• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operasionalisasi Konsep

Dalam dokumen EVALUASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH (Halaman 104-111)

H. Rencana Pengujian Keabsahan Data

I. Operasionalisasi Konsep

Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang diteliti, dapat diuraikan operasionalisasi konsep sebagai berikut

1. Kondisi permukiman kumuh saat ini pasca pelaksanaan program Kotaku Yaitu kondisi permukiman kumuh di Kelurahan Banggae setelah program Kotaku melakukan intervensi penanganan berdasarkan indikator-indikator keciptakaryaan yang menjadi fokus penelitian, yang meliputi:

kondisi bangunan hunian, aksesibilitas lingkungan, drainase lingkungan, pelayanan air minum/bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, proteksi kebakaran, legalitas bangunan dan lahan, ruang terbuka publik (RTP), sosial ekonomi, dan sosial budaya.

a. Kondisi bangunan hunian

Yaitu kondisi rumah-rumah tinggal penduduk di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mewujudkan keteraturan bangunan hunian, mengurangi kepadatan

87

bangunan, serta pemenuhan syarat kelayakan teknis sebagai rumah tinggal layak huni (RTLH).

1) Keteraturan bangunan hunian

Yaitu penataan atau pengaturan kembali posisi rumah penduduk sesuai dengan syarat keteraturan bangunan hunian dan pola persebaran. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Jumlah unit bangunan hunian menghadap ke jalan

(b) Jumlah unit bangunan hunian tidak berada diatas garis sempadan jalan dan sungai.

2) Kepadatan bangunan hunian

Yaitu penataan jarak antar rumah-rumah penduduk agar tidak terlalu rapat dan sesuai dengan standar perbandingan luas lahan terbangun (bangunan) dan luas ruang terbuka. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Jarak antara bangunan hunian ≥3 m

(b) Luas bangunan 40% : luas ruang terbuka 60%.

3) Kelayakan bangunan hunian

Yaitu perbaikan (rehab) rumah-rumah penduduk agar luas lantai dan kondisi Aladin (atap, lantai dan dinding) memenuhi syarat teknis rumah layak huni. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Luas lantai bangunan hunian ≥7 m2/ orang

(b) Bahan Aladin tidak mudah terbakar, tidak bocor, tidak rusak.

b. Kondisi Aksesibilitas Lingkungan

Yaitu kondisi kualitas jalan lingkungan di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk meningkatkan aksesibilitas lingkungan. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Panjang jalan (meter) lingkungan yang tersedia mencakup seluruh wilayah kelurahan dan lingkungan permukiman penduduk.

(b) Lebar jalan ≥ 3 m dan memudahkan akses mobil pemadam kebakaran

88

(c) Jalan lingkungan yang tersedia telah mengalami pengerasan (aspal, beton)

(d) Jalan lingkungan yang tersedia telah dilengkapi bangunan pelengkap terutama berupa saluran (drainase) samping

(e) Jalan lingkungan yang tersedia berkualitas baik, tidak tergenang air, tidak berlubang, tidak rusak.

c. Kondisi Drainase Lingkungan

Yaitu kondisi kualitas drainase lingkungan di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi genangan air dan banjir lingkungan permukiman. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Panjang saluran drainase lingkungan yang tersedia mencakup seluruh wilayah kelurahan dan lingkungan permukiman penduduk.

(b) Bangunan saluran drainase yang ada memiliki elevasi lebih rendah dari badan jalan

(c) Saluran drainase yang ada mampu menampung dan mengalirkan air dengan lancar

(d) Saluran drainase yang ada berkualitas baik, terpelihara dengan baik, tidak tergenang air, tidak bau, tidak kotor, tidak rusak (e) Saluran drainase yang ada berkualitas terhubung dengan sistem

drainase kota

(f) Saluran drainase yang ada terhubung dengan sistem drainase keseluruhan baik drainase kelurahan maupun lingkungan serta permukiman

(g) Saluran drainase yang ada memenuhi kebutuhan yang ideal sesuai luas kelurahan, lingkungan dan kawasan permukiman.

d. Kondisi Penyediaan Air Bersih/ Minum

Yaitu kondisi pengelolaan dan pelayanan air bersih/ baku atau air minum di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebutuhan dan akses pelayanan air minum bagi sejumlah penduduk atau rumah tangga (RT). Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Tersedia saluran perpipaan dan non perpipaan terlindungi yang layak untuk kebutuhan air minum, mandi dan cuci

(b) Tersedia akses untuk memperoleh air minum dari PDAM, sumur bor, sumur gali

(c) Terpenuhinya kebutuhan minimal 60 liter/ orang/ hari untuk air minum, mandi dan cuci.

89

e. Kondisi Pengelolaan Air Limbah

Yaitu kondisi pengelolaan air limbahrumah tangga (RT) di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebutuhan dan akses komunal pelayanan jamban keluarga/ bersama bagi sejumlah penduduk atau rumah tangga (RT). Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Tersedia akses individu dan komunal bagi rumah tangga terhadap jamban keluarga/ bersama (5 KK/ jamban)

(b) Tersedia jamban keluarga/ bersama memenuhi persyaratan teknis

(c) Jumlah KK menggunakan kloset leher angsa tersambung ke septik tank meningkat

(d) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan.

(e) Saluran pembuangan air limbah tidak menggenangi area permukiman.

f. Kondisi Pengelolaan Persampahan

Yaitu kondisi pengelolaan persampahan di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan dan permukiman. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Seluruh keluarga (KK) atau rumah tangga (RT) memiliki sarana prasarana pengelolaan sampah (bak sampah) yang kondisinya baik, tidak rusak, terpelihara

(b) Tersedia akses pelayanan pengangkutan sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman ke TPS/TPA minimum 2x seminggu.

(c) Tersedia sarana pengangkutan sampah (gerobak sampah, tong sampah, truck sampah) setiap lingkungan.

g. Kondisi Proteksi Kebakaran

Yaitu kondisi perlindungan keamanan kebakaran di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah potensi ancaman bahaya kebakaran bagi rumah-rumah penduduk. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Tersedia sarana prasarana perlindungan kebakaran pada setiap unit bangunan hunian

90

(b) Tersedia akses jalan bagi pelayanan perlindungan kebakaran bagi setiap rumah tangga

(c) Tersedia alat pemadam kebakaran (APAR) di setiap lingkungan.

h. Kondisi legalitas bangunan dan lahan

Yaitu kondisi penggunaan tanah/lahan dan bangunan yang memenuhi persyaratan kepemilikan surat-surat izin (IMB, SHM/ HGB) di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah legalitas bangunan dan lahan.

Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Kepemilikan surat izin mendirikan bangunan (IMB)

(b) Kepemilikan surat izin penggunaan tanah/lahan (SHM/ HGB) yang diakui pemerintah.

i. Kondisi ruang terbuka publik (RTP)

Yaitu kondisi ruang terbuka publik sesuai standar di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebutuhan ruang terbuka hijau, taman bermain, fasilitas ruang terbuka bagi penduduk. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Tersedia ruang terbuka hijau (RTH) dan taman bermain sesuai standar 250 m2per 10.000 jiwa penduduk

(b) Tersedia fasilitas dan akses ruang terbuka publik untuk tempat berinteraksi, bersosialisasi, rekreasi, kegiatan olah ragan bagi penduduk

(c) Tersedia lapangan olah raga di setiap lingkungan.

j. Kondisi sosial budaya

Yaitu kondisi pelayanan sosial budaya bagi penduduk atau rumah tangga di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebutuhan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Tersedia sarana prasarana pelayanan kesehatan bagi penduduk atau rumah tangga

(b) Tersedia sarana prasarana pelayanan pendidikan bagi penduduk atau rumah tangga

91

(c) Tersedia akses pelayanankesehatan dan pendidikan bagi setiap penduduk atau rumah tangga yang membutuhkan

k. Kondisi sosial ekonomi

Yaitu kondisi pelayanan sosial ekonomi di Kelurahan Banggae yang telah mendapat intervensi penanganan dari program Kotaku untuk mengatasi masalah kebutuhan pekerjaan/ mata pencaharian, penghasilan ekonomi dan energi listrik bagi penduduk atau rumah tangga. Indikator ukuran yang digunakan adalah:

(a) Penduduk atau rumah tangga/ keluarga memiliki sumber mata pencaharian atau pekerjaan yang jelas

(b) Tingkat penghasilan penduduk atau rumah tangga dalam kategori non-MBR

(c) Tersedia akses dan kemampuan penggunaan sumber daya energi listrik ≥ 950 watt.

Berdasarkan seluruh uraian determinan dan indikator tersebut maka ditentukan kategori penilaian tingkat kekumuhan permukiman seperti berikut.

Tabel 3.3

Kategori Penilaian Tingkat Kekumuhan Pemukiman Pasca Pelaksanaan Program Kotaku di Kelurahan Banggae

Determinan Permukiman Kumuh

Kriteria penilaian Kategori Kumuh

% Bobot

1. Kondisi bangunan hunian 2. Aksesibilitas lingkungan 3. Drainase lingkungan 4. Pelayanan air minum/

bersih

5. Pengelolaan air limbah 6. Pengelolaan persampahan 7. Proteksi kebakaran 8. Legalitas bangunan/lahan 9. Ruang terbuka publik

(RTP)

10. Sosial budaya 11. Sosial ekonomi.

Tinggi

76%-100% 5x11=55 Kumuh ringan Sedang

51%-75% 3x11=33 Kumuh sedang Rendah

≤50% 1x11=11 Kumuh berat

92

2. Penanganan permukiman kumuh dalam pelaksanaan Program Kotaku Yaitu pertimbangan-pertimbangan dan pilihan tindakan terhadap pola dan strategi penanganan permukiman kumuh yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh program Kotaku di Kelurahan Banggae dalam melakukan intervensi program untuk menyelesaikan atau menuntaskan perencanaan dan pelaksanaan indikator-indikator fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi. Indikator yang digunakan adalah:

a. Pola penanganan terpadu

b. Penerapan konsep pembangunan bertumpu pada masyarakat (Community-based development/ CBD)

c. Redevelopment

d. Revitalisasi (fisik, lingkungan, sosial, ekonomi, budaya) e. Penerapan prinsip Sustainable Urban Neighborhood (SUN) f. Penerapan konsep Kampung Tematik.

3. Perubahan, manfaat dan dampak yang dihasilkan dari penanganan permukiman kumuh dalam pelaksanaan Program Kotaku

Yaitu perbandingan-perbandingan kondisi fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi berdasarkan indikator-indikatornya masing-masing sebelum dan sesudah program Kotaku melakukan intervensi atau dilaksanakan di Kelurahan Banggae. Indikator yang digunakan adalah:

a. Perubahan-perubahan yang terjadi pasca pelaksanaan program Kotaku dari penanganan indikator-indikator pemukiman kumuh (fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi)

b. Manfaat yang ditimbulkan dari penanganan indikator-indikator pemukiman kumuh (fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi) melalui pelaksanaan program Kotaku

c. Dampak positif dan negatif yang timbul pasca pelaksanaan program Kotaku dari penanganan indikator-indikator pemukiman kumuh (fisik lingkungan, sosial budaya dan ekonomi).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kedudukan Kelurahan Banggae di Kecamatan

Dalam dokumen EVALUASI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH (Halaman 104-111)