TINJAUAN MASALAH
2.3 Variabel Independen
2.3.4 Opini Auditor
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI 2009 : 341) bahwa Opini Audit adalah suatu laporan yang diberikan seseorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini audit yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Dengan
22 demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan professional maupun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pada umumnya perusahaan yang diberikan pernyataan unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima jenis pendapat unqualified opinion sebagai kabar baik (good news) perusahaan sehingga penyampaian laporan keuangannya akan dipercepat.
Secara garis besar ada tiga standar audit terbaru sehubungan dengan opini, yaitu Standar Audit (SA) 700 (IAPI, 2013) menjelaskan tentang opini tanpa modifikasian terdiri dari Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified opinion) , Opini Wajar Standar Audit (SA) 705 (IAPI, 2013) menjelaskan tentang opini modifikasian terdiri dari Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion), Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion). Opini audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (IAPI, 2013:SA 700:16-18 dan 705:7-10) :
1. Opini tanpa modifikasian (SA 700 Pr.7)- Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
Auditor harus menyatakan opini wajar tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika auditor:
23
• Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material;
atau
• Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material; auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705. Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak mencapai penyajian wajar, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705.
2. Opini dengan modifikasian (SA. 705 Pr.7(a))- Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
Opini wajar dengan modifikasian akan diterbitkan apabila adanya pembatasan ruang lingkup audit dan tidak mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku (PSAK).
Pembatasan ruang lingkup yang dimaksud adalah auditor tidak memperoleh bukti yang cukup selama penugasan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, sehingga audit tidak dapat diselesaikan semestinya.Opini wajar dengan pengecualian dapat diberikan apabila laporan keuangan perusahaan telah disimpulkan oleh auditor disajikan secara wajar. Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika :
24
• Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau
• Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasif.
3. Opini dengan modifikasin (SA. 705 Pr.8) Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
4. Opini dengan modifikasian (SA. 705 Pr.9) - Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)
Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasar opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan
25 tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.
2.3.5 Likuiditas
Menurut Harahap (2013: 301), likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan persahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Amru (2016) menyatakan hubungan antara teori sinyal dan likuiditas, yaitu apabila nilai dari likuiditas meningkat, maka berarti bahwa perusahaan mampu untuk mengatasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik dan hal ini dapat dijadikan sinyal bagi pihak manajemen untuk menarik minat para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi angka likuiditas, maka semakin baik reputasi perusahaan, sehingga akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.
Likuiditas diukur dengan memakai Current Ratio (CR), karena CR dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang) dengan menggunakan aset lancarnya. Semakin tinggi rasio lancar maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya.
26 2.4 Tinjauan Peneletian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu telah banyak melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dan Wirawati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” menemukan bahwa DER, pergantian auditor, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Valentina dan Gayatri (2018) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Leverage, Dan Umur Perusahaan Pada Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan” menemukan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imaniar (2016) dalam penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan” menemukan bahwa profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carolina dan Tobing (2019) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Dan Ukuran
27 Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI” menemukan bahwa profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradipta dan Suryono (2017) dalam penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan” menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan opini audit tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afriyeni dan Marlius (2019) dalam penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia” menemukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan leverage, likuiditas dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprianti (2017) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitability, Dan Debt Equity Ratio Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Food And Beverages Dan Sektor Industri Tekstile Yang Terdaftar Di Bursa
28 Efek Indonesia)” menemukan bahwa profitabilitas dan rasio debt to equity berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti
(Tahun) Variable Hasil
Sanjaya dan Wirawati (2016)
Dependen/terkait:
Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa DER, pergantian auditor, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Independen/Bebas:
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan
Imaniar (2016)
Dependen/terkait:
Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Independen/Bebas:
profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.
29
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Independen/Bebas:
profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan
Pradipta dan Suryono (2017)
Dependen/terkait:
Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan opini audit tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Independen/Bebas:
ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, kualitas auditor, dan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Sedangkan leverage, likuiditas dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Independen/Bebas:
profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik (KAP), leverage dan opini auditor
Aprianti (2017)
Dependen/terkait:
Ketepatan waktu pelaporan keuangan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas dan rasio debt to equity berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
30 Independen/Bebas:
ukuran Perusahaan, profitability, dan debt to equity ratio
keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.