• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI

PADA PERIODE 2017-2019

OLEH PATRICK LOUIS

170503072

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(2)
(3)
(4)
(5)

Telah diuji pada

Tanggal 08 November 2021

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua Penguji : Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak

Penguji :

Pembanding : Drs, Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

: Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA

(6)
(7)

i

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT DAN LIKUIDITAS TERHADAP KETEPATAN WAKTU

PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BEI PADA PERIODE 2017-

2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit, dan likuiditas baik secara simultan maupun parsial terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2017 - 2019.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh 24 perusahan dari 33 perusahaan sebagai sampel penelitian. Data diolah dengan menggunakan software SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit, dan likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan secara parsial hanya profitabilitas yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan leverage, ukuran perusahaan, opini audit, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017 - 2019.

Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Opini Audit, Likuiditas, Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

(8)

ii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITY, LEVERAGE, FIRM SIZE, AUDIT OPINION, AND LIQUIDITY ON THE TIMELINESS OF FINANCIAL REPORTING OF CONSUMER GOODS COMPANY IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE PERIOD 2017-2019

This research examines the impact given by profitability, leverage, firm size, audit opinion, and liquidity on the timeliness of financial reporting of consumer goods company in Indonesia Stock Exchange period 2017 - 2019.

Population of this research was taken from registered consumer goods company in Indonesia Stock Exchange period 2017 - 2019 and the sample research was selected using purposive sampling method resulting 24 company chosen over 33 company as the research sampling. Data was processed by software of SPSS.

The results of this research showed profitability, leverage, firm size, audit opinion, and liquidity simultaneously affected on the timeliness of financial reporting, while partially only profitability effected on the timeliness of financial reporting, whereas the leverage, firm size, audit opinion, and liquidity does not affect on the timeliness of financial reporting in consumer goods companies listed in Indonesia Stock Exchange Period 2017 - 2019.

Keywords: Profitability, Leverage, Firm Size, Audit Opinion, Liquidity The Timeliness Of Financial Reporting

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, di mana atas segala nikmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Dan Likuiditas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2017- 2019’’ dengan baik, guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dari program Studi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orangtua tercinta Ayahanda Lauren dan Ibunda tercinta Soegiah yang telah memberikan segala dukungan moril dan materi serta do’a yang tak henti – hentinya kepada penulis. Selama proses penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Fadli, SE. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Rina Br. Bukit SE., M.Si., Ak., C.A selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah membantu dan memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.

(10)

iv 4. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA. selaku Dosen Penguji dan Drs, Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang memberikan arahan, kritik, dan saran yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Terima kasih kepada teman-teman yang selalu mendukung saya, Tiffany Meiluartha , Randy, Steven, Cheryl, Rahmat Hidayat Keliat, Oka Putra, Putra Ramdhani, Willy Christian, Rahman Pratama, Rae Melky Haganta Ginting, Dandi Darmawan Kesumah Lubis, Fahry, Monica Maharani, Rudy Jauadi, Johannes D.I.A Tarigan dan teman – teman seperjuangan akutansi reguler stambuk 2017.

Medan, Januari 2022 Penulis,

Patrick Louis NIM: 170503072

(11)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian……… 9

1.4 Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Landasan Teori ... 12

2.1.1 Teori Keagenan ... 12

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 14

2.1.3 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) ... 16

2.2 Variable Dependen ... 17

2.2.1 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ... 17

2.3 Variable Independen ... 19

2.3.1 Profitabilitas ... 19

2.3.2 Leverage ... 20

2.3.3 Ukuran Perusahaan ... 21

2.3.4 Opini Auditor ... 21

2.3.5 Likuiditas ... 25

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

2.5 Kerangka Konseptual ... 30

2.5.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan……… 32

2.5.2 Pengaruh Leverage terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan……… 33

2.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan……… 34

2.5.4 Pengaruh Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan……… 34

(12)

vi 2.5.5 Pengaruh Likuiditas terhadap Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan……… 35

2.6 Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.4 Batasan Operasional ... 39

3.5 Definisi Operasional ... 39

3.5.1 Variabel Dependen (Y) ... 39

3.5.2 Variabel Independen (X)... 40

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 43

3.7 Sumber dan Jenis Data ... 44

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.9 Metode dan Analisis Data ... 45

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 45

3.9.2 Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis 45 3.9.2.1 Uji Kelayakan Model ... 46

3.9.2.2 Uji Keseluruhan Model ... 46

3.9.2.3 Uji Koefisien Determinasi ... 47

3.9.2.4 Uji Omnibus Tests of Model Coefficients 47 3.9.2.5 Uji Koefisien Regresi... 47

BAB IV METODE PENELITIAN ... 49

4.1 Statistik Deskriptif ... 49

4.2 Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis ... 53

4.2.1 Uji Kelayakan Model ... 53

4.2.2 Uji Keseluruhan Model ... 54

4.2.3 Uji Koefisien Determinasi ... 56

4.2.4 Uji Omnibus Tests of Model Coefficients ... 57

4.2.5 Uji Koefisien Regresi ... 58

4.3 Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Penelitain... 65

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 73

(13)

vii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Fenomena Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan 4

1.2 Research Gap 7

2.1 Penelitian Terdahulu 29

3.1 Karakteristik Sampel 37

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 42

4.1 Statistik Deskriptif Profitabilitas, Leverage, ukuran perusahaan dan likuiditas 50

4.2 Statistik Frekuensi Variabel Opini Audit 51

4.3 Statistik Frekuensi Variabel Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan 52

4.4 Hasil Uji Kelayakan Model 53

4.5 Block 0: Beginning Block 0 54

4.6 Block 1: Beginning Block 1 55

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 56

4.8 Hasil Omnibus Tests of Model Coefficients 57

4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi 58

4.10 Hasil Pengujian Penelitian 61

(14)

viii DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual 31

(15)

ix DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Sampel dan Populasi 73

2 Data Penelitian dari Tahun 2017 -2019 74

3 Hasil Olahan SPSS 80

4 Tabel Chi-Square Probabilities 84

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketepatan waktu merupakan salah satu syarat agar informasi dapat diperoleh bermanfaat. Jika informasi yang diberikan terlambat, maka nilainya berkurang. Hal itu kembali terkait dengan laporan keuangan yang disampaikan perseroan. Laporan keuangan merupakan media penyampaian perusahaan Informasi keuangan dan kinerja perusahaan pada saat tertentu harus bermanfaat Bagi pengguna, salah satunya adalah memenuhi persyaratan ketepatan waktu.

Sebagaimana disebutkan dalam kerangka IASB, keakuratan Waktu adalah salah satu karakteristik kualitatif dari laporan keuangan.

Manfaat yang lain dari ketepatan waktu penyampaian laporan Keuangan adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan informasi yang dikirimkan laporan keuangan untuk mendukung pengambilan keputusan-keputusan investasi atau keputusan ekonomi lainnya. Manfaat lain dari ketepatan waktu pada penyampaian laporan keuangan adalah agar informasi yang disampaikan dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan dalam menunjang pengambilan keputusan, baik keputusan investasi maupun keputusan ekonomi lainnya.

Keterlambatan dalam pelaporan keuangan mengakibatkan informasi yang terkandung didalamnya akan berkurang manfaatnya dan tidak lagi dapat menunjang secara penuh keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh investor.

(17)

2 Seluruh perusahaan go public wajib menerbitkan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan diaudit oleh akuntan publik secara tepat waktu. Peraturan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan telah diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal mengenai kepatuhan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 29 /POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahaan Publik disebutkan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Namun dengan adanya status darurat bencana wabah covid-19 yang ada di Indonesia, maka Bursa Efek Indonesia memberikan kelonggaran dalam penyampaian laporan keuangan untuk batas waktu emiten dalam menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan tahun buku 2019 diperpanjang menjadi 31 Mei 2020 dan 30 Juni 2020 yang tertulis dalam peraturan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00027/BEI/03-2020 tanggal 20 Maret 2020 perihal Relaksasi Batas Waktu Penyampaian Laporan keuangan dan Laporan Tahunan.

Selain peraturan diatas, juga ada peraturan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dalam bentuk Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep- 306/BEJ/07-2004 tentang peraturan nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi. Maka perusahaan harus menyampaikan laporan keuangannya. Bagi perusahaan yang terlambat dalam penyampaian laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda Bursa sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004 (Peraturan Nomor I-H)

(18)

3 tentang sanksi bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut, meliputi empat bentuk sanksi yang dikenakan, yaitu: 1) peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; 2) peringatan tertulis II dan denda Rp.50.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-31 hingga kalender ke-60 sejak lampaunya batas penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; 3) peringatan tertulis III dan denda Rp.150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-60 hingga kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; 4) penghentian sementara perdagangan dalam hal kewajaran laporan keuangan atau denda tersebut di atas belum dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan pengumunan BEI tahun 2017, sebanyak 10 perusahaan belum melaporkan laporan keuangannya dan pada tahun 2018, juga ada 10 perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan mereka. Namun, untuk laporan keuangan tahun 2019, terjadi kenaikan jumlah perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan mereka dikarenakan adanya pandemi. Sebanyak 42 perusahaan belum menyampaikan laporan keuangan mereka sampai dengan tanggal 30 Juni 2020.

Berikut adalah fenomena keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan dalam perusahaan sektor consumer goods.

(19)

4 Tabel 1.1

Tabel Fenomena Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

Kode

Nama Perusahaan Tercatat

Status

Keterangan Perdagangan Efek

AISA

PT Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk.

Belum menyampaikan laporan keuangan auditan 2018 dan belum pembayaran

denda

Suspensi di seluruh pasar sejak 5 Juli 2018

Laporan Tahunan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Tahun 2018 disampaikan pada tanggal 26 Juni 2020 dan laporan keuangan untuk tahun 2019 dilaporkan pada tanggal 02 Juli 2020.

Dari kasus yang ditampilkan diatas, fenomena keterlambatan informasi laporan keuangan akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal sehingga terjadi penurunan kepercayaan investor dan mempengaruhi harga saham.

Investor menganggap bahwa keterlambatan pelaporan laporan keuangan merupakan sinyal negatif bagi kesehatan perusahaan. Kinerja perusahaan yang buruk menunjukkan ada kelemahan dalam manajemen di perusahaan, yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan dan kelangsungan perusahaan, oleh karena itu harus diaudit untuk jangka waktu yang lebih lama.

(20)

5 Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan. Faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan likuiduitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu. Penelitian yang dilakukan Sanjaya dan Wirawati (2016) menunjukan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Perusahaan yang mengalami laba atau mengalami keuntungan cenderung akan melaporkan laporan keuangannya lebih cepat karena adanya kabar baik yang ingin disampaikan lewat laporan keuangan kepada investor. Namun, pendapat yang berbeda diutarakan oleh Valentina dan Gayatri (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan. Ini dikarenakan Profitabilitas tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektivitas keseluruhan perusahaan dan profitabilitas tidak dapat mempengaruhi perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu. Hasil ini didukung oleh teori keagenan yang mengharuskan agen memberikan informasi secara terperinci kepada prinsipal walaupun informasi yang diberikan akan merugikan agen namun sudah menjadi kewajiban bagi agen untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh prinsipal tanpa mengurangi keakuratan dari laporan keuangan tersebut.

Penelitian yang dilakukan Sanjaya dan Wirawati (2016) menunjukan bahwa variabel leverage berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu

(21)

6 penyampaian laporan keuangan. Sedangkan pendapat yang berbeda diutarakan oleh Valentina dan Gayatri (2018) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Valentina dan Gayatri (2018) yang menyatakan bahwa variable ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukan ukuran perusahaan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan didasarkan pada teori keagenan yang menunjukan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka hubungan antara manajemen dan investor semakin besar sehingga informasi mengenai laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh investor, perusahaan besar mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani untuk mengeluarkan saham baru. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Carolina dan Tobing (2019) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Penelitian yang dilakukan oleh Hastutik (2015) yang menyatakan bahwa variable opini audit berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan pendapat yang berbeda diutarakan oleh Pradipta dan Suryono (2017) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan.

(22)

7 Penelitian yang dilakukan oleh Hastutik (2015) yang menyatakan bahwa variable likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan pendapat yang berbeda diutarakan oleh Jessica Carolina (2019) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan.

Secara ringkas, hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Research Gap

No Variable Peneliti Hasil

1 Profitabilitas

Sanjaya dan Wirawati (2016) Berpengaruh signifikan

Valentina dan Gayatri (2018) Tidak berpengaruh signifikan

2 Leverage

Sanjaya dan Wirawati (2016) Berpengaruh signifikan

Valentina dan Gayatri (2018) Tidak berpengaruh signifikan

3 Ukuran Perusahaan

Valentina dan Gayatri (2018) Berpengaruh signifikan

Carolina dan Tobing (2019) Tidak berpengaruh signifikam

4 Opini Audit

Hastutik (2015) Berpengaruh

signifkan

Pradipta dan Suryono (2017) Tidak berpengaruh signifikan

5 Likuiditas

Hastutik (2015) Berpengaruh

signifikan

Carolina dan Tobing (2019) Tidak berpengaruh signifikan

(23)

8 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019?

4. Apakah opini audit berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017

5. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017

6. Apakah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan likuiduitas secara simultan berpengaruh terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan

(24)

9 keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh leverage terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh opini audit terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019

5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh likuiditas terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019

(25)

10 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan likuiduitas secara simultan terhadap Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi pihak- pihak yang menggunakan penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang akuntansi, baik akuntansi secara umum dan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2. Bagi pihak stakeholder perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi pihak stakeholder dalam mengambil keputusan.

3. Bagi pihak investor, penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai laporan keuangan perusahaan supaya bisa digunakan sebagai pedoman dalam mengambil keputusan investasi.

4. Bagi pihak akademisi, penelitian ini memberikan memberikan informasi bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan likuiduitas merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi ketepatan pelaporan keuangan. Penelitian ini juga diharapkan memberikan informasi dan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang akuntansi khususnya yang

(26)

11 berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan dan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(27)

12 BAB II

TINJAUAN MASALAH

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan kerja antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen.

Manajemen adalah agen yang ditunjuk oleh pemegang saham (prinsipal) yang akan diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola perusahaan atas nama pemegang saham. Teori keagenan muncul ketika pemegang saham mempekerjakan pihak lain.

Untuk mengelola perusahaannya. Teori agensi melakukan pemisahan terhadap pemegang saham (prinsipal) dengan manajemen (agen). Meskipun prinsipal adalah pihak yang memberikan wewenang kepada agen, namun prinsipal tidak boleh mencampuri urusan teknis dalam operasi perusahaan. Urusan keduanya: terpisah dan tidak tercampur.

Teori keagenan pertama kali ditemukan oleh Jensen dan Meckling (1976), yang menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajemen selaku agent dengan pemilik sebagai principal perusahaan. menurut Anthony dan Govindarajan (2005: 269), agency theory menjelaskan hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Dalam hubungan ini terjadi pemisahan fungsi, dimana pemilik perusahaan (principal) mendelegasikan wewenang kepada manajemen (agent) sebagai pengelola untuk menjalankan perusahaan.

(28)

13 Hubungan keagenan terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik terjadi karena manusia adalah manusia ekonomi dengan sifat mementingkan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer ingin mencapai tujuan mereka. Hasilnya adalah konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan laba atas investasi yang lebih besar dan lebih cepat, sementara manajer ingin memuaskan kepentingan mereka dengan memberikan kompensasi atau insentif sebesar mungkin atas kinerja manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan.

Septiani (2005) juga mengatakan teori keagenan menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan. Menurut Messier, et all.. (2006:7) hubungan keagenan mengakibatkan dua permasalahan yaitu : (a) terjadinya informasi asimetris (asymmetry information), dimana manajemen secara umum memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi entitas dari pemilik. (b) terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik (prinsipal).

Pemisahan fungsi antara prinsipal dan agen mungkin memiliki efek negatif. Dibandingkan dengan prinsipal, agen sebagai pengelola perusahaan lebih memahami informasi internal perusahaan dan prospek masa depan perusahaan. Hal ini menyebabkan meningkatnya konflik kepentingan dan menyebabkan ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi). Dalam situasi informasi

(29)

14 asimetris inilah yang mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi dari prinsipal, menyajikan informasi yang tidak akurat (sudah diubah oleh pihak manajemen), terutama informasi yang berkaitan dengan pengukuran kinerja agent atau pihak manajemen perusahaan. Pihak agent akan menyajikan angka-angka akuntansi yang tidak akurat yang disajikan dalam laporan keuangan sebagai sarana untuk memaksimalkan keuntungan agar posisi agent tetap dipertahankan serta dapat meraih bonus.

Pihak lain yang memakai laporan keuangan adalah pihak eksternal. Dengan adanya asimetri informasi dalam laporan keuangan yang disajikan, yang akan dirugikan adalah pengguna dari laporan keuangan baik dari pihak internal maupun dari pihak eksternal. Untuk menghindari asimetri informasi, perusahaan harus memberikan informasi sebagai sinyal kepada investor. Asimetris informasi perlu diminimalkan, sehingga perusahaan go public dapat menginformasikan keadaan perusahaan secara transparan kepada investor. Informasi laporan keuangan yang disampaikan secara tepat waktu akan mengurangi asimetri informasi yang erat kaitannya dengan teori agency (Kim dan Verrechia, 1994). Sehingga dalam hubungan keagenan, manajemen diharapkan akan mengambil kebijakan perusahaan terutama kebijakan keuangan yang menguntungkan pemilik perusahaan.

2.1.2 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal (signalling theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence (1973) dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling, dimana teori ini

(30)

15 menunjukkan suatu hal yang perlu dilakukan oleh pihak manajemen suatu perusahaan dengan memberikan informasi mengenai kinerja dan kondisi perusahaan yang tercermin dalam bentuk pengungkapan informasi berupa laporan keuangan kepada pemegang saham maupun pemangku kepentingan lainnya. Teori sinyal menunjukkan bagaimana perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi tentang pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen untuk mencapai keinginan pemiliknya. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi yang menunjukkan bahwa perusahaan ini lebih baik dari pada perusahaan lain.

Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dapat memicu reaksi pasar dan dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengevaluasi perusahaan. Setelah informasi diumumkan, seluruh pelaku pasar akan menerima informasi tersebut, dan pelaku pasar dapat menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau bad news (bad news).

Teori sinyal (signalling theory) mampu menjelaskan alasan kenapa manajemen mempunyai dorongan untuk memberikan informasi dalam bentuk laporan keuangan secara tepat bagi pemakai laporan keuangan. Menurut Hanafi dan Halim (2005) bahwa perusahaan yang mempunyai keyakinan mengenai prospek yang baik ke depan akan cenderung mengkomunikasikan berita tersebut pada investor. Sehingga perusahaan yang memiliki kondisi dan kinerja yang baik akan memberikan sinyal dengan cara menyampaikan laporan keuangan perusahaan dengan tepat waktu. Sedangkan perusahaan yang memiliki kondisi dan kinerja yang buruk akan terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan.

(31)

16 2.1.3 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia diatur dalam Undang- Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, selanjutnya diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29/POJK.04/2016 yang menyatakan bahwa emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.

Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) yang dikemukakan oleh Tyler (1990). Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu – ilmu sosial khususnya di bidang psikologis dan sosiologi yang menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Menurut Tyler (1990) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yaitu :

1. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan – perubahan yang berhubungan dengan perilaku.

2. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka

(32)

17 Berdasarkan uraian di atas, teori kepatuhan dapat mendorong seseorang agar lebih patuh pada regulasi yang berlaku, sama saja dengan perusahaan yang berusaha menyampaikan laporan keuangan tepat waktu karena Selain kewajiban perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, juga akan sangat bermanfaat bagi pengguna pelaporan keuangan. Apabila perusahaan tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan akan dianggap memiliki reputasi yang baik dalam hal kepatuhan (Basuki, 2010:137).

2.2 Variabel Dependen

2.2.1 Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Pergerakan dalam dunia bisnis sangatlah cepat sehingga sulit mendapatkan gambaran akan apa yang akan terjadi apabila dilakukan dengan lambat. Akibatnya, laporan keuangan harus dilaporkan dengan secepat mungkin agar pengguna laporan keuangan bisa menggunakannya.

Ketepatan waktu berarti bahwa informasi harus ada saat diperlukan, terutama dalam setiap pengambilan keputusan. Jika informasi keuangan dapat memengaruhi pengambilan keputusan atau mampu membuat hasil yang berbeda dari berbagai alternatif keputusan yang ada, maka informasi tersebut dikatakan relevan. Informasi baru yang tersedia setelah pengambilan sebuah keputusan dikatakan sebagai informasi yang tidak relevan, sehingga informasi tersebut tidak dapat dipakai dalam pengambilan keputusan karena telah hilang kapasitasnya untuk memengaruhi keputusan pemakai (Hendriksen dan Michael, 2000: 47). Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, namun relevansi tidaklah mungkin tanpa

(33)

18 ketepatan waktu. Ketepatan waktu merupakan batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang kepada pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur agar dapat memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang akan memengaruhi prediksi dan keputusan pemakai (Hendriksen dan Michael, 2000: 47).

Sehubungan dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep- 306/BEJ/07-2004 tentang peraturan nomor I-E tentang kewajiban penyampaian informasi, maka perusahaan wajib dalam penyampaian laporan keuangannya. Bagi perusahaan yang terlambat akan dikenakan sanksi administrasi dan denda yang merujuk pada Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07- 2004 tentang peraturan nomor I-H tentang sanksi, yaitu: 1) peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan; 2) peringatan tertulis II dan denda Rp 50.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-31 hingga kalender ke-60 sejak lampaunya batas penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan keuangan; 3) peringatan tertulis III dan denda Rp 150.000.000,- apabila mulai hari kalender ke-60 hingga kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda sebagaimana dimaksud pada ketentuan peraturan II di atas; 4) penghentian sementara perdagangan dalam hal kewajiban laporan keuangan atau denda tersebut di atas belum dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya hukuman yang akan

(34)

19 diberikan jika perusahaan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, maka perusahaan akan mengusahakan untuk melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu.

2.3 Variabel Independen

2.3.1 Profitabilitas

Menurut Sartono (2010:122), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Menurut Kasmir (2011:196), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Syahyunan (2013: 92) menyatakan bahwa rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.

Hubungan teori sinyal dengan profitabilitas, yaitu apabila nilai profitabilitas meningkat, maka berarti perusahaan mampu menggunakan aktivanya secara produktif sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Hal ini dapat dijadikan sinyal untuk para investor dalam memprediksi seberapa besar perubahan nilai atas saham yang dimiliki. Bagi kreditor, ini dapat dijadikan sebagai sinyal untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar pokok dan bunga pinjaman (Amru, 2016).

(35)

20 2.3.2 Leverage

Menurut Harahap (2013:106) leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal. Artinya rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Menurut Amru (2016) apabila nilai leverage tinggi, maka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang yang besar dan semakin tinggi pula risiko yang ditanggung perusahaan. Kondisi ekonomi yang sulit, seperti suku bunga yang tinggi, dapat menyebabkan perusahaan dengan leverage yang tinggi mengalami masalah keuangan.

Peningkatan nilai leverage suatu perusahaan memberikan 2 macam sinyal, yaitu berita baik (good news) maupun berita buruk (bad news). Dikatakan berita baik jika perusahaan tersebut memiliki kesempatan bertumbuh semakin meningkat atas penggunaan hutang dan manajemen mampu meningkatkan nilai perusahaan.

Sebaliknya, berita buruk jika perusahaan terjebak dalam liabilitas yang tinggi dalam kondisi bisnis yang buruk sehingga besar kemungkinan laba operasi tidak mampu membayar bunga pinjaman yang nantinya akan muncul masalah kesulitan keuangan (financial distress). Kesulitan keuangan yang dialami perusahaan merupakan berita buruk yang mempengaruhi pandangan publik sehingga manajemen cenderung untuk menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu dengan menekan leverage ratio serendah – rendahnya. Leverage disini diukur dengan memakai debt to equity ratio (DER) karena DER dapat memperbandingkan total utang dengan total modal sendiri.

(36)

21 2.3.3 Ukuran Perusahaan

Menurut Soegeng (2006: 79) Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan dan dapat dinilai dari beberapa segi. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan pada total penjualan, total nilai buku aset, nilai bersih kekayaan, dan jumlah tenaga kerja. Semakin besar nilai-nilai tersebut, maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu.

Perusahaan besar mempunyai pengetahuan lebih tentang peraturan yang ada, oleh karena itu perusahaan besar lebih mentaati peraturan mengenai ketepatan waktu dibanding perusahaan kecil, karena perusahaan besar banyak disorot oleh masyarakat. Auditor yang melaksanakan audit pada perusahaan dengan ukuran besar cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan proses auditnya. Hal tersebut dikarenakan adanya internal control yang baik dan mendorong auditornya menyelesaikan proses audit secara tepat waktu (Dewi dan Wiratmaja, 2016). Selain itu perusahaan yang lebih besar dapat membayar audit fees lebih tinggi sehingga penyelesaian audit lebih cepat.

2.3.4 Opini Auditor

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (IAI 2009 : 341) bahwa Opini Audit adalah suatu laporan yang diberikan seseorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya dari kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini audit yang diberikan oleh auditor setelah melalui beberapa tahapan audit yang dilakukan sehingga dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Dengan

(37)

22 demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan professional maupun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Pada umumnya perusahaan yang diberikan pernyataan unqualified opinion oleh auditor pada laporan keuangannya akan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang menerima jenis pendapat unqualified opinion sebagai kabar baik (good news) perusahaan sehingga penyampaian laporan keuangannya akan dipercepat.

Secara garis besar ada tiga standar audit terbaru sehubungan dengan opini, yaitu Standar Audit (SA) 700 (IAPI, 2013) menjelaskan tentang opini tanpa modifikasian terdiri dari Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified opinion) , Opini Wajar Standar Audit (SA) 705 (IAPI, 2013) menjelaskan tentang opini modifikasian terdiri dari Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion), Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer Opinion). Opini audit tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (IAPI, 2013:SA 700:16-18 dan 705:7-10) :

1. Opini tanpa modifikasian (SA 700 Pr.7)- Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Auditor harus menyatakan opini wajar tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jika auditor:

(38)

23

• Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material;

atau

• Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material; auditor harus memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705. Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak mencapai penyajian wajar, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705.

2. Opini dengan modifikasian (SA. 705 Pr.7(a))- Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Opini wajar dengan modifikasian akan diterbitkan apabila adanya pembatasan ruang lingkup audit dan tidak mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku (PSAK).

Pembatasan ruang lingkup yang dimaksud adalah auditor tidak memperoleh bukti yang cukup selama penugasan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, sehingga audit tidak dapat diselesaikan semestinya.Opini wajar dengan pengecualian dapat diberikan apabila laporan keuangan perusahaan telah disimpulkan oleh auditor disajikan secara wajar. Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika :

(39)

24

• Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau

• Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material, tetapi tidak pervasif.

3. Opini dengan modifikasin (SA. 705 Pr.8) Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion) Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.

4. Opini dengan modifikasian (SA. 705 Pr.9) - Opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer of Opinion)

Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasar opini, dan auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif. Auditor tidak boleh menyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat jarang yang melibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa, meskipun telah memperoleh bukti audit yang cukup dan

(40)

25 tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dan kemungkinan dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.

2.3.5 Likuiditas

Menurut Harahap (2013: 301), likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan persahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Amru (2016) menyatakan hubungan antara teori sinyal dan likuiditas, yaitu apabila nilai dari likuiditas meningkat, maka berarti bahwa perusahaan mampu untuk mengatasi kewajiban jangka pendeknya dengan baik dan hal ini dapat dijadikan sinyal bagi pihak manajemen untuk menarik minat para investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi angka likuiditas, maka semakin baik reputasi perusahaan, sehingga akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu.

Likuiditas diukur dengan memakai Current Ratio (CR), karena CR dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang) dengan menggunakan aset lancarnya. Semakin tinggi rasio lancar maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya.

(41)

26 2.4 Tinjauan Peneletian Terdahulu

Beberapa peneliti terdahulu telah banyak melakukan penelitian mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya dan Wirawati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI” menemukan bahwa DER, pergantian auditor, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Valentina dan Gayatri (2018) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Leverage, Dan Umur Perusahaan Pada Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan” menemukan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imaniar (2016) dalam penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan” menemukan bahwa profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Carolina dan Tobing (2019) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Dan Ukuran

(42)

27 Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI” menemukan bahwa profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradipta dan Suryono (2017) dalam penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan” menemukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan opini audit tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afriyeni dan Marlius (2019) dalam penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia” menemukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sedangkan leverage, likuiditas dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprianti (2017) dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitability, Dan Debt Equity Ratio Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Food And Beverages Dan Sektor Industri Tekstile Yang Terdaftar Di Bursa

(43)

28 Efek Indonesia)” menemukan bahwa profitabilitas dan rasio debt to equity berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

(Tahun) Variable Hasil

Sanjaya dan Wirawati (2016)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa DER, pergantian auditor, profitabilitas, struktur kepemilikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Independen/Bebas:

Debt to equity ratio, profitabilitas, struktur kepemilikan, pergantian auditor dan ukuran perusahaan

Valentina dan Gayatri (2018)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan berpengaruh signifikan pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Independen/Bebas:

profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan umur perusahaan

Imaniar (2016)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Independen/Bebas:

profitabilitas, opini audit, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.

(44)

29 Carolina dan.

Tobing (2019)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Independen/Bebas:

profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan

Pradipta dan Suryono (2017)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, dan kualitas auditor berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan opini audit tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Independen/Bebas:

ukuran perusahaan, profitabilitas, debt to equity ratio, kualitas auditor, dan opini audit

Afriyeni dan Marlius (2019)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik (KAP) berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Sedangkan leverage, likuiditas dan opini auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan Independen/Bebas:

profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, reputasi kantor akuntan publik (KAP), leverage dan opini auditor

Aprianti (2017)

Dependen/terkait:

Ketepatan waktu pelaporan keuangan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas dan rasio debt to equity berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

(45)

30 Independen/Bebas:

ukuran Perusahaan, profitability, dan debt to equity ratio

keuangan. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2.5 Kerangka Konseptual

Untuk membantu memahami pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu penyampaian keuangan.Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, peneliti mengidikasi variabel independen adalah faktor-faktor yang memengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, yaitu profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan likuiditas.. Dari teori yang telah diuraikan di atas, maka disusun hipotesis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun secara berikut.

(46)

31 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Gambaran diatas menunjukkan bagaimana cara suatu perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu, untuk melihat perubahan keadaan perusahaan yang mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai atau investor.

Perusahaan sering menggunakan rasio keuangan untuk mengetahui perkembangan dan keadaan perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaannya sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan. Jika informasi tersebut dapat disajikan

Profitabilitas (X1)

Leverage (X2)

Ukuran Perusahaan (X3)

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

(Y)

Opini audit (X4)

Likuiditas (X5)

(47)

32 secara tepat waktu dan akurat, akan sangat berguna bagi investor. Ketepatan waktu juga mempengaruhi relevansi informasi keuangan yang disajikan, sehingga membawa manfaat bagi pengguna informasi. Ketepatan waktu merupakan batasan penting dari publikasi laporan keuangan. Laporan keuangan harus disampaikan secara teratur untuk memahami perubahan status perusahaan yang dapat mempengaruhi perkiraan dan keputusan pengguna atau investor. Dari sisi regulasi Indonesia, ketepatan waktu merupakan kewajiban perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala.

Oleh karena itu tepat waktu merupakan sebuah keharusan dalam publikasi laporan keuangan sehingga ada jaminan tentang relevansi informasi yang bersangkutan.

Dari kerangka konseptual ketepatan waktu menunjukkan bahwa Laporan keuangan harus disampaikan secara teratur untuk menunjukkan perubahan keadaan perusahaan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perkiraan dan keputusan pengguna laporan keuangan. Agar penerapan ketepatwaktuan dapat berjalan dengan baik, maka dalam perusahaan perlu dilengkapi beberapa faktor pendukung antara lain dengan melihat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit dan ukuran perusahaan.

2.5.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaanya. Kadir

(48)

33 (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan menyerahkan laporan keuangan lebih segera atau tepat waktu. Salah satu penjelasan dari tindakan ini didasarkan pada teori sinyal yang menyebutkan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, manajemen perusahaan tersebut akan menggunakan informasi tersebut untuk memberikan sinyal kepada investor dengan menyerahkan laporan keuangan tepat pada waktunya.

H1: Profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

2.5.2 Pengaruh Leverage terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2013: 92) leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh liabilitasnya atau dengan kata lain dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan liabilitas atau ekuitas. Risiko keuangan yang tinggi akibat tingginya pinjaman telah membawa kesulitan keuangan bagi perusahaan. Hal ini merupakan kabar buruk dan berdampak pada kondisi perusahaan di mata publik sehingga manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan dengan cara mengurangi rasio leverage sebanyak- banyaknya. Situasi ini tentunya akan berdampak pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang kepada publik.

(49)

34 H2: Leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

2.5.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Owusu dan Ansah, (2000) dalam penelitiannya dengan judul “Timeliness of corporate financial reporting in emerging capital markets: empirical evidence from the Zimbabwe Stock Exchange” menyebutkan bahwa: “Large companies tend to have strong internal control systems with the consequence that auditors spend less time in conducting compliance and substantive tests. Audit delays are, therefore, minimised and this enables the companies to report promptly to the public.”

Perusahaan yang besar umunya mempunyai pengendalian internal yang kuat sehingga audit yang perlu dilakukan membutuhkan waktu yang lebih sedikit dan perusahaan mampu menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat.

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

2.5.4 Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Sebagai pemeriksa laporan keuangan, auditor akan menyatakan opini atas laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Opini selain wajar tanpa pengecualian merupakan opini yang tidak diharapkan oleh semua perusahaan. Semakin tidak baik opini yang didapatkan oleh perusahaan maka akan semakin lama perusahaan mempublikasikan laporan

(50)

35 keuangan auditannya .Dapat disimpulkan bahwa kemungkinan opini auditor dapat memengaruhi waktu penyelesaian audit, dan opini audit tersebut akan berguna untuk pemakai laporan keuangan di masa mendatang.

H4: Opini audit berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

2.5.5 Pengaruh Likuiditas terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Menurut Keown, dkk. (2008: 74) : “Companies with high levels of liquidity tend to have good financial condition, because they can immediately disburse assets available to pay off their obligations when due to.”Dengan adanya teori ini, maka perusahaan dengan likuiditas yang tinggi cenderung tepat waktu dalam pelaporan keuangannya untuk menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang kredibel dan pencapaian kinerja manajemen yang efektif.

Menurut Amru (2016) semakin tinggi angka likuiditas, maka semakin baik reputasi perusahaan, sehingga akan memungkinkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu

H5: Likuiditas bepengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

(51)

36 2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara atas suatu penelitian yang hendak dilakukan sehingga dapat diuji secara empiris. Hipotesis disusun berdasarkan landasan teori, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual dengan tujuan dapat menjadi jawaban sementara sehingga mempermudah proses analisis penelitian. Berdasarkan uraian teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. “ Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Dan Likuiditas Berpengaruh Baik Secara Simultan dan Parsial Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di BEI Pada Periode 2017-2019 ”.

(52)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab – akibat (causal research).

Menurut Erlina (2011 : 20), penelitian sebab – akibat (causal research) adalah

“penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengidentifikasikan hubungan sebab akibat antar variabel”.

Adapun variabel yang akan diteliti sebagai variabel independen adalah profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, opini audit, dan likuiditas memiliki hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian keuangan sebagai variabel dependen pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di BEI periode 2017 - 2019.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan terhadap perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dengan mengakses situs www.idx.co.id.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 - 2019, yaitu sebanyak 33 perusahaan. Sedangkan untuk metode

(53)

38 pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling di mana pada metode peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian.

Adapun karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

Adapun kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak dalam proses di delisting selama tahun 2017 - 2019.

2. Perusahaan consumer goods yang menyajikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit untuk tahun 2017 - 2019.

3. Perusahaan consumer goods yang memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel penelitian.

Tabel 3.1 Karakteristik Sampel

No Karakteristik Sampel Jumlah

1 Perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2017-2019. 33

2

Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan yang tahunan telah diaudit untuk tahun 2017-2019, dimana waktu IPO perusahaan tidak berada pada akhir tahun 2017 atau awal 2018.

-9

3

Perusahaan tersebut memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel penelitian.

0

Jumlah 24

(54)

39 3.4 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi batasan operasional yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

a) Variabel bebas (independen), yaitu struktur profitabilitas (X1), leverage (X2), ukuran perusahaan (X3), opini audit (X4), dan likuiditas (X5) b) Variabel terikat (dependen), yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan

(Y).

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusaahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2017- 2019.

3.5 Definisi Operasional

Pengertian definisi operasional menurut Erlina (2011 : 48) adalah

“menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian.”

3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy , dimana

Referensi

Dokumen terkait

Apakah variabel leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, size (ukuran perusahaan), dan opini audit terhadap ketepatan waktu pelaporan

Hal ini membuktikan bahwa variabel independen yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage dan opini audit secara bersama-sama atau secara simultan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini audit terhadap ketepatan waktu

Penelitian menemukan bahwa profitabilitas, likuiditas, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan perbankan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Sampel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, sektor industri, dan likuiditas terhadap ketepatan waktu laporan

Selanjutnya secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, Sehingga dapat diartikan bahwa