• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi. Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS

HASIL DAN ANALISIS

4.2 Pengaruh Kinerja Keuangan dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi. Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel Pemoderasi

Pada model 2 ini akan menguji pengaruh kienrja keuangan yang diukur dengan rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas, solvabilitas, rasio pasar serta investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel pemoderasi. Pengujian akan dilakukan 3 tahap, yaitu analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan regresi linier berganda.

4.2.1 Analisis Deskriptif Model 2

Analisis deskriptif memberikan gambaran mengenai data penelitian. Data observasi dalam penelitian ini adalah pada tahun 2010 sebanyak 24, tahun 2011 sebanyak 18, tahun 2012 sebanyak 24, tahun 2013 sebanyak 25, dan tahun 2014 sebanyak 21.

Tabel 4.10

Analisis Deskriptif Model 2

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROE 112 -.47 .42 .0712 .12211 PER 112 -14.62 34.73 8.5826 9.26648 QR 112 .15 5.87 1.1005 1.17071 DER 112 .14 5.15 1.2247 1.02825 TATO 112 .32 2.28 1.1251 .46565 IOS 112 .01 1.91 .7421 .42241 NP 112 -.12 .99 .4022 .22092 KM 112 .00 .28 .0616 .08063 ROE_KM 112 .00 .11 .0067 .01377 PER_KM 112 .00 4.20 .6004 1.03917 QR_KM 112 .00 1.07 .0603 .13190 DER_KM 112 .00 .31 .0497 .06372 TATO_KM 112 .00 .54 .0781 .12361 IOS_KM 112 .00 .43 .0501 .08380 Valid N (listwise) 112

Pada model ini terdapat enam variabel independen, yaitu return on equity (ROE), price earning ratio (PER), quick ratio (QR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TATO) serta investment opportunity set (IOS). Return on equity (ROE) mengukur seberapa besar return yang dihasilkan bagi pemegang saham atas modal yang ditanamkan pada perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 0.42 sedangkan nilai terendah sebesar -0.47. Rata-rata variabel ini sebesar 0.07 yang mencerminkan bahwa setiap Rp 1 modal yang ditanamkan, maka pemegang saham akan mendapatkan pengembalian dari laba bersih sebesar Rp 0,07. Nilai standar deviasi dari ROE adalah 0,12 (berada diatas mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data tinggi

Price earning ratio (PER) menggambarkan perbandingan antara harga pasar dengan laba per lembar saham. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 34,73 sedangkan nilai terendah sebesar -14,62. Rata-rata variabel ini sebesar 8,58 yang menunjukkan investor harus membayar saham perusahaan sebesar Rp 8,58 untuk setiap Rp 1 laba per saham perusahaan. Nilai standar deviasi dari PER adalah 9,27 (berada diatas mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data tinggi.

Quick ratio (QR) mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan asset lancar yang dimiliki. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 5,87 sedangkan nilai terndah sebesar 0,15. Rata-rata variabel ini sebesar 1.10 yang menunjukkan bahwa setiap Rp 1 kewajiban lancar dapat dipenuhi dengan Rp 1,10 aset lancar yang dimiliki perusahaan. Nilai standar deviasi dari QR adalah 1,17 (berada diatas mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data tinggi.

Debt to equity ratio (DER) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka panjang dengan menggunakan modal perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 5,15 sedangkan nilai terendah sebesar 0,14. Rata-rata variabel ini sebesar 1,22 yang menunjukkan bahwa setiap Rp 1 ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan digunakan untuk membiayai Rp 1,22 kewajiban perusahaan. Nilai standar deviasi dari DER adalah 1,03 (berada dibawah mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data rendah.

Total asset turnover (TATO) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menciptakan pendapatan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 2,28 sedangkan nilai terendah sebesar 0,32. Rata-rata variabel ini sebesar 1,13 yang menunjukkan setiap Rp 1 aset perusahaan dapat menghasilkan 1,13 kali penjualan. Nilai standar deviasi dari TATO adalah 0,47 (berada dibawah mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data rendah.

Investment opportunity set (IOS) menunjukkan kesempatan bertumbuh yang diambil perusahaan dengan investasi. Variabel ini diproksikan dengan market to book value of equity. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 1,91 sedangkan nilai terendah sebesar 0,01. Rata-rata variabel ini sebesar 0.74 menunjukkan Rp 1 ekuitas perusahaan akan dinilai Rp 0,74 oleh pasar. Nilai standar deviasi dari IOS adalah 0,42 (berada dibawah mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data rendah.

Variabel dependen dalam model penelitian ini adalah nilai perusahaan (NP). Nilai perusahaan menunjukkan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan diual. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 0,99 sedangkan nilai terendah

sebesar -0,12. Rata-rata variabel ini sebesar 0,40 yang menunjukkan bahwa aset bersih

perusahaan dinilai lebih rendah oleh pasar dikarenakan nilai Tobin’s q kurang dari 1.

Nilai standar deviasi dari NP adalah 0,22 (berada dibawah mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data rendah.

Variabel pemoderasi dalam model penelitian ini adalah kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 0,28 sedangkan nilai terendah sebesar 0,00. Rata-rata variabel ini sebesar 0,06. Nilai standar deviasi dari KM adalah 0,08 (berada diatas mean) yang menunjukkan bahwa bahwa tingkat keberagaman data tinggi.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik Model 2

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah hasil regresi yang dilakukan nantinya benar-benar bebas dari semua gejala yang akan mengganggu ketepatan hasil analisis.uji asumsi klasik terdiri dari :

4.2.2.1Uji Normalitas Model 2

Uji ini dilakukan dengan tujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, semua variabel yang ada memiliki distribusi normal. Model regresi dikatakan baik apabila memiliki distribusi data normal. Uji normalitas dilakukan dengan statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap unstandardized residual hasi regresi. Data dikatakan normal jika nilai probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari a = 0.05.

Tabel 4.11

Uji Normalitas Model 2 Sebelum Normal

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .405 267 .000 .115 267 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai sig 0,008 masih termasuk data tidak normal. Untuk itu, beberapa data ekstrim dikeluarkan agar data terdistribusi normal. Pada pengujian selanjutnya data yang digunakan pada 2010 sebanyak 24, tahun 2011 sebanyak 18, tahun 2012 sebanyak 24, tahun 2013 sebanyak 25, dan tahun 2014 sebanyak 21

Tabel 4.12

Uji Normalitas Model 2 Setelah Normal

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized Residual .080 112 .072 .962 112 .003

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Hasil pengujian normalitas data pada model penelitian ini menujukkan nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,072 yang menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal dikarenakan nilai sig > 0,05.

4.2.2.2Uji Multikolineritas Model 2

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam modal regresi tersebut ditemukan adanya korelasi atau keterkaitan antar variabel independen. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak ada korelasi antara variabel independen.

Tabel 4.13

Uji Multikolineritas Model 2

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) .405 .027 15.165 .000 ROE_KM -1.576 3.240 -.098 -.486 .628 .211 4.749 PER_KM .050 .041 .233 1.201 .233 .227 4.400 QR_KM -.515 .244 -.308 -2.114 .037 .406 2.464 DER_KM .345 .524 .099 .658 .512 .375 2.664 TATO_KM .141 .419 .079 .337 .737 .157 6.389 IOS_KM -.385 .699 -.146 -.551 .583 .122 8.184 a. Dependent Variable: NP

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Hasil pengujian multikolineritas model interaksi penelitian menunjukkan nilai tolerance masing-masing variabel independen > 0,01 dan nilai VIF < 10, sehingga tidak ada korelasi antar variabel independen. Model telah bebas multikolineritas.

4.2.2.3Uji Heterokedastisitas Model 2

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut memiliki ketidaksamaan varians dari residual/error satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian ini dilakukan dengan uji Glejser, yaitu dengan meregresikan variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen yaitu absolute residual. Data dikatakan bebas dari heteroskedastisitas jika probabilitas (sig) dari masing – masing variabel independen > 0.05.

Tabel 4.14

Uji Heterokedastisitas Model 2

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) .139 .069 2.003 .048 ROE -.068 .119 -.071 -.575 .566 PER .004 .002 .282 1.966 .052 QR .013 .019 .126 .651 .517 DER .001 .014 .010 .081 .935 TATO -.050 .033 -.199 -1.534 .128 IOS .029 .044 .103 .648 .519 KM 1.079 1.010 .743 1.068 .288 ROE_KM -3.132 1.943 -.368 -1.612 .110 PER_KM -.058 .034 -.518 -1.731 .087 QR_KM -.170 .198 -.191 -.856 .394 DER_KM -.276 .338 -.150 -.818 .415 TATO_KM .458 .435 .484 1.053 .295 IOS_KM -.314 .480 -.225 -.654 .515

a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Hasil pengujian heterokedastisitas dalam model penelitian ini menunjukkan nilai signifikan masing-masing variabel independen > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa model penelitian ini bebas dari heterokedastisitas.

4.2.2.4Uji Autokorelasi Model 2

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi linear tersebut memiliki korelasi antar satu variabel dalam satu model penelitian. Pengujian autokorelasi ini menggunakan uji Durbin-Watson dengan melihat tabel signifikansi Durbin-Watson.

Tabel 4.15

Uji Autokorelasi Model 2

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .497a .247 .147 .20402 1.980

a. Predictors: (Constant), IOS_KM, QR_KM, ROE, PER, TATO, DER, IOS, DER_KM, ROE_KM, QR, PER_KM, TATO_KM, KM

b. Dependent Variable: NP

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Dalam model penelitian ini menggunakan signifikansi 0,05, jumlah variabel 13 (k=13) dan jumlah data observasi sebanyak 112, menujukkan bahwa durbin-watson sebesar 1,980 masih termasuk batas antar du (1,955) dan 4-du (2,055). Oleh karena itu model ini terbebas dari autokorelasi.

4.2.3 Pengujian Hipotesis Model 2

Tabel 4.16 Uji Model 2

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1.338 13 .103 2.474 .006b

Residual 4.079 98 .042

Total 5.418 111

a. Dependent Variable: NP

b. Predictors: (Constant), IOS_KM, QR_KM, ROE, PER, TATO, DER, IOS, DER_KM, ROE_KM, QR, PER_KM, TATO_KM, KM

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Berdasarkan tabel diatas, angka signifikansi sebesar 0,006 (sig < 0,05) menunjukkan bahwa model ini dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh kinerja keuangan dan investment opportunity set (IOS) terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manjerial sebagai variabel pemoderasi.

Tabel 4.17 Uji Variasi Model 2

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .497a .247 .147 .20402

a. Predictors: (Constant), IOS_KM, QR_KM, ROE, PER, TATO, DER, IOS, DER_KM, ROE_KM, QR, PER_KM, TATO_KM, KM

Sumber : Data Sekunder diolah, 2015

Nilai adjusted R square menunjukkan angka sebesar 0,147 atau 14,7% yang mencerminkan bahwa variabel independen dapat menjelaskan 14,7% variasi nilai perusahaan, sedangkan sisanya 85,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

Tabel 4.17 Uji Hipotesis Model 2

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) .560 .122 4.592 .000 ROE .075 .210 .041 .357 .722 PER .006 .003 .246 1.835 .069 QR -.058 .034 -.309 -1.709 .091 DER -.023 .026 -.105 -.887 .377 TATO -.028 .057 -.059 -.491 .625 IOS -.136 .078 -.261 -1.755 .082 KM 3.158 1.779 1.153 1.775 .079 ROE_KM -5.141 3.422 -.320 -1.502 .136 PER_KM -.081 .059 -.380 -1.360 .177 QR_KM -.378 .350 -.226 -1.081 .282 DER_KM -.004 .595 -.001 -.006 .995 TATO_KM -.973 .766 -.544 -1.270 .207 IOS_KM -.022 .845 -.008 -.026 .979 a. Dependent Variable: NP

Sumber : Data sekunder diolah, 2015

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan return on equity memiliki nilai signifikansi 0,136 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial

tidak dapat memoderasi hubungan ROE terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis (H3a) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan return on equity terhadap nilai perusahaan ditolak.

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan price earning to equity memiliki nilai signifikansi 0,177 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi hubungan PER terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis (H3d) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan price earning to equty terhadap nilai perusahaan ditolak.

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan quick ratio memiliki nilai signifikansi 0,282 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi hubungan QR terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis (H3g) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan quick ratio terhadap nilai perusahaan ditolak.

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan debt to equity ratio memiliki nilai signifikansi 0,995 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi hubungan DER terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis (H3J) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dapat memoderasi hubungan debt to equity ratio terhadap nilai perusahaan ditolak.

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan total asset turnover memiliki nilai signifikansi 0,207 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak dapat memoderasi hubungan TATO terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian

hipotesis (H3m) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan total asset turnover terhadap nilai perusahaan ditolak.

Variabel interaksi kepemilikan manajerial dengan investment opportunity set memiliki nilai signifikansi 0,979 yang menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi IOS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis (H4a) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan ditolak.

Kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki oleh manajer perusahaan. Dengan adanya saham yang dimiliki oleh manajer, maka manajer akan berusaha meningkatkan kinerja perusahaan sehingga kinerja perusahaan meningkat. Peningkatan kinerja perusahaan akan menarik minat investor sehingga investor mau membeli saham dan nilai perusahaan meningkat. Akan tetapi, hasil regresi menunjukkan bahwa justru kepemilikan manajerial memperlemah pengaruh kinerja keuangan dan investment opportunity set terhadap nilai perusahaan serta semua variabel pengukuran menjadi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena prosentase kepemilikan manajerial dalam perusahaan hanya 0,06 atau 6% saja, sehingga kepemilikan manajerial tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Selain itu, dapat juga dengan manajer yang memiliki saham perusahaan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara menurunkan laba untuk menghindari biaya pajak yang terlalu tinggi, sehingga dengan

penurunan laba tersebut investor enggan untuk memebeli saham perusahaan sehingga nilai perusahaan menurun.

4.3Pengaruh Kinerja Keuangan dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap