• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Opini Audit Going Concern

Institut Akuntan Indonesia (IAI, 2001: SA Seksi 341.01), kelangsungan hidup entitas digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti terdapat informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aset kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

hidupnya. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode tertentu, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (IAI, 2001: SA Seksi 341 paragraf 02). SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor, yaitu tanggung jawab auditor, prosedur audit, pertimbangan atas kondisi dan peristiwa, pertimbangan atas rencana manajemen, dan pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup suatu entitas terhadap laporan auditor.

a. Tanggung Jawab Auditor

Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian yang besar terhadap kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam periode waktu tertentu, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Jika seorang auditor yakin bahwa ada kesangsian yang besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu, maka auditor tersebut harus:

1. mempertimbangkan hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk tujuan audit, dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi peristiwa yang secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian yang besar mengenai kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu.

2. jika seorang auditor yakin bahwa terdapat kesangsian yang besar mengenai kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu, ia harus memperoleh suatu informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian yang besar mengenai kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu.

b. Prosedur Audit

Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian yang besar mengenai kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit harus cukup untuk tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut dalam prosedur audit. 1. Prosedur analisis.

2. Evaluasi terhadap peristiwa kemudian.

3. Evaluasi terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang.

4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite penting yang terbentuk.

5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum suatu entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapat mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan suatu entitas.

6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan yang istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.

c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa

Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi tertentu, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian yang besar tentang kemampuan suatu entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu. Signifikan atau tidaknya kondisi tersebut tergantung pada keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi peristiwa, yaitu tren negatif, petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern, masalah luar yang terjadi.

1. Tren negatif – sebagai contohnya adalah adanya kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang jelek.

2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contohnya adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, penataan kembali

utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aset.

3. Masalah intern - sebagai contohnya adalah terjadinya pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.

4. Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contohnya adalah pengaduan suatu gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan hak suara, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai.

d. Pertimbangan atas rencana manajemen

Jika, setelah mempertimbangkan kondisi yang telah diidentifikasi secara keseluruhan, maka auditor yakin bahwa terdapat adanya kesangsian yang besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu, ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari kondisi tersebut yang meliputi :

1. rencana menjual aset.

2. rencana penarikan utang atas penataan kembali utang. 3. rencana untuk mengurangi pengeluaran.

4. rencana untuk menaikkan modal pemilik usaha.

e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup suatu entitas terhadap laporan auditor

1. Setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu maka seorang auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.

2. Setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa seperti tersebut, seorang auditor menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka waktu tertentu maka seorang auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemenn suatu entitas tidak dapat secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi tersebut maka seorang auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.

3. Seorang auditor apabila telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka seorang auditor wajib mempertimbangkan mengenai kecukupan pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan ia yakin terdapat adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating faktor dan rencana manajemen serta ia akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan.

4. Auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai maka auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dokumen terkait