayar iuran kepada penyelenggara siaran. Sistem iuran yang ditetapkan beragam. Ada yang

iurannya ditentukan berdasarkan jenis siaran yang ingin ditonton dan ada pula yang memakai sistem interval waktu tertentu.

2. Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi.

3. Karakteristik Televisi a. Mengutamakan Gambar

Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup dan membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak.

b. Mengutamakan Kecepatan

Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan, bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentan waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi.

c. Bersifat Sekilas

Jika media cetak mengutamakan media ruang, televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi dari berita televisi terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas. Berita yang ditayangkan cenderung tidak mendalam.

d. Bersifat Satu Arah

Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa meminta presenter membacakan ulang berita televisi. Pemirsa tidak bisa meminta presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut.

e. Daya Jangkau Luas

Televisi memilki daya jangkau luas.Ini berita televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin membaca berita, tetapi ia bisa mendengarkan berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status social-ekonomi khalayak.25

Dokumen terkait