i
HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI
periode 2013-2015)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
ANGGRAENI AGUSTIARA NIM: 132114189
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang
sempurna datang kepadamu
R. A. Kartini
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Allah Yang Maha Baik
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 15 Juni 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijaaah yang telah diberikan oleh universtias batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang membuat pernyataan,
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Anggraeni Agustiara
Nomor Mahasiswa : 132114189
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Juli 2017
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melipahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku dosen pembimbing akademik.
5. M. Trisnawati Rahayu, SE.,M.Si,Ak.,QIA.,CA selaku Dosen Pembimbing yang telah serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skipsi ini.
6. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
7. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu
untuk kelancaran penelitian ini.
8. Kedua orang tua, yang selalu sabar menguatkan saya dan selalu
memotivasi saya untuk menyelesaikan penelitian ini
9. Keluarga besar kedua orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi
10.Teman-teman kelas D Akuntansi 2013 yang selalu berbagi tawa, canda,
viii
11.Teman-teman Kelas MPAT G, terimakasih atas masukan, dinamika, dan
kebersamaannya selama ini.
12.Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi
ilmu yang bermanfaat.
13.Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...vi
HALAMAN KATA PENGANTAR...vii
HALAMAN DAFTAR ISI...ix
HALAMAN DAFTAR TABEL...xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xii
ABSTRAK...xiii
ABSTRACT...xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Sistematika Penulisan ...7
BAB II LANDASAN TEORI ...9
A. Laporan Keuangan ...9
B. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ...15
C. Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...17
D. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...18
E. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan ...21
F. Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...25
G. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...30
H. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...33
BAB III METODE PENELITIAN...36
A.Jenis Penelitian...36
B.Waktu dan Tempat Penelitian...36
C.Subjek dan Objek Penelitian...36
D.Data penelitian...37
E. Cara Pengumpulan Data...38
F. Populasi dan Sampel...38
x
H.Teknik Analisis Data...42
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...47
A.Deskripsi Data...47
B.Analisis Data...49
1. Mengklasifikasikan Data Penelitian...49
2. Hubungan antara Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...54
3. Hubungan antara Likuiditas danKetepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...56
4. Hubungan antara Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...58
5. Hubungan antara Opini audit dan Ketepatan...60
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan 6. Hubungan antara Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...62
7. Hubungan antara Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...64
C.Pembahasan...66
1. Hubungan antara Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...54
2. Hubungan antara Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...56
3. Hubungan antara Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...58
4. Hubungan antara Opini audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...60
5. Hubungan antara Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...62
6. Hubungan antara Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan...64
BAB VI PENUTUP...72
A. Kesimpulan...72
B. Keterbatasan Penelitian...72
C. Saran...73
DAFTAR PUSTAKA...75
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kriteria Pengujian Kekuatan Hubungan Antara Variabel...44 Tabel 4.1 Prosedur Penentuan Sampel...45 Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Opini Auditor
Kualitas Auditor, dan Ketepatan Waktu...47 Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Variabel ROA, CR, DER,
dan Ukuran Perusahaan...48 Tabel 5.3 Deskripsi Profitabilitas dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...54 Tabel 5.3.1 Hubungan Profitabilitas dan Ketepatan Waktu
Penyampian Laporan Keuangan...55 Tabel 5.4 Deskripsi Likuiditas dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...56 Tabel 5.4.1 Hubungan Likuiditas dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...57 Tabel 5.5 Deskripsi Leverage dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...58 Tabel 5.5.1 Hubungan Leverage dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...60 Tabel 5.6 Deskripsi Opini auditor dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...60 Tabel 5.7 Deskripsi Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...62 Tabel 5.7.1 Hubungan Kualitas auditor dan Ketepatan Waktu
Penyampian Laporan Keuangan...63 Tabel 5.8 Deskripsi Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan...64 Tabel 5.8.1 Hubungan Ukuran perusahaan dan Ketepatan Waktu
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik
Deskriptif Profitabilitas...50 Gambar 5.2. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik
Deskriptif Likuiditas...51 Gambar 5.3. Histogram Distribusi Frekuensi Statistik
Deskriptif Leverage...52 Gambar 5.4 Histogram Distribusi Frekuensi Statistik
xiii ABSTRAK
HUBUNGAN PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, OPINI AUDIT, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN DENGAN
KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015)
Anggraeni Agustiara NIM: 132114189 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara profitabilitas, likuiditas, leverage, opini audit, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 perusahaan yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan alat statistic crosstabs dan korelasi eta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Selain itu, terdapat hubungan yang lemah antara leverage, kualitas auditor dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Opini auditor dan ketepatan waktu penyampian laporan keuangan tidak dapat dihitung karena seluruh opini auditor yang ditemukan adalah WTP pada perusahaan industri barang konsumsi.
xiv ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN PROFITABILITY, LIQUIDITY, LEVERAGE, OPINION OF AUDITOR, AUDITOR QUALITY, FIRM SIZE
AND TIMELINESS OF FINANCIAL REPORTING
(An Empirical Study in Consumer Goods Industry Listed in the Indonesia Stock Exchange on 2013-2015)
Anggraeni Agustiara NIM: 132114189 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
This research aimed to determine the relationship between profitability, liquidity, leverage, audit opinion, auditor quality, and firm size and timeliness of financial reporting.
The type of the research was an empirical study. The population which is used in this research was consumer goods industry companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2013-2015. The total of sample was 31 companies which were determined based on certain criteria. Analysis technique used was quantitative descriptive with statistical analysis of crosstabs and eta correlation.
The results showed that there was a very weak but positive relationship between profitability, liquidity, firm size and the timeliness of financial reporting. Furthermore, there were also a weak relationship between leverage, auditor quality and timeliness of financial reporting. Opinion of auditor for timeliness of financial reporting can not be counted because all opinions found are unqualified opinion in consumer goods industry company.
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, perkembangan pasar modal semakin meningkat pesat,
tentunya menjadikan bisnis investasi akan semakin kompleks dengan persaingan
antar perusahaan yang sangat ketat, terutama dalam penyediaan dan perolehan
informasi dalam setiap pembuatan keputusan (Prastyo, 2016).
Setiap perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
berkewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan dan telah melalui proses audit oleh akuntan publik
secara tepat waktu (Andini, 2016).
Syarat utama untuk meningkatkan harga saham perusahaan go public
adalah dengan ketepatan waktu penyajian laporan keuangan. Perusahaan yang
menyajikan laporan keuangan secara tepat waktu mengandung arti bahwa laporan
keuangan tersebut mengandung berita baik sehingga para investor tertarik
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut sehingga harga saham menjadi
naik.
Laporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk
mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi
mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Calen, 2012).
Jadi, laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu karena untuk
tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Ketepatan waktu adalah batasan
penting pada penyampaian laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan tidak
hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan
keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru, dan tidak hanya
berhubungan dengan periode yang lalu. Ketepatan waktu ini hanya mengandung
arti bahwa informasi yang digunakan oleh investor dan kreditor harus bisa tepat
saat pembuatan prediksi dan keputusan (Hendriksen, 1982). Dyer dan McHugh
(1975) menyatakan bahwa ketepatan waktu publikasi laporan keuangan
merupakan salah satu elemen pokok yang harus diperhatikan karena dapat
mempengaruhi nilai informasi yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut.
Laporan keuangan menjadi dasar pengambilan keputusan dan kebijakan
bagi para pemilik, calon investor, dan pengguna lainnya. Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam) mewajibkan laporan keuangan harus diaudit karena laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham
dan juga bagi pengambil keputusan.
Ketepatan waktu (timelines) dan jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan merupakan salah satu
faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan (Saleh, 2004).
Menurut Hanafi dan Halim (2007) profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan, baik dalam hubungan dengan
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Perusahaan dengan kondisi keuangan
buat investor, hal ini dilakukan karena kebanyakan investor lebih menyukai
perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi, dengan harapan perusahaan
tersebut mampu memberikan pengembalian investasi yang tinggi pula.
Menurut William, et al (2008) menyatakan bahwa likuiditas juga
merupakan perhatian utama para investor dan kreditur selain profitabilitas
perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi cenderung
memiliki kondisi keuangan yang baik karena dapat segera mencairkan assets
(harta) yang tersedia untuk melunasi hutang (kewajiban) ketika jatuh tempo.
Hilmi dan Ali (2008) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Leverage
keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana (source of find) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan
informasi utama dari laporan audit. Auditor menyatakan pendapat berpijak pada
audit yang dilaksanakan pada perusahaan berdasarkan standar audit dan atas
temuan-temuannya pada perusahaan.
Reputasi auditor sering digunakan sebagai gambaran dari kualitas audit,
reputasi auditor didasarkan pada kepercayaan pemakai jasa auditor. Auditor skala
besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada
karena mereka lebih kuat menghadapi risiko proses pengadilan. Hal ini berarti
bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, yaitu: total assets, log size, nilai pasar saham dan lain-lain (Suwito dan Herawaty, 2005). Ukuran perusahaan dalam
penelitian ini diukur dari total assets yang dimiliki perusahaan. Total assets
dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan ini dikarenakan total assets
lebih stabil dan representatif dalam menunjukkan ukuran perusahan dibanding
kapitalisasi pasar dan penjualan yang sangat dipengaruhi oleh demand and supply
(Sudarmadji dan Sularto, 2007).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan populasi pada perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry. Consumer goods industry
merupakan salah satu sektor dari perusahaan manufaktur yang mempunyai peran
aktif di pasar modal Indonesia. Consumer goods industry di Indonesia terdiri dari lima sub sektor yaitu food and beverages, tobacco manufactures, pharmaceuticals, cosmetic and household, housware. Consumer goods industry
erat kaitannya dengan kebutuhan pokok manusia karena produknya dapat
dinikmati langsung oleh konsumen tanpa harus jatuh ke tangan produsen terlebih
dahulu. Secara tidak langsung, sector consumer goods industry dapat mempresentasikan seberapa besar tingkat konsumtif masyarakat. Kebutuhan
masyarakat akan barang konsumsi semakin tinggi seiring berjalannya waktu.
Untuk memenuhi permintaan masyarakat, maka perusahaan-perusahaan yang
bergerak pada sector consumer goods industry harus meningkatkan kinerjanya dan berusaha maksimal dalam menghasilkan produk-produk yang diinginkan
memiliki peluang yang terus berkembang dan memiliki tingkat persaingan yang
tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima agar unggul
dalam persaingan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih judul penelitian “Hubungan
Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Opini Audit, Kualitas Auditor, dan Ukuran Perusahaan dengan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan” (Studi
Empiris pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar di BEI periode 2013-2015).
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara tingkat profitabilitas dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan ?
2. Apakah ada hubungan antara likuiditas dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan ?
3. Apakah ada hubungan antara leverage dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ?
4. Apakah ada hubungan antara opini audit dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan ?
5. Apakah ada hubungan antara kualitas auditor dengan ketepatan waktu
6. Apakah ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan ?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat profitabilitas dengan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara likuiditas dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara leverage dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara opini audit dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
5. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas auditor dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
6. Untuk mengetahui hubungan antara ukuran perusahaan dengan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan bukti empiris sehingga dapat mengembangkan
diperoleh sebelumnya dan ingin meneliti kembali seperti penelitian
sebelumnya terutama dalam menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat sebagai referensi bagi mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat sebagai pedoman pustaka
untuk penelitian lebih lanjut.
3. Bagi pihak investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam menentukan
investasi pada masa mendatang. Selain itu penelitian ini juga dijadikan
sebagai sumber informasi bagi investor guna menentukan investasi dengan
mengkaitkan ketepatan waktu pelaporan emiten.
4. Bagi Bapepam-Lembaga Keuangan
Menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan regulasi terkait sanksi,
denda, dan jangka waktu penyampaian laporan keuangan yang berkualitas
bagi perusahaan publik maupun non-publik untuk meningkatkan ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
E. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan teori pendukung yang digunakan sebagai
landasan dalam melaksanakan penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara
operasional. Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian,
waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data
penelitian, cara pengumpulan data, penentuan populasi dan
sampel, variabel penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV : GAMBARAN PERUSAHAAN
Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan
dalam penelitian, cara peneliti menentukan populasi sasaran dan
gambaran perusahaan manufaktur yang menjadi populasi sasaran.
BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang analisis dan pembahasan, yang
membahas statistik deskriptif, pengklasifikasian data, analisis
tabulasi silang (crosstabs), dan menentukan kecenderungan hubungan dalam penelitian.
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dari penelitian yang
telah dilakukan dan keterbatasan penelitian serta saran bagi
10 BAB II
LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan
Menurut Yadiati (2010: 52), “Laporan Keuangan adalah informasi
keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu
perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan
bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat
pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya”.
Menurut Hery (2013: 2-3), urutan laporan keuangan berdasarkan proses
penyajiannya adalah sebagai berikut:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode
waktu tertentu. Laporan laba rugi memuat informasi mengenai hasil usaha
perusahaan yaitu laba/rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan
dikurangi beban.
2. Laporan Modal Pemilik (Statement of Owner’s Equity) adalah sebuah
laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam modal pemilik suatu
perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal).
3. Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu.
Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,
sampai pada aktivitas pendanaan (pembiayaan) untuk satu periode waktu
tertentu.
Elemen-elemen Laporan Keuangan terdiri dari:
1. Aset (Asset) adalah sumber daya yang dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari aset tersebut
diharapkan ada manfaat ekonomi masa depan yang mengalir ke dalam
entitas pada masa yang akan datang
2. Liabilitas (Liabilities) adalah kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus
keluar sumber daya suatu entitas
3. Ekuitas (Equity) adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas
4. Penghasilan (Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama perioda akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, selain
5. Beban (Expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama perioda akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset, atau
terjadinya kewajiban yang menurunkan ekuitas, selain yang berasal dari
distribusi dari pemegang saham (Giri, 2012: 31).
Pihak-pihak yang memerlukan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Internal Users
a. Direktur dan Manager Keuangan
Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi
utangnya secara tepat waktu kepada kreditur, maka mereka
membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya uang kas
yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya
pinjaman/utang.
b. Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran
Untuk menentukan efektif tidaknya saluran distribusi produk
maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, maka
mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya
penjualan.
c. Manager dan Supervisor Produksi
Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan
besarnya harga pokok produksi, yang pada akhirnya juga sebagai
2. Eksternal Users
a. Investor
Menggunakan informasi akuntansi untuk mengambil keputusan
dalam hal membeli atau melepas saham investasinya.
b. Kreditur
Menggunakan informasi akuntansi debitur untuk mengevaluasi
besarnya tingkat risiko dari pemberian kredit atau pinjaman uang.
c. Pemerintah
Berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan (wajib pajak)
dalam hal perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan
yang harus disetor ke kas negara.
d. Badan Pengawas Pasar Modal
Mewajibkan public corporation (emiten) untuk melampirkan laporan keuangan secara rutin kepada Bapepam.
e. Ekonom, Praktisi, dan Analisis
Menggunakan informasi akuntansi untuk memprediksi situasi
perekonomian, menentukan besarnya tingkat inflasi, pertumbuhan
pendapatan nasional (Hery, 2013: 3-5).
Menurut PSAK 01, “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka”.
Karakteristik Laporan Keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Relevan
Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini,
dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil
evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan
keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud
penggunaannya. Informasi dapat dikatakan relevan jika memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi
ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value), Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang
berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu, Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala
yang ada.
2. Andal
Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara
jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi
karakteristik:
a. Penyajian jujur, Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara
wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi (verifiability), Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan
lebih dari sekali oleh pihak yag berbeda, hasilnya tetap menunjukkan
simpulan yang tidak berbeda jauh
c. Netralitas, Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
3. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna
atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal.
Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.
Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang
diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
4. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dikatakan dapat
dipahami jika pengguna mengerti dengan informasi-informasi yang
disajikan dan mampu menginterpretasikannya. Hal ini dapat terlihat
dari manfaat informasi yang disajikan tersebut terhadap pengambilan
keputusan.
Menurut Harahap, laporan keuangan memiliki
keterbatasan-keterbatasan, yaitu:
1. Laporan keuangan bersifat historis, berisi laporan atas kejadian yang telah
lewat, sehingga tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber
informasi dalam pengambilan keputusan.
2. Bersifat umum, bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
3. Adanya angka-angka yang merupakan taksiran dan berbagai
pertimbangan, misalnya penyusutan atas aktiva atau harta tetap.
4. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, diasumsikan pemakai
5. Adanya alternatif untuk menggunakan metode-metode perhitungan
sehingga menimbulkan berbagai variasi, misalnya dalam perhitungan laba
rugi, metode penyusutan, penilaian persediaan.
6. Tidak melaporkan informasi yang bersifat kualitatif yang sulit
dikuantitatifkan.
B. Profitabilitas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono,
2012: 122). Semakin besar rasio profitabilitas, maka semakin baik pula
kinerja perusahaan tersebut, sehingga cenderung untuk memberikan informasi
tersebut kepada pihak lain yang berkepentingan.
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan
laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan
berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan tersebut mengandung berita baik maka perusahaan tersebut
cenderung menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Jika
profitabilitas perusahaan rendah, hal ini mengandung berita buruk, sehingga
perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya
Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset (ROA) yaitu rasio untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Besarnya
ROA diketahui dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dan rata-rata total aktiva (Ang, 1997).
Menurut Weston dan Copeland (1995) Return on Asset (ROA) biasanya disebut sebagai pengembalian atas total aktiva. Rasio ini mencoba
mengukur efektifitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan.
Kadang-kadang rasio ini disebut juga sebagai hasil pengembalian atas investasi
(Return on Investment/ROI.)
Dalam penelitiannya Owusu dan Ansah (2000) menyatakan bahwa
profitabilitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan
profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya
dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian.
Tetapi hal ini berbeda dengan penelitian Dyer McHugh (1975) yang
menyatakan bahwa profitabilitas tidak secara signifikan mempunyai
hubungan dengan keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan, artinya
tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami keuntungan untuk
menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu dan sebaliknya
C. Likuiditas dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya (Sartono, 2012:116).
Likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aset lancar yaitu
aset yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga,
piutang, persediaan. Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk
membayar utang jangka pendek disebut sebagai perusahaan yang likuid.
Secara konvensional, jangka pendek dianggap periode hingga satu
tahun meskipun jangka waktu ini dikaitkan dengan siklus operasi normal
suatu perusahaan (periode waktu yang mencakup siklus
pembelian-produksi-penjualan-penagihan) (Prastyo, 2016).
Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan)
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo
secara tepat waktu. Apabila perbandingan aset lancar dengan hutang lancar
semakin besar, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas yang tinggi pada
sebuah perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan baik, sedangkan tingkat likuiditas yang
rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan baik. Perusahaan yang mempunyai tingkat
likuiditas yang tinggi menunjukkan kabar baik bagi perusahaan, hal ini
nantinya perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan keuangannya
terhadap perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio lancar
(current ratio) yaitu menunjukkan sejauh mana hutang lancar dapat dipenuhi dengan aset lancar sehingga rasio ini yang paling lazim digunakan, (Nasution,
2009).
Nasution (2009) menemukan bahwa likuiditas mempunyai hubungan
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi aset lancar yang dimiliki perusahaan
untuk membiayai hutang lancar perusahaan maka perusahaan itu akan lebih
tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
D. Leverage dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Leverage dapat di definisikan sebagai penggunaan aktiva atau dana. Untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap ataupun
membayar beban tetap. Ada dua macam leverage, yaitu operating leverage
dan financial leverage. Operating leverage merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva dengan biaya tetap dan biaya variabel. Maka pada
financial leverage penggunaan dana dengan beban tetap itu adalah dengan harapan untuk pendapatan per lembar saham biasa. Pada financial leverage
baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap,
(Rianto, 2001).
yang dimiliki perusahaan. Rasio ini berguna untuk menunjukkan kualitas
kewajiban perusahaan serta berapa besar perbandingan antara kewajiban
tersebut dengan aktiva perusahaan (Umar, 2001:113). Dalam penelitian ini
leverage diukur menggunakan debt to equity yaitu menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutangnya kepada pihak
luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan
dibiayai dari hutang, (Harahap, 2008).
Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai aktivanya. Sedangkan perusahaan yang
mempunyai leverage rendah lebih banyak membiayai investasinya dengan modal sendiri (Eddi; 1990: 61).
Apabila perusahaan memiliki sedikit hutang maka masih bisa
dikatakan wajar karena hutang tersebut dapat memperbesar arus kas masuk
dan dapat digunakan untuk menghasilkan laba perusahaan lebih banyak.
Tetapi bila hutang perusahaan terlalu besar maka perusahaan tidak akan dapat
membayar pinjaman dan bunga pinjaman, (Dwiyanti, 2010).
Tingginya rasio debt to equity atau rasio financial leverage
mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan
perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk
yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan dimata masyarakat. Oleh
laporan keuangan perusahaan (menunda informasi). Pihak manajemen
cenderung akan mempengaruhi informasi tersebut dalam neraca (off balanced) dan macetnya sebagai leasing. Pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk, karena
waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya (Hendriksen, 1992: 663).
Swharz dan Soo (1996) dalam penelitiannya menemukan bahwa
perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu
dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak
mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki debt to
equity ratio yang tinggi menunjukkan adanya kemungkinan bahwa
perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik
berupa pokok maupun bunganya. Sehingga ini merupakan berita buruk bagi
perusahaan. Maka dari itu, pihak manajemen cenderung akan menunda
penyampaian laporan keuangannya yang berisi berita buruk.
Tetapi hasil berbeda ditunjukkan dalam penelitian Ainun Naim (1998)
yang menemukan bahwa debt to equity ratio tidak signifikan berhubungan
dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan.
E. Opini Audit dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh manajemen. Assurance
akuntan publik. Akuntan publik sebagai pihak yang independen dalam
melakukan pemeriksaan laporan keuangan suatu perusahaan akan
memberikan opini terhadap laporan keuangan yang telah diauditnya. Opini
audit terletak pada paragraf ketiga dalam laporan auditor, menurut
Whittington dan Pany dalam Sukoco (2013) laporan auditor standar terdapat
tiga paragraf utama yaitu: introductory paragraf, scope paragraf, dan opinion paragraf.
Opini audit merupakan bagian dari laporan audit yang merupakan
informasi utama dari laporan audit. Auditor menyatakan pendapat berpijak
pada audit yang dilaksanakan pada perusahaan berdasarkan standar audit dan
atas temuan-temuannya pada perusahaan.
Terdapat lima jenis pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan
keuangan yang telah diauditnya, yaitu: (Sugiri 2007: 288-289)
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), diberikan jika: a. Auditor telah melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan
b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup
untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya
c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang
material terhadap prinsip akuntansi yang berterima umum.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language) yang ditambahkan dalam laporan audit standar, diberikan jika:
b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup
untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya
c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang
material terhadap prinsip akuntansi yang berterima umum
d. Auditor menjumpai keadaan-keadaan tertentu yang harus dijelaskan
secara khusus dengan menambahkan satu (atau lebih) paragraf
penjelasan. Misalnya ketika auditor meragukan kemampuan perusahaan
yang diaudit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), diberikan jika: a. Auditor telah melaksanakan audit berdasarkan standar pengauditan
b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup
untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya, kecuali untuk
bukti-bukti tertentu yang mungkin memang tidak ada atau tidak dapat
diperoleh karena adanya pembatasan terhadap lingkup audit
c. Auditor tidak mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang
material, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan namun tidak akan
memberikan pengaruh terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan, yang disebabkan oleh kurangnya bukti audit (baik karena
ketiadaan bukti maupun karena pembatasan lingkup audit) atau adanya
kesalahan atau penyimpangan terhadap prinsip akuntansi berterima
umum.
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), diberikan jika:
b. Auditor telah mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan cukup
untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya
c. Auditor mendapati adanya kesalahan atau penyimpangan yang material
terhadap prinsip akuntansi berterima umum
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
a. Auditor tidak dapat melaksanakan audit berdasarkan standar
pengauditan, khususnya karena ia tidak independen
b. Auditor tidak dapat mengumpulkan bukti-bukti yang berkualitas dan
cukup untuk mendukung pendapat yang akan diberikannya, karena
memang bukti-bukti tersebut tidak ada atau karena lingkup audit sangat
dibatasi.
Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian
(unqualified opinion) dianggap sebagai kabar baik (good news) sehingga menyampaikan laporan keuangannya lebih cepat. Sebaliknya yang
menerima selain pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) dianggap sebagai kabar buruk (bad news), sehingga akan menyampaikan
laporan keuangannya ke publik lebih lama karena banyak yang harus
diteliti agar tidak salah saji, (Calen, 2012).
Andini (2016) dalam penelitiannya menemukan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara opini auditor dengan ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan. Hal ini diduga karena opini auditor yang
diberikan kepada perusahaan sampel bukanlah opini yang merupakan
perusahaan sampel tidak ditemukan opini wajar dengan pengecualian,
tidak wajar, maupun disclaimer. Opini wajar dengan tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan yang diberikan kepada 27 perusahaan sampel
sebagian besar ditujukan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan anak
tidak diaudit oleh KAP yang sama, dan bukan menyatakan sesuatu yang
merupakan kabar buruk.
Dalam penelitian Whittred (1980) membuktikan bahwa audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini disebabkan karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosisasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior dan perluasan lingkup audit.
Kesimpulan yang sama juga dikemukakan dalam penelitian Ashton,
Willingham, dan Elliott (1987) yang menyatakan bahwa perusahaan yang
diberikan qualified opinion cenderung memiliki audit report lag yang lebih panjang, karena secara logika dapat dikatakan bahwa auditor
membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika
mengkonfirmasi kualifikasi audit.
F. Kualitas Auditor dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Sebagaimana dijelaskan oleh De Angelo bahwa kualitas audit adalah
probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang
Profesional Akuntan Publik (SPAP) umum pertama menyebutkan bahwa
audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Standar umum yang kedua
mengatur sikap mental independen auditor dalam tugasnya. Standar umum
yang ketiga menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
cermat dan seksama (Mulyadi, 2002).
Pengukuran kualitas audit tetap masih merupakan sesuatu yang tidak
jelas, tetapi pemakai laporan keuangan biasa mengaitkannya dengan reputasi
auditor (Teoh and Wong, 1993). Auditor yang memiliki reputasi baik akan
cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya terjaga
dan tidak kehilangan klien. Auditor yang memiliki banyak klien dalam
industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang
risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. (Hogan and Jeter, 1999).
Ada 4 ukuran kategori akuntan publik, yaitu (Arens & Loebbecke, 1997):
1. Kantor Akuntan Publik Internasional
Ada empat Kantor Akuntan Publik terbesar di Amerika Serikat yang
disebut Kantor Akuntan Publik Internasional dengan julukan “The Big
Four” masing-masing memiliki kantor disetiap kota besar di Amerika Serikat dan kota-kota besar lainnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kelompok ini sempat dikenal sebagai “Delapan Besar”, dan berkurang
menjadi “Lima Besar “melalui serangkaian kegiatan marger. Lima Besar
karena terlibatnya dalam Skandal Enron. Kantor akuntan Arthur Andersen
didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan
dolar dalam Skandal Enron yang meledak pada tahun 2001. Hasil
keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari
bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang
berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan
kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di
Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan
bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di
Indonesia, para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan
Ernst & Young. Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya empat
kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah
besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka
diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk
pekerjaan audit perusahaan dan layanan non auditnya. Karena itu,
hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat
kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan
meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien. Keempat Kantor
Akuntan Publik ini menyelenggarakan audit-audit bagi hampir semua
perusahaan raksasa di Amerika Serikat dan seluruh dunia dan perusahaan
Adapun KAP di Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big Four
antara lain sebagai berikut:
a. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans
Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman
Bing Satrio & Rekan.
b. Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko &
Sandjaja; Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.
c. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan
Siddharta Siddharta & Widjaja.
d. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto
Sahari & Rekan; TanudiredjaWibisana & Rekan; Drs. Hadi Susanto &
Rekan.
2. Kantor Akuntan Publik Nasional
Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat dianggap sebagai KAP
berukuran Nasional karena memiliki cabang diseluruh kota besar Amerika
Serikat, kantor Akuntan Publik ini memberikan pelayanan yang sama
dengan “The Big Four’ dan melancarkan persaingan langsung dengan
mereka dalam hal menarik klien. Selain itu juga memiliki hubungan
dengan KAP di luar negeri sehingga juga memiliki potensi internasional.
3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional
Sebagian KAP di Indonesia merupakan KAP lokal atau regional, dan
terutama sekali terpusat di Pulau Jawa. Beberapa diantaranya hanya
buah kantor cabang didaerah lain. KAP inipun bersaing dengan perusahaan
lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP Internasional dan
Nasional.
4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil
Salah satu faktor yang berkaitan dengan reputasi dari Kantor Akuntan
Publik adalah quality dan prestige auditor. Dengan meningkatkan kualitas audit sehingga akan peran dan tanggung jawab auditor sebenarnya sudah
diatur dalam standar profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan
oleh Auditing Standar Board (ABS). Standar tersebut dalam pelaksanaannya sering menimbulkan expectation gap yaitu terjadinya
perbedaan antara apa yang masyarakat dan pemakai laporan keuangan
percaya atau harapakan dari auditor dengan apa yang aditor yakin
tanggung jawab yang diberikan. Maka untuk memberikan kepercayaan
kepada klien, pemakaian laporan keuangan atau masyarakat pada
umumnya tentang kualitas atau mutu jasa. Berdasarkan “Pedoman Etika”
IFAC, maka syarat-syarat etika suatu organisasi akuntan sebaiknya
didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang mengatur tindakan atau
perilaku seorang akuntan dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
Prinsip tersebut adalah : integritas, objektifitas, independen, kepercayaan,
standar-standar teknis, kemapuan profesional dan perilaku etika.
Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk mengungkapkan
masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat menghadapi risiko
mendeteksi dan melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang
diauditnya. Perusahaan yang diaudit oleh KAP yang berkualitas baik akan
menyampaikan laporan keuangan perusahaan lebih tepat waktu
dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang kurang
berkualitas. Auditor skala besar juga lebih cenderung untuk
mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena mereka lebih kuat
menghadapi risiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa
auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan
melaporkan masalah yang terdapat pada perusahaan yang diauditnya
(Dwiyanti, 2010).
Seperti hasil penelitian Oktorina dan Suharli (2005), yang
menyatakan bahwa penggunaan kantor akuntan besar mempunyai
hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini
disebabkan KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara
lebih efisien dan efektif sehingga dapat selesai secara tepat waktu,
sehingga perusahaan yang memakai KAP big four cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya.
G. Ukuran Perusahaan dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya
ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan,
tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar
aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan
maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar
maka semakin besar pula dikenal dalam masyarakat. (Hilmi, 2008). Oleh
karena itu perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung mengalami
tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit lebih
awal.
Menurut Machfoedz (1994) penentuan perusahaan didasarkan pada
total asset perusahaan, kategori ukuran perusahaan yaitu:
1. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp. 10.000.000.000,00 termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp. 50.000.000.000,00/tahun.
2. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
Rp1.000.000.000,00 – Rp10.000.000.000,00 termasuk tanah dan
bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp1.000.000.000,00
dan kurang dari Rp50.000.000.000,00.
3. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan dan
Semakin besar aset suatu perusahaan maka akan semakin besar
pula modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan
maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar
kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal oleh
masyarakat. Ukuran perusahaan lebih disebabkan oleh ketersediaan
informasi yang terpublikasi. Jumlah informasi yang terpublikasi untuk
perusahaan meningkat seiring dengan ukuran perusahaan. Perusahaan
besar lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan perusahaan
kecil. Oleh karena itu perusahaan besar cenderung menjaga image
perusahaan dimata masyarakat. Untuk menjaga image tersebut perusahaan berusaha menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu (Hilmi,
2008).
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi
yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak
manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal
perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar
cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada
perusahaan kecil, (Saleh, 2004).
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kompleksitas tugas
sehingga diperlukan pengadopsian TI untuk memenuhi kebutuhan sistem
informasi sebagai solusi bagi penyelesaian tugas tersebut (Handayani,
2000). Adapun peran dari TI itu sendiri dapat dipahami karena sebagai
dengan menggunakan komputer. Dengan TI, dapat memenuhi kebutuhan
informasi dunia bisnis dengan cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat
(Wilkinson dan Cerullo, 1997).
Semakin besar perusahaan maka akan lebih tepat waktu dalam
menyampaikan laporan keuangannya, karena semakin besar perusahaan
akan memiliki banyak sumber daya, lebih banyak staf akuntansi dan
sistem informasi yang canggih serta memiliki sistem pengendalian intern
yang kuat sehingga akan semakin mempercepat proses dalam penyelesaian
laporan keuangan, (Sanjaya, 2016).
Owusu dan Ansah (2000) dalam penelitiannya menemukan bahwa
ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Proksi yang mereka
gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset.
Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
aset yang lebih besar, melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Schwartz dan Soo (1996)
menyatakan bahwa ketaatan perusahaan kecil berbeda dengan perusahaan
besar karena perusahaan kecil mempunyai keterbatasan staf dan
pengalaman tetapi perusahaan besar keterlambatannya akan lebih sering
dipertanyakan karena akan berakibat hilangnya investor dan
ketidakstabilan pasar modal.
Tetapi berbeda dengan Andini (2016) yang menyatakan bahwa
ketepatan waktu pelaporan keuangan, diduga karena perkembangan
teknologi informasi akuntansi saat ini yang memudahkan auditor untuk
mendapatkan data secara cepat dan tepat, dan biaya untuk mendapatkan
teknologi informasi juga semakin bervariasi dan bersahabat yang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
H. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan
Tepat waktu diartikan bahwa informasi harus disampaikan sedini
mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 1997).
Masalah ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan juga semakin
bertambah penting seiring dengan kemajuan dunia bisnis yang semakin
kompleks. Sistem pelaporan keuangan secara periodik telah berlangsung
selama ini, tetapi masalahnya adalah bahwa lingkungan bisnis telah berubah
secara dramatis. Dalam hal ini, users juga tentu saja membutuhkan informasi yang lebih segera. Sistem pelaporan keuangan mau tidak mau harus dapat
mengikuti atau mencerminkan perubahan ini agar dapat memenuhi kebutuhan
users di masa depan. Dimasa mendatang, mungkin perlu dikembangkan sebuah sistem pelaporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan
penyebaran informasi keuangan yang lebih tepat waktu. Arus informasi
keuangan, apalagi dengan adanya perubahan yang begitu cepat dalam dunia
bisnis yang nyata. (Hery, 2013: 15).
Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus
disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan
keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi
prediksi dan keputusan pemakai. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi,
tapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi
mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada
pengguna laporan keuangan (Dewi, 2013).
Perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan yang
telah diaudit selambat-lambatnya 90 hari setelah tahun buku berakhir (31
Desember) atau batas terakhir penyampaian laporan tanggal 31 Maret tahun
berikutnya. Perusahaan dikategorikan terlambat apabila laporan keuangan
dilaporkan setelah tanggal 31 Maret, sedangkan perusahaan yang tepat waktu
adalah perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan sebelum tanggal 31
Maret (Calen, 2012).
Pada tanggal 5 Juli 2011 BAPEPAM mengeluarkan Peraturan
BAPEPAM No X.K.2, Lampiran keputusan ketua Bapepam dan LK No
KEP-346/BL/2011 tentang penyampaian laporan keuangan berkala emiten atau
perusahaan publik untuk memperbaharui keputusan Bapepam No
KEP-36/PM/2003. Pada keputusan ketua Bapepam dijelaskan bahwa laporan
keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit
diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah
tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila perusahaan tidak menyampaikan
laporan keuangannya secara tepat waktu maka dikenakan sanksi administratif.
Jika batas waktu penyampaian laporan keuangan jatuh pada hari libur,
laporan keuangan wajib disampaikan paling lambat pada 1 (satu) hari kerja
berikutnya.
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan, berikut kerangka
konseptualnya:
+
+
-
+
+
+
Opini Audit (x4) Profitabilitas (x1)
Likuiditas (x2)
Leverage (x3)
ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan (y)
Kualitas auditor (x5)
38 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris, dengan
melakukan penelitian yang berdasarkan pada pengalaman yang diperoleh dari
penemuan dan pengamatan yang telah dilakukan. Studi empiris yaitu
mencatat pengamatan dan proporsi berdasarkan pengalaman serta
penggunaan matematika dan statistika untuk menggambarkan, menjelaskan,
dan membuat prediksi berdasarkan atas data-data sekunder yang telah
didokumentasikan (Cooper, Ronald, dan William, 1996). Penelitian ini
dirancang untuk mengamati ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
perusahaan manufaktur sector consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017. Lokasi
penelitian ini dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang menyajikan laporan keuangan di situs
resminya www.idx.co.id
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahun 2013-2015.
D. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun di
dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan. Jenis data dalam
penelitian ini adalah data dokumenter, sedangkan sumber data dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini berasal dari sumber eksternal, yaitu data laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.
Berdasarkan jenis data yang digunakan, penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif karena menggunakan data berupa angka-angka.
Untuk variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, dan ukuran perusahaan digolongkan ke dalam data interval. Data interval adalah data
yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam pengukuran itu diasumsikan
terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama. Untuk variabel kualitas auditor,
opini audit, dan ketepatan waktu digolongkan ke dalam data nominal. Data
nominal adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan
kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan
tingkatan apapun. Dalam penelitian ini, menggunakan korelasi eta karena
interval untuk variabel lainnya dan mengacu pada penelitian sebelumnya,
(Sugiyono, 2009).
E. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
cara dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji
data sekunder dari berbagai sumber, dengan cara menyalin data yang sudah
tersedia dan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini,
dokumentasi yang diperoleh berasal dari data laporan keuangan perusahaan
consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan 2015 melalui website www.idx.co.id.
F. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
menggunakan pertimbangan tertentu dimana umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian (Sugiyono, 2009: 216). Kriteria perusahaan
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut untuk periode 2013-2015
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut untuk
3. Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan keuangan yang telah
diaudit menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember.
G. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Profitabilitas (X1) adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan. Variabel profitabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntung